"Manager Lin, kapan dimulai syutingnya?"Timmy mengalihkan pembicaraan sambil menarik lengan manager Lin untuk menjauh, takut kesehatan Li Xiao Le kembali terganggu dengan pertanyaan itu.Sementara Li Xiao Le yang masih terpaku memikirkan sapaan manajer Lin, tiba-tiba saja kepalanya kembali diserang rasa sakit begitu ingin mengingat sesuatu.Dia seperti pernah mendengar nama Jiang, tapi entah nama siapa itu."Nyonya Li, kamu sakit lagi?" Gendut segera membantu Li Xiao Le duduk sebuah bangku.Timmy sedikit menahan napas dia juga bisa merasakan sakit yang dialami Li Xiao Le melakui jantungnya tanpa melihat Li Xiao Le yang sedang memegangi kepalanya yang kembali berdenyut nyeri.Tapi tidak berani mendekat, takut Li Xiao Le bertanya lebih banyak dan membuatnya semakin sakit."Nyonya, apakah masih sakit?"Gendut memastikan keadaan Li Xiao Le yang napasnya masih terengah-engah dengan keringat dingin yang menyelimuti tubuhnya.Li Xiao Le menggelengkan kepala, wajahnya nanar juga napas yang b
"Sebaiknya kita harus menjaga jarak mulai sekarang," ucap Li Xiao Le lirih kemudian.Namun, Timmy justru terkekeh mendengar itu, yang tidak Li Xiao Le ketahui apa penyebabnya.Karena sangat aneh Li Xiao Le pun kembali bertanya, "Apa yang kamu tertawakan?"Timmy menatap Li Xiao Le lekat untuk waktu yang cukup lama, kilat matanya yang jernih masih binar senyuman yang sangat manis, dan berucap, "Xiao Le, meskipun kita sangat dekat dia tidak akan pernah marah."Li Xiao Le mulai menaikan kedua alisnya dan kembali bertanya, "Benarkah? Apakah dia juga mengenalku?""Bukan hanya mengenal, tapi dia sangat mengenalmu," karena dia adalah kamu Li Xiao Le, imbuh Timmy dalam hati."Dia tinggal di mana?""Di hatiku.""Tch… jangan bercanda."Timmy hanya tersenyum lebar, dan kembali memasukan makanannya ke dalam mulut."Siapa namanya? Ceritakan seperti apa dia."Timmy menatap Li Xiao Le santai, dia kembali menghentikan aktivitas mengunyah yang dia kerjakan, kemudian menjawab, "Aku biasa memanggilnya Li
Li Xiao Le mengintip di balik boneka besar yang dia peluk, ternyata itu kakaknya, Li Jingmi.Tarikan napas lega langsung berembus samar.Untung bukan kakeknya yang dia tabrak, kalau iya, sudah pasti Li Xiao Le akan mendapatkan omelan yang bertubi-tubi karena sudah kabur seharian."Dari mana saja kamu seharian ini? Kakek sangat khawatir mencarimu." Li Jingmi mengulangi pertanyaannya."Hanya bersenang-senang. Kakek terlalu berlebihan, aku sudah bilang aku bukan anak kecil, tidak perlu mengkhawatirkanku terlalu berlebihan." Li Xiao Le menjawab enteng."Kamu membeli boneka sebesar ini, apa kakek memberi uang saku hari ini?""Hah, seandainya itu terjadi pasti aku akan sangat senang. Aku mendapatkan ini secara cuma-cuma?""Jangan bilang kalau kamu mencuri.""Kak Jingmi … jangan konyol! Mana ada orang mencuri barang yang tidak bisa disembunyikan di tubuhnya?" Li Xiao Le sedikit gusar dengan tuduhan kakaknya.Li Jingmi terkekeh. "Lalu dari mana kamu mendapatkannya?""Aku menang bermain Duck S
Keesokan harinya.Li Jingmi terkekeh mendapati Li Xiao Le sedang mengendap-endap menuju ruang makan. Sudah pasti gadis itu sedang menghindari kakek pagi ini."Xiao Le."Li Xiao Le melonjak terkejut dan memekik, "Kak Jingmi, jangan mengagetkanku."Li Jingmi kembali terkekeh. "Jangan mengendap-endap seperti pencuri begitu, ayo kita sarapan!"Li Jingmi meraih kepala adiknya ke dalam dekapan dan mengajaknya menuju meja makan.Kebetulan meja masih kosong, mungkin kakek sudah terlebih dahulu sarapan atau mungkin malah belum tiba di meja itu.Yang jelas Li Xiao Le sangat senang karena tidak ada kakeknya, jadi dia tidak perlu mendengar omelannya pagi ini.Para pelayan segera menyiapkan sarapan untuk mereka berdua."Xiao Le, pulang kerja aku akan mengajakmu makan hotpot.""Tidak mau.""Kenapa?""Makanan pedas tidak akan baik untuk lambung."Li Jingmi menaikan salah satu alisnya.Ada yang berbeda dengan adiknya pagi ini."Sepertinya ada yang berubah denganmu. Apa kamu mendapatkan pencerahan set
Orang-orang di sekitarnya tidak pernah jujur ketika ditanya tentang apa yang terjadi selama dua tahun terakhir.Karena itu Li Xiao Le mencoba mencari tahu sendiri, apa yang terjadi.Bisikan di pinggir danau terdengar sangat nyata, seakan itu adalah memori yang pernah terlupakan.Tapi ketika menengok ke arah jari-jarinya, semua terlihat kosong melompong.'Apakah aku menolak lamaran itu?'Tapi perasaan bahagia saat mendengar kata lamaran seperti menunjukkan bahwa dia setuju.'Mustahil aku menolaknya.''Tapi siapa? Siapa yang telah melamarku?'Li Xiao Le semakin sering mendatangi distrik Sushan, berharap ingatannya akan kembali.Sementara pengawal Li Xiao Le berpikir jika nona muda mereka ini sangat mencintai keindahan danau sehingga terus mendatanginya setiap hari."Bagaimana? Kemana dia pergi akhir-akhir ini?" tanya kakek Li pada pengawal Li Xiao Le."Nona Muda hanya pergi ke distrik Su
"Xiao Le, kamu tidak apa-apa?" tanya Timmy saat Li Xiao Le masih terlihat kesakitan.Li Xiao Le mendongak, kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri mengisyaratkan dia baik-baik saja.Tapi hatinya mulai bertanya, 'Apa ini hanya kebetulan?'Sementara Timmy mulai tersenyum, Li Xiao Le merasa sakit berarti jantung mereka masih terhubung.Semakin tersenyum ketika makan malam Li Xiao Le menyuapinya lantaran tangannya terluka.Ini hanya membuat asisten dan dua pengawalnya malu sendiri ketika melihatnya.Namun, pukul sepuluh malam kepanikan mulai melanda.Badai salju belum juga reda dan jalanan belum juga dibuka. Li Xiao Le terjebak di rumah Timmy dan tidak bisa pulang.Mondar mandir kesana kemari kebingungan mencari cara agar dia bisa pulang."Xiao Le, jangan mondar mandir seperti itu. Nanti kalau jalannya sudah dibuka aku akan mengantarmu pulang." Timmy mencoba menenangkan."Bagaimana kalau jalannya t
"Kak Timmy, turunkan aku. Kamu mau membawaku ke mana?" Li Xiao Le memukul-mukul punggung Timmy yang kokoh. "Ke kamar. Kamu harus tidur," Timmy berucap santai sembari terus bejalan menaiki tangga. "Aku tidak mau tidur di kamar, aku akan tidur di ruang tamu." Li Xiao Le memekik masih terus memukul-mukul punggung Timmy "Di ruang tamu penghangatnya rusak kamu bisa kedinginan jika tidur di sana." Timmy segera merebahkan Li Xiao Le di kasur yang dibalut dengan seprei warna putih setibanya di dalam kamar. Li Xiao Le segera duduk dan mengedarkan pandangan mengamati ruangan yang terasa tidak asing baginya. Kamar yang di tata dengan sangat sederhana, namun tampak elegan, dengan sentuhan cat warna putih gading, dengan jendela kaca besar di sisi kiri tempat tidur. Sedikit terkesan mewah manakala gorden warna silver menjuntai pajang menyentuh lantai dan teramat besar. Yang sedikit aneh, dinding depan tempat tidur dibiarkan kosong begitu saja, padahal di sisi kanan kirinya ada lampu
Timmy memang sudah beranjak dari sofa ingin membungkam mulut kecil yang cerewet itu.Tapi begitu melihat Li Xiao Le ketakutan dan langsung mengubur dirinya di dalam selimut Timmy pun tak tahan untuk terkekeh.Dia kembali ke sofa dan membaringkan diri sembari memejamkan mata.Tapi pikirannya tidak juga tenang.Li Xiao Le menarik selimut sampai menutupi puncak kepalanya, sama sekali tubuhnya tidak terlihat karena terkubur di dalam selimut.Tidak ada pergerakan, atau suara yang keluar dari mulut kecilnya yang bawel.Satu menitDua menit.Tiga menit..Lima menit.Benar-benar sudah tidak ada suara yang keluar. Timmy segera membuka mata dan memiringkan wajahnya menengok ke arah Li Xiao Le.Seketika dia langsung menepuk jidat.Bagaimana bisa mempunyai ruang untuk bernapas kalau Li Xiao Le tidur dengan selimut yang begitu rapat seperti itu?Mau tidak mau Timmy kembali bangun dan menyikap selimut tebal yang menutupi seluruh tubuh Li Xiao Le sampai batas leher perempuan imut yang sudah terlela
Di saat Li Xiao Le sedang berusaha merayu Timmy agar dibelikan jagung bakar, di rumahnya yang sangat mewah dan juga megah, Kakek Li sedang uring-uringan karena baru mengetahui jika cucu bungsunya yang badung itu telah membuat ulah."Bagaimana bisa terjadi?" tanya kakek Li dengan intonasi tinggi pada sekretarisnya yang baru saja melapor."Nona Muda mencoba melarikan diri dari Tuan Muda Zhang, Tuan.""Lalu bagaimana kondisi restorannya sekarang?""Porak-poranda seperti habis terkena angin puting beliung. Pihak restoran juga menuntut ganti rugi pada tuan muda Zhang dengan nominal yang fantastis.""Lalu bagaimana dengan keluarga Zhang, apa mereka meminta ganti rugi pada kita?""Sepertinya tidak Tuan, tuan muda Zhang langsung mengganti kerugian restoran saat itu juga. Dan sampai sekarang belum menghubungi kita."Kakek Li membuang napas kasar. "Sampai kapan gadis badung itu mempermalukanku? Sulit diatur dan bertindak semaunya sendiri. Lalu di mana dia sekarang?""Dua pengawal tuan Zhang me
"Ayo turun!" Timmy memegang jemari Li Xiao Le, setelah memakaikan sepatu Li Xiao Le dengan sabar."Tidak mau, aku akan menunggu di mobil, kamu saja yang turun," tukas Li Xiao Le.Kilat mata yang terus tertuju pada karpet merah yang membentang jauh menuju ke dalam gedung.Sementara puluhan wartawan dan juga kameramen sudah menunggu dan siap memotret dengan gila siapa saja yang turun dari dalam mobil.Timmy memang akan menghadiri acara The best of actress and actors pada tahun ini."Xiao Le, acaranya akan lama, apa kamu akan menunggu di mobil sampai tengah malam?""Ya tidak apa-apa, dari pada bertemu dengan kamera sebanyak itu.""Xiao Le, itu hanya kamera, tidak perlu khawatir.""Apa kata orang jika aku datang bersamamu, bisa gempar semua akun gosip.""Abaikan saja, tidak perlu memikirkan itu.""Bagaimana jika Little Wife mu melihatku? Bisa terancam keselamatanku."Timmy langsung mengulum senyum mendengarnya."Tidak, tidak akan terjadi apa-apa denganmu, aku bisa menjamin keselamatmu.""
Suara Li Xiao Le tertahan akibat membekap mulutnya sendiri menahan sesuatu yang ingin keluar dengan paksa."Nona Li, kamu sakit?" Zhang Zui menghentikan aktivitas makannya begitu melihat Li Xiao Le yang ingin muntah."Tidak, aku hanya alergi dengan omong kosong. Aku mau ke toilet dulu, permisi."Zhang Zui terkekeh ringan sambil menggelengkan kepala, menatap punggung Li Xiao Le yang menjauh.Sepertinya dia harus extra sabar untuk mendapatkan hati calon istrinya yang bebal dan kekanak-kanakan itu.Li Xiao Le sudah tidak tahan lagi, sesampainya di toilet dia segera mengeluarkan seluruh isi perut dengan menyedihkan."CEO sialan! Bisa-bisanya dia terus merayu seperti itu, membuatku mual saja," umpat Li Xiao Le sembari menyeka keringat dingin di dahinya.Setelah keadaan mulai membaik Li Xiao Le mengendap-endap menuju pintu toilet. Ingin kabur.Tapi dua bodyguard Zhang Zui terus mengikuti, membuat Li Xiao Le kesal."Shit!"Dua bodyguard Zhang Zui berdiri mematung di dekat pintu masuk toilet
Timmy masih kesal, bukan takut Li Xiao Le akan berpaling darinya. Dia yakin cinta Li Xiao Le seluas samudera dan setegar batu karang, Li Xiao Le tidak akan mudah berpaling pada laki-laki lain.Tapi Zhang Zui ini benar-benar orang tak tahu diri yang sangat menjengkelkan membuatnya mengumpat berkali-kali.Namun, rasa kesalnya sedikit pudar. Senyumnya mengembang, moodnya kembali cerah ketika ponselnya berdering dan menampilkan nama Little Wife pada layar gadget."Ada apa, sayang?" sapa Timmy dengan mesra setelah menerima panggilan Li Xiao Le."Woi, teman somplak, tidak punya akhlak! Apa yang kamu lakukan pada leherku?" Suara dari seberang terdengar kencang dan berapi-api.Timmy langsung tertawa terbahak-bahak. "Apa sayang? Aku hanya memberikan tanda cintaku saja kok, tidak lebih.""Teman gak punya akhlak! Ini gimana cara ngilanginnya? Mana seperti macan tutul begini! Aku 'kan jadi malu kalau ada yang lihat!""Hahaha… bukank
Timmy sudah sangat senang Li Xiao Le mengusir Zhang Zui. Mendadak dia menjadi sombong."Dengerin tu, PULANG!" Timmy memperjelas kata-kata Li Xiao Le, kemudian menjulurkan lidah, mengejek Zhang Zui."Kak Timmy, kamu juga pulang!""Hah?" mata Timmy langsung melebar.Kini gantian Zhang Zui yang tertawa terbahak-bahak."Xiao Le, kenapa kamu mengusirku juga?" Timmy bersungut-sungut."Pokoknya pulang! Kalian berdua pulang! Aku sudah lelah dengan pertengkaran kalian!" Li Xiao Le kembali berkata dengan tegas tidak dapat diganggu gugat.Zhang Zui langsung berdiri dan menghampiri Timmy."Wukong, ayo kita pulang. Kamu harus ke barat mencari kitab suci bersama guru Tong," kata Zhang Zui merangkul leher Timmy kemudian menyeretnya."Hei, makhluk asing, jangan memelukku seperti itu, Xiao Le bisa salah paham!" pekik Timmy sambil terus berjalan keluar karena diseret Zhang Zui.Dia sempat menoleh pada Li Xiao Le
Timmy tidak mengucapkan apa-apa. Tapi sorot matanya jelas sangat memprovokasi, hingga menyulut emosi Zhang Zui."Tidak perlu menyombongkan diri, kamu juga tidak lebih baik dariku, hanya mencium aroma lemari pendingin saja juga muntah-muntah tidak jelas, jadi siapa yang lebih memalukan sekarang?""Itu gara-gara aku alergi dengan kunjungan alien bodoh sepertimu!" sahut Timmy asal-asalan."Enak saja kamu bilang aku alien! Hei, Wukong, kalau sudah jadi biksu itu yang bener kalau ngomong. Disentil Budha Julai baru tahu rasa kamu!""Hei, makhluk asing, jangan sembarangan. Siapa bilang aku biksu? Cepat kembali ke planetmu sana, ditangkap pemburu alien baru tau rasa kamu!""Emangnya aku takut!""Ya sudah menyerahkan diri sana. Biar di bedah, dijadikan bahan penelitian para profesor botak di laboratorium forensik."Astaga… mereka sedang membicarakan apa coba?Li Xiao Le langsung tepuk jidat, puyeng, dengan percakapan tidak jelas dua orang aneh di depannya.Timmy dan Zhang Zui terus beradu mulu
Wajah Zhang Zui menunjukkan senyuman. Tidak menyangka Li Xiao Le akan berpihak padanya."Xiao Le…." Timmy menunjukkan sikap keberatan dengan keputusan Li Xiao Le."Kak Timmy, dia yang mengajakku keluar, jika aku tidak pulang bersamanya, kakek pasti akan menyalahkannya nanti.""Ya biarkan saja, kenapa kamu peduli dengannya?""Bukan karena aku peduli padanya. Aku sangat lelah sekarang, aku ingin cepat-cepat pulang dan istirahat.""Ya istirahat saja di sini, ini juga rumahmu. Bukankah aku sudah mengatakan kalau kamu adalah keluargaku." Timmy benar-benar tidak rela kalau Li Xiao Le harus pulang ke rumah kakek Li sekarang."Iya, masalahnya kalau aku tidak pulang, dia juga tidak akan pulang. Kalau kalian bersama, pasti kalian akan bertengkar lagi, aku sudah lelah melihat kalian bertengkar terus seharian ini."Arah pandang Timmy beralih pada Zhang Zui, meski dia tidak senang, tapi dia mulai sedikit meminta, "Makhluk asing, apa kamu tidak bisa pulang sendirian saja? Biarkan Xiao Le tinggal di
Timmy segera menengok ke arah tangga, dan benar, ada kepala manusia yang mulai terlihat. Zhang Zui sedang berjalan menaiki tangga.'Bagus, langit benar-benar memberiku keberuntungan.'Dengan senang hati Timmy kembali memeluk sambil menciumi puncak kepala Li Xiao Le memamerkan kemesraan.Saat Zhang Zui tiba, wajahnya benar-benar sangat buruk.Tidak seperti sebelumnya yang terlihat seperti komedian. Kali ini berubah pada mode serius dan menegang, kemarahannya tersulut melihat calon istrinya dipelukan laki-laki lain.Tangannya mengepal geram akibat terbakar api cemburu."Nona Li!" seru Zhang Zui.Li Xiao Le menoleh santai sambil melepaskan pelukannya pada Timmy, pura-pura baru mengetahui kedatangan Zhang Zui."Oh, kamu. Ada apa? Apa sudah selesai memasak?"Kejam!Calon istri gak punya akhlak!Capek-capek dimasakin, dianya malah mesra-mesraan dengan laki-laki lain.Entah kejahatan macam apa yang telah Zhang Zui lakukan di kehidupannya terdahulu, hingga mempunyai nasip buruk seperti ini.
Dalam kebingungan Li Xiao Le, Timmy justru mengulangi pertanyaannya, intonasinya terdengar lembut, tapi penuh penekanan."Xiao Le, maukah kamu berjaji padaku?""I-iya aku bejanji. Aku akan menyempatkan waktuku untuk memberimu kabar setiap hari.""Bisakah kamu berjanji tidak akan menyakiti dirimu sendiri lagi? Hatiku terasa hancur ketika melihat luka di tubuhmu.""I-iya aku berjanji, tidak akan menyakiti diriku sendiri.""Xiao Le, I love you.""I love you too," jawab Li Xiao Le sepontan.Tapi matanya langsung melebar. 'Apa yang baru saja aku katakan?'Saat itu tatapan Timmy semakin intens. Wajahnya yang berjarak beberapa senti dari Li Xiao Le perlahan mendekat dan mendaratkan kecupan lembut dan juga perlahan di bibir Li Xiao Le.Li Xiao Le membeku, tidak bisa menolak atau bergerak.Napasnya pun tersendat karena perbuatan Timmy.'Apa ini? Aku sedang apa?'Li Xiao Le ingin memberontak, tapi aneh, tubuhnya tak bisa diajak kompromi.Entah bagaimana mata itu justru terpejam, meresapi setiap