Di bawah pohon ceri blossom yang hampir mati, Timmy berdiri tenang menatap riak air danau yang bergerak lembut tersapu angin di musim ini.Setelah dua tahun berlalu, hanya itu yang bisa Timmy lakukan acap kali merindukan Li Xiao Le.'Cinta kalian adalah kutukan! Bercerailah dengan Li Xiao Le, jika ingin perempuan itu tetap hidup!'Sampai detik ini kutukan kakek Li masih menggema di ingatkan Timmy.Kenangan pahit akan kecelakaan yang menimpa Li Xiao Le kembali hadir membuat jantungnya berdebar sangat kencang.'Aku harap jantungmu masih berdetak seperti ini, Xiao Le. Jangan pernah berhenti.'Suara hati Timmy terbang terbawa udara dingin yang membelai wajah seputih batu giok.Bersamaan dengan itu suara derap sepatu sayup-sayup terdengar dari kejauhan.Arah pandang Timmy beralih pada suara yang kian mendekat dengan langkah terburu-buru.Mata sipit itu pun melebar.Terkejut melihat sosok ramping yang datang dengan pesona yang tak dapat Timmy abaikan.Bukankah dia Li Xiao Le, istrinya?Pere
Dua tahun yang lalu Timmy masih sangat ingat kala dokter keluar dari bangsal dengan membawa kabar duka."Nyonya Li telah meninggal."Saat itu Timmy bagai disambar petir.Dengan susah payah akhirnya Timmy berhasil masuk ke dalam bangsal, usai mengerahkan tenaga berbaku hantam dengan para pengawal kakek Li.Timmy mendapati wajah Li Jingmi yang memerah dengan derai air mata bercucuran memeluk jasat adiknya yang terbaring di ranjang pasien.Sementara kakek Li berdiri dengan angkuh menatap cucu perempuannya yang telah tiada.Sebelumnya Li Xiao Le mengalami kecelakaan mobil dan berada dalam keadaan koma selama satu bulan.Layar elektrokardiogram yang hanya menunjukan garis lurus membuat Timmy tak bisa membendung cairan yang tumpah dari pelupuk mata.Timmy melempar tubuh Li Jingmi dan menubruk Li Xiao Le untuk memeluknya dengan erat."Xiao Le …."Timmy menangis sejadi jadinya, belum bisa menerima jika Li Xiao Le telah pergi meninggalkannya setelah dua kali gagal memberinya keturunan.Tangann
Mentari pagi menyentuh hangat memberi energi positif untuk melakukan hal yang baik.Satu set pakaian olahraga membalut tubuh Timmy yang tinggi dan juga tegap.Postur yang sempurna membuat laki-laki itu selalu cocok saat mengenakan pakaian apapun.Tak heran jika dia selalu mengantongi penghargaan sebagai top model pria Asia terbaik setiap tahunnya.Kaki jenjangnya masih berlari-lari kecil, ketika kembali mendengar derap sepatu yang berlari mendekat.Bibirnya melengkung samar manakala melihat wajah Li Xiao Le kembali hadir di pelupuk mata.Sudah pasti perempuan itu melarikan diri lagi dari pengawalnya.Tapi pagi-pagi begini kenapa perempuan itu sudah sampai di dekat rumahnya?Rumah kakek Li dan rumah Timmy cukup jauh, dan hampir tiga puluh menit jika mengendarai mobil menuju rumahnya.'Siapa yang peduli?''Bukankah itu malah bagus?'Dengan cepat Timmy menarik tubuh Li Xiao Le dalam dekapan, usai membatin.Li Xiao Le terkejut, tapi dia juga butuh tempat persembunyian, jadi dia diam saja
Selama ini Timmy masih berusaha lunak, berharap suatu hari nanti, saat ingatan Li Xiao Le benar-benar sudah pulih, kakek Li akan mengembalikan Li Xiao Le padanya.Tapi sepertinya orang tua itu tak pernah mempunyai itikad baik.Timmy menghela napas dalam.Bagaimanapun Li Xiao Le adalah istrinya. Mana mungkin dia membiarkan laki-laki lain menikahinya?Timmy akan membuat Li Xiao Le mendapatkan ingatannya kembali sebelum pernikahan itu terjadi."Kalau kita adalah teman, seberapa dekat kita?" Li Xiao Le kembali bertanya setelah melihat Timmy melamun."Sangat dekat, kita seperti keluarga. Setiap hari kamu selalu berada di rumahku.""Benarkah?""Benar, bahkan saat aku sedang tidak ada di rumah karena sibuk syuting, kamu tetap berada di rumahku.""Oh, jadi kamu artis?"Alis tebal Timmy kembali mengernyit kala dia membatin, 'Hah, jadi dia tidak tahu jika aku artis?''Apa gadis ini tidak pernah nonton televisi atau bagaimana?''Apa kakek terlalu mengekangnya dan menutup semua informasi tentangk
Timmy sangat panik begitu melihat Li Xiao Le kesakitan. Dia segera mengangkat tubuh Li Xiao Le dan membawanya duduk di sofa."Gendut cepat ambil air!" pintanya.Gendut pergi dan kembali datang mengulurkan satu botol air mineral pada Timmy."Xiao Le, minumlah dulu." Timmy membuka botol dan membantu Li Xiao Le minum."Terima kasih," kata Li Xiao Le sambil menyeka keringat dingin yang tiba-tiba membanjiri kening."Kamu kenapa? Apa kepalamu sakit?" Timmy masih tampak cemas.Li Xiao Le mengangguk dan menjawab, "Iya, tadi tiba-tiba sakit, tapi sekarang tidak lagi.""Xiao Le, kamu jangan terlalu banyak berpikir, jangan terlalu berusaha mengingat sesuatu, santai saja," kata Timmy sambil mengelap keringat dingin di kening Li Xiao Le."Bagaimana kamu tahu, kalau aku sedang mengingat sesuatu?" tanya Li Xiao Le sambil menatap Timmy, dia sedikit merasa aneh.Kenapa dia tidak merasa risih saat laki-laki itu menyentuhnya seperti ini?"Tentu saja aku tahu, saat kamu mencoba mengingatku di rumah sakit
Berada sedekat ini dengan Li Xiao Le membuat jantung Timmy berdebar sangat kencang.Hanya dengan sedikit gerakan saja sudah pasti bibir mereka akan menyatu dengan sempurna.Tapi hatinya sedang diselimuti dilema, dia hanya mengaku sebagai teman pada Li Xiao Le, bukankah tidak pantas jika dia mencium Li Xiao Le?Beberapa kali jakun di lehernya bergerak naik turun saat dia menelan saliva menahan gejolak yang begitu menggebu di dalam dada.Dengan alunan musik syahdu yang masih mendayu, tentu saja suasana saat ini sangat mendukung.Begitu juga dengan Li Xiao Le, dia sangat tersihir dengan tatapan Timmy, tubuhnya benar-benar membeku dan tidak bisa digerakkan.Ada perasaan aneh yang muncul di hatinya.Timmy bilang mereka hanya berteman, tapi kenapa dia begitu mendambakan pria di bawahnya?Rasanya ada magnet yang menariknya untuk menyatu dengan laki-laki itu.Di waktu yang sama, satu ranting pohon ceri blossom di pinggir danau, tiba-tiba dipenuhi bunga yang bermekaran.Timmy hampir tidak bisa
Samsak yang digantung bergoyang ketika tangan kecil Li Xiao Le meninjunya dengan keras.Ingin menyerah dan memberitahu pada kakek Li atas niatnya, tapi hati mendadak sakit.Sebelum tinggal di Hefei, Li Xiao Le merasa sangat hebat dan mandiri.Dikendalikan seperti ini hanya membuatnya marah.Masih ragu jika menikah dengan Zhang Zui adalah pilihan yang benar.Dari kejauhan Li Jingmi mulai mendekat, dia tahu suasana hati adiknya sedang tidak baik."Kakek memarahimu lagi?" tanya Li Jingmi pelan.Li Xiao Le mengangguk samar, sementara tangannya terus meninju dengan penuh amarah."Karena kamu kabur tadi pagi?" Lagi Li Jingmi bertanya.'Apa lagi?' batin Li Xiao Le tanpa mengangguk.Namun, Li Xiao Le segera menghentikan tinjunya meski amarahnya belum cukup tersalurkan.Dia duduk di lantai dengan peluh yang membasahi seluruh tubuh. Diikuti oleh Li Jingmi yang juga duduk di sampingnya.
Entah bagaimana caranya keesokan harinya wajah imut Li Xiao Le kembali hadir di hadapan Timmy saat ia membukakan pintu."Hai, teman, aku datang lagi," sapa Li Xiao Le datar tanpa ekspresi sembari melambaikan tangannya.Timmy tersenyum lebar, dan berucap, "Masuklah."Li Xiao Le segera memasuki rumah dengan membawa paper bag di tangannya."Apa yang kamu bawa?" tanya Timmy cukup penasaran dengan benda yang Li Xiao Le bawa."Oh ... ini, aku mengembalikan jaketmu. Terima kasih telah meminjamkan kepadaku." Li Xiao Le mengulurkan paper bag itu pada Timmy, wajahnya tampak kurang senang."Ada apa denganmu? Jika tidak ingin mengembalikan jaketku ambil saja tidak apa-apa." Timmy tidak jadi menerima paper bag yang diulurkan Li Xiao Le."Tch …." Li Xiao Le langsung meraih tangan Timmy dan meletakan paper bag itu di tangannya. "Untuk apa aku menginginkan jaketmu, ini juga kebesaran kalau aku pakai."Timmy mulai menautkan alis tebalnya, lantas bertanya, "Lalu kenapa wajahmu seburuk itu?"Li Xiao Le
"Hahaha… Xiao Le, jadi itu yang ada di pikiranmu? Iya, kamu merayuku dengan sangat hebat tadi malam, sampai-sampai aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuhmu." Li Xiao Le sangat terkejut dan hampir menangis. "Ja-jadi … jadi … tadi malam kita … aku dan kamu …." Timmy bisa merasakan kepanikan Li Xiao Le di seberang sana, tapi Timmy membuatnya menjadi enteng. "Hahaha… kamu percaya? Jadi kapan kita bisa melakukannya sayang?" "Kak Timmy!" "Apa sayang?" "Kamu sedang mengerjaiku ya?! Aku bertanya serius!" Li Xiao Le terdengar kesal. "Aku malah lebih serius sayang… kapan kita bisa melakukannya?" "Dasar playboy! Preman mesum! Gak ada akhlak! Mana ada! Jauh-jauh ke dasar laut sana!" Tut! Tut! Sambungan telepon terputus ketika Li Xiao Le menutup panggilan secara paksa. Seketika itu, Timmy terpingkal-pingkal sambil menahan perut yang sakit dan sudah terasa kaku akibat tertawa berlebihan. Dia bisa membayangkan betapa kesalnya Li Xiao Le saat ini, ingin mengkonfirmasi, tapi mala
Di apartemenya Timmy masih tertidur lelap.Tapi mimpi buruk tetang kehidupan di zaman kuno kembali mengusik istirahatnya yang nyaman."Aaarrgh!"Seorang wanita cantik yang sangat mirip dengan Li Xiao Le bertekuk lutut setelah mendapatkan tekanan dari pengawal tuan tanah di kota tersebut.Tawa bengis menguar menyakiti telinga menatap ketidakberdayaan wanita yang tuan kota inginkan."Menikahlah denganku, Yun Jiao. Aku akan membebaskan kekasihmu!" tukas penguasa kota sembari menatap laki-laki mirip dengan Timmy.Laki-laki tersebut tubuhnya penuh luka dan diikat di atas tumpukan kayu bakar dengan aroma minyak tanah yang menyebar.Dengan ketidakberdayaannya, laki-laki yang mirip dengan Timmy, mengangkat kelopak mata menatap derai air mata sang kekasih yang kini tengah berlutut."Dewa akan menghukum kota Yuzheng jika Tuan Kota memperlakukan kami seperti ini." Laki-laki yang mirip dengan Timmy tak kuasa menahan diri menatap kebisuan sang kekasih yang kebingungan.Tawa bengis itu kembali meng
Because you are my soulmate!Because you are my soulmate!Because you are my soulmate!Because you are my soulmate!Because you are my soulmate!Li Xiao Le tersentak bangun dari tidur, menatap langit-langit kamar dengan napas tersengal.Keringat dingin mengalir dari kening. Dia menengok ke bawah.Masih berpakaian lengkap, meski dress yang tadi malam dia kenakan sudah berubah menjadi piyama panjang warna hijau muda.Dia tidak terkejut, sudah pasti para pelayan yang menggantinya.Yang membuatnya terkejut adalah, kenapa mimpi itu datang lagi?Mimpi yang benar-benar sama, dan tidak ada cacat sedikitpun?Apakah itu hanya bunga tidur?Ataukah bias kejadian yang terlupakan?Tidak menemukan jawaban perasaan Li Xiao Le menjadi sangat kesal sekarang.Pikirannya mulai teralihkan begitu dia merasakan badannya remuk, serasa habis digebuki sepuluh orang.Namun, belum sempat Li Xiao Le mengingat kejadian tadi malam, tiba-tiba pintu kamar terbuka.Li Jingmi masuk diikuti dokter Fu di belakangnya."Xi
Sekali lagi Timmy melihat ke lantai atas. Dia khawatir, tapi dia tahu Li Xiao Le akan baik-baik saja. Sebaiknya dia kembali ke apartemen untuk memulihkan diri. Muncul di hadapan Li Xiao Le dengan keadaan babak belur hanya akan membuat perempuan itu khawatir. Bagaimanapun Timmy yakin hubungannya dengan Li Xiao Le bagaikan simbol kekuatan cinta abadi Dragon dan Phoenix. Seberapapun kakek Li mencoba memisahkannya, suatu saat Li Xiao Le pasti akan kembali pada Timmy. Timmy mengusap sudut bibirnya yang berdarah dan segera pergi. Sementara di lantai atas Li Xiao Le masih merintih kesakitan sembari memegangi dadanya. Wajahnya sudah basah oleh peluh dan air mata. Namun, sama sekali tak bisa diajak komunikasi. Li Xiao Le sama sekali tak bisa merespon pertanyaan-pertanyaan di sekitarnya. Hanya terus merintih membuat semua orang khawatir. Sampai dokter Fu menyuntikkan obat penenang. Barulah Li Xiao Le tertidur dan keadaan menjadi tenang. "Tidak perlu khawatir, nona Li akan segera memb
Perintah kakek Li tak bisa membuat para pelayan mampu bersantai. Namun, setiap usaha membuka pintu hanya seperti sedang mendorong sebuah besi baja besar dan tebal yang menguras tenaga. Apa yang mereka lakukan hanya sia-sia ketika kunci duplikat juga tak berguna. Dua jam berlalu barulah pintu mulai bisa dibuka, kemudian perintah kakek Li terdengar gahar. "Seret begundal itu keluar dari kamar cucuku!" Tidak perlu waktu lama suara lutut yang menyentuh lantai dengan keras terdengar. Bukannya mengaduh kesakitan, Timmy justru tersenyum miring dan berkata, "Menyakitiku berarti juga akan menyakiti Xiao Le." Kakek Li mendengkus dingin dan terlihat acuh tak acuh. "Ajari dia agar tahu diri!" Timmy tahu sebentar lagi dia akan dihajar, tapi kali ini Timmy tak ingin melawan karena ingin menunjukkan sesuatu pada kakek Li. Namun, sudut matanya yang sipit segera melirik Li Jingmi yang berdiri tegak di belakang kakek Li. "Jaga Xiao Le untukku." Li Jingmi segera pergi, bukan karena permintaan
Gerakan dua orang semakin ganas, sepasang tubuh yang mulai menghangat membuat orang mudah terbuai.Timmy mengangkat tubuh Li Xiao Le dan mendudukkannya di atas meja, menyejajarkan kepala mereka agar Timmy tidak terlalu menunduk, lantaran perbedaan tinggi badan yang signifikan.Sementara tangan Li Xiao Le terus bergelayut manja, memeluk leher pria tampan di depannya.Udara dingin berembus perlahan di bawah langit yang bertabur seribu bintang, begitu memabukkan dua insan yang sedang kasmaran.Lenguh manja terdengar begitu mendayu-dayu, dikala sentuhan lembut menyapu dan menelusuri kulit mulus tanpa cela di leher Li Xiao Le yang jenjang.Timmy mulai hilang kendali dan lupa di mana mereka berpijak.Tangannya merayap menyibak dress di atas lutut yang dikenakan Li Xiao Le.Namun, tiba-tiba Timmy membeku ketika akal sehatnya kembali ke kepala.Apa dia sudah gila ingin melakukan itu di tempat terbuka semacam ini?
Perubahan rona wajah Li Xiao Le ditangkap jelas oleh bola mata Timmy yang jernih."Ada apa?" tanya Timmy lembut."Kak Timmy, tahukah kamu, sebelum aku bertemu denganmu, aku selalu mabuk sambil menyantap hotpot dengan level paling pedas, untuk menutupi rasa sakit yang tiba-tiba muncul di ulu hatiku. Aku selalu merasa merindukan seseorang, tapi tidak tahu siapa itu, hingga aku bertemu denganmu, dan rasa itu tiba-tiba hilang begitu saja. Apakah orang itu adalah kamu?"Butiran kristal bening tiba-tiba bergulir dari sudut mata Li Xiao Le."Kak Timmy, bolehkah aku menjadi orang jahat? Sejujurnya, ketika aku mengetahui kamu sudah memiliki kekasih, aku sangat kecewa. Aku juga tidak mau menjadi egois dan menyakiti seseorang demi keinginan pribadiku. Tapi ternyata menjadi baik itu sangat sulit, dan membuatku sangat tersiksa. Meski sangat menyebalkan, kamu selalu menjadi tempatku berlindung dan melupakan segala kesedihanku, kamu adalah orang yang sangat baik
Timmy yang sudah dapat menebak isi dari otak Li Xiao Le langsung tersenyum sembari menaik-naikkan alis tebalnya ke atas, menggoda Li Xiao Le.Perbuatannya sukses membuat Li Xiao Le geram sehingga merapatkan bibirnya dengan gemas yang kemudian membentuk garis lurus."Xiao Le, kamu sudah pulang? Dari mana saja ka—"Li Jingmi yang baru saja mengetahui kepulangan Li Xiao Le menuruni tangga dengan girang, tapi pertanyaannya tercekat setelah melihat keberadaan Timmy di situ."Hai, Kak Jimmy. Lama tak bertemu, bagaimana kabarmu?" Timmy menyapa kakak iparnya dengan santai sembari tersenyum.Bukannya menjawab Li Jingmi malah kembali bertanya pada Li Xiao Le. "Xiao Le, jadi kamu pulang bersama….""Benar. Aku pulang bersama temanku, kak Timmy," sahut Li Xiao Le sebelum kakaknya menyelesaikan kalimatnya."Teman?" Li Jingmi terkejut dan menatap Timmy lekat-lekat seakan meminta penjelasan.Tatapan Li Jingmi yang tidak bisa dicerna dengan benar oleh Li Xiao Le malah kembali memunculkan asumsi yang n
Mobil sedan sport Timmy segera memasuki halaman hunian mewah yang berarsitektur eropa milik kakek Li.Awalnya penjaga enggan membukakan gerbang begitu melihat siapa yang mengendarai mobil.Mereka sudah diwanti-wanti untuk tidak mengizinkan Timmy masuk ke halaman rumah saat dia datang.Tapi melihat Li Xiao Le ada di sampingnya para penjaga menjadi tidak berdaya, mereka terpaksa membiarkan Timmy masuk.Mereka sudah dibuat kerepotan untuk mencari keberadaan perempuan itu selama badai salju berlangsung.Sudah berkali-kali mereka kena semprot lantaran tidak bisa menemukan nona muda mereka.Mereka sangat tahu betapa keras kepalanya Li Xiao Le. Jika mereka tidak mengizinkan Timmy masuk, bisa saja Li Xiao Le kabur lagi lantaran terbawa arus.Seorang pelayan segera membukakan pintu mobil setelah Timmy memarkirkan mobilnya di depan rumah mewah tersebut."Haiya… Nona Li, kamu kemana saja? Ketua dan tuan muda Li sangat meng