Share

Bab 13

Author: Angin
Puluhan mobil jip melaju menuju vila keluarga Kurniawan. Tentara-tentara bersenjata lengkap menyerbu rumah mereka.

Anggota keluarga Kurniawan lainnya langsung panik. Toni yang sudah tidur, terbangun dengan masih mengenakan piyamanya. Ketika melihat puluhan tentara berada di sana, wajahnya menjadi pucat karena ketakutan. Dia buru-buru bertanya, “Ada apa?”

“Bawa pergi.”

Setelah perintah itu, Toni ditahan oleh dua tentara dan dibawa pergi dengan paksa.

Anggota keluarga Kurniawan lainnya yang sudah tidur juga dibawa paksa.

Sementara itu, di rumah Nova.

Boni dan Yani sudah tidur.

“Bruk!” Pintunya didobrak sampai terbuka. Kemudian, sekelompok orang masuk dan membawa mereka pergi dengan paksa.

Di lantai atas Rivera Hotel, di sebuah ruang rahasia.

Nova diikat, dan setelah beberapa saat, anggota keluarga Kurniawan lainnya juga dibawa ke sana. Kakeknya ayahnya, paman pertamanya Om Hardi, paman keduanya Om Jaka, dan puluhan orang dari keluarga Kurniawan semuanya dibawa ke sana. Semuanya diikat.

Mereka semua masih bingung dan tidak paham, tidak tahu mengapa mereka bisa bermasalah dengan keluarga Sinaga. Mereka tidak tahu mengapa mereka dibawa ke vila keluarga Sinaga. Semuanya tampak panik.

Radika sedang duduk di sebuah kursi, dengan sebatang rokok di mulutnya. Ada beberapa tentara bersenjata lengkap berdiri di belakangnya.

Dia berkata dengan acuh tak acuh, “Nova, apa kamu tahu mengapa aku mengikatmu?”

Nova tidak mengerti.

Dia tidak merusak lukisan itu, tapi bagaimana dia bisa terlihat seperti melakukannya di rekaman CCTV itu?

Toni, yang juga dalam keadaan diikat, memohon, “Pak Radika, keluarga kami nggak pernah mencari masalah dengan keluarga Sinaga. Leon dan David bahkan berhubungan baik. Untuk apa kamu menangkap kami sekeluarga? Kumohon padamu, lepaskan kami dan biarkan kami pergi. Kalau kami ada melakukan kesalahan, aku akan menebusnya nanti. Aku akan datang sendiri ke rumah keluarga Sinaga.”

Radika melambaikan tangannya dan menyela kata-kata Tony, “Nova merusak lukisan terkenal senilai 3,6 triliun di acara lelang tadi. Toni, aku hanya akan melepaskan dan membiarkanmu pulang. Kamu jual semua aset keluarga Kurniawan dan kumpulkan sampai 3,6 triliun. Bawa uangnya ke sini untuk menebus keluargamu. Aku baru akan melepaskan mereka setelah melihat uangnya. Tanpa uangnya, mereka akan mati.”

“Apa?”

“3,6 triliun?”

“Nova, apa yang terjadi?”

“Kenapa kamu merusak lukisan senilai 3,6 triliun?”

Anggota keluarga Kurniawan yang diikat ketakutan mendengar nilai itu. Mereka semua menyalahkan Nova. Semuanya memaki Nova, menyebutnya pembawa sial karena telah merepotkan keluarga Kurniawan.

Nova tidak tahu harus berkata apa.

Radika memerintah, “Lepaskan Toni.”

Sebelum merencanakan hal ini, dia sudah menyelidiki semua tentang keluarga Kurniawan. Seluruh harta anak cucu Keluarga Kurniawan jumlahnya sekitar 3 triliun. Nilai lukisan ini cukup untuk membuat keluarga Kurniawan bangkrut total.

Setelah dilepaskan, Toni mendatangi Nova dan menamparnya. Dia memaki dengan marah, “Anak nggak berguna, kamu pembawa bencana bagi keluarga Kurniawan!”

Wajah Nova memerah karena ditampar. Air matanya mengalir turun. Dia berteriak, “Kakek, bukan aku yang melakukannya. Beneran bukan aku.”

“Masih berani berdalih. Apa mungkin Pak Radika memfitnahmu?” Toni sangat marah dan menampar Nova lagi.

Setelah menampar Nova, Toni berlutut di tanah dan memohon, “Pak Radika, tolong berikan jalan keluar untuk keluarga Kurniawan.”

Radika berkata dingin, “Beri jalan keluar untuk keluarga Kurniawan? Siapa yang pernah memberi jalan keluar untuk keluarga Sinaga? Gara-gara telepon dari Nova itu, Ihsan Pamungkas dari Arthur Group menghancurkan keluargaku, membuat keluarga Sinaga bangkrut.”

Nova sadar dan berteriak, “Jadi, kamu menjebakku?”

“Iya.” Radika tidak membantah, “Memangnya kenapa kalau aku menjebakmu? Keluarga Kurniawan mau tidak mau harus mengeluarkan 3,6 triliun. Sebagai komandan di perbatasan barat, aku bisa membunuh semua anggota keluarga Kurniawan. Itu mudah bagiku.”

Toni terjatuh lemas di tanah, seperti kehilangan semangat hidup.

Saat ini, dia terlihat lebih tua dari biasanya. Dia berteriak, “Hancur sudah. Keluarga Kurniawan sudah hancur.”

“Keluarkan orang tua itu dari sini.”

“Baik.”

Dua tentara bersenjata datang dan menarik Toni yang sedang menangis di tanah dengan paksa.

Anggota keluarga Kurniawan yang lain sangat ketakutan.

Radika tidak main-main. Keluarga Kurniawan sudah hancur. Semuanya karena Nova.

“Nova, dasar kamu pembawa sial. Kamu yang menghancurkan keluarga Kurniawan!”

“Kenapa aku bisa punya anak sepertimu!”

“Nova, ini semua kesalahanmu. Kenapa jadi melibatkan seluruh keluarga kita?”

“Pak Radika, aku nggak ada hubungannya dengan Nova. Tolong biarkan aku pergi!”

“Huhu, aku nggak mau mati. Pak Radika, aku mohon padamu. Lepaskan aku. Hutang seharusnya dilunasi oleh orang yang mengutang. Semua ini salah Nova. Kamu balas dendam padanya saja. Bunuh dia. Lepaskan kami!”

Semuanya memohon belas kasihan.

Mereka tidak bisa apa-apa menghadapi kekuasaan Radika.

Nova rasanya ingin mati mendengar perkataan-perkataan itu dari keluarganya. Saking kesalnya, dia sampai pingsan.

Radika memberi isyarat dengan tangannya.

Saat itu juga, seseorang membawa baskom berisi air dan menyiramnya ke wajah Nova.

Nova yang sempat pingsan jadi terbangun kembali.

Radika bangkit, berjalan menghampirinya dengan sebuah belati di tangannya. Dia mengangkat dagu Nova dan belati itu pun didekatkan ke wajah mulus wanita itu.

Dia bertanya dengan nada dingin, “Nova, sepuluh tahun lalu, kamu menyelinap masuk ke rumah keluarga Atmaja ketika sedang kebakaran dan terluka bakar, tapi wajahmu cukup cantik sekarang. Siapa orang yang kamu selamatkan dari kebakaran sepuluh tahun lalu itu? Di mana dia sekarang?”

“Aku, aku nggak tahu.” Wajah Nova pucat dan tubuhnya gemetaran.

Radika mengayunkan belati di tangannya dengan ganas. Satu garis luka muncul di wajah Nova. Darah mengalir keluar dan separuh wajahnya langsung ternodai.

"Ah!" Nova berteriak kesakitan dan terus meronta, tetapi tangan dan kakinya diikat. Sekuat apa pun dia meronta, semuanya sia-sia.

Anggota keluarga Kurniawan lain yang diikat juga gemetar ketakutan. Beberapa yang lemah bahkan langsung pingsan.

“Katakan padaku. Siapa orang yang kamu selamatkan itu? Apa dia pernah datang mencarimu? Lalu, apa hubunganmu dengan Ihsan Pamungkas? Mengapa Ihsan begitu hormat padamu?”

“Aku nggak tahu. Aku benar-benar nggak tahu. Huhu. Aku nggak tahu apa-apa.” Nova menangis.

Radika mengayunkan belatinya lagi dan satu garis luka muncul di wajah Nova lagi.

Dia merasakan rasa sakit yang membakar di wajahnya. Dia bisa dengan jelas merasakan darah mengalir dari pipi ke lehernya.

Radika berteriak, “Siapa orang yang kamu selamatkan itu? Apa dia pernah mendatangimu?”

Nova tertegun mendengar teriakan pria itu. Dia benar-benar tidak tahu. Dia tidak tahu siapa yang dia selamatkan sepuluh tahun yang lalu. Dia menangis. Air mata mengalir di wajahnya.

“Huhu. Aku benar-benar nggak tahu. Aku nggak tahu kalau itu rumah keluarga Atmaja. Aku juga baru mengetahuinya setelahnya. Aku nggak tahu siapa yang aku selamatkan. Setelah menariknya keluar dari lautan api, aku melihat wajahnya sudah terbakar parah. Lalu, dia melompat ke sungai dan terbawa arus. Aku nggak tahu dia siapa. Dia nggak pernah datang mencariku. Pak Radika, apa yang kukatakan ini benar. Tolong lepaskan aku. Huhu ….”
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Jabrik Muraybatu212
SITOLOL CHANDRA KO BEGO BGT.
goodnovel comment avatar
Prasetia Monoarfa
bemer bang wkwkwk ga jelas banget
goodnovel comment avatar
Tri Sutrisna
Kemana lu simpen si Chandra, Thor??? Kok BACOTAN KOSONG AJA LU KELUARIN DI CERITA BANGSATTTT INI?? Makin menyebalkan jalan ceeita bangsatmu ini!!! Nampak kali beetele tele mgulur2 cerita spy makin panjang jalan cerita, makin terkuras duit pembaca?? Cerita yg lugas cepat tp variatif jauh lebih baik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 14

    Ada dua luka berdarah di wajah Nova yang cantik. Darahnya menetes ke pipi dan menodai lehernya.Penglihatannya kabur, karena air mata terus menetes.Air matanya mengalir dan bercampur dengan darah di wajahnya.Dia sudah putus asa.Dia merasa tidak berdaya menghadapi Radika, komandan dari keluarga Sinaga itu.Dia benci!Dia benci pada dirinya yang dulu. Mengapa dia harus menerobos masuk ketika mendengar ada teriakan minta tolong di tengah kebakaran itu!Hanya karena dia menolong satu orang, dia terluka bakar dan harus hidup menderita selama sepuluh tahun!Setelah menderita luka bakar itu, dia menjadi bahan olokan dan tertawaan teman-temannya!Teman-teman yang dulu berteman baik dengannya juga ikut mengabaikannya!Teman-teman di kelas kalau melihatnya seperti melihat orang berpenyakit, menjauh darinya!Dia tidak disukai oleh keluarganya, dan bahkan orang tuanya sendiri memandangnya dengan rendah!Setelah lukanya sembuh total, dia merasa penderitaannya selama sepuluh tahun terakhir tidak

  • Jenderal Naga   Bab 15

    “Orang itu adalah aku.”Satu kalimat pendek, tapi kalimat itu menggelegar di telinga semua orang yang ada di sana bagaikan petir, membuat pikiran mereka kosong, membuat mereka bingung.Bahkan, Radika yang berada di panggung juga tertegun sejenak.Dia adalah wakil komandan di perbatasan barat yang telah mengalami banyak pertempuran, tetapi dia juga dibuat terpana oleh teriakan Chandra.Dia tidak menyadari apa yang sedang terjadi saat itu. Ketika dia sadar, dia melihat seorang pria berjalan masuk.Orang itu mengenakan topeng hitam di wajahnya dan aura dingin menyelimuti seluruh tubuhnya. Aura dingin itu seolah menurunkan suhu ruangan itu.“Dia?”“Pria bertopeng itu yang membunuh Ahmad Sinaga!”Orang-orang di ruangan itu mulai menyadarinya. Wajah mereka pucat karena ketakutan ketika melihat Chandra berjalan mendekat.Setengah bulan yang lalu, tangan Denis Sinaga dipatahkan dan kepala Ahmad Sinaga dipotong. Pemandangan tubuh Ahmad yang terbaring dalam genangan darah muncul di benak semua o

  • Jenderal Naga   Bab 16

    Rivera adalah kota pusat kedokteran.Delapan puluh persen bahan obat tradisional di dunia dikirim dari sini.Ada grup farmasi dengan nilai pasar ratusan triliun, dan ada ratusan ribu pabrik pengolahan bahan obat, baik itu yang besar maupun yang kecil.Di sini, pasti ada klinik pengobatan tradisional di setiap jalan dan gang.Jalan Nantaboga adalah jalan yang paling “multicultural” di Rivera. Di sini adalah tempat berkumpulnya tiga agama dan sembilan aliran, ada yang menjual barang antik, ada KTV, bar, dan panti pijat.Ada sebuah klinik di Jalan Nantaboga ini.“Klinik Mortal.”Di sinilah tempat bawahan Chandra, Paul, menetap di Rivera.Chandra adalah Dokter Sakti. Paul telah mengikutinya selama bertahun-tahun dan tahu sedikit tentang kedokteran. Memeriksa orang yang masuk angin ataupun yang memar karena pukulan bukan hal yang sulit baginya.Saat ini di atas meja operasi, di Klinik Mortal.Chandra menatap Nova yang wajahnya berlumuran darah. Lutut wanita itu robek dan kotor karena debu.

  • Jenderal Naga   Bab 17

    Matahari terbit, menyinari bumi yang gelap gulita. Warga kota satu per satu bangun, mandi, dan memulai hari baru mereka.Pagi ini di ruangan direktur utama kantor Arthur Group.“Pak, sesuatu yang besar terjadi semalam.” Seorang wanita seksi dan cantik berdiri di samping Ihsan Pamungkas dan menjelaskan secara detail apa yang terjadi di acara lelang yang diadakan oleh keluarga Sinaga tadi malam.“Radika menangkap Nova dan keluarga Kurniawan?” Ihsan sedikit terkejut mendengarnya, lalu bertanya, “Apa Radika akhirnya mati?”“Benar, Pak. Dari informasi yang kami terima, Radika awalnya berencana untuk membalas dendam pada keluarga Kurniawan dulu, baru kemudian membalas dendam pada Arthur Group. Tapi, ketika dia menangkap Nova Kurniawan, pria bertopeng yang membunuh Ahmad Sinaga datang dan membunuhnya.”Ihsan melambaikan tangannya pelan, “Oke, kamu boleh pergi.”Setelah sekretarisnya pergi, Ihsan tersenyum kecil dan bergumam pada dirinya sendiri, “Berani sekali dia mengganggu Nova. Memang ngg

  • Jenderal Naga   Bab 18

    Chandra tidak mau ikut campur. Dia berkata, “Kirimkan aku sedikit uang. Aku mau beli sarapan untuk Nova.”Paul berkata, “Aku akan mentransfernya.”Chandra keluar dari klinik, pergi ke jalanan dan membeli bubuk untuk Nova.Ketika dia kembali, Nova sudah bangun.Wajah Nova masih terbungkus kain kasa. Dia berbaring di tempat tidur dan matanya kosong. Dia melamun sambil menatap langit-langit.Chandra berjalan mendekat, meletakkan sarapan yang dibelinya, dan memanggil Nova dengan lembut, “Sayang.”Nova tidak menanggapi.Chandra meraih tangannya, “Sudah, semuanya sudah berakhir.”Nova menoleh sedikit, menatap Chandra, kemudian mulai terisak pelan. Badannya sedikit gemetar dan ekspresinya panik, “Aku, aku sudah membuat Radika Sinaga tersinggung. Aku sudah hancur. Pergilah. Aku nggak ingin membuatmu terlibat.”Chandra menghibur, “Nggak apa-apa. Aku lihat berita hari ini, sepertinya dia dibunuh oleh seorang bertopeng hitam. Saat ini, polisi sedang mencari pembunuhnya.”Nova kaget mendengarnya.

  • Jenderal Naga   Bab 19

    “Pa,” panggil Nova, “Aku baik-baik saja.”“Boni, siapa yang datang?” Terdengar suara dari dalam rumah.Yani berjalan keluar. Ketika melihat Nova, raut mukanya langsung berubah masam. Dia berkata dengan dingin, “Anak pembawa sial. Untuk apa kamu pulang?”“Ma.”“Jangan panggil aku Mama. Aku nggak punya anak perempuan sepertimu.” Yani menatap Nova yang wajahnya dibalut oleh kain kasa dengan tidak senang.Gara-gara Nova, dia diikat dan sangat menderita waktu itu.Untung saja Radika Sinaga sudah mati. Kalau tidak, keluarga Kurniawan pasti akan celaka.Ketika kembali, Toni Kurniawan marah besar dan memerintahkan untuk mencabut status Nova sebagai direktur utama di Yorda Group, kemudian mengeluarkan Nova dari keluarga Kurniawan. Mereka juga mengumumkan kepada publik bahwa sejak saat itu, mereka tidak memiliki anggota keluarga yang bernama Nova lagi di keluarga Kurniawan.“Yani, kenapa kamu begitu?” Boni mengerutkan dahinya dan berkata, “Meskipun Papa mengeluarkan Nova dari keluarga Kurniawan,

  • Jenderal Naga   Bab 20

    “Cari Kakek. Benar, aku harus menemui Kakek!”Tiba-tiba, Nova seolah-olah melihat harapan terakhir untuk memperbaiki situasi ini. Dia menarik Chandra dan berkata sambil terisak, “Ayo pergi cari Kakek. Kakek sangat menyayangiku ketika aku masih kecil. Dia pasti nggak akan mengeluarkanku dari keluarga besar. Aku harus pergi memohonnya. Memohon pada Kakek!”Dia pun menarik Chandra pergi.Chandra sedih melihat wajah Nova yang matanya masih berkata-kaca. Dia menghibur, “Jangan khawatir. Aku akan membawamu ke rumah keluarga Kurniawan sekarang, untuk mencari Kakek.”“Iya. Ayo. Kita pergi ke sana sekarang.”Nova baru saja pulih dari trauma karena disiksa oleh Radika, dan sekarang dia malah dikeluarkan dari keluarga Kurniawan. Mentalnya sudah di ambang kehancuran. Dia dengan bodohnya berpikir bahwa jika dia pergi ke vila keluarga Kurniawan dan menemui Toni, dia akan bisa diterima kembali dalam keluarga besarnya.Namun, Toni adalah orang yang mengeluarkannya dari keluarga mereka.Chandra tak pun

  • Jenderal Naga   Bab 21

    Belum ada orang yang mengetahui identitas dari lelaki bertopeng di kematian Radika beberapa hari yang lalu. Tetapi Ilham tahu kalau lelaki bertopeng itu adalah Chandra yang merupakan Jenderal Naga, lelaki paling penting di Gurun Selatan.“Gimana kerja samanya Arthur dan Yorda?” tanya Chandra.“Pak Chandra, kerja samanya berjalan lancar.”“Hentikan kerja samanya dan bilang sama keluarga Kurniawan kalau Arthur Group hanya mau bekerja sama dengan Nova saja. Sekarang Nova sudah dikeluarkan dari keluarga Kurniawan, berarti semua proses kerja sama dengan Yorda Group juga dibatalkan.”“Untuk masalah berita tentang kamu dengan Nova di luar sana, kamu selesaikan dengan cara kamu sendiri. Aku nggak mau berita nggak jelas berseliweran di luar sana dan merepotkan Nova.”“Baik, akan saya urus sekarang semuanya,” ujar Ilham sambil menghela napas berat.Setelah sambungan telepon terputus, lelaki itu langsung menghubungi orang yang berkomunikasi dengan keluarga Kurniawan dan memberikan perintah untuk

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2082

    Namun, Nova sama sekali tidak takut. Walaupun saat ini Nova baru masuk di dalam tingkat pertama Alam Trasenden, dia memiliki jurus Empat Simbol Semesta yang bisa meningkatkan kekuatannya ke tingkat yang tidak terbatas. Chandra mengesampingkan kecemasannya untuk sementara dan bergegas pergi dari medan pertarungan setelah melihat ketenangan Nova. Di medan pertarungan.Dusky menatap Nova tajam. Bayangan aneh yang muncul di atas kepala Nova membuatnya cukup terkejut. Di sisi lain, aura kekuatan Nova terasa semakin kuat. Tidak lama kemudian, bayangan aneh muncul di belakangnya. Bayangan itu adalah sosok Krylin. Setelah itu, bayangan ketiga muncul, yaitu burung Phoenix. Namun, kekuatan Nova yang mengejutkan belum berhenti sampai di sini. Bayangan Naga tiba-tiba muncul seiring dengan aura kekuatan Nova yang semakin kuat. Bayangan 4 Hewan Keberuntungan muncul di sekitar tubuh Nova yang membuatnya tampak seperti seorang Dewi Perang. Dalam sekejap mata, keempat bayangan hewan itu menghilang

  • Jenderal Naga   Bab 2081

    Para prajurit bumi tercengang ketika melihat sosok Nova. Karena Nova sudah hilang bertahun-tahun lamanya. Sebelum segel dan makhluk dari dunia lain muncul, kekuatan Nova bisa dikatakan berada di atas Chandra.Namun, Nova hamil setelah dirinya dan Chandra hidup dalam pengasingan selama 3 tahun. Sampai akhirnya, Nova benar-benar menghilang setelah melahirkan buah hatinya. Sosok Nova hampir memudar dalam ingatan para prajurit bumi. Sampai akhirnya, dia tiba-tiba saja muncul saat ini. “Aku akan menghabisi siapa pun yang berani menyentuh Chandra,” ujar Nova sebelum sosoknya benar-benar terlihat. Tidak lama kemudian, Nova muncul dari langit sambil membawa Pedang Keji Sejati. Dia mengenakan gaun berwarna putih dengan wajah cantik dan aura yang luar biasa kuat. “Siapa perempuan itu? Cantik sekali!”“Cantik seperti seorang peri.”Para prajurit dari dunia lain langsung terpana dengan sosok Nova. Di sisi lain, Chandra sayup-sayup mendengar suara Nova. Dia merangkak dari reruntuhan dan berusaha

  • Jenderal Naga   Bab 2080

    Tubuh Dusky seketika muncul di hadapan Chandra lalu tubuh Chandra terpental jauh sebelum dia sempat untuk bereaksi. Kekuatan itu sangat mengerikan sampai berhasil membuat tubuh Chandra terhempas dan menabrak tebing. Duar!Tebing itu runtuh dalam sekejap mata dan tubuh Chandra jatuh ke dalam reruntuhan. Serangan Dusky benar-benar sangat mengerikan. Bagaimanapun juga, dia sudah menginjak Alam Trasenden tingkat enam dan hanya selangkah lagi masuk ke dalam Alam Kesucian. Kekuatannya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan Chandra saat ini. Chandra merangkak di atas tanah setelah tubuhnya jatuh ke dalam reruntuhan. Akhirnya dia berhasil duduk di atas sebuah batu dengan berlumuran darah. Kemudian dia menatap ke atas langit dengan penuh amarah. “Dusky, apa kamu masih manusia? Kenapa kamu ingkar padaku? Padahal kamu sudah berjanji saat aku bertarung melawan Anak Dewa ….”Namun, Dusky tiba-tiba muncul sebelum dia menyelesaikan kata-katanya dan menendang tubuh Chandra dengan kasar

  • Jenderal Naga   Bab 2079

    Anak Dewa sudah mati dengan tubuh terpotong dua di atas tanah tanpa nyawa. Bagaimanapun juga, Anak Dewa adalah sosok legenda di Alam Niskala. Gurunya adalah orang terkuat nomor satu di Alam Niskala. Orang nomor satu itu langsung mengadopsi Anak Dewa ketika dia dilahirkan. Dia tumbuh sebagai anak emas dengan mempelajari ilmu pedang yang kekuatannya tiada tara. Masa depannya akan sangat cerah dan tanpa batas kalau saja dia tidak tewas hari ini. Namun sayangnya, dia harus kehilangan nyawanya di bumi. Para prajurit bumi gembira bukan kepalang. Akhirnya, Chandra memberikan kesempatan bagi mereka untuk meluapkan semua amarah mereka kepada makhluk dari dunia lain tersebut. “Chandra sungguh luar biasa!”“Chandra adalah kebanggaan umat manusia bumi yang tak terkalahkan!”Para prajurit yang bersikap sinis dan pesimis kepada Chandra langsung memujinya tanpa henti setelah dia berhasil membunuh Anak Dewa.Di kejauhan, di mana Dusky dan yang lainnya berada. Raut wajah mereka semua berubah serius

  • Jenderal Naga   Bab 2078

    Anak Dewa benar-benar sangat kuat. Walaupun Chandra terus menekan energi sejatinya dan mengerahkan kekuatan fisinya, kekuatannya tetap saja tidak bisa mengalahkan Anak Dewa yang sudah berada di Alam Trasenden tingkat kedua. “Kekuatan Pedang Beku dari Jurus Pedang Empat Musim!” seru Anak Dewa yang diikuti dengan suara gemuruh dari langit. Anak Dewa benar-benar naik pitam karena dia masih belum juga berhasil membunuh Chandra setelah bertarung cukup lama. Hal ini adalah suatu aib yang sangat memalukan baginya. Akhirnya, sekarang adalah saatnya dia menggunakan kekuatan terakhir sekaligus terkuat dari jurus Pedang 4 Musim. Anak Dewa berdiri dengan gagahnya di atas langit dengan aura tubuh yang kembali berubah. Kemudian dia menyapukan pedangnya dan seketika udara dingin menyapu ke segala penjuru yang turut membekukan segala yang dilewatinya. Chandra terlalu lambat bereaksi dan akhirnya tubuhnya langsung membeku. “Chandra, kematianmu akan segera tiba.”Anak Dewa tiba-tiba muncul di depan

  • Jenderal Naga   Bab 2077

    Semua orang tercengang. Kekuatan pedang kedua Anak Dewa jauh lebih kuat daripada yang pertama. Namun, Chandra justru bisa menghancurkan energi pedang kekuatan kedua dengan mudahnya, sedangkan di kekuatan pertama dia terluka cukup parah. Kekuatan Chandra kembali membuat para prajurit dari dunia lain tercengang. Sebaliknya, para prajurit bumi justru tampak semakin bersemangat. Kehidupan manusia bumi akan semakin baik jika Chandra mendapatkan hasil yang baik dalam pertarungan ini. Chandra masih tampak tenang sambil melayang di atas langit. Namun, raut wajah Anak Dewa benar-benar kacau. Dia tidak pernah menyangka, Chandra bisa menghancurkan kekuatan kedua dari jurus Pedang 4 Musim miliknya. “Sepertinya, aku sudah sangat meremehkanmu. Haha ….”Anak Dewa tertawa dingin dengan niat membunuh yang kuat di dalam hatinya. “Sekarang, terimalah kekuatan ketiga pedangku.”Aura di tubuhnya kembali berubah. Dia mengangkat tangan dan dengan cepat menghunus pedangnya. Sebuah pemandangan aneh kembali

  • Jenderal Naga   Bab 2076

    “Chandra keberuntunganmu besar juga, ya. Sekarang, aku mau melihat, apa mungkin kamu masih bisa menerima serangan pedangku ini?” Anak Dewa mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan aura di tubuhnya berubah dengan napas panas yang menyapu sekitarnya. Pedang di tangannya berangsur-angsur berubah warna menjadi merah. Beberapa pemandangan tentang semesta yang terbakar tampak muncul di pedangnya. Pemandangan yang muncul di pedangnya menandakan, Anak Dewa akan menggunakan jurus Pedang Terik Matahari yang siap membakar bumi dan langit. “Bagian kedua dari jurus Pedang 4 Musim adalah pedang terik matahari.”“Aku tidak menyangka, ternyata Anak Dewa juga menguasai bagian kedua dari jurus Pedang 4 Musim. Bagian pertama saja sudah cukup sulit dikuasai, tapi sekarang dia bisa menguasai bagian kedua.”“Benar-benar menakjubkan.”“Chandra pasti akan mati sekarang.”Para prajurit dari Alam Niskala tampak sangat bersemangat. Para prajurit dari alam lainnya juga tampak terkejut dengan kekuatan Anak Dewa.

  • Jenderal Naga   Bab 2075

    Chandra jatuh tersungkur di balik reruntuhan gunung. “Mati?”“Ini adalah jurus Pedang 4 Musim yang merupakan jurus terkenal dari orang terkuat di Alam Niskala. Anak Dewa sudah melayangkan serangan pertama dengan jurus pedang ini dengan kekuatan yang luar biasa kuat. Jadi, wajar saja kalau Chandra mati karenanya.”Para prajurit Alam Niskala mengira kalau Chandra sudah mati. Bagaimanapun juga, jurus Pedang 4 Musim adalah salah satu jurus pedang yang tersohor karena kedahsyatannya di Alam Niskala. Anak Dewa berdiri di langit dengan rambut tidak karuan dan penuh kewibawaan sambil menatap reruntuhan yang ada di bawahnya. Rasa percaya diri perlahan muncul di dalam hatinya. Jurus pedang yang ditunjukkannya adalah jurus pedang unik dan dahsyat dari gurunya. Jurus ini memiliki empat bagian serangan yang tidak akan mampu ditahan oleh siapa pun, termasuk orang-orang yang memiliki tingkat kekuatan di atasnya. Oleh karena itu, Anak Dewa sangat yakin kalau Chandra pasti sudah mati karena jurusnya

  • Jenderal Naga   Bab 2074

    Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status