Share

BAB 178. Mengusir Papah.

“Oh, iya, Pah, enggak apa-apa. Semoga Papah cepat dapat kerjaan, ya? Biar enggak jadi parasit terus. Tenang saja masih ada nanti malam ataupun besok ketemu Raranya karena dia mau menginap untuk beberapa hari di sini,” kataku santai sambil kunikmati sayur lodeh masakan Bulek Siska yang rasanya hambar ini.

“Apa!” teriak papah dan bulek hampir bersamaan.

“Biasa aja kali, Pah, Bulek, enggak usah kaget gitu. Kan, cuma menginap beberapa hari aja,” kataku lagi.

“Rara siapa sih, Nin” tanya mamah sepertinya mamah pun penasaran.

“Rara sepupuku yang di kampung, Mah, anaknya Tante Vita, adiknya Papah. Mamah pasti lupa, ya?” jelasku.

“Iya, beneran Mamah lupa, Nin. Jadi, penasaran mungkin kalau lihat wajahnya Mamah jadi ingat,” sahut mamah lagi.

“Kalau begitu nanti aku menginap di rumah sakit saja, kan, Rara mau menginap di sini nanti enggak ada kamar,” ujar Bulek Siska berusaha menghindar.

“Iya, terserah Bulek aja. Lagi pula Rara nanti memang mau minta diantarr ke rumah sakit. Dia juga pingin jen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status