Share

BAB 168. Mundur.

Ayah Hasan masuk ke kamar merebut ponselku lalu mengumpat dengan menggunakan bahasa Turki. Beliau benar-benar marah.

“Rubi, telepon Hasan suruh pulang sekarang!” titah ayahnya.

“Tolong Yah, Bu, jelaskan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi? Kalian tahu wanita itu sangat murka padaku. Dia menganggap aku sudah merebut Hasan darinya. Dia menudingku pelakor,” kataku lagi.

“Semua ini salah Ibu, Al. Tapi, Ibu tidak menyangka kalau mereka masih berhubungan bahkan sampai menikah dan punya anak. Lalu membawa perempuannya itu ikut ke sini. Ibu tidak tahu. Percayalah perempuan itu hanya berbohong padamu,” jelas ibunya Hasan disela Isak tangisnya.

“Kini aku tahu maksud Hasan membelikanku cincin untuk kupakai di jari kiriku. Cincin ini sama persis dengan cincin yang dipakai wanita itu. Jadi di sini siapa yang berbohong? Ibu atau Hasan?, Atau kalian semua telah membohongiku?”

“Tidak dijawab, Yah,” ujar Rubi.

“Telepon pakai HP Ayah!” Rubi gegas mengambil ponsel ayahnya Hasan dan meneleponnya.

Hingga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status