Share

BAB 176. Kesal pada Bulek Siska.

POV Nindi.

“Kirain karena ada maunya doang Papah ngomong begitu.”

“Enggak, dong, Nak. Papah ngomong dari dasar hati Papah.”

Papah kemudian menyenggol lengan mamah.

“Nindi .... uang untuk bulekmu Siska sudah kamu siapin, Nak?” tanya mamah.

“Belum Mah, nanti aku ke ATM dulu. Bulek, kan, bisa jual gelang itu,” kataku santai. Kutunjuk gelang emas di lengan kiri bulek Siska.

“Ja—ngan ini Emas Bulek dapat hadiah dari suami Bulek untuk kenang-kenangan. Kalau dijual nanti bagaimana?”

“Ya, enggak gimana- gimana lah, Bulek. Kan, untuk berobat anaknya biar cepat sembuh. Pasti almarhum suami Bulek juga bakalan ridho kecuali kalau Queen bukan anak Bulek sama suami Bulek baru deh, suami Bulek enggak ridho,” jawabku.

Sudah kuduga Bulek Siska dan papah langsung gelisah. Mereka saling curi- ciri pandang.

“Nin, kalau ngomong jangan sembarangan begitu. Enggak baik,” sahut papah.

“Aku kan, hanya menebak saja, Pah. Oh, iya, minta uang dong, Pah. Aku pingin beli jajan,” kataku seraya menengadahkan tangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status