Share

BAB 175. Kelakuan Papah.

POV Nindi.

Kubaca sekali lagi WA dari papah. Memang pesan ini bertujuan baik untuk membantu kesusahan orang lain, tapi mamah paling tidak bisa diancam begini. Mamah bisa langsung depresi.

Kasihan mamahku. Pasti mamah merasa sangat sedih karena baru bertemu suaminya dua hari, tapi sudah diancam begitu.

“Maaah, sudah ya, jangan sedih. Nanti aku kasih uangnya ke Bulek Siska,” kataku terpaksa berbohong untuk menenangkan hati mamah.

“Beneran, Nind?” Aku mengangguk.

“Mamah tidak mau ditinggal papahmu lagi. Mamah takut kehilangan papahmu,” ujar mamah seraya memelukku.

“Iya, Mah. Aku juga tidak mau Papah pergi lagi. Sekarang kita tidur, yuk? Besok kuajak mamah ke makam Oma. Pasti Mamah juga kangen kan, sama Oma?” Mamah mengangguk setuju.

Alhamdulillah ... biasanya mamah akan sulit sekali jika dibujuk, tapi kali ini tidak dan aku bersyukur. Semoga mamah cepat sembuh. Aku akan beri tahu papah keadaan mamah yang sebenarnya agar papah tidak semena-mena pada mamah.

Kuantar mamah ke peraduannya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status