Rumah keluarga Kurniawan.Toni yang melihat tidak ada sosok Nova ketika Hardi dan keluarganya kembali langsung memasang wajah keruh. Dengan penuh geram dia berseru, “Nova di mana? Kenapa nggak bawa Nova pulang?!”Linda berjalan menghampiri lelaki tua tersebut sambil menggandengnya dan berkata, “Kakek, Kakek jangan marah dulu dan dengarkan aku. Nova benar-benar keterlaluan sekali, dia meminta kita sekeluarga untuk berlutut!”“Kami semuanya sudah berlutut tapi dia tetap nggak mau pulang. Dia malah minta Kakek untuk kasih saham sebanyak sepuluh persen ke Boni, katanya Kakek pilih kasih. Semua anggota keluarga Kurniawan mendapatkan jatah saham, tapi mereka nggak."Wajah Toni menggelap mendengar cerita Linda. Melihat hal itu Linda kembali menambahkan, “Kakek, itu semua yang dikatakan oleh Nova.”“Keterlaluan sekali!”Napas Toni naik turun dan terdengar keras. Dengan emosi menggebu-gebu dia berkata, “Mentang-mentang kenal dengan Ilham, dia bersikap sesuka hatinya dia! Bahkan dia nggak mengha
Saham sebesar sepuluh persen juga bukan merupakan angka yang kecil. Nova khawatir kakeknya tidak bersedia memberikan padanya. Yang bisa dia lakukan saat ini hanya menunggu saja. Tidak butuh waktu yang lama bagi Hardi untuk menunjukkan batang hidungnya lagi di Klinik Mortal.Kali ini hanya dia sendiri saja yang datang dengan membawa surat peralihan saham.“Nova, ini adalah surat peralihan saham yang sudah Kakek kamu tanda tangani. Boni tinggal tanda tangan saja di sini dan sudah akan mendapatkan saham sebanyak sepuluh persen. Sekarang suratnya sudah ada di tanganmu, kamu sudah boleh telepon ke Ilham untuk jangan membatalkan kerja sama dengan Yorda?”Perempuan itu menerima surat tersebut dan mulai membacanya dengan saksama. Setelah membaca surat tersebut, wajah Nova terlihat cerah dan berseru, “Chandra, kakek beneran kasih ke aku! Dia kasih ke aku! Akhirnya papa bisa berdiri tegak lagi!”“Nova, cepat telepon! Sekarang ada puluhan mobil yang bersiap-siap mengangkut bahan baku dari pabrik
Yani keluar untuk membawa anjing peliharaannya berkeliling sehingga tidak sempat melihat berita. Dia tidak tahu bahwa CEO dari Arthur Group sedang mengadakan konferensi pers dan juga tidak tahu kalau perusahaan tersebut telah membatalkan kerja sama mereka dengan Yorda Group.Perempuan itu juga tidak tahu kalau Nova meminta saham sebanyak sepuluh persen dari Toni sebagai barter agar dia pulang ke rumah. Ucapan Nova membuat Yani terdiam dan tercenung di tempat.“Surat peralihan saham sebanyak sepuluh persen? Saham apa?” tanya Yani yang masih belum menyadarinya.Nova mengulurkan kontrak tersebut sambil berkata, “Ma, ini surat kontrak peralihan yang ditulis oleh kakek. Ada tanda tangan kakek juga di dalamnya. Asalkan papa juga tanda tangan di sana, maka dia bisa mendapatkan saham keluarga sebanyak sepuluh persen dari total aset.”Dengan cepat Yani menyambar surat tersebut dan mulai membolak-balik sambil membacanya dengan saksama. Setelah selesai membaca surat tersebut, dia memeluknya sambi
Sentosa merupakan sebuah tempat makan yang sangat terkenal di Kota Rivera dan juga sangat mahal. Di dalamnya terbagi beberapa tingkatan dengan klasifikasi ruangan Diamond, Gold, Silver, Bronze, Steel dan yang terakhir adalah di hall biasa.Meski di hall biasa, untuk biaya sekali makan juga akan merogoh saku sebesar ratusan juta. Sekarang merupakan jam di mana tempat tersebut sedang ramai-ramainya. Di hall sudah penuh dan perlu mengambil nomor antrian.Saat ini urutan nomor antrian sudah mencapai 30-an lebih. Wajah Yani terlihat cemberut dan mulai mengeluh, “Boni, kamu nggak berguna sekali. Hardi memiliki kartu keanggotaan Bronze, dia nggak perlu mengantri kalau makan di sini dan bisa langsung masuk ke ruangan.”“Kamu juga! Tentara yang nggak ada uang dan juga kekuasaan! Lihat menantunya keluarga Jaka, dia hebat sekali! Kartu anggota di Sentosanya kelas Silver! Dia tinggal telepon saja, maka pelayan sini akan langsung menyambutnya! Putriku malah menikah dengan seorang lelaki miskin!”Pe
Selama sepuluh tahun, Nova selalu ditertawakan oleh orang-orang. Setiap di jalan, dia pasti akan menutupi wajahnya. Nova pikir dirinya sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini. Tetapi di saat sekarang dia mendengar kalimat-kalimat tidak enak, dia hanya bisa menunduk untuk menghindari pandangan semua orang. Mendadak rasa tidak percaya diri yang begitu besar kembali menguasai dirinya.“Dia kasih aku uang, aku juga nggak akan mau sama dia!”“Apanya yang perempuan paling cantik di Kota Rivera? Wartawan itu sudah buta?”Nova semakin menundukkan wajahnya dalam-dalam. Dia seakan bisa membayangkan ekspresi orang-orang di sekitar yang tengah menertawakannya sehingga matanya memanas dan menjatuhkan butiran air.Perasaan Wanda berbunga ketika melihat air mata Nova. Dia mengangkat dagu perempuan itu dan memandangi bekas luka yang tengah pulih secara perlahan di wajah Nova. Dengan senyum miring dia berkata, “Wajah yang cantik sekali, sayang sekali! Hahaha!”“Ka-kamu mau ngapain?” tanya Nova denga
Tetapi Chandra justru menahannya dan menariknya untuk berdiri secara paksa. Dengan tenang lelaki itu berkata, “Nova, ini nggak ada hubungannya denganmu. Aku yang memukul dia, kalau ada apa pun maka tujukan saja padaku! Aku nggak akan mengaitkannya dengan keluarga Kurniawan.”“Bagus! Tujukan padamu, bukan?” sahut Wanda dengan marah. Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi manajer Sentosa.“Halo, saya adalah Wanda dari keluarga Wangsa, pemilik keanggotaan gold. Aku dipukul oleh seseorang di depan Sentosa. Cepat panggilan dua orang sekuriti!”Setelah memutuskan sambungan telepon, Wanda menatap Chandra dengan tajam dan berkata, “Mampus! Habis kamu! Walaupun kamu berlutut padaku untuk meminta ampun, aku nggak akan mengampuni kamu! Jangan panggil aku Wanda Wangsa kalau aku belum mematahkan kaki kamu!”Dengan cepat Yani menghampiri Wanda dan berdiri di depan perempuan itu memohon ampun. “Nona Wanda, maaf! Maafkan kami! Semua ini memang salah menantu tidak berguna keluarga kami. Tolong ampu
Arya yang merupakan jenderal dari tentara militer barat merupakan orang paling penting dan paling berkuasa. Lelaki itu tengah melangkah menghampiri mereka dengan aura yang begitu kuat. Semua orang yang ada di depan Sentosa menahan napas mereka secara otomatis.Dulu mereka hanya melihatnya dari televisi saja, tetapi sekarang mereka bertemu secara langsung! Semua orang yang ada di sana dibuat terkejut dengan aura yang ada di diri Arya. Bahkan untuk bergerak saja tidak ada yang berani.Mardi dan beberapa sekuriti yang lainnya masih berlutut dengan tubuh gemetar. Sedangkan Yani yang tersungkur di lantai sambil terisak seketika menahan tangisannya dan juga napasnya. Dia tahu dari berita bahwa orang ini jauh lebih menyeramkan dari Radika.Wanda juga dibuat terkejut dan ketakutan. Semua orang yang ada di sana memasang ekspresi ketakutan yang serupa. Hanya Chandra saja yang terlihat tidak mengubah raut wajahnya. Dia pernah bertemu dengan Arya sekali saat lelaki itu diangkat menjadi jenderal.“
”Sekarang kamu sudah bisa bicara? Tadi kamu ke mana saja?! Ketakutan sampai nggak bisa berkata-kata! Boni, aku benar-benar malu karena menikah denganmu! Aku mau cerai!”Di depan Sentosa terlihat cukup banyak orang yang berkumpul, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang menggubris keributan keluarga tersebut. Satu per satu dari mereka hanya sibuk membicarakan sosok Arya.“Lima hari lagi adalah hari pelantikan Arya.”“Iya, katanya pelantikan Arya akan diadakan di daerah militer Rivera. Nggak ditayangkan untuk pihak eksternal. Katanya hanya orang-orang penting dan terhormat di Rivera yang bisa mendapatkan undangannya.""Iya! Aku juga ada dengar. Hanya orang yang benar-benar kaya dan memiliki kekuasaan yang bisa menyaksikan pelantikan Arya.”“Orang yang bisa pergi adalah orang yang hebat dan terkenal di Rivera. Orang yang memang berpengaruh di kota ini.”Mereka berkumpul dan sibuk membicarakan tentang Arya. Sedangkan Chandra hanya duduk diam di depan pintu masuk Sentosa sambil mengisap
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di
Duno Lowen tidak tahu maksud dan tujuan kedatangan Yosan, jadi Yosan mengungkapkan tujuan utamanya dengan berkata, "Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu.""Tetua Yosan, tidak perlu sungkan begitu. Kamu bisa langsung memberitahuku.""Tujuanku datang ke sini adalah untuk meminta sebuah Pil Enam Yang," jawab Yosan terus terang. Senyuman di wajah Duno seketika menghilang setelah mendengar jawaban Yosan. Bahkan anggota keluarga Lowen lainnya yang berada di aula juga langsung berdiskusi satu sama lain. Duno berkata dengan raut wajah enggan, "Tetua Yosan, pil itu adalah peninggalan leluhur kami sejak ribuan tahun yang lalu. Sekarang, pil itu sudah tidak ada lagi."Yosan tahu kalau makna dari perkataan Duno adalah sebuah penolakan, jadi dia pun berkata, "Tuan Duno, aku juga tidak datang dengan tangan kosong. Aku akan menukar pil itu dengan barang yang setara. Aku akan berusaha memberikan apa pun yang keluarga Lowen inginkan."Yosan sadar kalau dia harus berkorban untuk mendapatkan Pil Ena
Luna terkejut ketika melihat sosok Yosan. Master Yosan? Jadi, Chandra sudah menjadi murid dari Master Yosan?Setelah tertegun selama beberapa saat, Luna akhirnya bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?""Aku akan pergi ke Liran Selatan bersama Master Yosan," jawab Chandra. "Oh iya, pergilah," balas Luna. Chandra mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara setelah berpamitan dengan Luna. Dia berbalik lalu berkata kepada Yosan, "Master, ayo kita pergi."Yosan melambaikan tangannya dengan ringan lalu muncul cahaya keemasan yang diikuti dengan sebuah labu yang muncul di tangannya. Labu itu terus membesar sampai sepanjang 10 meter. "Ini?" tanya Chandra terkejut. Yosan tersenyum lalu berkata, "Ini adalah senjata tebang ajaib. Ayo, naiklah."Kemudian dia naik ke atas labu raksasa itu, diikuti oleh Chandra yang melompat di belakangnya. Yosan bergegas mengerahkan energi sejatinya lalu labu itu mulai bergerak dengan cepat di udara. Dalam sekejap mata, gunung-gunung tertinggal di belakang me
Yosan berkata, "Chandra adalah seorang pemuda yang cakap. Dia sangat kuat di segala aspek. Aku sudah menerimanya sebagai muridku. Selanjutnya, aku berencana untuk menentukan rencana pelatihan untuknya. Aku akan menggunakan semua kekuatanku untuk membimbingnya agar dia bisa meraih hasil maksimal dalam kompetisi besar nanti. Aku ingin menunjukkan kepada para tetua dan ketua sekte kalau masih ada murid yang luar biasa dalam perekrutan kali ini."Ziyan langsung mengerutkan keningnya lalu berkata, "Master, walaupun Chandra memiliki potensi yang cukup baik, tapi kompetisi besar tidak lama lagi akan dilaksanakan. Kekuatannya tidak mungkin meningkat secara drastis dalam waktu sesingkat itu. Janganlah Master menghabiskan terlalu banyak usaha hanya untuk dia seorang. Lagi pula, murid di bawah bimbinganmu yang berusia di bawah 50 tahun masih cukup banyak. Jadi, lebih baik dan lebih hemat jika Master membimbing mereka daripada Chandra."Yosan langsung menatap Ziyan tajam setelah mendengar perkataa
Yosan merasa, Chandra memiliki potensi yang besar. Dia tidak mungkin salah dalam menilai orang lain. Selain itu, Chandra bisa memunculkan kekuatan yang sangat besar, sekalipun tingkat kekuatannya masih terhitung rendah. Bahkan dia bisa menandingi prajurit yang memiliki kekuatan tingkat ketiga Alam Keabadian. Chandra bisa segera naik ke tingkat keenam Alam Kesucian kalau saja dia berada di tingkat ketiga Alam Kesucian. "Chandra, aku akan mengatur rencana pelatihanmu. Tapi, kemungkinan besar kamu akan sangat menderita. Apa kamu mampu menahannya?" tanya Yosan penuh harap. "Aku bisa menahan apa pun, selama aku belum mati," jawab Chandra mantap. "Baiklah," balas Yosan dengan perasaan lega. "Tenang saja, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membimbingmu. Kekuatanmu akan meningkat pesat dalam waktu satu tahun ini.""Baik, aku akan menantikannya," balas Chandra penuh harap. "Sekarang, kamu tunggu dulu di sini selama beberapa hari. Aku akan mempersiapkan semuanya untuk membimbingmu," ujar
Yosan cukup terkejut dengan jawaban Chandra. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang prajurit yang pastinya tahu tingkat kesulitan dalam melatih kekuatan fisik. Kekuatan fisik harus terus ditempa dan tidak bisa ditingkatkan hanya dalam waktu singkat. Selain itu, tingkat kekuatan Chandra masih terhitung rendah, bahkan sedikit lebih rendah dari Yoko. Namun, dia bisa menjadi memberikan perlawanan sengit kepada Yoko. Sulit rasanya membayangkan seseorang yang memiliki kekuatan seperti ini. Yosan merasa gembira di dalam hatinya. Dia merasa seperti sudah menemukan sebuah harta karun berharga. Seseorang berbakat seperti Chandra akan tumbuh menjadi sosok yang menakutkan dalam bimbingannya. Bahkan Chandra mungkin bisa menjadi sama kuatnya dengan para utusan jenius yang datang ke bumi untuk memperebutkan keberuntungan dalam 10 sampai 20 puluh tahun lagi. Yosan tersenyum lebar lalu berkata, "Bagus, bagus sekali!"Chandra membalas pujian Yosan dengan senyuman tipis. Dia tidak mengungkapkan kalau d
Chandra hanya mampu membantu Luna sampai sini. Selanjutnya, Luna harus mengandalkan kemampuannya sendiri. Luna kembali ke halaman latihannya sendiri setelah selesai menyapa Chandra. Halaman mereka terletak bersebelahan. Mereka tidak tahu, apakah hal ini kebetulan atau memang Yosan yang sengaja mengaturnya.Chandra langsung berlatih setelah bergabung dengan Sekte Dayan. Sebenarnya, dia ingin masuk ke dalam Istana Abadi, tapi dia takut ada murid lain yang melihatnya. Bagaimanapun juga, dia baru saja bergabung dengan Sekte Dayan, jadi dia tidak ingin membuat masalah. Akhirnya, Chandra memutuskan untuk tidak pergi ke Istana Abadi untuk sementara waktu. Tiga hari kemudian.Yohan muncul di halaman Chandra ketika Chandra sedang berlatih. Chandra buru-buru berdiri lalu berkata dengan penuh hormat, "Tetua!"Yosan membalas dengan lambaian ringan. Di sisi lain, Chandra menatap Yosan tanpa mengetahui alasan Yosan mencarinya."Namamu Chandra, kan?" tanya Yosan. "Benar, namaku Chandra. Ada masal
Yosan berkata dengan wajah tak berdaya, "Aku juga tidak tahu kalau Sekte Sutan akan melaksanakan perekrutan murid baru secepat itu, bahkan sebelum Sekte Dayan."Joni berdiri sambil menatap seribu orang yang ada di aula lalu berkata, "Lihatlah lelucon yang kamu pilih."Joni yang sedang menatap seribu orang di hadapannya terlihat seperti seseorang yang baru berusia 50 tahunan dengan jubah kuning di tubuhnya. Dia bisa mengetahui dengan jelas tingkat kultivasi semua orang itu dengan indra spiritualnya, khususnya tingkat kekuatan yang dimiliki oleh Luna. "Lelucon apa ini? Bahkan kamu juga merekrut murid dengan tingkat kekuatan yang masih ada di Alam Mahasakti. Tetua Yosan, apa sih yang ada di pikiranmu? Jangan-jangan kamu melakukan kecurangan dalam proses seleksi ini, ya?"Luna hanya bisa menundukkan kepalanya setelah mendengar semua itu tanpa berani berkata sepatah kata pun. Di sisi lain, Yosan berusaha memberikan penjelasan ketika tiba-tiba saja terdengar suara seseorang. "Sudahlah!" se
Para calon murid yang ikut ujian kali ini terlalu lemah. Bahkan sekalipun Chandra membawa Luna, mereka masih berhasil lolos dan menjadi murid Sekte Dayan.Selanjutnya, Chandra pergi ke tempat istirahat untuk beristirahat sejenak. Luna sangat bersemangat setelah dia menjadi murid Sekte Dayan. Dia terus berjalan di sekitar Chandra dan terus mengungkapkan rasa terima kasihnya. Chandra hanya mendengarnya sambil tersenyum.Pertarungan terus berlanjut. Putaran demi putaran pertarungan berlanjut, semakin banyak orang yang terpilih untuk menjadi murid Sekte Dayan.“Semuanya, selamat telah menjadi murid Sekte Dayan.” Suara Yosan bergema keras. “Selanjutnya masih ada satu kali pertarungan. Pertarungan ini akan langsung menentukan sepuluh besar. Keuntungan menjadi sepuluh besar sangat banyak. Sepuluh besar bisa jadi murid Tetua. Juara pertama bisa jadi murid Ketua Sekte.”“Selain itu, sepuluh murid teratas juga memenuhi syarat untuk masuk ke Pustaka Agung Sekte Dayan untuk memilih kekuatan magis