Share

Bab 21

Author: Angin
last update Last Updated: 2023-01-04 11:04:21
Belum ada orang yang mengetahui identitas dari lelaki bertopeng di kematian Radika beberapa hari yang lalu. Tetapi Ilham tahu kalau lelaki bertopeng itu adalah Chandra yang merupakan Jenderal Naga, lelaki paling penting di Gurun Selatan.

“Gimana kerja samanya Arthur dan Yorda?” tanya Chandra.

“Pak Chandra, kerja samanya berjalan lancar.”

“Hentikan kerja samanya dan bilang sama keluarga Kurniawan kalau Arthur Group hanya mau bekerja sama dengan Nova saja. Sekarang Nova sudah dikeluarkan dari keluarga Kurniawan, berarti semua proses kerja sama dengan Yorda Group juga dibatalkan.”

“Untuk masalah berita tentang kamu dengan Nova di luar sana, kamu selesaikan dengan cara kamu sendiri. Aku nggak mau berita nggak jelas berseliweran di luar sana dan merepotkan Nova.”

“Baik, akan saya urus sekarang semuanya,” ujar Ilham sambil menghela napas berat.

Setelah sambungan telepon terputus, lelaki itu langsung menghubungi orang yang berkomunikasi dengan keluarga Kurniawan dan memberikan perintah untuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
John Lepat Lepat P
Hanya beberapa paragraph memerlukan 14 points. Betul betul SIALAN. !!! Kepala Penis punya Apl pukiamak lu lah
goodnovel comment avatar
Ash Yu
kenapa malah pke koin mulu ya kontol
goodnovel comment avatar
Hazli Jeneri
perempuan bodoh... lelaki goblok
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 22

    Melihat kebahagiaan Nova membuat Chandra juga ikut bahagia.“Chandra, aku sudah bisa pulang! Aku sudah bisa pulang!” seru Nova tanpa henti seperti seorang gadis kecil yang baru saja dihukum dan mendapatkan maaf dari keluarganya. Tanpa berkata banyak, Chandra hanya memeluk Nova dengan erat.Setelah Hardi mendapatkan informasi mengenai lokasi keberadaan Nova, dia langsung bergegas melajukan mobilnya menuju Jalan Kunir. Ada beberapa keluarga Kurniawan lainnya yang ikut lelaki itu untuk menjemput Nova.Mereka adalah Leon, Mia yang merupakan istrinya Leon dan juga Linda. Hardi yang merupakan CEO Yorda tentu saja memiliki mobil dengan harga selangit. Mobil yang dia gunakan saat ini adalah BMW seri ketujuh dengan harga miliaran.“Kakek apa-apaan, sih?! Kenapa bisa meminta Nova balik lagi? Pa, setelah Nova kembali nanti, posisi Papa sebagai CEO pasti akan direbut lagi. Kita nggak boleh membiarkan dia kembali,” ujar Leon ketika berada di dalam mobil.Mia juga setuju dengan ucapan lelaki itu dan

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 23

    Chandra tahu kalau yang paling dipedulikan oleh Nova adalah pandangan dari keluarganya. Semua karena selama puluhan tahun ini, dia selalu dipandang sebelah mata oleh keluarganya sendiri. Bahkan dalam mimpi pun, Nova berharap keluarganya bisa mengakuinya.“Nova, kamu ingin kembali?”Nova menganggukkan kepalanya dengan pelan dan menjawab, “Iya.”Lelaki itu menoleh ke belakang dan melihat orang-orang dari keluarga Kurniawan yang berdiri di depan pintu masuk sambil berkata, “Nova boleh pulang, tapi kalian harus berlutut dan memohon pada Nova untuk kembali!”“Chandra ….” Emosi Leon seketika melonjak naik. Urat di bagian wajahnya terlihat menonjol karena rasa marah yang menggelegak di dadanya.“Kamu hanya salah satu peliharaan keluarga Kurniawan saja! Nova saja nggak ada bicara aapa pun, malah kamu yang berisik!” kata Leon penuh geram.Chandra berkata dengan datar, “Kalau nggak mau bersujud, minta Toni yang datang sendiri! Kalau nggak Nova nggak akan kembali.”Nova menarik baju Chandra denga

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 24

    Rumah keluarga Kurniawan.Toni yang melihat tidak ada sosok Nova ketika Hardi dan keluarganya kembali langsung memasang wajah keruh. Dengan penuh geram dia berseru, “Nova di mana? Kenapa nggak bawa Nova pulang?!”Linda berjalan menghampiri lelaki tua tersebut sambil menggandengnya dan berkata, “Kakek, Kakek jangan marah dulu dan dengarkan aku. Nova benar-benar keterlaluan sekali, dia meminta kita sekeluarga untuk berlutut!”“Kami semuanya sudah berlutut tapi dia tetap nggak mau pulang. Dia malah minta Kakek untuk kasih saham sebanyak sepuluh persen ke Boni, katanya Kakek pilih kasih. Semua anggota keluarga Kurniawan mendapatkan jatah saham, tapi mereka nggak."Wajah Toni menggelap mendengar cerita Linda. Melihat hal itu Linda kembali menambahkan, “Kakek, itu semua yang dikatakan oleh Nova.”“Keterlaluan sekali!”Napas Toni naik turun dan terdengar keras. Dengan emosi menggebu-gebu dia berkata, “Mentang-mentang kenal dengan Ilham, dia bersikap sesuka hatinya dia! Bahkan dia nggak mengha

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 25

    Saham sebesar sepuluh persen juga bukan merupakan angka yang kecil. Nova khawatir kakeknya tidak bersedia memberikan padanya. Yang bisa dia lakukan saat ini hanya menunggu saja. Tidak butuh waktu yang lama bagi Hardi untuk menunjukkan batang hidungnya lagi di Klinik Mortal.Kali ini hanya dia sendiri saja yang datang dengan membawa surat peralihan saham.“Nova, ini adalah surat peralihan saham yang sudah Kakek kamu tanda tangani. Boni tinggal tanda tangan saja di sini dan sudah akan mendapatkan saham sebanyak sepuluh persen. Sekarang suratnya sudah ada di tanganmu, kamu sudah boleh telepon ke Ilham untuk jangan membatalkan kerja sama dengan Yorda?”Perempuan itu menerima surat tersebut dan mulai membacanya dengan saksama. Setelah membaca surat tersebut, wajah Nova terlihat cerah dan berseru, “Chandra, kakek beneran kasih ke aku! Dia kasih ke aku! Akhirnya papa bisa berdiri tegak lagi!”“Nova, cepat telepon! Sekarang ada puluhan mobil yang bersiap-siap mengangkut bahan baku dari pabrik

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 26

    Yani keluar untuk membawa anjing peliharaannya berkeliling sehingga tidak sempat melihat berita. Dia tidak tahu bahwa CEO dari Arthur Group sedang mengadakan konferensi pers dan juga tidak tahu kalau perusahaan tersebut telah membatalkan kerja sama mereka dengan Yorda Group.Perempuan itu juga tidak tahu kalau Nova meminta saham sebanyak sepuluh persen dari Toni sebagai barter agar dia pulang ke rumah. Ucapan Nova membuat Yani terdiam dan tercenung di tempat.“Surat peralihan saham sebanyak sepuluh persen? Saham apa?” tanya Yani yang masih belum menyadarinya.Nova mengulurkan kontrak tersebut sambil berkata, “Ma, ini surat kontrak peralihan yang ditulis oleh kakek. Ada tanda tangan kakek juga di dalamnya. Asalkan papa juga tanda tangan di sana, maka dia bisa mendapatkan saham keluarga sebanyak sepuluh persen dari total aset.”Dengan cepat Yani menyambar surat tersebut dan mulai membolak-balik sambil membacanya dengan saksama. Setelah selesai membaca surat tersebut, dia memeluknya sambi

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 27

    Sentosa merupakan sebuah tempat makan yang sangat terkenal di Kota Rivera dan juga sangat mahal. Di dalamnya terbagi beberapa tingkatan dengan klasifikasi ruangan Diamond, Gold, Silver, Bronze, Steel dan yang terakhir adalah di hall biasa.Meski di hall biasa, untuk biaya sekali makan juga akan merogoh saku sebesar ratusan juta. Sekarang merupakan jam di mana tempat tersebut sedang ramai-ramainya. Di hall sudah penuh dan perlu mengambil nomor antrian.Saat ini urutan nomor antrian sudah mencapai 30-an lebih. Wajah Yani terlihat cemberut dan mulai mengeluh, “Boni, kamu nggak berguna sekali. Hardi memiliki kartu keanggotaan Bronze, dia nggak perlu mengantri kalau makan di sini dan bisa langsung masuk ke ruangan.”“Kamu juga! Tentara yang nggak ada uang dan juga kekuasaan! Lihat menantunya keluarga Jaka, dia hebat sekali! Kartu anggota di Sentosanya kelas Silver! Dia tinggal telepon saja, maka pelayan sini akan langsung menyambutnya! Putriku malah menikah dengan seorang lelaki miskin!”Pe

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 28

    Selama sepuluh tahun, Nova selalu ditertawakan oleh orang-orang. Setiap di jalan, dia pasti akan menutupi wajahnya. Nova pikir dirinya sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini. Tetapi di saat sekarang dia mendengar kalimat-kalimat tidak enak, dia hanya bisa menunduk untuk menghindari pandangan semua orang. Mendadak rasa tidak percaya diri yang begitu besar kembali menguasai dirinya.“Dia kasih aku uang, aku juga nggak akan mau sama dia!”“Apanya yang perempuan paling cantik di Kota Rivera? Wartawan itu sudah buta?”Nova semakin menundukkan wajahnya dalam-dalam. Dia seakan bisa membayangkan ekspresi orang-orang di sekitar yang tengah menertawakannya sehingga matanya memanas dan menjatuhkan butiran air.Perasaan Wanda berbunga ketika melihat air mata Nova. Dia mengangkat dagu perempuan itu dan memandangi bekas luka yang tengah pulih secara perlahan di wajah Nova. Dengan senyum miring dia berkata, “Wajah yang cantik sekali, sayang sekali! Hahaha!”“Ka-kamu mau ngapain?” tanya Nova denga

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 29

    Tetapi Chandra justru menahannya dan menariknya untuk berdiri secara paksa. Dengan tenang lelaki itu berkata, “Nova, ini nggak ada hubungannya denganmu. Aku yang memukul dia, kalau ada apa pun maka tujukan saja padaku! Aku nggak akan mengaitkannya dengan keluarga Kurniawan.”“Bagus! Tujukan padamu, bukan?” sahut Wanda dengan marah. Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi manajer Sentosa.“Halo, saya adalah Wanda dari keluarga Wangsa, pemilik keanggotaan gold. Aku dipukul oleh seseorang di depan Sentosa. Cepat panggilan dua orang sekuriti!”Setelah memutuskan sambungan telepon, Wanda menatap Chandra dengan tajam dan berkata, “Mampus! Habis kamu! Walaupun kamu berlutut padaku untuk meminta ampun, aku nggak akan mengampuni kamu! Jangan panggil aku Wanda Wangsa kalau aku belum mematahkan kaki kamu!”Dengan cepat Yani menghampiri Wanda dan berdiri di depan perempuan itu memohon ampun. “Nona Wanda, maaf! Maafkan kami! Semua ini memang salah menantu tidak berguna keluarga kami. Tolong ampu

    Last Updated : 2023-01-04

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 1961

    Tugas seorang prajurit adalah melindungi rakyat. Itulah tanggung jawab dan kewajiban yang telah terasah selama lebih dari sepuluh tahun Chandra menjalani kehidupan sebagai seorang pejuang. Jika semua orang hanya memilih mundur dan tidak ada yang berani maju, dunia ini akan hancur. “Ya,” Sang Penjaga mengangguk pelan. Dia setuju dengan apa yang dikatakan Chandra. Sejak zaman purba, berkat keberadaan orang-orang seperti itu lah, Bumi bisa tetap terjaga hingga sekarang. “Penjaga, apakah aku masih punya harapan untuk hidup?” Chandra, yang kini hanya berupa tubuh astral, memandang sang Penjaga dengan penuh harap. Dia tidak ingin mati. Masih banyak hal yang harus dia lakukan, masih banyak hal yang belum selesai. “Masih ada harapan,” ujar Penjaga dengan suara pelan. “Namun, dengan hidupmu yang baru nanti, tanggung jawabmu akan menjadi lebih besar, dan tekanan yang kau rasakan akan jauh lebih berat.” Chandra, tanpa ragu, berkata, “Aku siap menanggung semuanya.” Sang Penjaga melamb

  • Jenderal Naga   Bab 1960

    Orang itu adalah Penjaga Pustaka Agung. Dia menyaksikan kondisi Istana Bunga yang kini telah menjadi puing-puing. Pada wajahnya yang samar dan tak nyata, tersirat sebuah ekspresi penuh keikhlasan bercampur pilu. “Demi bangsa dan rakyat, dengan semangat leluhur bumi, dunia ini membutuhkan orang-orang seperti dirimu. Jika semua orang hanya memikirkan keselamatan dirinya, bumi ini tak akan disegel di masa lalu, tetapi benar-benar lenyap,” gumam sang Penjaga dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. “Tiga jiwa, tujuh roh, berkumpullah.” Tangannya yang samar mulai bergerak, menciptakan formasi tanda yang misterius. Seketika, sebuah kekuatan tak kasat mata terpancar dari tangannya, menyebar ke seluruh penjuru bumi hingga mencapai area Istana Bunga. Di tengah puing-puing itu, titik-titik cahaya putih perlahan berkumpul di udara, membentuk sebuah bayangan yang tak nyata. Bayangan itu melesat cepat, meninggalkan area tersebut, bergerak menuju arah Gunung Langi

  • Jenderal Naga   Bab 1959

    Gunung tempat Istana Bunga berdiri hancur dalam sekejap, lenyap menjadi abu. Puluhan kilometer di sekitarnya berubah menjadi puing-puing tanpa ada tanda-tanda kehidupan yang tersisa. “Apakah Chandra sudah mati?”“Apakah dia menggunakan teknik pamungkas untuk membasmi musuh?” Bisikan penuh kebingungan terdengar di antara orang-orang yang selamat. Setelah keadaan mulai tenang, para pesilat yang sebelumnya melarikan diri kembali ke lokasi, berharap menemukan Chandra di tengah reruntuhan. Di antara puing-puing, terdengar suara batu yang bergerak. Sosok seorang pria yang bersimbah darah perlahan bangkit. Dia duduk di atas batu besar, terengah-engah sambil memegangi luka-lukanya. “Sialan! Hampir saja aku mati karenanya,” gumam Jayhan dengan nada berat. Wajahnya muram. Jayhan tidak pernah menyangka Chandra akan menyerangnya tiba-tiba. Jarak yang terlalu dekat dan kurangnya kewaspadaan membuatnya terkena serangan langsung. Meski kekuatan Jayhan luar biasa, serangan itu hampir mere

  • Jenderal Naga   Bab 1958

    "Bagaimana mungkin? Kenapa ada aura yang begitu kuat?" Semua orang merasakan kehadiran aura menakutkan dari puncak gunung. Mereka semua diliputi rasa ngeri yang membuat bulu kuduk merinding. Krak... Krak... Krak. Di bawah tekanan aura tersebut, pegunungan tempat Istana Bunga berdiri mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan. Orang- orang di kaki gunung berubah wajah seketika. "Celaka! Cepat lari!" Dengan panik dan wajah pucat pasi, mereka bergegas melarikan diri. Di puncak gunung. Chandra sedang menggabungkan dua aliran energi murni di dalam tubuhnya. Kedua energi tersebut menyatu menjadi kekuatan baru yang sangat luar biasa. Dia berusaha keras mengendalikan kekuatan itu, tetapi kekuatan tersebut terlalu besar, terlalu mengerikan. Begitu besar hingga hampir tidak mampu Chandra kendalikan. "Hahaha!" Jayhan tertawa terbahak-bahak, penuh kegilaan. Kekuatan ini luar biasa. Seseorang yang bahkan belum mencapai tingkat Alam Mahasakti mampu menunjukkan teknik sehebat ini. Ini bu

  • Jenderal Naga   Bab 1957

    Jayhan sangat cemas. Dia sangat ingin tahu tentang ilmu yang dipelajari Chandra. Dia tahu, nenek moyang Bumi pernah melahirkan banyak pesilat hebat, dan para pesilat itu meninggalkan ilmu-ilmu luar biasa. Jayhan curiga Chandra telah mendapatkan salah satu ilmu tertinggi itu. Sementara itu, Chandra tampak berpikir serius. Dia belum mengambil keputusan. Melihat Chandra ragu-ragu, Jayhan segera berkata, “Tenang saja, aku selalu menepati janji. Setelah kau memberikan ilmu itu kepadaku, aku akan melindungimu. Bahkan setelah segel Bumi terbuka, aku pastikan kau akan hidup dengan baik.” Namun, kekhawatiran Chandra bukan tentang memberikan ilmu itu, melainkan apakah ia bisa menggunakan ilmu pamungkasnya untuk membunuh Jayhan. Jayhan sangat kuat, bahkan terlalu kuat. Jika Jayhan sedikit saja waspada, rencananya pasti gagal. Untuk membunuh Jayhan, Chandra butuh membuatnya benar-benar lengah. Dia sadar, menggunakan Sangkar Kosmik begitu saja tidak akan berhasil. Jayhan pasti akan bers

  • Jenderal Naga   Bab 1956

    "Silakan, katakan."Jayhan benar-benar menginginkan ilmu yang dikuasai oleh Chandra. Bukan hanya satu atau dua pertanyaan—puluhan pun akan ia jawab tanpa ragu.Chandra menatap Jayhan dengan serius, lalu bertanya, “Apakah di Alam Niskala ada celah dalam segel yang memungkinkan makhluk-makhluk dari sana masuk ke Bumi?”Jayhan mengangguk sambil berkata, “Benar. Di Alam Niskala memang ada celah pada segelnya. Siapa pun yang berhasil melewati celah itu, bisa langsung muncul di Bumi.”“Jadi, tidak lama lagi akan ada lebih banyak makhluk dari Alam Niskala yang muncul di Bumi?” Chandra melanjutkan.Jayhan kembali mengangguk. “Ya, benar. Tapi melewati celah itu bukan perkara mudah. Dari seratus orang yang mencoba, mungkin hanya satu yang berhasil. Sisanya akan mati dalam prosesnya.”Mendengar jawaban itu, Chandra menarik napas lega. Namun, ia segera mengajukan pertanyaan lain, “Saat ini, level kekuatanmu ada di tahap apa?”“Mahasakti Sempurna, hanya satu langkah lagi menuju Transenden,” jawab J

  • Jenderal Naga   Bab 1955

    Jayhan berdiri di depan Chandra dengan senyum penuh ancaman, matanya menatap tajam ke arah pria yang sedang berjuang untuk tetap hidup.“Chandra, aku sudah membiarkan semua orang pergi. Sekarang, serahkan teknik kultivasi yang kau gunakan,” katanya tegas. “Jangan coba mempermainkanku. Jika aku mau, aku bisa menangkap mereka kembali, dan kali ini, mereka pasti mati.”Chandra perlahan membuka matanya. Wajahnya datar, nyaris tanpa emosi. Dengan suara lemah, dia berkata, “Aku terluka parah dan bisa mati kapan saja. Setidaknya beri aku waktu untuk pulih. Setelah aku sembuh, aku akan memberikannya padamu.”Setelah itu, Chandra kembali terdiam. Ia menutup mulutnya rapat-rapat, tak ingin berbicara lebih banyak. Jayhan hanya mendengus, tidak terlihat tergesa-gesa. Dalam pikirannya, Chandra hanyalah seekor semut—mudah dihancurkan kapan saja.Di Kaki Gunung Istana BungaSejumlah pesilat berkumpul di kaki gunung, wajah mereka penuh kecemasan. Suasana tegang menyelimuti mereka.“Apa yang harus kita

  • Jenderal Naga   Bab 1954

    Jayhan berdiri dengan percaya diri, memandang Chandra yang terhuyung-huyung dengan tubuh penuh luka. Meski kekuatannya jauh melampaui Santara, ketahanan Chandra berhasil membuat Jayhan terkejut.“Anak muda, aku sungguh meremehkanmu,” ujar Jayhan, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Kabarnya hari ini adalah hari bahagiamu. Kau akan menikahi tiga wanita sekaligus, bukan? Aku penasaran, seberapa lama kau bisa bertahan.”Jayhan melambaikan tangannya, memunculkan kekuatan besar yang menarik tubuh Sonia dari kejauhan. Tubuh Sonia terlempar dan jatuh di samping Chandra yang terkapar lemah. Dengan gerakan tenang, Jayhan mencabut pedang panjangnya, lalu menempatkan ujungnya di leher Sonia.“Chandra,” katanya dengan nada sinis, “apa kau akan merasa sakit hati jika aku membunuhnya sekarang?”Sonia, meski lemah, tidak gentar. Dengan suara serak tetapi penuh keberanian, dia menjawab, “Bunuh saja. Tidak perlu banyak bicara.”Mati di sisi Chandra? Itu sudah cukup bagi Sonia. Dia merangkak pelan mendeka

  • Jenderal Naga   Bab 1953

    Jayhan tertegun. Di Bumi, energi spiritual sangatlah tipis. Namun, saat ini, energi itu berkumpul dengan luar biasa kuat di satu titik. Fenomena seperti ini hanya mungkin terjadi jika seseorang menggunakan teknik kultivasi tingkat tinggi. Dengan satu lambaian tangan, Jayhan menciptakan kekuatan besar yang menyapu puing-puing. Chandra, yang tengah menggunakan Sembilan Transformasi Tubuh Emas, tak mampu melawan kekuatan itu. Tubuhnya terangkat dan terlempar ke hadapan Jayhan sebelum jatuh dengan keras ke tanah. “Kau masih hidup?” Santara tampak terkejut. Dia tahu betapa mematikannya serangan yang dilancarkannya tadi. Tidak ada seorang pun di bawah Alam Mahasakti yang seharusnya bisa bertahan. Namun, Chandra ternyata masih bernapas.Chandra terbaring di tanah. Tubuhnya menggigil hebat, dan darah segar kembali keluar dari mulutnya, membasahi tanah di sekitarnya. “Chandra ....” Sonia yang melihat itu segera mencoba mendekatinya. Tetapi, sebelum sempat mencapai Chandra, kekuatan tak

DMCA.com Protection Status