Share

Bab 3

Author: Jus Pir
last update Last Updated: 2024-04-29 17:42:59
“Mahendra, kalau kamu benar-benar pahami aku, jangan bahas tentang masa lalu lagi, oke?”

Setahun yang lalu, Zola meninggalkan masa kejayaan dan ketenarannya lalu kembali ke Kota Binru untuk menikah dengan Boris. Namun, yang Zola dapatkan hanyalah selembar surat cerai dari Boris. Mahendra merasa itu sangat tidak sepadan bagi Zola.

Raut wajah Mahendra semakin suram, kebencian pun terpancar dari kedua matanya. Zola menyadari perubahan yang terjadi pada Mahendra.

“Mahendra, nggak ada yang bisa menjamin pernikahan akan selalu berakhir dengan sempurna. Aku sudah puas bisa jadi istrinya selama setahun. Jadi jangan merasa semua itu nggak sepadan untukku. Bagaimanapun juga, yang namanya perasaan nggak bisa dipaksakan,” ujar Zola dengan suara pelan.

“Kamu benar, bagus juga kalian cerai. Setelah kalian cerai, aku nggak perlu merasa serba salah. Aku juga nggak perlu khawatir kamu akan sedih dan jadi ragu-ragu.”

Mahendra menanggapi ucapan Zola, tapi suaranya lama kelamaan menjadi semakin pelan, hingga Zola tidak bisa mendengar dengan jelas.

“Maksudmu, kenapa nggak perlu merasa serba salah?”

“Nggak, dari dulu aku nggak suka Boris. Sekarang aku akhirnya nggak perlu bersikap baik padanya karena takut buat kamu merasa serba salah.”

Zola spontan tertawa. Dia tidak mengerti mengapa Mahendra langsung memusuhi Boris ketika pertama kali mereka bertemu. Tentu saja, Boris juga begitu. Kedua pria itu seolah-olah memang terlahir tidak akan pernah bisa akur. Mungkin saja, ini sama dengan dua perempuan yang cantik yang selalu membanding-bandingkan satu sama lain.

Begitu tiba di Stonerise Real Estate, penanggung jawab proyek menolak membantu penyelidikan plagiarisme. Dia juga menyatakan akan menuntut pertanggungjawaban secara hukum dan meminta ganti rugi. Tidak peduli bagaimana Zola dan Mahendra memberikan penjelasan, semua itu tidak ada hasilnya.

Pada akhirnya, penanggung jawab proyek mungkin sedikit goyah. Dia hanya berkata dengan acuh tak acuh, “Perusahaan kami susah payah baru memenangkan kerja sama dengan Morrison Group. Sekarang malah muncul masalah ini dengan kalian. Pihak Morrison sangat nggak senang. Kecuali kalian bisa yakinkan pihak Morrison Group. Kalau nggak, nggak ada kemungkinan lain.”

Morrison Group? Perusahaan keluarga Morrison. Sekarang perusahaan itu dipimpin oleh Boris. Jadi, meyakinkan pihak Morrison Group sudah pasti mustahil.

Setelah keluar dari Stonerise Real Estate, Mahendra berkata dengan raut wajah berat, “Jangan khawatir, biar aku yang tangani. Semua akan baik-baik saja, oke?”

Zola hanya tersenyum tipis. Apa lagi yang bisa mereka lakukan? Hanya satu, yaitu menemui Boris. Akan tetapi, mereka sebentar lagi akan bercerai. Bagaimana mungkin pria itu masih mau membantunya?

Zola sedang tidak mood untuk kembali ke perusahaan. Oleh karena itu, dia meminta Mahendra untuk mengantarnya kembali ke Bansan Mansion. Sepanjang jalan, Zola tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Dia larut dalam kebingungan yang belum pernah dia alami sebelumnya, tentang anak, juga tentang pekerjaannya. Apa yang harus dia lakukan?

Sesaat kemudian, Zola tiba di Bansan Mansion. Dia keluar dari dalam mobil, lalu berjalan ke depan jendela kursi pengemudi. Sambil berdiri di bawah sinar matahari senja yang indah, dia berkata kepada Mahendra, “Tunggu aku selesai memikirkan masalah ini baru kita buat rencana. Kamu hati-hati di jalan.”

Mahendra tersenyum pada Zola. Tepat ketika dia hendak mengatakan sesuatu, ekor matanya menangkap sosok pria bertubuh tinggi yang berdiri di balkon lantai dua mansion itu.

Mahendra menyipitkan matanya dan melambaikan tangan pada Zola, lalu berkata, “Zola, ada yang ingin aku katakan padamu.”

Zola mencondongkan tubuhnya ke jendela mobil. Mahendra tiba-tiba mengulurkan tangannya dan mengelus rambut Zola dengan lembut, “Jaga diri baik-baik.”

Zola seketika tercengang, wajahnya tampak bingung, tidak mengerti dengan sikap Mahendra yang tidak terduga itu. Jarak antara mereka berdua begitu dekat. Dari sudut pandang tertentu, mereka terlihat seperti sedang berciuman.

Pemandangan itu terlihat semua oleh sosok yang berdiri di balkon. Wajah tampan itu seketika menjadi dingin, seolah tertutup oleh lapisan es.

Zola menunggu Mahendra pergi baru kembali ke mansion. Baru saja masuk ke dalam, dia mendengar suara pria yang ketus, “Kamu buru-buru keluar hanya untuk bertemu dengannya?”

Zola mendongak dan melihat Boris yang sedang berjalan turun. Mata mereka bertemu, Zola sama sekali tidak menghindari tatapan pria itu. Dia hanya berkata dengan tenang, “Aku hanya pergi ke kantor.”

“Huh.” Mata Boris yang gelap dipenuhi aura dingin, “Zola, sekarang kita belum cerai. Jadi aku harap kamu bisa jaga jarak dengan lawan jenis dan ingat statusmu masih istriku.”

Zola terdiam, ekspresinya membeku. Atas dasar apa Boris mengatainya seperti itu? Dia hanya menumpang mobil temannya, tapi bagaimana dengan Boris? Pria itu kerap pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tyara. Bahkan akhir-akhir ini Boris pergi ke sana setiap hari. Hanya karena Zola tidak mengatakan apa-apa bukan berarti dia tidak tahu apa-apa.

Zola segera menata kembali emosinya. Dia menatap Boris dengan acuh tak acuh, lalu berkata dengan nada seperti sedang menertawakan dirinya sendiri, “Aku tahu, tapi aku harap kamu juga bisa lakukan hal yang sama. Jangan aku saja, kan?”
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Raisya Salsabila
laki2 egois
goodnovel comment avatar
Zhunia Angel
boris? mbok ya nama pemeran utama lakinya yg kerenan dikir to thor
goodnovel comment avatar
Rhizna Wati Sikang
lelaki egois si boris ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 4

    Jawaban Zola membuat Boris seketika bungkam. Namun, mata pria yang dalam dan diselimuti rasa tidak senang itu terus menatapnya. Zola tidak ingin menghadapi Boris lagi. Oleh karena itu, dia melangkahkan kakinya naik ke lantai atas. Akan tetapi, saat dia melewati Boris, tangan Zola dicekal dengan erat.“Zola, kamu lagi atur-atur aku?” tanya pria itu dengan suara serak.“Aku hanya berharap kamu bisa bersikap adil.”“Demi dia, kamu jadi berlidah tajam begini? Biasanya kamu selalu bersikap lembut, penurut dan pengertian terhadap aku. Jadi semua itu hanya dibuat-buat?”Zola mengerahkan tenaga untuk menarik tangannya. Namun, Boris begitu kuat, Zola sama sekali tidak berdaya untuk melawannya.Melihat Zola yang terus meronta, Boris pun langsung menarik perempuan itu dengan kuat ke dalam pelukannya. Napas pria yang menyejukkan menerpa wajah Zola, membuat Zola spontan tidak berani bergerak lagi.“Zola, jawab pertanyaanku, oke? Demi dia?” tanya Boris lagi.Zola mengerutkan bibirnya. Mereka terlalu

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 5

    “Aku ke sana sekarang juga. Kamu minta perawat temani kamu dulu, oke?” Rahang Boris menegang, tapi suaranya tetap terdengar lembut. Hanya saja, setelah mendengar kata-kata Tyara, sorot matanya menjadi kian dalam seperti lubang tak berdasar.Jawabannya membuat Tyara sangat senang. Perempuan itu langsung berkata, “Oke, aku tunggu kamu.”Setelah panggilan berakhir, Boris kembali melihat ke arah tangga. Setelah menyuruh pelayan untuk mengingatkan Zola untuk makan malam, dia pun berjalan dengan cepat keluar meninggalkan rumah.Sesaat kemudian, terdengar suara mesin mobil. Zola berdiri di depan jendela kamar tidur utama sambil melihat mobil hitam itu pergi. Wajah cantiknya dipenuhi dengan sikap acuh yang dingin. Bibirnya melengkung tipis menertawakan dirinya sendiri. Pikirannya hanya dipenuhi sosok Boris yang pergi dengan cepat karena mengkhawatirkan Tyara. Boris benar-benar mencintai Tyara. Jadi apa yang masih dia harapkan dari pria itu?***Malam itu, Boris tidak kembali ke Bansan Mansion

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 6

    “Bagaimana mungkin jadi jelek? Sekarang kamu masih dalam masa pemulihan, jangan berkecil hati, oke?” hibur Boris dengan suara lembut.“Benaran? Kamu nggak akan risih denganku?” Suara perempuan yang lembut itu penuh dengan harapan.“Tentu saja nggak akan. Setelah kamu sembuh, kita akan menikah,” kata pria itu tanpa ragu-ragu.“Benaran? Kamu nggak bohong, kan?”“Nggak bohong. Sudah, makan dulu, ya.”“Aku mencintaimu, Boris.” Suara lembut perempuan itu seperti suara alunan piano yang memabukkan.Zola yang berada di balik pintu juga mendengar setiap kata dalam percakapan mereka dengan jelas. Dia spontan melengkungkan bibirnya, menertawakan dirinya sendiri. Ada kesedihan yang tak ada habisnya di matanya. Zola tidak ingin menguping pembicaraan orang lain. Namun, dibandingkan dengan mengetuk pintu sekarang dan membuat orang merasa kesal, lebih baik dia menunggu dengan tenang. Setelah memastikan percakapan kedua orang itu telah berakhir, dia baru mengetuk pintu. Suara pria yang acuh tak acuh

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 7

    Zola mengerutkan bibirnya dan tersenyum tipis, “Memangnya ekspresiku sangat penting? Kalau Tyara merasa nggak enak hati, kenapa dia telepon di jam segitu? Tapi karena dia sudah telepon, nggak perlu merasa bersalah. Apalagi kita sudah tandatangan surat cerai. Boleh dibilang kita sudah bercerai.”Nada bicara Zola begitu tenang, sama sekali tidak ada penyesalan. Namun, sikap Zola yang seperti itu membuat wajah Boris menjadi muram. Padahal ini jelas-jelas hasil yang dia inginkan. Namun entah mengapa, ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan di dalam hatinya. Meskipun hanya sedikit, tetap saja dia tidak bisa mengabaikan perasaan itu.Boris menyipitkan mata dan berkata dengan nada tidak senang, “Zola, kalau kamu nggak senang karena aku suruh kamu antar baju ke sini, kamu marah saja padaku. Tapi Tyara belum sembuh, dia nggak boleh merasa sedih.”Boris begitu menyayangi Tyara, tidak ingin Tyara menderita sedikit pun. Oleh karena, dia boleh membuat Zola sedih.Mendapati suasana semakin mencekam,

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 8

    Begitu mendengar perkataan Selena, raut wajah Lydia seketika menjadi muram. Dia pun berkata dengan tegas, “Zola, sudah berapa kali aku beritahu kamu jangan lakukan sesuatu secara diam-diam? Kamu bukan gadis liar yang tinggal di kampung lagi. kamu ini anak keluarga terpandang, anak kedua keluarga Leonarto, istri Boris Morrison.”Zola menurunkan tatapannya sambil memasang raut wajah datar. Dia mengangguk pelan dan berkata dengan suara pelan, “Aku mengerti, Ma.”Ekspresi Lydia baru sedikit melembut. Dia berkata dengan tenang, “Ayo duduk di sini.”Zola berjalan mendekat lalu duduk tegak di sofa dengan postur yang lembut dan anggun. Wajahnya yang cantik menawan itu sulit untuk dilupakan tidak peduli apa pun pakaian yang dia kenakan. Itu juga satu-satunya hal dari Zola yang membuat Lydia merasa puas.Lydia menatap Zola dengan lembut dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba pulang jam segini?”“Ma, aku akan cerai dengan Boris.”Zola mengangkat wajahnya dan menatap ibunya. Tatapannya penuh tekad,

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 9

    Bansan Mansion.Zola tidak makan apa-apa sepanjang hari ini. Begitu sampai di rumah, dia meminta orang dapur membuatkan mie untuknya. Zola melihat mie yang dipadu dengan sayuran dan telur dadar di depannya. Hanya dengan mencium aromanya seharusnya membuat Zola merasa lapar. Namun, dia tiba-tiba merasa mual dan ingin muntah.Zola mengira itu karena perutnya kosong terlalu lama. Saat dia hendak memasukkan mie ke dalam mulut, perasaan kuat itu tidak bisa ditahan lagi. Dia segera berlari ke kamar mandi dan terus muntah. Perasaan ini sangat tidak nyaman. Dalam kondisi perut kosong, tidak ada yang bisa dimuntahkan. Zola merasa seperti organ-organ dalamnya pun akan keluar.Setelah beberapa saat, Zola baru merasa lebih nyaman. Begitu berdiri, matanya bertemu dengan sepasang mata seorang pria yang hitam dan tajam.Mata Zola membeliak, dia memutar badannya menghadap pria itu dengan kaget, “Kapan kamu pulang?”Tidak ada suara sama sekali. Zola sungguh tidak tahu sejak kapan pria itu kembali, suda

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 10

    Zola menatap Boris, “Hmm, aku sudah bilang.”“Kenapa kamu nggak diskusi denganku dulu?”Boris tampak tidak senang, ada emosi yang tidak terbaca di matanya. Zola tidak tahu mengapa pria itu memberikan reaksi seperti itu. Apakah karena Zola berinisiatif sendiri memberitahu keluarga Leonarto tentang perceraian mereka?“Menurutku masalah nggak ini nggak perlu didiskusikan lagi. Hari Senin kita akan urus perceraian kita, kan? Kalau begitu, aku beritahu keluargaku juga nggak akan berpengaruh bagimu, bukan?” tanya Zola.“Kamu ingin cepat-cepat pisah denganku?”Boris bertanya dengan dingin. Matanya menatap Zola dengan tajam. Zola spontan terkejut, sama sekali tidak mengerti apa maksud pria itu.Zola tersenyum getir, “Boris, kamu lupa kalau kamu sendiri yang minta cerai?”Orang yang ingin cepat-cepat bercerai bukannya Boris sendiri? Mengapa sekarang pria itu bersikap seolah-olah Zola yang minta cerai?Boris mengerutkan keningnya dan berkata dengan dingin, “Nggak perlu terburu-buru juga, kan. Ka

    Last Updated : 2024-04-29
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 11

    Jika terus bersikeras bertahan dalam hubungan ini, pada akhirnya Zola yang akan malu sendiri.Boris menangkap sesuatu yang aneh dari kata-kata yang Zola ucapkan. Zola seperti sedang membicarakannya, juga seperti tidak ada hubungannya dengannya. Apakah dia yang terlalu banyak berpikir?Zola tidak ingin terus mengobrol dengan Boris lagi. dia takut tidak bisa mengendalikan emosinya. Sejak kemarin, dia senantiasa mengingatkan dirinya sendiri dan berkata, “Zola, jangan berharap lagi, jangan teruskan lagi. Nggak akan ada hasil. Dia nggak mungkin mencintaimu. Semua usaha dan pengorbananmu akan jadi sia-sia. Bahkan kamu mungkin bakal buat dia merasa muak sama kamu.”Zola menarik napas dalam diam. Emosi di dalam hatinya perlahan-lahan menjadi lebih tenang. Setelah itu, pelan-pelan kembali normal.***Boris dan Zola pergi ke rumah sang kakek sebelum jam makan malam. Rumah keluarga Morrison terletak di sebuah kawasan vila di dekat gunung Kota Binru. Orang-orang yang tinggal di sini adalah generas

    Last Updated : 2024-04-29

Latest chapter

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 620

    Boris menatap Sandra dengan wajah tanpa ekspresi. “Kompetisinya belum di mulai, kan? Kamu sangat peduli padanya?”Sandra mengerutkan kening. “Boris, aku perempuan, nggak suka sama perempuan.”Boris hanya mendengus sinis, seolah sedang berkata pada Sandra kalau di matanya pria atau perempuan sama saja.Sandra benar-benar tak berdaya. Tiba-tiba dia merasa tidak ingin mengatakan apa pun lagi. Sepertinya Boris sudah terlalu terobsesi.Untung saja, Boris juga tidak mengatakan apa-apa lagi. keduanya hanya mengobrol tentang peraturan babak kedua. Kali ini banyak peraturan baru yang ditambahkan, salah satunya sangat mengejutkan Sandra.Siapa pun yang diduga melakukan plagiarisme, konsekuensinya bukan hanya harus mengundurkan diri dari kompetisi, tapi juga harus memberikan kompensasi kepada penyelenggara serta desainer yang karyanya diplagiat, bahkan harus keluar dari dunia desain.Itu sama saja dengan memberitahu semua desainer yang ikut kompetisi. Jika mereka ingin melakukan plagiarisme, lebi

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 619

    Boris memasang raut wajah dingin, sekali lagi mempertegas pendiriannya. Zola hanya tertawa tak berdaya.“Kenapa nggak bisa dibandingkan? Bukannya ini hal yang sama? Atau ada sesuatu di antara kamu dan Tyara yang bisa kamu beritahukan padaku?”“Zola!” Boris berkata dengan tegas, “Semakin kamu bersikap seperti ini, artinya kamu memang masih mencintai mantan pacarmu itu, kan?”“Bagaimana denganmu? Apakah kamu juga masih mencintai Tyara?”Zola meniru nada bicara dan sikap Boris, lalu terus mendesak pria itu. Boris tertawa sinis. “Aku sudah beritahu kamu. Aku nggak punya perasaan seperti itu pada Tyara.”“Kalau nggak ada, kenapa kalian bermalam bareng di hotel?” tanya Zola dengan suara pelan.Sejauh ini, Zola hanya tahu kalau “Tyara” keluar dari hotel bersama Boris. Dia tidak tahu kalau perempuan itu bukanlah Tyara. Dia juga tidak tahu kalau Tyara sudah mengklarifikasi dia tidak bermalam dengan Boris di hotel. Oleh karena itu, dia hanya tahu Tyara dan Boris menghabiskan satu malam bersama d

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 618

    Zola mengerutkan kening dan menatap pria di depannya. Boris jelas begitu dekat, tapi Zola merasa pria itu sangat jauh darinya. Zola memasang wajah tenang, karena dia tidak tahu apa yang terjadi di luar.Oleh karena itu, dia sedikit meragukan kata-kata Boris. Akan tetapi, sikap dan ekspresi yang Boris tunjukkan seolah sedang memberitahu Zola, kalau masalah benar-benar seperti itu.Sikap diam Zola membuat Boris tertawa pelan. “Kamu khawatir sesuatu akan terjadi padanya?”Zola tidak bicara. Boris berkata dengan nada mengejek, “Orang seperti Mahendra nggak akan mati begitu saja. Bagaimanapun juga, dia orang yang bisa lakukan apa saja untuk melarikan diri. Dia pasti berusaha keras untuk memastikan keselamatannya sendiri.”Bibir tipis Boris mengatup rapat. Sorot matanya menjadi begitu dalam, bagai sebuah lubang tak berdasar. Senyum mengejek merekah di bibirnya. Tidak ada kehangatan di ekspresi wajahnya.Wajah Zola penuh dengan kebingungan. Karena sikap ketus Boris membuatnya tidak bisa menah

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 617

    Zola menatapnya dengan bingung. “Kenapa diam saja? Ayo ngomong. Kalau kamu memang ingin bersama Tyara, ngomong langsung saja sama aku. Aku nggak akan paksa orang lain, juga nggak akan menyulitkan siapa pun. Jadi bisa nggak kamu nggak usah perlakukan aku dengan cara seperti ini?”Boris tetap diam saja. Ini membuat Zola sangat gusar. Dia mengerutkan bibirnya dan menundukkan kepala. Kemudian, dia bertanya, “Apakah kamu marah karena aku sembunyikan soal Mahendra?”Lagi-lagi Boris tetap bungkam. Kali ini, Zola menganggapnya sebagai jawaban positif dari pertanyaannya barusan. Zola menghela napas dalam hati dan berusaha menenangkan diri.“Kalau memang karena itu, aku bisa jelaskan. Aku akui, aku memang tahu lebih dulu. Aku juga akui aku pernah ragu, aku pernah bimbang. Tapi hati nurani buat aku sadar kalau ini bukan perkara sepele. Bukan hanya dengan sebuah kebohongan bisa membuat segalanya seolah-olah nggak pernah terjadi.”“Jadi aku nggak pernah berpikir untuk nggak beritahu kamu. Aku juga

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 616

    Boris membuka matanya dan memandang ke luar jendela. Di luar sudah gelap gulita. Dia menyipitkan mata, lalu berkata, “Bukan aku yang tentukan dia bisa hidup atau nggak, tapi apa yang dia rencanakan.”Jesse memacu mobil menuju tempat kejadian. Tim penyelamat sudah berkumpul dan melakukan pencarian.Begitu melihat Boris datang, Jodi segera menghampirinya dan menjelaskan situasi secara singkat.“Sekarang sudah malam, jadi pencarian agak sulit untuk dilakukan. Tapi bagaimanapun juga, ini sudah menyangkut nyawa orang. Pencarian tetap harus dilakukan. Kalau soal masih hidup atau nggak, masih belum tahu,” jelas Jodi.Boris menatap Jodi dengan wajah tanpa ekspresi. Kemudian, dia tertawa pelan. “Seharusnya kamu bilang belum tahu apakah orangnya bisa ditemukan atau nggak.”Jodi tidak mengerti maksud perkataan Boris. Namun, Boris sudah berbalik dan masuk ke dalam mobilnya tanpa memberi Jodi kesempatan untuk bertanya. Setelah duduk di dalam mobil, Boris menyuruh Jesse untuk menjalankan mobil. Urus

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 615

    Kata-kata Boris membuat emosi Mahendra seketika meledak. Meskipun dia sedang terbaring di tanah, dia tetap berteriak keras, “Boris, kamu dan seluruh keluarga Morrison akan dapat ganjarannya. Kamu kira kamu sudah menang? Persetan, kamu belum menang, Boris. Ini baru permulaan. Kalian pasti akan bayar harga mahal!”Kutukan Mahendra membuat Boris tiba-tiba mengerutkan alis. Samar-samar dia merasakan sedikit perasaan gelisah ketika mendengar kata-kata itu. Boris sendiri tidak tahu dari mana datangnya rasa gelisah itu.Ekspresi di wajah Boris semakin dingin. Dia menyipitkan matanya dan bertanya, “Apa maksudmu?”Mahendra tidak bicara, hanya tertawa. Suara tawanya membuat emosi Boris perlahan-lahan berubah. Namun, Boris segera kembali tenang. Mungkin saja Mahendra mengatakannya hanya untuk membuatnya bingung.Boris menatap Mahendra dengan wajah tanpa ekspresi. Sesaat kemudian, polisi datang. Begitu melihat mobil polisi datang, Jesse langsung berjalan mendekat ke Boris dan berkata, “Pak Boris,

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 614

    Senyum licik merekah di wajah Mahendra. “Boris, kamu tahu kenapa dia nggak langsung beritahu kamu saat Zola tahu dia hamil? Kamu nggak pernah pikirkan kenapa dia nggak beritahu kamu? Kamu sangat yakin anak di perutnya adalah anakmu, bukan anak orang lain? Kami selalu habiskan waktu bersama setiap hari. Lama-kelamaan akan tumbuh perasaan juga. Kamu nggak mungkin nggak mengerti, kan?”“Lagi pula, kenapa dia nggak lakukan apa pun setelah tahu aku yang jebak kamu dan Morrison Group? Dia juga nggak pernah berpikir mau beritahu kamu. Kamu nggak pernah pikirkan apa alasannya? Kalau dia benar-benar nggak peduli padaku sama sekali, dia bisa saja langsung ceritakan semuanya padamu begitu dia tahu. Jadi kenapa harus tunggu sampai kamu tahu?”Boris tidak bergerak juga tidak memberikan reaksi apa pun. Wajahnya sangat muram. Sorot matanya gelap, seolah-olah tertutup lapisan tinta hitam yang tebal. Ekspresi itu membuat Mahendra sangat puas. Dia mengucapkan kata-kata yang semakin keterlaluan, semakin

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 613

    Permusuhan di antara keduanya benar-benar telah pecah. Tentu saja, Mahendra tidak akan membiarkan Boris pergi begitu saja.Mahendra tertawa sinis dan berkata dengan nada mengejek, “Memangnya kenapa kalau aku andalkan perempuan? Mereka juga melakukannya dengan sukarela. Dibandingkan denganmu, kamu lebih kasihan, Boris. Bagaimanapun juga, Zola nggak mencintai kamu. Di hatinya hanya ada mantan pacarnya. Dia nggak ada perasaan sama sekali padamu. Kalau bukan karena kamu yang terus bersikeras nggak mau cerai, kamu kira kalian berdua masih bisa jadi pasangan suami istri sekarang?”Kata-kata Mahendra membuat wajah Boris menjadi dingin. Amarah yang terpancar di matanya terlihat sangat jelas. Meskipun dia tahu Mahendra sengaja membuatnya kesal, Boris tetap saja tidak bisa menahan diri untuk tidak berpikir ke arah situ. Apakah Zola sendiri yang memberitahu Mahendra?Karena Boris tahu Zola punya mantan pacar. Zola menikah dengannya karena Zola ingin menjauhkan diri sepenuhnya dari mantan pacarnya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 612

    Tyara mengedipkan matanya pelan, agak linglung dan bingung. Namun, dia tidak tahan karena dimarahi oleh Mahendra seperti itu.Tyara mendengus sinis dan berkata, “Kamu nggak berhak marah aku. Siapa suruh kamu jebak aku? Seharusnya kamu beritahu aku lebih awal apa yang ingin kamu lakukan. Bukan dengan lakukan hal-hal yang merugikan aku tanpa sepengetahuan aku seperti sekarang.”Mahendra tidak ingin bicara omong kosong dengan Tyara. Dia tiba-tiba teringat sesuatu. “Dari semalam kamu sudah di rumah sakit?” tanya Mahendra.“Iya, dia sudah tahu.”Wajah Mahendra menjadi muram. Jadi apa maksud Boris dengan sengaja membuat keributan seperti itu? Tiba-tiba, Mahendra mengerti sepenuhnya. Boris sedang memaksanya untuk muncul.Ekspresi wajah Mahendra semakin tidak bersahabat. Dia pun menunjuk Tyara dan berkata, “Kamu akan bayar harga atas keputusanmu hari ini. Kamu kira kalau Boris tangkap aku, dia akan lepaskan kamu? Kamu salah, Tyara. Karena dia tahu kamu ingin jebak dia pakai obat, dia pasti sud

DMCA.com Protection Status