Share

BAB 162. Ke rumah Alya.

POV Nindi.

Senang papah mau berbaur dengan warga sini dan takut identitas papah akan diketahui dan pada akhirnya kami kembali dikucilkan.

“Mah, Pah, aku pergi dulu ya, mau ke rumah teman.”

“Jangan pulang malam-malam ya, Nind. Nanti Mamah beliin Boba, ya?”

“Siap, Mah.” Kulihat papah sedikit heran dengan tingkah mamah. Ah, papahku memang belum tahu kondisi mamah sebenarnya. Nanti akan aku jelaskan kalau sampai satu minggu ke depan setelah kehadiran papah, mamah belum juga ada perubahan.

Jalanan kota sangat lenggang ini memudahkanku untuk segera sampai rumah Alya dengan cepat.

Rumah Alya tampak ramai. Dulu pun selalu ramai bukan karena banyak tetangga yang berkunjung, tapi karena tamu-tamu istimewa dari berbagai panti asuhan yatim piatu dan juga kaum duafa. Orang di perumahan ini jika hari raya tiba rata-rata pulang kampung semua.

Pak Satpam yang melihat kehadiranku terkejut. Beliau sampai ternganga. Kuanggukan kepala dan tersenyum ramah padanya.

“Non, Nindi kan, ya?”

“Iya, Pak, benar. A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status