David langsung terduduk di lantai.Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Bagaimana itu bisa terjadi?Apa Nova benar-benar menelepon direktur utama Arthur Group tadi?Melihat sikap David, Chandra langsung tahu, pria itu pasti sudah mendapat kabar bahwa Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Di kantor presdir Almaris Group. Bambang Sinaga sedang berteriak memarahi David, karena dia mendapat kabar dari Arthur Group bahwa direktur utama mereka yang memerintahkannya sendiri dan mengatakan kalau David telah menyinggung perasaan seseorang yang seharusnya tidak tersinggung.“Pak Bambang, gawat. Arthur Group bilang adalah masalah kualitas pada bahan obat yang kita produksi. Mereka telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan kita dan meminta kita untuk membayar ganti rugi sebesar enam triliun!”“Pak, gawat. Ada pesan dari bank yang meminta kita segera melunasi pinjaman!”“Pak, gawat. Pabrik kita telah ditutup oleh pihak berwenang karena masalah kualitas!”
“Lukisan Gunung Merabu …,” gumam Chandra pelan.Lukisan itu adalah lukisan pusaka milik keluarga Atmaja.Sebelum meninggal, kakeknya pernah memberitahunya bahwa keluarga Atmaja boleh hancur, tapi lukisan ini tidak boleh hilang.Chandra tidak pernah melupakan hal ini selama sepuluh tahun ini.“Paul, bersiaplah. Kita bergerak di malam hari.”“Oke.” Paul mengangguk.“Oke, kamu pergi dulu. Istriku akan segera pulang kerja. Dia nggak berharap aku berurusan dengan orang yang nggak jelas. Kamu nggak kelihatan seperti orang baik. Kalau istriku melihatmu, aku akan dimarahi lagi.”Ekspresi Paul menegang. Kulitnya hanya sedikit hitam. Kenapa dia jadi dianggap orang yang tidak jelas dan orang yang tidak baik?“Kok masih bengong? Cepat pergi.” Chandra menendang pria itu.Paul pun berbalik badan dan pergi.Chandra melihat jam. Sudah waktu pulang kerja. Nova akan segera keluar.Dia pun mendorong motor listrik yang ada di sebelahnya dan berjalan menuju kantor Yorda Group. Sebelum dia sampai ke sana, d
Chandra tampak tak berdaya.Nova berkata, “Ambilkan gaun di dalam lemariku. Ada perjamuan penting mala mini.”Chandra bangkit dan berjalan menuju lemari, membuka pintu lemari dan bertanya, “Sayang, yang mana?”“Yang putih, dengan belahan V di leher.”“Nggak boleh pakai gaun ini. Kamu nggak boleh pakai yang terlalu terbuka seperti ini di luar. Gaun yang ini bagus.” Chandra mengambil sebuah gaun hitam berleher tinggi dan menyerahkannya pada Nova, lalu bertanya, “Ngomong-ngomong, perjamuan apa?”Nova berkata, “Hindi Sinaga mengadakan acara lelang. Ada banyak barang bagus yang dilelangkan. Tamu yang hadir juga orang-orang penting. Aku juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperluas koneksiku.”Chandra sedikit kaget mendengarnya, tapi tidak mengatakan apa-apa dan malah bertanya, “Apa perlu aku mengantarmu pakai motor?”“Aku naik taksi saja.”“Oh, oke.”Setelah berganti pakaian, Nova pun pergi.Di vila kediaman keluarga Sinaga.Ini adalah satu-satunya vila yang tersisa milik keluarga
Puluhan mobil jip melaju menuju vila keluarga Kurniawan. Tentara-tentara bersenjata lengkap menyerbu rumah mereka.Anggota keluarga Kurniawan lainnya langsung panik. Toni yang sudah tidur, terbangun dengan masih mengenakan piyamanya. Ketika melihat puluhan tentara berada di sana, wajahnya menjadi pucat karena ketakutan. Dia buru-buru bertanya, “Ada apa?”“Bawa pergi.”Setelah perintah itu, Toni ditahan oleh dua tentara dan dibawa pergi dengan paksa.Anggota keluarga Kurniawan lainnya yang sudah tidur juga dibawa paksa.Sementara itu, di rumah Nova.Boni dan Yani sudah tidur.“Bruk!” Pintunya didobrak sampai terbuka. Kemudian, sekelompok orang masuk dan membawa mereka pergi dengan paksa.Di lantai atas Rivera Hotel, di sebuah ruang rahasia.Nova diikat, dan setelah beberapa saat, anggota keluarga Kurniawan lainnya juga dibawa ke sana. Kakeknya ayahnya, paman pertamanya Om Hardi, paman keduanya Om Jaka, dan puluhan orang dari keluarga Kurniawan semuanya dibawa ke sana. Semuanya diikat.M
Ada dua luka berdarah di wajah Nova yang cantik. Darahnya menetes ke pipi dan menodai lehernya.Penglihatannya kabur, karena air mata terus menetes.Air matanya mengalir dan bercampur dengan darah di wajahnya.Dia sudah putus asa.Dia merasa tidak berdaya menghadapi Radika, komandan dari keluarga Sinaga itu.Dia benci!Dia benci pada dirinya yang dulu. Mengapa dia harus menerobos masuk ketika mendengar ada teriakan minta tolong di tengah kebakaran itu!Hanya karena dia menolong satu orang, dia terluka bakar dan harus hidup menderita selama sepuluh tahun!Setelah menderita luka bakar itu, dia menjadi bahan olokan dan tertawaan teman-temannya!Teman-teman yang dulu berteman baik dengannya juga ikut mengabaikannya!Teman-teman di kelas kalau melihatnya seperti melihat orang berpenyakit, menjauh darinya!Dia tidak disukai oleh keluarganya, dan bahkan orang tuanya sendiri memandangnya dengan rendah!Setelah lukanya sembuh total, dia merasa penderitaannya selama sepuluh tahun terakhir tidak
“Orang itu adalah aku.”Satu kalimat pendek, tapi kalimat itu menggelegar di telinga semua orang yang ada di sana bagaikan petir, membuat pikiran mereka kosong, membuat mereka bingung.Bahkan, Radika yang berada di panggung juga tertegun sejenak.Dia adalah wakil komandan di perbatasan barat yang telah mengalami banyak pertempuran, tetapi dia juga dibuat terpana oleh teriakan Chandra.Dia tidak menyadari apa yang sedang terjadi saat itu. Ketika dia sadar, dia melihat seorang pria berjalan masuk.Orang itu mengenakan topeng hitam di wajahnya dan aura dingin menyelimuti seluruh tubuhnya. Aura dingin itu seolah menurunkan suhu ruangan itu.“Dia?”“Pria bertopeng itu yang membunuh Ahmad Sinaga!”Orang-orang di ruangan itu mulai menyadarinya. Wajah mereka pucat karena ketakutan ketika melihat Chandra berjalan mendekat.Setengah bulan yang lalu, tangan Denis Sinaga dipatahkan dan kepala Ahmad Sinaga dipotong. Pemandangan tubuh Ahmad yang terbaring dalam genangan darah muncul di benak semua o
Rivera adalah kota pusat kedokteran.Delapan puluh persen bahan obat tradisional di dunia dikirim dari sini.Ada grup farmasi dengan nilai pasar ratusan triliun, dan ada ratusan ribu pabrik pengolahan bahan obat, baik itu yang besar maupun yang kecil.Di sini, pasti ada klinik pengobatan tradisional di setiap jalan dan gang.Jalan Nantaboga adalah jalan yang paling “multicultural” di Rivera. Di sini adalah tempat berkumpulnya tiga agama dan sembilan aliran, ada yang menjual barang antik, ada KTV, bar, dan panti pijat.Ada sebuah klinik di Jalan Nantaboga ini.“Klinik Mortal.”Di sinilah tempat bawahan Chandra, Paul, menetap di Rivera.Chandra adalah Dokter Sakti. Paul telah mengikutinya selama bertahun-tahun dan tahu sedikit tentang kedokteran. Memeriksa orang yang masuk angin ataupun yang memar karena pukulan bukan hal yang sulit baginya.Saat ini di atas meja operasi, di Klinik Mortal.Chandra menatap Nova yang wajahnya berlumuran darah. Lutut wanita itu robek dan kotor karena debu.
Matahari terbit, menyinari bumi yang gelap gulita. Warga kota satu per satu bangun, mandi, dan memulai hari baru mereka.Pagi ini di ruangan direktur utama kantor Arthur Group.“Pak, sesuatu yang besar terjadi semalam.” Seorang wanita seksi dan cantik berdiri di samping Ihsan Pamungkas dan menjelaskan secara detail apa yang terjadi di acara lelang yang diadakan oleh keluarga Sinaga tadi malam.“Radika menangkap Nova dan keluarga Kurniawan?” Ihsan sedikit terkejut mendengarnya, lalu bertanya, “Apa Radika akhirnya mati?”“Benar, Pak. Dari informasi yang kami terima, Radika awalnya berencana untuk membalas dendam pada keluarga Kurniawan dulu, baru kemudian membalas dendam pada Arthur Group. Tapi, ketika dia menangkap Nova Kurniawan, pria bertopeng yang membunuh Ahmad Sinaga datang dan membunuhnya.”Ihsan melambaikan tangannya pelan, “Oke, kamu boleh pergi.”Setelah sekretarisnya pergi, Ihsan tersenyum kecil dan bergumam pada dirinya sendiri, “Berani sekali dia mengganggu Nova. Memang ngg
Chandra telah lama mendengar tentang Lingsi Agung dari Gunung Abadi. Pada saat Basita membawa Chandra ke Pustaka Agung di bumi, Basita juga memberitahu penjaga Pustaka Agung.Chandra menatap Basita dan bertanya, “Sebenarnya Gunung Abadi itu tempat seperti apa? Gurumu sangat kuat? Bisakah dia melawan Sekte Sutan dari dunia tersegel pertama?”Basita menggelengkan kepalanya perlahan. “Aku awalnya juga nggak nggak tahu tempat seperti apa Gunung Abadi. Aku juga nggak tahu asal-usul guruku. Baru-baru ini aku baru tahu kalau Gunung Abadi berada di dunia tersegel. Prajurit kuat dari Gunung Abadi adalah leluhur manusia di bumi. Sebelumnya ada seorang utusan dari Gunung Abadi hubungi aku. Dia bilang kalau aku sedang dalam kesulitan, aku bisa pergi ke Gunung Abadi untuk minta bantuan.”Setelah mendengar hal itu, Chandra merasa seperti menemukan penyelamat. Dia pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.“Oke, aku tunggu kamu di sini. Kamu cepat pergi ke sana,” kata Chandra dengan tergesa-gesa.
Chandra tidak berani membayangkannya. Dia terus berjalan dan berjalan, sampai tiba di depan pintu sebuah bar. Saat ini, hari sudah malam. Bar itu sudah mulai buka. Di dalam bar, terdengar alunan musik yang memekakkan telinga.Meskipun bencana alam telah terjadi, waktu telah berlalu lama. Sehingga kesulitan yang ditimbulkan oleh bencana itu pada dasarnya telah diselesaikan, kondisi menjadi stabil kembali. Orang yang harus mati telah mati. Yang bertahan sudah kebal terhadap virus yang dibawa bencana.Manusia memang seperti itu. Saat tidak ada masalah, mereka hanya bersenang-senang sepuasnya. Chandra sudah bertahun-tahun tidak pernah ke bar. Sekarang dia hanya seorang diri, tidak tahu harus pergi ke mana. Jadi, dia masuk ke dalam bar.Sambil minum, Chandra menyaksikan para penari menari di lantai dansa bar. Chandra merasa linglung ketika melihat pemandangan itu. Saat ini, dia sedang memikirkan apakah sepadan baginya untuk melindungi orang-orang itu dengan sekuat tenaga. Dia bersusah payah
Sasa tidak mau turun tangan membantu. Chandra tidak punya pilihan selain melarikan diri. Akan tetapi, ke mana dia bisa melarikan diri? Dia tahu, Alam Primordial adalah dunia terkuat di antara 3000 dunia tersegel. Sekte Sutan seharusnya juga merupakan sekte yang sangat kuat. Tetua sekte tersebut juga pasti sangat kuat. Orang seperti itu pasti bisa menemukan Chandra di bumi dengan sangat mudah.Setelah meninggalkan Negara Naga, Chandra membuat topeng kulit manusia, mengubah penampilannya dan menjadi orang lain.Saat ini, Gunung Bushu.Satu pegunungan yang muncul dari dunia tersegel. Pegunungan itu ditempati oleh Sekte Sutan di Alam Primordial. Sekte Sutan mendirikan sekte mereka di sini.Sekte Sutan, di aula utama.Banyak orang berkumpul di sana. Pemimpinnya tidak lain adalah Akram, tetua Sekte Sutan. Di bawahnya ada beberapa pria paruh baya.“Keberuntungan apa yang didapatkan Chandra sampai dia bisa berlatih jurus yang mengerikan seperti itu?” tanya seseorang dengan bingung.Akram yang
Istana Abadi, kediaman Penguasa Kota. Banyak orang berkumpul di sana. Sasa, Nova, Paul, Arya, Maggie dan roh penunggu. Chandra menceritakan kepada mereka apa yang terjadi di dunia luar.“Prajurit dari Alam Primordial datang dan bilang aku berlatih ilmu iblis. Dia mau hakimi aku dan bunuh aku.”“Hah?”Begitu mendengar hal tersebut, Nova langsung berdiri. Wajah cantiknya tampak khawatir. “Jadi apa yang harus kita lakukan?” tanya Nova.Chandra menggelengkan kepalanya. “Aku juga nggak tahu. Aku hanya tahu Alam Primordial adalah dunia terkuat di antara 3000 dunia tersegel. Sekarang prajurit dari Sekte Sutan di Alam Primordial bilang kalau aku nggak mati, dia akan hancurkan semua manusia di bumi. Dimulai dari Negara Naga.” Chandra tampak khawatir.“Karena prajurit dari Sekte Sutan bilang seperti itu, maak dia pasti punya kekuatan untuk lakukan hal itu. Sekarang aku benar-benar nggak tahu harus berbuat apa.”Usai berkata, Chandra menatap Sasa. “Kak Sasa, apakah kamu bisa bantu aku hancurkan S
Chandra berjalan keluar dari aula istana. Orang-orang lainnya yang berada di aula mengikuti di belakang Chandra. Setelah keluar dari aula, Chandra melihat ke kejauhan.Di langit yang jauh, ada beberapa pesawat yang berbentuk aneh. Pesawat-pesawat itu sangat besar, seperti gunung yang menggantung di langit, menutupi awan dan menghalangi sinar matahari. Dilihat dari kejauhan saja sudah tampak sangat mengejutkan.“Ini ....”Chandra mengerutkan kening. Lingkungan di bumi sekarang sudah berbeda dari sebelumnya. Chandra tidak akan terkejut lagi jika ada hal-hal aneh yang muncul. Dari bentuk dan struktur pesawat-pesawat itu, Chandra tahu kalau itu bukan sesuatu dari bumi. Melainkan datang dari dunia tersegel.Yang membuat Chandra bingung adalah mengapa para prajurit kuat di dunia tersegel itu datang ke sini.“Ada apa ini?”“Itu mungkin pesawat tempur dari dunia tersegel.”“Daripada dibilang pesawat, lebih baik dibilang senjata ajaib. Karena aku pernah dengar prajurit lain dari dunia tersegel.
“Kak Chandra.”Di aula istana. Sandra datang menghampiri Chandra. Dia mengenakan gaun merah, yang semakin menonjolkan tubuhnya yang seksi serta wajahnya yang cantik. Dia menatap Chandra yang duduk di kursi utama di aula, dengan ekspresi bingung di wajah cantiknya.“Bukannya kamu pergi ke Gunung Bushu dan masuk ke Gerbang Waktu dan Ruang? Kenapa kamu pulang begitu cepat?”Di Kota Tanpa Batas di Negeri Penelusuran, Chandra tidak memiliki konsep waktu. Dia tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu.“Sudah berapa lama Gerbang Waktu dan Ruang terbuka?” tanya Chandra.“Baru tiga hari,” jawab Sandra.“Baru tiga hari?” Chandra tampak kaget. Dia mengira sudah lama berada di Negeri Penelusuran. Namun siapa sangka, ternyata baru tiga hari.“Iya, baru tiga hari,” kata Sandra sambil menganggukkan kepala.“Huh.” Chandra menarik napas dalam-dalam. Baru tiga hari? Mengapa dia merasa sudah begitu lama?“Ada apa? Apa terjadi sesuatu?” tanya Sandra.“Nggak apa-apa.” Chandra tersadar dan berkata, “Aku ca
Di Kota Tanpa Batas yang ke-108, seorang pria misterius. Chandra hanya melihat cara berpakaiannya pria itu, tidak melihat seperti apa rupa wajahnya. Apa yang pria itu katakan membuat orang berpikir keras.“Apa maksudnya cepat atau lambat aku akan bertarung berdampingan dengannya? Sebenarnya siapa dia?”Chandra berdiri di tembok Kota Tanpa Batas, menatap arah tempat pria yang telah menghilang itu berdiri sebelumnya, lalu tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sesaat kemudian, dia baru menyingkirkan pikiran-pikiran yang kacau di dalam otaknya.“Orang itu bilang aku sudah dapat keuntungan terbesar dari pembukaan Gerbang Waktu dan Ruang. Sekarang nggak perlu keluar dari kota. Dengan kekuatan dan levelku sekarang, aku nggak bisa pergi ke awal waktu, nggak bisa pergi ke waktu awal terciptanya dunia. Dia suruh aku pergi sekarang,” gumam Chandra.Kemudian, dia bertanya, “Kak Sasa, bolehkah aku pergi sekarang?”Suara Sasa terdengar dari Istana Abadi. “Aku juga merasa kamu boleh pergi sekarang. Mes
Meskipun belum tahu kekuatan apa yang dimiliki Tugu Langit Tanpa Batas itu, yang jelas prajurit biasa tidak akan mampu menahan beratnya. Chandra menyimpan Tugu Langit Tanpa Batas itu dengan puas.Tugu Langit Tanpa Batas berubah menjadi energi berwarna hitam dan masuk ke dalam tubuh Chandra, lalu muncul di salah satu area pusat tubuhnya.Chandra merasa sangat puas. Dia pun bertanya, “Kak Sasa, aku sudah dapatkan Monumen Langit pertama. Apakah itu artinya aku bisa dapatkan Monumen Langit lainnya dengan mudah? Apakah benar-benar ada 108 Monumen Langit?”“Teorinya memang seperti itu. Benar atau nggak, kamu langsung pergi ke Kota Tanpa Batas dan lihat sendiri saja,” jawab Sasa.“Harus selesaikan tantangan dulu baru bisa pergikah?” tanya Chandra.Namun saat ini, beberapa informasi tiba-tiba muncul di Tugu Langit Tanpa Batas di dalam tubuh Chandra. Informasi-informasi tersebut meresap ke dalam pikirannya.Chandra tertegun selama beberapa detik, lalu ekspresi gembira menghiasi wajahnya. “Terny
Chandra menatap Tugu Langit Tanpa Batas di depannya dan keraguan seketika muncul di benaknya. “Apa ini? Kenapa aku keluar?” Bukankah Wika mengatakan kalau dirinya harus memiliki kemampuan untuk menahan karma jika ingin menjadi pemilik dari Tugu Langit Tanpa Batas? Apa karma yang dimaksud Wuka? Chandra benar-benar bingung saat ini.“Kak Sasa, apa kamu ada?” tanya Chandra. “Ya, aku di sini. Tadi, ada kekuatan yang berhasil memutus komunikasimu dengan Istana Abadi. Jadi, bagaimana keadaanmu sekarang?” balas Sasa dari dalam Istana Abadi.Kemudian Chandra menceritakan semua yang dikatakan oleh Wuka kepada Sasa lalu bertanya, “Kak Sasa, menurutmu apa artinya ini?”Sasa berpikir sejenak lalu berkata, “Kemungkinan itu adalah cara untuk menentukan apakah kamu layak untuk menjadi pemilik dari Tugu Langit Tanpa Batas atau tidak. Sekarang, cobalah untuk mendapatkan Tugu Langit Tanpa Batas.”“Oke,” jawab Chandra. Kemudian dia melayang setinggi puluhan meter di atas langit dan mulai mengaktifkan