Share

Bab 13

Author: Angin
Puluhan mobil jip melaju menuju vila keluarga Kurniawan. Tentara-tentara bersenjata lengkap menyerbu rumah mereka.

Anggota keluarga Kurniawan lainnya langsung panik. Toni yang sudah tidur, terbangun dengan masih mengenakan piyamanya. Ketika melihat puluhan tentara berada di sana, wajahnya menjadi pucat karena ketakutan. Dia buru-buru bertanya, “Ada apa?”

“Bawa pergi.”

Setelah perintah itu, Toni ditahan oleh dua tentara dan dibawa pergi dengan paksa.

Anggota keluarga Kurniawan lainnya yang sudah tidur juga dibawa paksa.

Sementara itu, di rumah Nova.

Boni dan Yani sudah tidur.

“Bruk!” Pintunya didobrak sampai terbuka. Kemudian, sekelompok orang masuk dan membawa mereka pergi dengan paksa.

Di lantai atas Rivera Hotel, di sebuah ruang rahasia.

Nova diikat, dan setelah beberapa saat, anggota keluarga Kurniawan lainnya juga dibawa ke sana. Kakeknya ayahnya, paman pertamanya Om Hardi, paman keduanya Om Jaka, dan puluhan orang dari keluarga Kurniawan semuanya dibawa ke sana. Semuanya diikat.

Mereka semua masih bingung dan tidak paham, tidak tahu mengapa mereka bisa bermasalah dengan keluarga Sinaga. Mereka tidak tahu mengapa mereka dibawa ke vila keluarga Sinaga. Semuanya tampak panik.

Radika sedang duduk di sebuah kursi, dengan sebatang rokok di mulutnya. Ada beberapa tentara bersenjata lengkap berdiri di belakangnya.

Dia berkata dengan acuh tak acuh, “Nova, apa kamu tahu mengapa aku mengikatmu?”

Nova tidak mengerti.

Dia tidak merusak lukisan itu, tapi bagaimana dia bisa terlihat seperti melakukannya di rekaman CCTV itu?

Toni, yang juga dalam keadaan diikat, memohon, “Pak Radika, keluarga kami nggak pernah mencari masalah dengan keluarga Sinaga. Leon dan David bahkan berhubungan baik. Untuk apa kamu menangkap kami sekeluarga? Kumohon padamu, lepaskan kami dan biarkan kami pergi. Kalau kami ada melakukan kesalahan, aku akan menebusnya nanti. Aku akan datang sendiri ke rumah keluarga Sinaga.”

Radika melambaikan tangannya dan menyela kata-kata Tony, “Nova merusak lukisan terkenal senilai 3,6 triliun di acara lelang tadi. Toni, aku hanya akan melepaskan dan membiarkanmu pulang. Kamu jual semua aset keluarga Kurniawan dan kumpulkan sampai 3,6 triliun. Bawa uangnya ke sini untuk menebus keluargamu. Aku baru akan melepaskan mereka setelah melihat uangnya. Tanpa uangnya, mereka akan mati.”

“Apa?”

“3,6 triliun?”

“Nova, apa yang terjadi?”

“Kenapa kamu merusak lukisan senilai 3,6 triliun?”

Anggota keluarga Kurniawan yang diikat ketakutan mendengar nilai itu. Mereka semua menyalahkan Nova. Semuanya memaki Nova, menyebutnya pembawa sial karena telah merepotkan keluarga Kurniawan.

Nova tidak tahu harus berkata apa.

Radika memerintah, “Lepaskan Toni.”

Sebelum merencanakan hal ini, dia sudah menyelidiki semua tentang keluarga Kurniawan. Seluruh harta anak cucu Keluarga Kurniawan jumlahnya sekitar 3 triliun. Nilai lukisan ini cukup untuk membuat keluarga Kurniawan bangkrut total.

Setelah dilepaskan, Toni mendatangi Nova dan menamparnya. Dia memaki dengan marah, “Anak nggak berguna, kamu pembawa bencana bagi keluarga Kurniawan!”

Wajah Nova memerah karena ditampar. Air matanya mengalir turun. Dia berteriak, “Kakek, bukan aku yang melakukannya. Beneran bukan aku.”

“Masih berani berdalih. Apa mungkin Pak Radika memfitnahmu?” Toni sangat marah dan menampar Nova lagi.

Setelah menampar Nova, Toni berlutut di tanah dan memohon, “Pak Radika, tolong berikan jalan keluar untuk keluarga Kurniawan.”

Radika berkata dingin, “Beri jalan keluar untuk keluarga Kurniawan? Siapa yang pernah memberi jalan keluar untuk keluarga Sinaga? Gara-gara telepon dari Nova itu, Ihsan Pamungkas dari Arthur Group menghancurkan keluargaku, membuat keluarga Sinaga bangkrut.”

Nova sadar dan berteriak, “Jadi, kamu menjebakku?”

“Iya.” Radika tidak membantah, “Memangnya kenapa kalau aku menjebakmu? Keluarga Kurniawan mau tidak mau harus mengeluarkan 3,6 triliun. Sebagai komandan di perbatasan barat, aku bisa membunuh semua anggota keluarga Kurniawan. Itu mudah bagiku.”

Toni terjatuh lemas di tanah, seperti kehilangan semangat hidup.

Saat ini, dia terlihat lebih tua dari biasanya. Dia berteriak, “Hancur sudah. Keluarga Kurniawan sudah hancur.”

“Keluarkan orang tua itu dari sini.”

“Baik.”

Dua tentara bersenjata datang dan menarik Toni yang sedang menangis di tanah dengan paksa.

Anggota keluarga Kurniawan yang lain sangat ketakutan.

Radika tidak main-main. Keluarga Kurniawan sudah hancur. Semuanya karena Nova.

“Nova, dasar kamu pembawa sial. Kamu yang menghancurkan keluarga Kurniawan!”

“Kenapa aku bisa punya anak sepertimu!”

“Nova, ini semua kesalahanmu. Kenapa jadi melibatkan seluruh keluarga kita?”

“Pak Radika, aku nggak ada hubungannya dengan Nova. Tolong biarkan aku pergi!”

“Huhu, aku nggak mau mati. Pak Radika, aku mohon padamu. Lepaskan aku. Hutang seharusnya dilunasi oleh orang yang mengutang. Semua ini salah Nova. Kamu balas dendam padanya saja. Bunuh dia. Lepaskan kami!”

Semuanya memohon belas kasihan.

Mereka tidak bisa apa-apa menghadapi kekuasaan Radika.

Nova rasanya ingin mati mendengar perkataan-perkataan itu dari keluarganya. Saking kesalnya, dia sampai pingsan.

Radika memberi isyarat dengan tangannya.

Saat itu juga, seseorang membawa baskom berisi air dan menyiramnya ke wajah Nova.

Nova yang sempat pingsan jadi terbangun kembali.

Radika bangkit, berjalan menghampirinya dengan sebuah belati di tangannya. Dia mengangkat dagu Nova dan belati itu pun didekatkan ke wajah mulus wanita itu.

Dia bertanya dengan nada dingin, “Nova, sepuluh tahun lalu, kamu menyelinap masuk ke rumah keluarga Atmaja ketika sedang kebakaran dan terluka bakar, tapi wajahmu cukup cantik sekarang. Siapa orang yang kamu selamatkan dari kebakaran sepuluh tahun lalu itu? Di mana dia sekarang?”

“Aku, aku nggak tahu.” Wajah Nova pucat dan tubuhnya gemetaran.

Radika mengayunkan belati di tangannya dengan ganas. Satu garis luka muncul di wajah Nova. Darah mengalir keluar dan separuh wajahnya langsung ternodai.

"Ah!" Nova berteriak kesakitan dan terus meronta, tetapi tangan dan kakinya diikat. Sekuat apa pun dia meronta, semuanya sia-sia.

Anggota keluarga Kurniawan lain yang diikat juga gemetar ketakutan. Beberapa yang lemah bahkan langsung pingsan.

“Katakan padaku. Siapa orang yang kamu selamatkan itu? Apa dia pernah datang mencarimu? Lalu, apa hubunganmu dengan Ihsan Pamungkas? Mengapa Ihsan begitu hormat padamu?”

“Aku nggak tahu. Aku benar-benar nggak tahu. Huhu. Aku nggak tahu apa-apa.” Nova menangis.

Radika mengayunkan belatinya lagi dan satu garis luka muncul di wajah Nova lagi.

Dia merasakan rasa sakit yang membakar di wajahnya. Dia bisa dengan jelas merasakan darah mengalir dari pipi ke lehernya.

Radika berteriak, “Siapa orang yang kamu selamatkan itu? Apa dia pernah mendatangimu?”

Nova tertegun mendengar teriakan pria itu. Dia benar-benar tidak tahu. Dia tidak tahu siapa yang dia selamatkan sepuluh tahun yang lalu. Dia menangis. Air mata mengalir di wajahnya.

“Huhu. Aku benar-benar nggak tahu. Aku nggak tahu kalau itu rumah keluarga Atmaja. Aku juga baru mengetahuinya setelahnya. Aku nggak tahu siapa yang aku selamatkan. Setelah menariknya keluar dari lautan api, aku melihat wajahnya sudah terbakar parah. Lalu, dia melompat ke sungai dan terbawa arus. Aku nggak tahu dia siapa. Dia nggak pernah datang mencariku. Pak Radika, apa yang kukatakan ini benar. Tolong lepaskan aku. Huhu ….”
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Jabrik Muraybatu212
SITOLOL CHANDRA KO BEGO BGT.
goodnovel comment avatar
Prasetia Monoarfa
bemer bang wkwkwk ga jelas banget
goodnovel comment avatar
Tri Sutrisna
Kemana lu simpen si Chandra, Thor??? Kok BACOTAN KOSONG AJA LU KELUARIN DI CERITA BANGSATTTT INI?? Makin menyebalkan jalan ceeita bangsatmu ini!!! Nampak kali beetele tele mgulur2 cerita spy makin panjang jalan cerita, makin terkuras duit pembaca?? Cerita yg lugas cepat tp variatif jauh lebih baik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 14

    Ada dua luka berdarah di wajah Nova yang cantik. Darahnya menetes ke pipi dan menodai lehernya.Penglihatannya kabur, karena air mata terus menetes.Air matanya mengalir dan bercampur dengan darah di wajahnya.Dia sudah putus asa.Dia merasa tidak berdaya menghadapi Radika, komandan dari keluarga Sinaga itu.Dia benci!Dia benci pada dirinya yang dulu. Mengapa dia harus menerobos masuk ketika mendengar ada teriakan minta tolong di tengah kebakaran itu!Hanya karena dia menolong satu orang, dia terluka bakar dan harus hidup menderita selama sepuluh tahun!Setelah menderita luka bakar itu, dia menjadi bahan olokan dan tertawaan teman-temannya!Teman-teman yang dulu berteman baik dengannya juga ikut mengabaikannya!Teman-teman di kelas kalau melihatnya seperti melihat orang berpenyakit, menjauh darinya!Dia tidak disukai oleh keluarganya, dan bahkan orang tuanya sendiri memandangnya dengan rendah!Setelah lukanya sembuh total, dia merasa penderitaannya selama sepuluh tahun terakhir tidak

  • Jenderal Naga   Bab 15

    “Orang itu adalah aku.”Satu kalimat pendek, tapi kalimat itu menggelegar di telinga semua orang yang ada di sana bagaikan petir, membuat pikiran mereka kosong, membuat mereka bingung.Bahkan, Radika yang berada di panggung juga tertegun sejenak.Dia adalah wakil komandan di perbatasan barat yang telah mengalami banyak pertempuran, tetapi dia juga dibuat terpana oleh teriakan Chandra.Dia tidak menyadari apa yang sedang terjadi saat itu. Ketika dia sadar, dia melihat seorang pria berjalan masuk.Orang itu mengenakan topeng hitam di wajahnya dan aura dingin menyelimuti seluruh tubuhnya. Aura dingin itu seolah menurunkan suhu ruangan itu.“Dia?”“Pria bertopeng itu yang membunuh Ahmad Sinaga!”Orang-orang di ruangan itu mulai menyadarinya. Wajah mereka pucat karena ketakutan ketika melihat Chandra berjalan mendekat.Setengah bulan yang lalu, tangan Denis Sinaga dipatahkan dan kepala Ahmad Sinaga dipotong. Pemandangan tubuh Ahmad yang terbaring dalam genangan darah muncul di benak semua o

  • Jenderal Naga   Bab 16

    Rivera adalah kota pusat kedokteran.Delapan puluh persen bahan obat tradisional di dunia dikirim dari sini.Ada grup farmasi dengan nilai pasar ratusan triliun, dan ada ratusan ribu pabrik pengolahan bahan obat, baik itu yang besar maupun yang kecil.Di sini, pasti ada klinik pengobatan tradisional di setiap jalan dan gang.Jalan Nantaboga adalah jalan yang paling “multicultural” di Rivera. Di sini adalah tempat berkumpulnya tiga agama dan sembilan aliran, ada yang menjual barang antik, ada KTV, bar, dan panti pijat.Ada sebuah klinik di Jalan Nantaboga ini.“Klinik Mortal.”Di sinilah tempat bawahan Chandra, Paul, menetap di Rivera.Chandra adalah Dokter Sakti. Paul telah mengikutinya selama bertahun-tahun dan tahu sedikit tentang kedokteran. Memeriksa orang yang masuk angin ataupun yang memar karena pukulan bukan hal yang sulit baginya.Saat ini di atas meja operasi, di Klinik Mortal.Chandra menatap Nova yang wajahnya berlumuran darah. Lutut wanita itu robek dan kotor karena debu.

  • Jenderal Naga   Bab 17

    Matahari terbit, menyinari bumi yang gelap gulita. Warga kota satu per satu bangun, mandi, dan memulai hari baru mereka.Pagi ini di ruangan direktur utama kantor Arthur Group.“Pak, sesuatu yang besar terjadi semalam.” Seorang wanita seksi dan cantik berdiri di samping Ihsan Pamungkas dan menjelaskan secara detail apa yang terjadi di acara lelang yang diadakan oleh keluarga Sinaga tadi malam.“Radika menangkap Nova dan keluarga Kurniawan?” Ihsan sedikit terkejut mendengarnya, lalu bertanya, “Apa Radika akhirnya mati?”“Benar, Pak. Dari informasi yang kami terima, Radika awalnya berencana untuk membalas dendam pada keluarga Kurniawan dulu, baru kemudian membalas dendam pada Arthur Group. Tapi, ketika dia menangkap Nova Kurniawan, pria bertopeng yang membunuh Ahmad Sinaga datang dan membunuhnya.”Ihsan melambaikan tangannya pelan, “Oke, kamu boleh pergi.”Setelah sekretarisnya pergi, Ihsan tersenyum kecil dan bergumam pada dirinya sendiri, “Berani sekali dia mengganggu Nova. Memang ngg

  • Jenderal Naga   Bab 18

    Chandra tidak mau ikut campur. Dia berkata, “Kirimkan aku sedikit uang. Aku mau beli sarapan untuk Nova.”Paul berkata, “Aku akan mentransfernya.”Chandra keluar dari klinik, pergi ke jalanan dan membeli bubuk untuk Nova.Ketika dia kembali, Nova sudah bangun.Wajah Nova masih terbungkus kain kasa. Dia berbaring di tempat tidur dan matanya kosong. Dia melamun sambil menatap langit-langit.Chandra berjalan mendekat, meletakkan sarapan yang dibelinya, dan memanggil Nova dengan lembut, “Sayang.”Nova tidak menanggapi.Chandra meraih tangannya, “Sudah, semuanya sudah berakhir.”Nova menoleh sedikit, menatap Chandra, kemudian mulai terisak pelan. Badannya sedikit gemetar dan ekspresinya panik, “Aku, aku sudah membuat Radika Sinaga tersinggung. Aku sudah hancur. Pergilah. Aku nggak ingin membuatmu terlibat.”Chandra menghibur, “Nggak apa-apa. Aku lihat berita hari ini, sepertinya dia dibunuh oleh seorang bertopeng hitam. Saat ini, polisi sedang mencari pembunuhnya.”Nova kaget mendengarnya.

  • Jenderal Naga   Bab 19

    “Pa,” panggil Nova, “Aku baik-baik saja.”“Boni, siapa yang datang?” Terdengar suara dari dalam rumah.Yani berjalan keluar. Ketika melihat Nova, raut mukanya langsung berubah masam. Dia berkata dengan dingin, “Anak pembawa sial. Untuk apa kamu pulang?”“Ma.”“Jangan panggil aku Mama. Aku nggak punya anak perempuan sepertimu.” Yani menatap Nova yang wajahnya dibalut oleh kain kasa dengan tidak senang.Gara-gara Nova, dia diikat dan sangat menderita waktu itu.Untung saja Radika Sinaga sudah mati. Kalau tidak, keluarga Kurniawan pasti akan celaka.Ketika kembali, Toni Kurniawan marah besar dan memerintahkan untuk mencabut status Nova sebagai direktur utama di Yorda Group, kemudian mengeluarkan Nova dari keluarga Kurniawan. Mereka juga mengumumkan kepada publik bahwa sejak saat itu, mereka tidak memiliki anggota keluarga yang bernama Nova lagi di keluarga Kurniawan.“Yani, kenapa kamu begitu?” Boni mengerutkan dahinya dan berkata, “Meskipun Papa mengeluarkan Nova dari keluarga Kurniawan,

  • Jenderal Naga   Bab 20

    “Cari Kakek. Benar, aku harus menemui Kakek!”Tiba-tiba, Nova seolah-olah melihat harapan terakhir untuk memperbaiki situasi ini. Dia menarik Chandra dan berkata sambil terisak, “Ayo pergi cari Kakek. Kakek sangat menyayangiku ketika aku masih kecil. Dia pasti nggak akan mengeluarkanku dari keluarga besar. Aku harus pergi memohonnya. Memohon pada Kakek!”Dia pun menarik Chandra pergi.Chandra sedih melihat wajah Nova yang matanya masih berkata-kaca. Dia menghibur, “Jangan khawatir. Aku akan membawamu ke rumah keluarga Kurniawan sekarang, untuk mencari Kakek.”“Iya. Ayo. Kita pergi ke sana sekarang.”Nova baru saja pulih dari trauma karena disiksa oleh Radika, dan sekarang dia malah dikeluarkan dari keluarga Kurniawan. Mentalnya sudah di ambang kehancuran. Dia dengan bodohnya berpikir bahwa jika dia pergi ke vila keluarga Kurniawan dan menemui Toni, dia akan bisa diterima kembali dalam keluarga besarnya.Namun, Toni adalah orang yang mengeluarkannya dari keluarga mereka.Chandra tak pun

  • Jenderal Naga   Bab 21

    Belum ada orang yang mengetahui identitas dari lelaki bertopeng di kematian Radika beberapa hari yang lalu. Tetapi Ilham tahu kalau lelaki bertopeng itu adalah Chandra yang merupakan Jenderal Naga, lelaki paling penting di Gurun Selatan.“Gimana kerja samanya Arthur dan Yorda?” tanya Chandra.“Pak Chandra, kerja samanya berjalan lancar.”“Hentikan kerja samanya dan bilang sama keluarga Kurniawan kalau Arthur Group hanya mau bekerja sama dengan Nova saja. Sekarang Nova sudah dikeluarkan dari keluarga Kurniawan, berarti semua proses kerja sama dengan Yorda Group juga dibatalkan.”“Untuk masalah berita tentang kamu dengan Nova di luar sana, kamu selesaikan dengan cara kamu sendiri. Aku nggak mau berita nggak jelas berseliweran di luar sana dan merepotkan Nova.”“Baik, akan saya urus sekarang semuanya,” ujar Ilham sambil menghela napas berat.Setelah sambungan telepon terputus, lelaki itu langsung menghubungi orang yang berkomunikasi dengan keluarga Kurniawan dan memberikan perintah untuk

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2235

    Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di

  • Jenderal Naga   Bab 2234

    Duno Lowen tidak tahu maksud dan tujuan kedatangan Yosan, jadi Yosan mengungkapkan tujuan utamanya dengan berkata, "Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu.""Tetua Yosan, tidak perlu sungkan begitu. Kamu bisa langsung memberitahuku.""Tujuanku datang ke sini adalah untuk meminta sebuah Pil Enam Yang," jawab Yosan terus terang. Senyuman di wajah Duno seketika menghilang setelah mendengar jawaban Yosan. Bahkan anggota keluarga Lowen lainnya yang berada di aula juga langsung berdiskusi satu sama lain. Duno berkata dengan raut wajah enggan, "Tetua Yosan, pil itu adalah peninggalan leluhur kami sejak ribuan tahun yang lalu. Sekarang, pil itu sudah tidak ada lagi."Yosan tahu kalau makna dari perkataan Duno adalah sebuah penolakan, jadi dia pun berkata, "Tuan Duno, aku juga tidak datang dengan tangan kosong. Aku akan menukar pil itu dengan barang yang setara. Aku akan berusaha memberikan apa pun yang keluarga Lowen inginkan."Yosan sadar kalau dia harus berkorban untuk mendapatkan Pil Ena

  • Jenderal Naga   Bab 2233

    Luna terkejut ketika melihat sosok Yosan. Master Yosan? Jadi, Chandra sudah menjadi murid dari Master Yosan?Setelah tertegun selama beberapa saat, Luna akhirnya bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?""Aku akan pergi ke Liran Selatan bersama Master Yosan," jawab Chandra. "Oh iya, pergilah," balas Luna. Chandra mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara setelah berpamitan dengan Luna. Dia berbalik lalu berkata kepada Yosan, "Master, ayo kita pergi."Yosan melambaikan tangannya dengan ringan lalu muncul cahaya keemasan yang diikuti dengan sebuah labu yang muncul di tangannya. Labu itu terus membesar sampai sepanjang 10 meter. "Ini?" tanya Chandra terkejut. Yosan tersenyum lalu berkata, "Ini adalah senjata tebang ajaib. Ayo, naiklah."Kemudian dia naik ke atas labu raksasa itu, diikuti oleh Chandra yang melompat di belakangnya. Yosan bergegas mengerahkan energi sejatinya lalu labu itu mulai bergerak dengan cepat di udara. Dalam sekejap mata, gunung-gunung tertinggal di belakang me

  • Jenderal Naga   Bab 2232

    Yosan berkata, "Chandra adalah seorang pemuda yang cakap. Dia sangat kuat di segala aspek. Aku sudah menerimanya sebagai muridku. Selanjutnya, aku berencana untuk menentukan rencana pelatihan untuknya. Aku akan menggunakan semua kekuatanku untuk membimbingnya agar dia bisa meraih hasil maksimal dalam kompetisi besar nanti. Aku ingin menunjukkan kepada para tetua dan ketua sekte kalau masih ada murid yang luar biasa dalam perekrutan kali ini."Ziyan langsung mengerutkan keningnya lalu berkata, "Master, walaupun Chandra memiliki potensi yang cukup baik, tapi kompetisi besar tidak lama lagi akan dilaksanakan. Kekuatannya tidak mungkin meningkat secara drastis dalam waktu sesingkat itu. Janganlah Master menghabiskan terlalu banyak usaha hanya untuk dia seorang. Lagi pula, murid di bawah bimbinganmu yang berusia di bawah 50 tahun masih cukup banyak. Jadi, lebih baik dan lebih hemat jika Master membimbing mereka daripada Chandra."Yosan langsung menatap Ziyan tajam setelah mendengar perkataa

  • Jenderal Naga   Bab 2231

    Yosan merasa, Chandra memiliki potensi yang besar. Dia tidak mungkin salah dalam menilai orang lain. Selain itu, Chandra bisa memunculkan kekuatan yang sangat besar, sekalipun tingkat kekuatannya masih terhitung rendah. Bahkan dia bisa menandingi prajurit yang memiliki kekuatan tingkat ketiga Alam Keabadian. Chandra bisa segera naik ke tingkat keenam Alam Kesucian kalau saja dia berada di tingkat ketiga Alam Kesucian. "Chandra, aku akan mengatur rencana pelatihanmu. Tapi, kemungkinan besar kamu akan sangat menderita. Apa kamu mampu menahannya?" tanya Yosan penuh harap. "Aku bisa menahan apa pun, selama aku belum mati," jawab Chandra mantap. "Baiklah," balas Yosan dengan perasaan lega. "Tenang saja, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membimbingmu. Kekuatanmu akan meningkat pesat dalam waktu satu tahun ini.""Baik, aku akan menantikannya," balas Chandra penuh harap. "Sekarang, kamu tunggu dulu di sini selama beberapa hari. Aku akan mempersiapkan semuanya untuk membimbingmu," ujar

  • Jenderal Naga   Bab 2230

    Yosan cukup terkejut dengan jawaban Chandra. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang prajurit yang pastinya tahu tingkat kesulitan dalam melatih kekuatan fisik. Kekuatan fisik harus terus ditempa dan tidak bisa ditingkatkan hanya dalam waktu singkat. Selain itu, tingkat kekuatan Chandra masih terhitung rendah, bahkan sedikit lebih rendah dari Yoko. Namun, dia bisa menjadi memberikan perlawanan sengit kepada Yoko. Sulit rasanya membayangkan seseorang yang memiliki kekuatan seperti ini. Yosan merasa gembira di dalam hatinya. Dia merasa seperti sudah menemukan sebuah harta karun berharga. Seseorang berbakat seperti Chandra akan tumbuh menjadi sosok yang menakutkan dalam bimbingannya. Bahkan Chandra mungkin bisa menjadi sama kuatnya dengan para utusan jenius yang datang ke bumi untuk memperebutkan keberuntungan dalam 10 sampai 20 puluh tahun lagi. Yosan tersenyum lebar lalu berkata, "Bagus, bagus sekali!"Chandra membalas pujian Yosan dengan senyuman tipis. Dia tidak mengungkapkan kalau d

  • Jenderal Naga   Bab 2229

    Chandra hanya mampu membantu Luna sampai sini. Selanjutnya, Luna harus mengandalkan kemampuannya sendiri. Luna kembali ke halaman latihannya sendiri setelah selesai menyapa Chandra. Halaman mereka terletak bersebelahan. Mereka tidak tahu, apakah hal ini kebetulan atau memang Yosan yang sengaja mengaturnya.Chandra langsung berlatih setelah bergabung dengan Sekte Dayan. Sebenarnya, dia ingin masuk ke dalam Istana Abadi, tapi dia takut ada murid lain yang melihatnya. Bagaimanapun juga, dia baru saja bergabung dengan Sekte Dayan, jadi dia tidak ingin membuat masalah. Akhirnya, Chandra memutuskan untuk tidak pergi ke Istana Abadi untuk sementara waktu. Tiga hari kemudian.Yohan muncul di halaman Chandra ketika Chandra sedang berlatih. Chandra buru-buru berdiri lalu berkata dengan penuh hormat, "Tetua!"Yosan membalas dengan lambaian ringan. Di sisi lain, Chandra menatap Yosan tanpa mengetahui alasan Yosan mencarinya."Namamu Chandra, kan?" tanya Yosan. "Benar, namaku Chandra. Ada masal

  • Jenderal Naga   Bab 2228

    Yosan berkata dengan wajah tak berdaya, "Aku juga tidak tahu kalau Sekte Sutan akan melaksanakan perekrutan murid baru secepat itu, bahkan sebelum Sekte Dayan."Joni berdiri sambil menatap seribu orang yang ada di aula lalu berkata, "Lihatlah lelucon yang kamu pilih."Joni yang sedang menatap seribu orang di hadapannya terlihat seperti seseorang yang baru berusia 50 tahunan dengan jubah kuning di tubuhnya. Dia bisa mengetahui dengan jelas tingkat kultivasi semua orang itu dengan indra spiritualnya, khususnya tingkat kekuatan yang dimiliki oleh Luna. "Lelucon apa ini? Bahkan kamu juga merekrut murid dengan tingkat kekuatan yang masih ada di Alam Mahasakti. Tetua Yosan, apa sih yang ada di pikiranmu? Jangan-jangan kamu melakukan kecurangan dalam proses seleksi ini, ya?"Luna hanya bisa menundukkan kepalanya setelah mendengar semua itu tanpa berani berkata sepatah kata pun. Di sisi lain, Yosan berusaha memberikan penjelasan ketika tiba-tiba saja terdengar suara seseorang. "Sudahlah!" se

  • Jenderal Naga   Bab 2227

    Para calon murid yang ikut ujian kali ini terlalu lemah. Bahkan sekalipun Chandra membawa Luna, mereka masih berhasil lolos dan menjadi murid Sekte Dayan.Selanjutnya, Chandra pergi ke tempat istirahat untuk beristirahat sejenak. Luna sangat bersemangat setelah dia menjadi murid Sekte Dayan. Dia terus berjalan di sekitar Chandra dan terus mengungkapkan rasa terima kasihnya. Chandra hanya mendengarnya sambil tersenyum.Pertarungan terus berlanjut. Putaran demi putaran pertarungan berlanjut, semakin banyak orang yang terpilih untuk menjadi murid Sekte Dayan.“Semuanya, selamat telah menjadi murid Sekte Dayan.” Suara Yosan bergema keras. “Selanjutnya masih ada satu kali pertarungan. Pertarungan ini akan langsung menentukan sepuluh besar. Keuntungan menjadi sepuluh besar sangat banyak. Sepuluh besar bisa jadi murid Tetua. Juara pertama bisa jadi murid Ketua Sekte.”“Selain itu, sepuluh murid teratas juga memenuhi syarat untuk masuk ke Pustaka Agung Sekte Dayan untuk memilih kekuatan magis

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status