Jerat Cinta CEO Mesum

Jerat Cinta CEO Mesum

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-26
Oleh:  Nyi RatuTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.3
108 Peringkat. 108 Ulasan-ulasan
524Bab
394.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Area 21+ Untuk para jomlo harap bijak dalam membaca! 'Apa Mami tidak salah? Menjodohkanku dengan anak SMA?' ucap Gilang dalam hati sembari melirik tidak suka kepada gadis tomboy itu. Gilang Sebastian, berusia 26 tahun. Seorang CEO muda dari FaRiz Group yang mendapat julukan Pecinta wanita karena sering berkencan dengan para wanita seksi yang selalu berakhir di atas ranjang. Dijodohkan dengan gadis muda bernama Nayara Fateen Agis yang baru berusia 18 tahun. Mereka sepakat untuk berpacaran terlebih dulu untuk menolak secara halus perjodohan itu. Namun, seiring berjalannya waktu, Naya jatuh cinta pada CEO mesum itu. Akankah Naya berhasil menghentikan petualang cinta kekasihnya dengan para wanita seksi? Akankah ketulusan cinta Naya bisa mengubah Gilang menjadi laki-laki setia?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Resmi Pacaran

“Nay, lo mau ke mana sih buru-buru banget?” tanya Mia, sahabat dekat Naya sejak mereka duduk di bangku SD.

“Gue disuruh buru-buru pulang. Nggak tahu mau ngapain,” ucap Naya. “Lo ‘kan tahu sendiri kalau Bunda lagi ngomel, udah kayak petasan mercon.” Naya bangun dari duduknya sambil menjilati es krim coklat kesukaannya. Kemudian ia pergi meninggalkan sahabatnya di kedai es krim.

“Ya udah lo hati-hati!” Mia melambaikan tangannya pada sang sahabat yang sudah berjalan menjauh darinya.

“Sampai jumpa besok!” teriak Naya sembari menoleh ke belakang membalas lambaian tangan sahabatnya. Hingga tanpa sengaja ia menabrak pemuda yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.

“Kalau jalan tuh pakai mata!” Hardik sang pemuda yang memakai kemeja berwarna putih, dan karena kecerobohan Naya, baju pemuda itu menjadi kotor akibat bersentuhan dengan es krim Naya.

“Yah, es krim gue.” Naya tidak memedulikan pemuda yang ditabraknya, tapi ia malah menatap es krimnya yang terjatuh.

“Heh anak kecil! Kamu harus tanggung jawab!” bentak Gilang sambil membersihkan bajunya yang kotor karena es krim pakai tisu. ‘Nggak mungkin ‘kan aku pulang dulu buat ganti baju,’ batin Gilang.

“Maaf, Om, saya lagi buru-buru,” ucap Naya sambil menjilati sisa es krim yang masih menempel di stik kayu itu.

“Kalau udah rabun, pakai kacamata!” bentak Gilang sambil mengayunkan langkah kakinya menjauhi Naya.

Ia sangat kesal pada gadis yang menabraknya. Sudah mengotori kemeja, menyebutnya dengan sebutan Om, membuat Gilang tambah kesal. Selama ini belum pernah ada wanita yang menolak pesonanya. Baru kali ini ada seorang gadis yang tidak tertarik dengan pesonanya, bahkan memanggilnya dengan sebutan Om kepada sang pecinta wanita itu.

“Yeh gitu aja sewot. Tuh cowok kasar banget sih,” ucap Naya sambil terus menatap punggung pemuda itu yang semakin menjauh. “Jangan sampai gue punya suami kayak gitu. Amit-amit dah.” Naya mengetuk keningnya dengan jari telunjuk yang ditekuk. Kemudian ia segera berlari ke parkiran.

“Gara-gara dia nih gue jadi telat gini.” Naya melihat jam di ponselnya. Lalu dengan cepat ia memasukan kembali ponsel itu ke dalam tas. Setelah memakai helm, Naya segera menancapkan gas motor matiknya.

Setengah jam kemudian Naya sampai di rumah yang sederhana. Sudah ada dua mobil mewah terparkir di halaman rumahnya.

Ia turun dan membuka helmnya, kemudian menyangkutkannya di spion motor. Naya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sambil terus menatap mobil mewah yang terparkir di depan rumahnya.

“Nih, mobil bangus bener ya,” ucap Naya sambil mengusap-usap kendaraan mewah berwarna hitam mengilat itu.

“Bun, aku pulang!” teriak Naya. Sudah menjadi kebiasaannya saat pulang ke rumah pasti teriak-teriak memanggil sang bunda.

“Nay, jangan teriak kayak gitu, malu ada tamu,” sahut sang bunda saat anak gadisnya hendak menghampirinya di ruang tamu.

“Maaf, Bun. Udah kebiasaan soalnya,” ucap Naya sambil mencium tangan sang bunda.

“Kenalin nih, Tante Tyas sama Om Rizky dan juga anaknya.” Bunda Maya memperkenalkan tamunya pada Naya.

“Naya, tante.” Naya menyalami Tante Tyas. “Naya, Om.” Kini ia menyalami Om Rizky.

Saat Naya menatap Gilang, ia berusaha mengingat-ingat wajah laki-laki tampan yang penuh pesona berdiri di hadapannya sambil menatapnya tajam.

“Kamu! Anak kecil yang mengotori kemejaku ‘kan.” Gilang mengarahkan jari telujuknya pada Naya sembari menatapnya tidak suka.

“Eh, Om yang tadi ya,” ucap Naya sambil menyeringai. “Maaf, Om, tadi aku buru-buru karena Bunda mendadak nyuruh pulang.” Naya menundukkan kepalanya. Ia merasa tidak enak hati, ternyata orang yang ditabraknya adalah tamu sang bunda.

“Lang, sudahlah, Naya juga nggak sengaja,” ucap Mami Tyas.

Gilang adalah laki-laki dengan sejuta pesona, ia sangat memerhatikan pakaian untuk mendukung penampilannya.

“Naya juga udah minta maaf ‘kan.” Kini Papi Rizky menimpali. “Kayaknya kamu yang kayak anak kecil. Naya udah berbesar hati meminta maaf sama kamu,” lanjut Papi Rizky sambil tertawa pelan.

Naya mengulurkan tangannya pada Gilang. “Maafin Naya, Om.” Naya tulus meminta maaf pada laki-laki gagah itu.

Gilang mengembuskan napasnya dengan kasar. “Jangan panggil Om!” Gilang menerima uluran tangan Naya. “Panggil Gilang!” ucapnya sambil melepas tangan Naya.

“Iya, Mas Gilang, maaf,” ucap Naya. Lalu kembali duduk di samping sang bunda.

“Maksud kami datang ke sini, untuk memperkenalkan calon suamimu, Nay,” ucap Mami Tyas sambil tersenyum pada Naya.

“Calon suami?” Naya terlihat kebingungan. Ia menatap Ayah dan bundanya, mereka hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.

 'Seriusan gue dijodohin sama om-om?!' batin Naya.

“Ayah sama Om Rizky udah sepakat menjodohkan kamu dengan Nak Gilang.” Kini Ayah Naya yang berkomentar.

“Kok Ayah nggak bilang-bilang sih!” protes Naya pada ayahnya.

“Emangnya Naya udah punya pacar?” tanya Mami Tyas dengan lembut pada calon menantunya.

“Belum sih, Tante,” jawab Naya pelan. Kini Naya menoleh pada bundanya. “Pacaran aja belum pernah ngerasain, masa udah nikah aja sih, Bun. Aku ‘kan mau ngerasain pacaran sama laki-laki yang Naya suka,” rengek gadis tomboy itu pada wanita yang sudah melahirkannya.

‘Ya ampun, masa gue harus pacaran sama tuh orang. Cakep sih cakep, tapi kasar gitu. Bisa sawan gue dibentakin dia terus kalau sampai pacaran sama cowok angkuh itu,’ ucap Naya dalam hatinya.

“Ya udah kalian pacaran dulu aja! Biar kalian tambah deket. Nikahnya juga masih beberapa bulan lagi ‘kan,” usul Mami Tyas yang disetujui semuanya. Kecuali, Naya dan Gilang.

“Gimana, Lang?” tanya sang mami pada putra semata wayangnya.

‘Nggak bisa nolak juga ‘kan,' batin Gilang. “Gilang setuju, Mi,” ucapnya sambil tersenyum. Walaupun merasa sangat terpaksa.

‘Gue iyain aja deh. Nanti ‘kan gue bisa menolak perjodohan ini kalau tuh orang bersikap kasar sama gue.’ Naya memantapkan hati untuk menjadi pacar dari laki-laki yang baru dikenalnuya.

“Gimana, Nay? Kamu juga ‘kan pengin cepet-cepet punya pacar.” Kini sang bunda yang bertanya.

‘Emang sih gue pengin punya pacar, kayak orang-orang yang berkencan saat malam minggu, tapi gue penginnya berpacaran dengan laki-laki yang gue cintai,’ batin Naya.

Naya menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya secara perlahan. “Iya deh, Naya mau pacaran dulu sama Mas Gilang.

“Nah sekarang kalian resmi pacaran,” ucap Mami Tyas sembari menyunggingkan sudut bibirnya membentuk lengkungan indah di wajahnya.

‘Kayaknya baru gue doang deh, pacaran diresmikan sama calon mertua,’ ucap Naya dalam hatinya. ‘Kalau gue nikah sama dia, terus gue hamil dan punya anak. Gue nggak jadi kuliah dong, masa iya baru delapan belas tahun udah bunting. Temen-temen gue asyik belajar, kencan dengan orang yang dicintai, jalan-jalan ke mana pun yang kita sukai. Sementara gue lagi duduk selonjoran sambil mengusap-usap perut yang membesar seperti badut.’ Naya tenggelam dalam lamunannya.

“Nay, kenapa melamun?” Sang bunda menepuk bahu gadis tomboy itu.

“Eh nggak, Bun, Naya cuma lagi bayangin kencan pertama Naya dengan Mas Gilang.” Naya berbohong pada kedua orang tuanya dan sang calon mertua.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
91%(98)
9
1%(1)
8
2%(2)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
1%(1)
3
1%(1)
2
1%(1)
1
4%(4)
9.3 / 10.0
108 Peringkat · 108 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Lia Budi
so good .........
2023-09-28 11:51:54
0
user avatar
Agus Irawan
hai kak numpang promosi, mampir ke Novelku juga ya. judul" Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan
2023-04-29 10:26:14
0
user avatar
Dary_
permisi, izin promo ya kak "HOT DUDA BERANAK TIGA"jangan lupa mampir yaa! terimakasih ...
2023-02-16 17:40:38
1
user avatar
Nyi Ratu
Maaf ya, tadi siang ada gangguan sinyal atau aplikasinya gitu yang gangguan, aku mau update gak bisa terus. Barusan aku mau update ternyata malah udah muncul 2 bab. Padahal waktu siang tadi gagal kirim.
2022-05-09 23:14:54
3
user avatar
Fivi Hanitiani
lanjut lah. koin baru beli..
2022-04-17 19:50:30
1
user avatar
Ratna Antar
suka yang hot dan ada percampuran fantasi? yuk mampir ke judul Ralp. baru buka udah panas
2022-03-16 13:21:13
6
user avatar
Nisa Nurpasa
Mampir juga yuk ke novel 'Menikahi Gadis Desa' ... Sarah Larasati, terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria kota bernama Fabian Aditama. Bukan tanpa alasan ia menerima perjodohan ini, hutang sang ayah lah yang menjadi alasannya. Akankah Sarah bahagia bersama pasangannya kelak? Atau hanya p
2022-03-12 19:31:39
0
user avatar
Aswa Antari
lanjut... seru ......
2022-02-25 18:57:35
0
user avatar
Mythåsäry Zugar Zu
lanjuuuuuut dipantai smpai halal buat evan n lura....
2022-02-13 22:05:36
1
user avatar
Ayangna mbeb
keren tor. aku suka ni kalao crazy up terus. si kadal mesum bikin aku senyum senyum sendri
2022-02-08 20:40:33
1
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-27 21:36:58
0
user avatar
Nyi Ratu
Maaf, Kak, kemarin lagi ada keperluan. Hari ini udah update 4 bab ya, silakan dibaca
2022-01-04 20:49:22
2
user avatar
Antho Puja
baguss. cuma update nya lama.
2021-12-31 14:05:36
0
user avatar
abdee sasmito
sederhana Tapi menarik
2021-11-23 19:33:45
2
user avatar
Mythåsäry Zugar Zu
ayo donk kak lanjuuuuuut......
2021-10-29 23:19:13
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 8
524 Bab
Bab 1. Resmi Pacaran
“Nay, lo mau ke mana sih buru-buru banget?” tanya Mia, sahabat dekat Naya sejak mereka duduk di bangku SD.“Gue disuruh buru-buru pulang. Nggak tahu mau ngapain,” ucap Naya. “Lo ‘kan tahu sendiri kalau Bunda lagi ngomel, udah kayak petasan mercon.” Naya bangun dari duduknya sambil menjilati es krim coklat kesukaannya. Kemudian ia pergi meninggalkan sahabatnya di kedai es krim.“Ya udah lo hati-hati!” Mia melambaikan tangannya pada sang sahabat yang sudah berjalan menjauh darinya.“Sampai jumpa besok!” teriak Naya sembari menoleh ke belakang membalas lambaian tangan sahabatnya. Hingga tanpa sengaja ia menabrak pemuda yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.“Kalau jalan tuh pakai mata!” Hardik sang pemuda yang memakai kemeja berwarna putih, dan karena kecerobohan Naya, baju pemuda itu menjadi kotor akibat bersentuhan dengan es krim Naya.“Yah, es krim gue.” Naya tidak memedulikan pemuda yang ditabraknya, tapi ia malah menatap es krimnya yang terjatuh.“Heh anak kecil! Kamu harus
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Baca selengkapnya
Bab 2. Kencan Pertama
Semua orang di ruangan itu tersenyum bahagia mendengar ucapan Naya. Mereka mengira gadis tomboy itu benar-benar menerima Gilang sebagai calon suaminya. “Lang, kamu ajak Naya jalan-jalan sana! Ini ‘kan malam minggu, kalian rayakan sana hubungan kalian!” perintah Mami Tyas. “Iya, Mi,” jawab Gilang dengan pasrah. Ia tidak bisa menolak perintah Nyonya besar Sebastian. “Nay, udah sana kamu mandi dulu, biar cantik!” perintah sang bunda pada putri semata wayangnya. “Tapi … aku belum pernah kencan. Apa aku harus dandan yang menor?” ucap Naya dengan jujur yang membuat semua orang tertawa mendengar ucapannya. ‘Apa dia benar sepolos itu? Itu artinya dia masih perawan dong,’ Pikiran Gilang berkelana ke mana-mana, yang ada di otak si CEO mesum itu tidak jauh dari selangkangan. Entah apa yang membuatnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas itu. Sehingga ia menjadi laki-laki brengsek penikmat wanita. “Nay, jadilah diri sendiri. Nggak usah pengin terli
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-29
Baca selengkapnya
Bab 3. Kencan Yang Manis
“Malam minggu, malam panjang untuk para kekasih, tapi tidak untuk Naya dan Gilang. Harusnya malam ini Gilang berpesta dengan para wanita seksi yang biasa melayaninya sampai puas, tapi kali ini dia harus menemani kekasih kecilnya.   “Mas Gilang … aku boleh minta sesuatu nggak?” tanya Naya ragu-ragu sambil meremas-remas jemarinya.   “Kamu mau apa? Sebutin aja, nanti aku belikan,” balas Gilang tanpa menoleh pada kekasihnya yang duduk d samping kemudi.   Kini Naya dan Gilang berada di mobil yang sama, mobil mewah milik CEO FaRiz Group.   “Bukan itu,” sahut Naya cepat. “Mas Gilang mau nggak nurutin kemauan aku, kali ini aja deh.” Naya bergeser duduknya, ia memiringkan tubuhnya hingga dengan leluasa melihat wajah tampan calon imamnya.   ‘Emang bener sih ya, dia emang ganteng banget, tapi sikapnya itu loh, angkuh pisan,’ gumam Naya dalam hatinya.   “Terus apa mau ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-30
Baca selengkapnya
Bab 4. Terima Kasih Calon Suami
Semilir angin malam membelai rambut panjang Naya yang hitam dan lurus ketika ia membuka ikatan rambutnya. Surai indah itu membelai wajah tampan laki-laki yang duduk di sampingnya. Gilang memejamkan mata saat rambut kekasih kecilnya membelai wajah. Ia menghirup aroma yang menenangkan dari rambut Naya. Lalu ia menoleh ke samping menatap wajah cantik Naya di bawah sinar rembulan. ‘Ternyata gadis kecil ini sangat cantik,’ gumamnya dalam hati sembari tersenyum. Kini mereka ada di bukit kecil dekat pasar malam. Menikmati indahnya malam ditemani bintang-bintang dan rembulan yang memancarkan cahayanya menerangi malam. Naya menoleh pada laki-laki yang resmi menjadi pacarnya beberapa jam yang lalu. “Mas Gilang, aku boleh bersandar di bahumu nggak? Kayak mereka itu!” tunjuk Naya pada pasangan kekasih yang duduk tidak jauh dari mereka. Gilang mengarahkan pandanganya pada arah tangan Naya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-05
Baca selengkapnya
Bab 5. Ciuman Pertama
“Sama-sama, Calon istri,” balas Gilang sembari tersenyum. “Duh, Mas Gilang, lama-lama bisa jatuh cinta beneran ini,” ucap Naya sambil menutup wajah cantiknya dengan kedua telapak tangan. Saat ia membuka telapak tangannya, wajah Gilang sudah sangat dekat dengan wajahnya. Tangan Gilang menarik tengkuk Naya dengan lembut. Perlahan ia menempelkan bibirnya pada bibir ranum kekasihnya. Naya membuka matanya lebar-lebar, saat sang kekasih melumat bibirnya dengan lembut. Detak jantungnya terasa berhenti sesaat, darahnya mengalir hangat ke seluruh tubuh. Gilang memejamkan mata sambil menikmati bibir perawan sang kekasih. Si Pecinta wanita itu bisa merasakan kalau gadis kecil yang menjadi calon istrinya belum pernah berciuman sebelumnya. Gilang menggigit kecil bibir bawah Naya, sehingga gadis itu sedikit membuka mulutnya. Gilang dengan leluasa mengeksplor rongga  mulut kekasihnya. T
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-10
Baca selengkapnya
Bab 6. Penjahat Wanita
Gilang langsung terpaku di tempatnya mendengar racauan Naya seperti maling yang tertangkap basah. Ia yakin kalau Bunda Maya mendengar racauan anak gadisnya. “Astaga Naya, malu-maluin aja,” ucap Bunda Maya yang membantu melepas tangan anak gadisnya di leher Gilang. “Maafin Naya ya, Nak,” ucap Bunda Maya dengan lembut. Ia merasa tidak enak hati kepada Gilang. Gilang hanya tersenyum menanggapi ucapan calon mertuanya. “Saya pamit pulang dulu!” ucap Gilang dengan sopan. Lalu segera keluar dari kamar Naya, setelah berpamitan dengan Bunda Maya dan suaminya, Gilang bergegas keluar dari rumah itu. “Apa dia akan memberitahukan tentang ciuman tadi kepada bundanya?” gumam Gilang saat ia sudah berada di dalam mobilnya. Ketika ia dalam perjalanan, ada pesan masuk dari sahabatnya, Evans. Sahabatnya itu mengajaknya untuk berpesta dengan para wanita yang haus belaian. N
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-14
Baca selengkapnya
Bab 7. Ciuman Kedua
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Kini Naya sudah berada di depan pintu apartemen laki-laki yang menjadi pacar pertamanya sambil menenteng kantung belanjaan berisi sayuran dan ikan. Naya merogoh ponsel yang ada di tas pinggangnya. Ia mencari nomor telepon sang kekasih, tapi nama Gilang tidak ada dalam daftar kontaknya. “Mana sih nomor Mas Gilang? Bukannya semalam dia udah menyimpannya di hape ini,” gumam Naya yang masih menggulir ke atas dan ke bawah untuk mencari nama Gilang. Namun, hanya password pintu apartemen yang bisa ditemukan di ponselnya. “Gimana ini ya? Masa langsung nyelonong aja, ntar dikiranya gue cewek apaan, masuk rumah orang tanpa permisi dulu,” gumam Naya di depan pintu masuk apartemen Gilang. “Ah gue masuk aja deh, Mas Gilang udah ngasih nomor pinnya berarti gue boleh masuk ‘kan ya?” Naya bertanya pada dirinya sendiri. Akhirnya Naya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-17
Baca selengkapnya
Bab 8. Kejutan Dari Mami
Kedatangan Mami Tyas tidak disangka-sangka oleh putranya. Gilang dan Naya terbuai dengan indahnya kemesraan yang membuat mereka tidak menyadari kalau sang Mami memergoki aksi mereka. Ketika Gilang mulai menelusuri leher jenjang Naya dengan bibirnya, sang mami berdehem yang membuat kedua anak manusia itu kalang kabut. Naya segera turun dari pangkuan Gilang dan duduk di samping kekasihnya itu. ‘Kenapa Mami bisa masuk?’ batin Gilang sembari melirik maminya dengan tatapan tidak suka. “Kamu kenapa ngelihatin Mami kayak gitu? Kamu nggak suka Mami datang?” tanya sang mami sembari menahan senyum karena sudah menggagalkan rencana mesum anaknya. “Mami cuma mau ngasih kejutan untukmu, Sayang,” ucap sang mami dengan nada bicara yang terkesan meledek putranya. “Dan aku sangat terkejut dengan kedatangan Mami,” balas Gilang sembari mendelikkan matanya pada sang mami.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-21
Baca selengkapnya
Bab 9. Buaya Darat
Setelah selesai makan siang, mereka mengobrol di ruang tamu. Naya duduk di samping calon mertuanya. Sementara Gilang duduk di sofa depan sang kekasih. Ia terus memerhatikan gadis tomboy yang baru dua hari menjadi kekasihnya itu. Gilang semakin penasaran dengan Naya, menurutnya dia adalah gadis yang mudah dirayu, tapi CEO muda itu belum mempunyai kesempatan untuk melancarkan aksinya. “Mami tumben mau datang ke apartemenku?” tanya Gilang pada sang mami. Biasanya Mami Tyas tidak pernah mau berkunjung ke tempatnya. Ia merasa jijik karena Gilang selalu membawa wanita teman kencannya bermalam di apartemen. “Mami nelpon Naya mau ngajak dia ke salon, eh nggak tahunya dia lagi ada di kandang buaya.” Mami Tyas melirik dengan sinis kepada anaknya. Kecemasan mulai menyelimut wanita paruh baya itu, ia khawatir kalau Gilang merusak Naya. Ia akan merasa sangat bersalah kalau sampai itu terjadi. Demi anaknya ia mengorbankan kehormata
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-25
Baca selengkapnya
Bab 10. Berpesta
“Kenapa juga aku mengemis kepada gadis tomboy itu, masih banyak wanita seksi yang lebih menarik yang dengan suka rela menyerahkkan tubuhnya untukku sentuh,” gumam Gilang sembari menyeringai. Laki-laki dengan sejuta pesona itu  masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi ia segera berpakaian. Apa pun yang dipakai CEO muda itu selalu terlihat pas di tubuhnya. Gilang segera menyambar kunci mobilnya, berjalan sambil bersiul keluar dari apartemennya. Mobil sport berwarna kuning itu melesat di jalanan menuju tempat sahabatnya berada. Tempat di mana ia menghabiskan waktu bersama para wanita seksi yang selalu menemani para lelaki tampan itu. Akhirnya mobil sport itu sampai di rumah mewah yang terlihat sangat asri. Banyak pohon-pohon rindang di sepanjang jalan menuju rumah itu setelah memasuki gerbang depan. Tidak ada lagi rumah di lingkungan itu, hanya ada satu istana kediaman keluarga Prasetyo.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-27
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status