Share

BAB 174. Ancaman untuk Mamah.

POV Nindi.

“Eh, iya, yuk!”

Di jalan Bulek Siska terlibat obrolan sengit dengan mamah hanya karena berdebat papah suka makan apa.

Tunggu dulu, kok, Bulek tahu betul kesukaan papah, ya? Apa ini hanya suatu kebetulan saja? Karena Bulek Siska sudah ikut papah lama jadi sangat paham. Mamah saja sebagai istrinya bisa salah dan memang seingatku papah sukanya sambal balado ikan tuna. Ini mamah bilangnya balado telur, kan, jauh banget.

“Sudah, lah, Mah, Bulek, enggak usah berdebat gitu. Kan, Papah itu suaminya Mamah jelas Mamah yang lebih tahu. Enggak enak sama pak sopir kalau ribut begitu,” kataku menengahi meski aku tahu mamah salah. Aku malu pada sopir karena mereka debatnya dengan suara yang kuat. Terlebih mamah seperti kerasukan setan padahal hanya masalah sepele saja.

“Nah, kan, benar kata anakku. Enggak usah sok, tahu kamu, Sis! Aku sudah menikah dengan papahnya Nindi puluhan tahun, jadi aku sangat paham,” ucap mamah merasa senang karena sudah kubela.

“Terserah Mbak saja, dikasih tahu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status