Share

BAB 150. Menyambut kepulangan Papah.

Ternyata sikap Bu Bidan dan keluarganya benar-benar membekas di hati mamahku. Bahkan jika aku masak enak mamah akan mengingatkan untuk memberi Bu bidan padahal hanya menu ayam kecap.

Ya, sekarang menu ayam kecap menjadi sesuatu yang spesial bagi kami. Itu pun masak tidak setiap hari jika ada kiriman sembako dari Alya atau pas dapat kiriman panen sawitku.

Sawahku satu tahun, dua kali panen dan itu aku jual semua uangnya aku tabung. Sawitku memang dapat kiriman setiap bulan, tapi aku pun harus pandai menyimpan uangnya aku takut jika terjadi sesuatu di kemudian hari setidaknya aku punya tabungan.

“Nin, ditanya malah bengong lagi, tamu spesial siapa? Pasti Bu Bidan, kan? Kalau iya, Mamah mau bikin status biar semua orang tahu,” ucap mamah seraya tersenyum penuh arti. Ah, mamahku masih saja berharap jadi mertua abdi negara. Andai mamah ingat kejadian semalam tentu tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

“Bukan, Mah, ini lebih spesial,” jawabku sengaja membuat mamah penasaran.

“Siapa, Ni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status