Mentari pagi menyentuh hangat memberi energi positif untuk melakukan hal yang baik.
Satu set pakaian olahraga membalut tubuh Timmy yang tinggi dan juga tegap. Postur yang sempurna membuat laki-laki itu selalu cocok saat mengenakan pakaian apapun. Tak heran jika dia selalu mengantongi penghargaan sebagai top model pria Asia terbaik setiap tahunnya. Kaki jenjangnya masih berlari-lari kecil, ketika kembali mendengar derap sepatu yang berlari mendekat. Bibirnya melengkung samar manakala melihat wajah Li Xiao Le kembali hadir di pelupuk mata. Sudah pasti perempuan itu melarikan diri lagi dari pengawalnya. Tapi pagi-pagi begini kenapa perempuan itu sudah sampai di dekat rumahnya? Rumah kakek Li dan rumah Timmy cukup jauh, dan hampir tiga puluh menit jika mengendarai mobil menuju rumahnya. 'Siapa yang peduli?' 'Bukankah itu malah bagus?' Dengan cepat Timmy menarik tubuh Li Xiao Le dalam dekapan, usai membatin. Li Xiao Le terkejut, tapi dia juga butuh tempat persembunyian, jadi dia diam saja ketika laki-laki yang kemarin menolongnya tiba-tiba menariknya. Timmy menyembunyikan perempuan itu di balik pohon, dia mengisyaratkan agar Li Xiao Le diam dengan menekan jari telunjuk di bibir. Li Xiao Le mengangguk dan membenamkan wajahnya di dada Timmy takut pengawal menemukannya. Untuk waktu yang lama Li Xiao Le hanya diam. Sampai semua pengawalnya pergi Li Xiao Le masih membenamkan wajahnya di dada Timmy. Entah kenapa dia berpikir dada itu terlalu nyaman untuk disandari. Timmy mengulum senyum ketika Li Xiao Le terus memeluknya dengan erat seperti ini. "Mau sampai kapan kamu akan memelukku?" Suara Timmy yang rendah dan terdengar merdu segera menyadarkan Li Xiao Le. Gadis itu melepaskan pelukannya dan pura-pura menengok ke kanan dan ke kiri untuk menutupi rasa malu, padahal dia tahu jika pengawalnya sudah pergi sejak tadi. "Apakah sudah aman?" Li Xiao Le pura-pura bertanya. Timmy hanya tersenyum, tentu saja akting Li Xiao Le tidak dapat mengelabuinya. Tidak ada yang bisa mengenal Li Xiao Le lebih baik daripada Timmy. "Umm … ngomong-ngomong terima kasih ya kamu menyelamatkan aku lagi. Kalau begitu aku pergi dulu, bye …." Li Xiao Le segera membalikkan badan hendak meninggalkan Timmy. "Eh, eh … mau pergi ke mana? Enak saja langsung pergi begitu saja." Timmy buru-buru protes sebelum Li Xiao Le semakin menjauh. Li Xiao Le segera menghentikan langkahnya, kembali berbalik dan mengerjapkan matanya yang bulat untuk menatap Timmy. "Hanya mengucapkan terima kasih saja?" Timmy kembali bertanya. Li Xiao Le mengerjapkan matanya lagi, terlihat linglung. Wajahnya yang selalu imut itu benar-benar terlihat menggemaskan, kemudian bertanya, "Lalu aku harus melakukan apa untuk membalas kebaikanmu?" Timmy tersenyum, dan berucap, "Ikut aku!" "Ke mana?" "Ikut saja." Timmy mulai melangkahan kaki, tapi segera berhenti ketika menyadari Li Xiao Le masih berdiri mematung pada tempatnya. Tentu saja Li Xiao Le agak ragu dengan ajakan Timmy. Tidak merasa mengenal Timmy, membuat Li Xiao Le tetap waspada, dia enggan mengiyakan ajakan orang asing. "Kamu tidak ingin membalas budi?" tanya Timmy santai. "Aku tidak suka berutang budi, tapi kamu mau mengajakku ke mana? Lagi pula aku tidak mengenalmu." Timmy terlihat membuang napas kesal dan berucap, "Kamu pikir aku akan menculikmu?" "Aku tidak bermaksud begitu, hanya saja aku tidak mengenalmu, ini sangat canggung." "Aku hanya ingin kamu mentraktirku minum, aku sangat haus setelah berolahraga pagi," terang Timmy sedikit memberi kelegaan pada hati Li Xiao Le. "Oh, baiklah, aku akan mentraktirmu." Li Xiao Le segera membuntut di belakang Timmy dan berhenti di sebuah kedai minuman. "Sekali lagi terima kasih kamu menyelamatkanku." Li Xiao Le berucap sopan dengan sedikit membungkukkan tubuh pada Timmy. "Hmm." Timmy berdehem sambil menyesap air mineral dari botol. "Kamu sudah tahu 'kan namaku Li Xiao Le? Kalau boleh tahu siapa namamu?" Timmy menatap Li Xiao Le lekat-lekat. Bukankah ini cukup aneh? Meski tidak tahu jika Timmy adalah suaminya, wajah tampan laki-laki itu sering wara wiri di televisi, majalah, dan juga berbagai media. Mustahil Li Xiao Le tidak mengetahui siapa Timmy? "Kamu yakin kamu tidak mengenalku?" tanya Timmy heran. 'Ya ampun … laki-laki ini narsis juga ternyata, memangnya dia siapa, hingga aku harus mengenalnya? Dasar aneh!' umpat Li Xiao Le dalam hati. Tapi tiba-tiba dia menyipitkan matanya sambil menatap Timmy lekat, sepertinya dia sedang mengingat sesuatu. "Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Timmy mulai risih dengan tatapan aneh Li Xiao Le. "Sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya, tapi di mana ya?" Li Xiao Le tampak berpikir. Mata Timmy langsung melebar, berharap Li Xiao Le kembali mengingatnya. "Oh, aku ingat. Kita pernah bertemu di rumah sakit, kamu berada di sana saat aku sakit. Tapi kenapa kamu berada di rumah sakit waktu itu? Apa kita pernah mengenal sebelumnya?" Wajah Li Xiao Le berbinar ketika berhasil mengingat Timmy di rumah sakit. Timmy menghela napas sejenak. Kecewa, lantaran Li Xiao Le belum bisa mengingat siapa dia sebenarnya. "Tentu saja aku berada di rumah sakit, aku adalah temanmu." Timmy terpaksa berbohong. "Oh jadi kamu temanku. Tapi teman macam apa kamu ini? Kenapa kamu tidak menjengukku selama dua tahun ini?" tanya Li Xiao Le sambil memukul lengan Timmy dengan akrab dan juga santai. Timmy terhenyak, dan mengerjapkan matanya, sedikit terkejut dengan pukulan ringan dari Li Xiao Le. 'Astaga ... perempuan ini, dua tahun tidak bertemu ternyata dia masih suka memukul lengan orang. Sebenarnya bukan aku tidak pernah menjengukmu, tapi kakek selalu mencegahku bertemu denganmu, Xiao Le.' "Aku tidak berani datang ke rumahmu, kakekmu galak." Timmy kembali berbohong. "Hah … kamu benar, kakek memang sangat menyebalkan!" Li Xiao Le diam sejenak. "Aku ingat kamu menyebut sesuatu di rumah sakit, jadi namamu Timmy?" Timmy mengangguk sambil tersenyum. "Baiklah, Kak Timmy." Timmy menatap Li Xiao Le lekat, hatinya berdesir. Untuk sesaat Timmy merasa namanya terdengar sangat indah. Hanya Li Xiao Le yang memanggilnya seperti itu. Nama aslinya adalah Jiang Tim. "Xiao Le." Timmy kembali membuka percakapan setelah membiarkan waktu hening untuk beberapa saat. "Hm?" "Kenapa kamu selalu melarikan diri dari pengawalmu? Kamu ini perempuan, bukankah kamu akan aman jika bersama mereka? Kamu jangan terlalu menyusahkan pengawalmu." Li Xiao Le membuang napas kasar, dan berucap lesu. "Kalau hanya ingin menjagaku, aku juga tidak keberatan. Masalahnya bukan itu." "Lalu?" "Kakek menyuruh mereka memastikan aku berkencan buta dengan seseorang, aku tidak mau." Dada Timmy terasa sesak untuk sesaat. Dia terhenyak sembari menatap Li Xiao Le yang tertunduk lesu. Demi memisahkan mereka, ternyata kakek Li berusaha menjodohkan Li Xiao Le dengan laki-laki lain, meski statusnya saat ini masih sah sebagai istri Timmy.Selama ini Timmy masih berusaha lunak, berharap suatu hari nanti, saat ingatan Li Xiao Le benar-benar sudah pulih, kakek Li akan mengembalikan Li Xiao Le padanya.Tapi sepertinya orang tua itu tak pernah mempunyai itikad baik.Timmy menghela napas dalam.Bagaimanapun Li Xiao Le adalah istrinya. Mana mungkin dia membiarkan laki-laki lain menikahinya?Timmy akan membuat Li Xiao Le mendapatkan ingatannya kembali sebelum pernikahan itu terjadi."Kalau kita adalah teman, seberapa dekat kita?" Li Xiao Le kembali bertanya setelah melihat Timmy melamun."Sangat dekat, kita seperti keluarga. Setiap hari kamu selalu berada di rumahku.""Benarkah?""Benar, bahkan saat aku sedang tidak ada di rumah karena sibuk syuting, kamu tetap berada di rumahku.""Oh, jadi kamu artis?"Alis tebal Timmy kembali mengernyit kala dia membatin, 'Hah, jadi dia tidak tahu jika aku artis?''Apa gadis ini tidak pernah nonton televisi atau bagaimana?''Apa kakek terlalu mengekangnya dan menutup semua informasi tentangk
Timmy sangat panik begitu melihat Li Xiao Le kesakitan. Dia segera mengangkat tubuh Li Xiao Le dan membawanya duduk di sofa."Gendut cepat ambil air!" pintanya.Gendut pergi dan kembali datang mengulurkan satu botol air mineral pada Timmy."Xiao Le, minumlah dulu." Timmy membuka botol dan membantu Li Xiao Le minum."Terima kasih," kata Li Xiao Le sambil menyeka keringat dingin yang tiba-tiba membanjiri kening."Kamu kenapa? Apa kepalamu sakit?" Timmy masih tampak cemas.Li Xiao Le mengangguk dan menjawab, "Iya, tadi tiba-tiba sakit, tapi sekarang tidak lagi.""Xiao Le, kamu jangan terlalu banyak berpikir, jangan terlalu berusaha mengingat sesuatu, santai saja," kata Timmy sambil mengelap keringat dingin di kening Li Xiao Le."Bagaimana kamu tahu, kalau aku sedang mengingat sesuatu?" tanya Li Xiao Le sambil menatap Timmy, dia sedikit merasa aneh.Kenapa dia tidak merasa risih saat laki-laki itu menyentuhnya seperti ini?"Tentu saja aku tahu, saat kamu mencoba mengingatku di rumah sakit
Berada sedekat ini dengan Li Xiao Le membuat jantung Timmy berdebar sangat kencang.Hanya dengan sedikit gerakan saja sudah pasti bibir mereka akan menyatu dengan sempurna.Tapi hatinya sedang diselimuti dilema, dia hanya mengaku sebagai teman pada Li Xiao Le, bukankah tidak pantas jika dia mencium Li Xiao Le?Beberapa kali jakun di lehernya bergerak naik turun saat dia menelan saliva menahan gejolak yang begitu menggebu di dalam dada.Dengan alunan musik syahdu yang masih mendayu, tentu saja suasana saat ini sangat mendukung.Begitu juga dengan Li Xiao Le, dia sangat tersihir dengan tatapan Timmy, tubuhnya benar-benar membeku dan tidak bisa digerakkan.Ada perasaan aneh yang muncul di hatinya.Timmy bilang mereka hanya berteman, tapi kenapa dia begitu mendambakan pria di bawahnya?Rasanya ada magnet yang menariknya untuk menyatu dengan laki-laki itu.Di waktu yang sama, satu ranting pohon ceri blossom di pinggir danau, tiba-tiba dipenuhi bunga yang bermekaran.Timmy hampir tidak bisa
Samsak yang digantung bergoyang ketika tangan kecil Li Xiao Le meninjunya dengan keras.Ingin menyerah dan memberitahu pada kakek Li atas niatnya, tapi hati mendadak sakit.Sebelum tinggal di Hefei, Li Xiao Le merasa sangat hebat dan mandiri.Dikendalikan seperti ini hanya membuatnya marah.Masih ragu jika menikah dengan Zhang Zui adalah pilihan yang benar.Dari kejauhan Li Jingmi mulai mendekat, dia tahu suasana hati adiknya sedang tidak baik."Kakek memarahimu lagi?" tanya Li Jingmi pelan.Li Xiao Le mengangguk samar, sementara tangannya terus meninju dengan penuh amarah."Karena kamu kabur tadi pagi?" Lagi Li Jingmi bertanya.'Apa lagi?' batin Li Xiao Le tanpa mengangguk.Namun, Li Xiao Le segera menghentikan tinjunya meski amarahnya belum cukup tersalurkan.Dia duduk di lantai dengan peluh yang membasahi seluruh tubuh. Diikuti oleh Li Jingmi yang juga duduk di sampingnya.
Entah bagaimana caranya keesokan harinya wajah imut Li Xiao Le kembali hadir di hadapan Timmy saat ia membukakan pintu."Hai, teman, aku datang lagi," sapa Li Xiao Le datar tanpa ekspresi sembari melambaikan tangannya.Timmy tersenyum lebar, dan berucap, "Masuklah."Li Xiao Le segera memasuki rumah dengan membawa paper bag di tangannya."Apa yang kamu bawa?" tanya Timmy cukup penasaran dengan benda yang Li Xiao Le bawa."Oh ... ini, aku mengembalikan jaketmu. Terima kasih telah meminjamkan kepadaku." Li Xiao Le mengulurkan paper bag itu pada Timmy, wajahnya tampak kurang senang."Ada apa denganmu? Jika tidak ingin mengembalikan jaketku ambil saja tidak apa-apa." Timmy tidak jadi menerima paper bag yang diulurkan Li Xiao Le."Tch …." Li Xiao Le langsung meraih tangan Timmy dan meletakan paper bag itu di tangannya. "Untuk apa aku menginginkan jaketmu, ini juga kebesaran kalau aku pakai."Timmy mulai menautkan alis tebalnya, lantas bertanya, "Lalu kenapa wajahmu seburuk itu?"Li Xiao Le
"Manager Lin, kapan dimulai syutingnya?"Timmy mengalihkan pembicaraan sambil menarik lengan manager Lin untuk menjauh, takut kesehatan Li Xiao Le kembali terganggu dengan pertanyaan itu.Sementara Li Xiao Le yang masih terpaku memikirkan sapaan manajer Lin, tiba-tiba saja kepalanya kembali diserang rasa sakit begitu ingin mengingat sesuatu.Dia seperti pernah mendengar nama Jiang, tapi entah nama siapa itu."Nyonya Li, kamu sakit lagi?" Gendut segera membantu Li Xiao Le duduk sebuah bangku.Timmy sedikit menahan napas dia juga bisa merasakan sakit yang dialami Li Xiao Le melakui jantungnya tanpa melihat Li Xiao Le yang sedang memegangi kepalanya yang kembali berdenyut nyeri.Tapi tidak berani mendekat, takut Li Xiao Le bertanya lebih banyak dan membuatnya semakin sakit."Nyonya, apakah masih sakit?"Gendut memastikan keadaan Li Xiao Le yang napasnya masih terengah-engah dengan keringat dingin yang menyelimuti tubuhnya.Li Xiao Le menggelengkan kepala, wajahnya nanar juga napas yang b
"Sebaiknya kita harus menjaga jarak mulai sekarang," ucap Li Xiao Le lirih kemudian.Namun, Timmy justru terkekeh mendengar itu, yang tidak Li Xiao Le ketahui apa penyebabnya.Karena sangat aneh Li Xiao Le pun kembali bertanya, "Apa yang kamu tertawakan?"Timmy menatap Li Xiao Le lekat untuk waktu yang cukup lama, kilat matanya yang jernih masih binar senyuman yang sangat manis, dan berucap, "Xiao Le, meskipun kita sangat dekat dia tidak akan pernah marah."Li Xiao Le mulai menaikan kedua alisnya dan kembali bertanya, "Benarkah? Apakah dia juga mengenalku?""Bukan hanya mengenal, tapi dia sangat mengenalmu," karena dia adalah kamu Li Xiao Le, imbuh Timmy dalam hati."Dia tinggal di mana?""Di hatiku.""Tch… jangan bercanda."Timmy hanya tersenyum lebar, dan kembali memasukan makanannya ke dalam mulut."Siapa namanya? Ceritakan seperti apa dia."Timmy menatap Li Xiao Le santai, dia kembali menghentikan aktivitas mengunyah yang dia kerjakan, kemudian menjawab, "Aku biasa memanggilnya Li
Li Xiao Le mengintip di balik boneka besar yang dia peluk, ternyata itu kakaknya, Li Jingmi.Tarikan napas lega langsung berembus samar.Untung bukan kakeknya yang dia tabrak, kalau iya, sudah pasti Li Xiao Le akan mendapatkan omelan yang bertubi-tubi karena sudah kabur seharian."Dari mana saja kamu seharian ini? Kakek sangat khawatir mencarimu." Li Jingmi mengulangi pertanyaannya."Hanya bersenang-senang. Kakek terlalu berlebihan, aku sudah bilang aku bukan anak kecil, tidak perlu mengkhawatirkanku terlalu berlebihan." Li Xiao Le menjawab enteng."Kamu membeli boneka sebesar ini, apa kakek memberi uang saku hari ini?""Hah, seandainya itu terjadi pasti aku akan sangat senang. Aku mendapatkan ini secara cuma-cuma?""Jangan bilang kalau kamu mencuri.""Kak Jingmi … jangan konyol! Mana ada orang mencuri barang yang tidak bisa disembunyikan di tubuhnya?" Li Xiao Le sedikit gusar dengan tuduhan kakaknya.Li Jingmi terkekeh. "Lalu dari mana kamu mendapatkannya?""Aku menang bermain Duck S
Di saat Li Xiao Le sedang berusaha merayu Timmy agar dibelikan jagung bakar, di rumahnya yang sangat mewah dan juga megah, Kakek Li sedang uring-uringan karena baru mengetahui jika cucu bungsunya yang badung itu telah membuat ulah."Bagaimana bisa terjadi?" tanya kakek Li dengan intonasi tinggi pada sekretarisnya yang baru saja melapor."Nona Muda mencoba melarikan diri dari Tuan Muda Zhang, Tuan.""Lalu bagaimana kondisi restorannya sekarang?""Porak-poranda seperti habis terkena angin puting beliung. Pihak restoran juga menuntut ganti rugi pada tuan muda Zhang dengan nominal yang fantastis.""Lalu bagaimana dengan keluarga Zhang, apa mereka meminta ganti rugi pada kita?""Sepertinya tidak Tuan, tuan muda Zhang langsung mengganti kerugian restoran saat itu juga. Dan sampai sekarang belum menghubungi kita."Kakek Li membuang napas kasar. "Sampai kapan gadis badung itu mempermalukanku? Sulit diatur dan bertindak semaunya sendiri. Lalu di mana dia sekarang?""Dua pengawal tuan Zhang me
"Ayo turun!" Timmy memegang jemari Li Xiao Le, setelah memakaikan sepatu Li Xiao Le dengan sabar. "Tidak mau, aku akan menunggu di mobil, kamu saja yang turun," tukas Li Xiao Le. Kilat mata yang terus tertuju pada karpet merah yang membentang jauh menuju ke dalam gedung. Sementara puluhan wartawan dan juga kameramen sudah menunggu dan siap memotret dengan gila siapa saja yang turun dari dalam mobil. Timmy memang akan menghadiri acara The best of actress and actors pada tahun ini. "Xiao Le, acaranya akan lama, apa kamu akan menunggu di mobil sampai tengah malam?" "Ya tidak apa-apa, dari pada bertemu dengan kamera sebanyak itu." "Xiao Le, itu hanya kamera, tidak perlu khawatir." "Apa kata orang jika aku datang bersamamu, bisa gempar semua akun gosip." "Abaikan saja, tidak perlu memikirkan itu." "Bagaimana jika Little Wife mu melihatku? Bisa terancam keselamatanku." Timmy langsung mengulum senyum mendengarnya. "Tidak, tidak akan terjadi apa-apa denganmu, aku bisa menjamin kese
Suara Li Xiao Le tertahan akibat membekap mulutnya sendiri menahan sesuatu yang ingin keluar dengan paksa."Nona Li, kamu sakit?" Zhang Zui menghentikan aktivitas makannya begitu melihat Li Xiao Le yang ingin muntah."Tidak, aku hanya alergi dengan omong kosong. Aku mau ke toilet dulu, permisi."Zhang Zui terkekeh ringan sambil menggelengkan kepala, menatap punggung Li Xiao Le yang menjauh.Sepertinya dia harus extra sabar untuk mendapatkan hati calon istrinya yang bebal dan kekanak-kanakan itu.Li Xiao Le sudah tidak tahan lagi, sesampainya di toilet dia segera mengeluarkan seluruh isi perut dengan menyedihkan."CEO sialan! Bisa-bisanya dia terus merayu seperti itu, membuatku mual saja," umpat Li Xiao Le sembari menyeka keringat dingin di dahinya.Setelah keadaan mulai membaik Li Xiao Le mengendap-endap menuju pintu toilet. Ingin kabur.Tapi dua bodyguard Zhang Zui terus mengikuti, membuat Li Xiao Le kesal."Shit!"Dua bodyguard Zhang Zui berdiri mematung di dekat pintu masuk toilet
Timmy masih kesal, bukan takut Li Xiao Le akan berpaling darinya. Dia yakin cinta Li Xiao Le seluas samudera dan setegar batu karang, Li Xiao Le tidak akan mudah berpaling pada laki-laki lain.Tapi Zhang Zui ini benar-benar orang tak tahu diri yang sangat menjengkelkan membuatnya mengumpat berkali-kali.Namun, rasa kesalnya sedikit pudar. Senyumnya mengembang, moodnya kembali cerah ketika ponselnya berdering dan menampilkan nama Little Wife pada layar gadget."Ada apa, sayang?" sapa Timmy dengan mesra setelah menerima panggilan Li Xiao Le."Woi, teman somplak, tidak punya akhlak! Apa yang kamu lakukan pada leherku?" Suara dari seberang terdengar kencang dan berapi-api.Timmy langsung tertawa terbahak-bahak. "Apa sayang? Aku hanya memberikan tanda cintaku saja kok, tidak lebih.""Teman gak punya akhlak! Ini gimana cara ngilanginnya? Mana seperti macan tutul begini! Aku 'kan jadi malu kalau ada yang lihat!""Hahaha… bukank
Timmy sudah sangat senang Li Xiao Le mengusir Zhang Zui. Mendadak dia menjadi sombong."Dengerin tu, PULANG!" Timmy memperjelas kata-kata Li Xiao Le, kemudian menjulurkan lidah, mengejek Zhang Zui."Kak Timmy, kamu juga pulang!""Hah?" mata Timmy langsung melebar.Kini gantian Zhang Zui yang tertawa terbahak-bahak."Xiao Le, kenapa kamu mengusirku juga?" Timmy bersungut-sungut."Pokoknya pulang! Kalian berdua pulang! Aku sudah lelah dengan pertengkaran kalian!" Li Xiao Le kembali berkata dengan tegas tidak dapat diganggu gugat.Zhang Zui langsung berdiri dan menghampiri Timmy."Wukong, ayo kita pulang. Kamu harus ke barat mencari kitab suci bersama guru Tong," kata Zhang Zui merangkul leher Timmy kemudian menyeretnya."Hei, makhluk asing, jangan memelukku seperti itu, Xiao Le bisa salah paham!" pekik Timmy sambil terus berjalan keluar karena diseret Zhang Zui.Dia sempat menoleh pada Li Xiao Le
Timmy tidak mengucapkan apa-apa. Tapi sorot matanya jelas sangat memprovokasi, hingga menyulut emosi Zhang Zui."Tidak perlu menyombongkan diri, kamu juga tidak lebih baik dariku, hanya mencium aroma lemari pendingin saja juga muntah-muntah tidak jelas, jadi siapa yang lebih memalukan sekarang?""Itu gara-gara aku alergi dengan kunjungan alien bodoh sepertimu!" sahut Timmy asal-asalan."Enak saja kamu bilang aku alien! Hei, Wukong, kalau sudah jadi biksu itu yang bener kalau ngomong. Disentil Budha Julai baru tahu rasa kamu!""Hei, makhluk asing, jangan sembarangan. Siapa bilang aku biksu? Cepat kembali ke planetmu sana, ditangkap pemburu alien baru tau rasa kamu!""Emangnya aku takut!""Ya sudah menyerahkan diri sana. Biar di bedah, dijadikan bahan penelitian para profesor botak di laboratorium forensik."Astaga… mereka sedang membicarakan apa coba?Li Xiao Le langsung tepuk jidat, puyeng, dengan percakapan tidak jelas dua orang aneh di depannya.Timmy dan Zhang Zui terus beradu mulu
Wajah Zhang Zui menunjukkan senyuman. Tidak menyangka Li Xiao Le akan berpihak padanya."Xiao Le…." Timmy menunjukkan sikap keberatan dengan keputusan Li Xiao Le."Kak Timmy, dia yang mengajakku keluar, jika aku tidak pulang bersamanya, kakek pasti akan menyalahkannya nanti.""Ya biarkan saja, kenapa kamu peduli dengannya?""Bukan karena aku peduli padanya. Aku sangat lelah sekarang, aku ingin cepat-cepat pulang dan istirahat.""Ya istirahat saja di sini, ini juga rumahmu. Bukankah aku sudah mengatakan kalau kamu adalah keluargaku." Timmy benar-benar tidak rela kalau Li Xiao Le harus pulang ke rumah kakek Li sekarang."Iya, masalahnya kalau aku tidak pulang, dia juga tidak akan pulang. Kalau kalian bersama, pasti kalian akan bertengkar lagi, aku sudah lelah melihat kalian bertengkar terus seharian ini."Arah pandang Timmy beralih pada Zhang Zui, meski dia tidak senang, tapi dia mulai sedikit meminta, "Makhluk asing, apa kamu tidak bisa pulang sendirian saja? Biarkan Xiao Le tinggal di
Timmy segera menengok ke arah tangga, dan benar, ada kepala manusia yang mulai terlihat. Zhang Zui sedang berjalan menaiki tangga.'Bagus, langit benar-benar memberiku keberuntungan.'Dengan senang hati Timmy kembali memeluk sambil menciumi puncak kepala Li Xiao Le memamerkan kemesraan.Saat Zhang Zui tiba, wajahnya benar-benar sangat buruk.Tidak seperti sebelumnya yang terlihat seperti komedian. Kali ini berubah pada mode serius dan menegang, kemarahannya tersulut melihat calon istrinya dipelukan laki-laki lain.Tangannya mengepal geram akibat terbakar api cemburu."Nona Li!" seru Zhang Zui.Li Xiao Le menoleh santai sambil melepaskan pelukannya pada Timmy, pura-pura baru mengetahui kedatangan Zhang Zui."Oh, kamu. Ada apa? Apa sudah selesai memasak?"Kejam!Calon istri gak punya akhlak!Capek-capek dimasakin, dianya malah mesra-mesraan dengan laki-laki lain.Entah kejahatan macam apa yang telah Zhang Zui lakukan di kehidupannya terdahulu, hingga mempunyai nasip buruk seperti ini.
Dalam kebingungan Li Xiao Le, Timmy justru mengulangi pertanyaannya, intonasinya terdengar lembut, tapi penuh penekanan."Xiao Le, maukah kamu berjaji padaku?""I-iya aku bejanji. Aku akan menyempatkan waktuku untuk memberimu kabar setiap hari.""Bisakah kamu berjanji tidak akan menyakiti dirimu sendiri lagi? Hatiku terasa hancur ketika melihat luka di tubuhmu.""I-iya aku berjanji, tidak akan menyakiti diriku sendiri.""Xiao Le, I love you.""I love you too," jawab Li Xiao Le sepontan.Tapi matanya langsung melebar. 'Apa yang baru saja aku katakan?'Saat itu tatapan Timmy semakin intens. Wajahnya yang berjarak beberapa senti dari Li Xiao Le perlahan mendekat dan mendaratkan kecupan lembut dan juga perlahan di bibir Li Xiao Le.Li Xiao Le membeku, tidak bisa menolak atau bergerak.Napasnya pun tersendat karena perbuatan Timmy.'Apa ini? Aku sedang apa?'Li Xiao Le ingin memberontak, tapi aneh, tubuhnya tak bisa diajak kompromi.Entah bagaimana mata itu justru terpejam, meresapi setiap