Share

BAB 154. Curhatan bunda Angga.

POV Alya.

Jiwa julidku seketika meronta-ronta. Puasa kok, gandengan tangan bukan muhrim begitu yang ada puasanya batal. Bukan dapat pahala yang ada malahan berdosa.

Segera kuambil ponselku dari dalam tas untuk bercermin.

Kukerjapkan mataku berkali-kali. Ini kenapa mataku juga tidak bisa diajak kompromi. Tiba-tiba melow gini.

Suasana yang tadinya hangat, penuh kegembiraan tiba-tiba kurasakan sangat menyesakkan dada.

Hawa panas pun langsung menguar begitu saja. Sampai keningku berkeringat.

“Waah, jamnya bagus, deh! Cocok couple gitu. Pasti beli di Ausi kemarin , ya?” Entah itu siapa yang jelas mereka kenal Angga dan calon istrinya.

“Iya, ini sengaja kubeli kemarin spesial untuk kami berdua.”

Oh, aku paham sekarang. Jadi perempuan yang bersama Angga sama-sama kuliah di sana. Pantes sudah seakrab itu.

“Angga kayaknya enggak suka dia diam saja,” celetuk yang lain.

“Suka lah, siapa bilang enggak suka. Aku lagi sariawan jadi irit bicara,” jawab Angga dengan senyum dipaksakan kemudian meliri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status