Share

BAB 152. Kedatangan Papah.

Sore ini juga spesial karena untuk pertama kalinya mamah mau ke luar rumah. Kulihat ekspresi wajah mamah lewat spion. Senyumnya merekah matanya berbinar.

“Ramai sekali ya, Nin.”

“Iya, Mah memang ramai terus. Mamah mau belanja apa? Kita beli, yuk?”

“Enggak pingin apa-apa, Nin. Mamah mau beli kue aja untuk lebaran besok.”

“Ya, sudah, yuk. Di situ aja, ya? Kita belum mandi kalau ke mol malu.” Mamah terkekeh.

Swalayan pun penuh berdesakan, tapi tidak menyurutkan niat kami terutama mamah untuk membeli yang diinginkannya.

“Beli kuenya yang enak, Mah. Jangan yang murahan itu.”

“Ini aja, Nak, sekalian sirup sama minuman sodanya ya. Papah kamu suka sekali minum ini.” Tunjuk Mamah pada merk minuman bersoda.

“Ambil semua yang Mamah mau.”

“Tapi, apa punya uang untuk bayarnya Nin? Ini semua bisa 500 ribu rupiah, loh.”

“Ada insya Allah untuk Mamah sama Papah ada. Kan, kita enggak belanja tiap hari, Mah.”

“Kalau begitu nanti pulangnya kita mampir ke toko baju N*br*s ya, mau beliin Koko untuk Papah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status