Share

Bab 19

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-04 11:04:18
“Pa,” panggil Nova, “Aku baik-baik saja.”

“Boni, siapa yang datang?” Terdengar suara dari dalam rumah.

Yani berjalan keluar. Ketika melihat Nova, raut mukanya langsung berubah masam. Dia berkata dengan dingin, “Anak pembawa sial. Untuk apa kamu pulang?”

“Ma.”

“Jangan panggil aku Mama. Aku nggak punya anak perempuan sepertimu.” Yani menatap Nova yang wajahnya dibalut oleh kain kasa dengan tidak senang.

Gara-gara Nova, dia diikat dan sangat menderita waktu itu.

Untung saja Radika Sinaga sudah mati. Kalau tidak, keluarga Kurniawan pasti akan celaka.

Ketika kembali, Toni Kurniawan marah besar dan memerintahkan untuk mencabut status Nova sebagai direktur utama di Yorda Group, kemudian mengeluarkan Nova dari keluarga Kurniawan. Mereka juga mengumumkan kepada publik bahwa sejak saat itu, mereka tidak memiliki anggota keluarga yang bernama Nova lagi di keluarga Kurniawan.

“Yani, kenapa kamu begitu?” Boni mengerutkan dahinya dan berkata, “Meskipun Papa mengeluarkan Nova dari keluarga Kurniawan,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
sulhan morte
saya sudah nyampek bab 619, kok jadi balek ke bab 18..?? mau geser pakem koin lagi mm
goodnovel comment avatar
sitiaminah aminah
koin mlulu bgsat
goodnovel comment avatar
Hazli Jeneri
lelaki yang kuat. tapi otak sempit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 20

    “Cari Kakek. Benar, aku harus menemui Kakek!”Tiba-tiba, Nova seolah-olah melihat harapan terakhir untuk memperbaiki situasi ini. Dia menarik Chandra dan berkata sambil terisak, “Ayo pergi cari Kakek. Kakek sangat menyayangiku ketika aku masih kecil. Dia pasti nggak akan mengeluarkanku dari keluarga besar. Aku harus pergi memohonnya. Memohon pada Kakek!”Dia pun menarik Chandra pergi.Chandra sedih melihat wajah Nova yang matanya masih berkata-kaca. Dia menghibur, “Jangan khawatir. Aku akan membawamu ke rumah keluarga Kurniawan sekarang, untuk mencari Kakek.”“Iya. Ayo. Kita pergi ke sana sekarang.”Nova baru saja pulih dari trauma karena disiksa oleh Radika, dan sekarang dia malah dikeluarkan dari keluarga Kurniawan. Mentalnya sudah di ambang kehancuran. Dia dengan bodohnya berpikir bahwa jika dia pergi ke vila keluarga Kurniawan dan menemui Toni, dia akan bisa diterima kembali dalam keluarga besarnya.Namun, Toni adalah orang yang mengeluarkannya dari keluarga mereka.Chandra tak pun

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 21

    Belum ada orang yang mengetahui identitas dari lelaki bertopeng di kematian Radika beberapa hari yang lalu. Tetapi Ilham tahu kalau lelaki bertopeng itu adalah Chandra yang merupakan Jenderal Naga, lelaki paling penting di Gurun Selatan.“Gimana kerja samanya Arthur dan Yorda?” tanya Chandra.“Pak Chandra, kerja samanya berjalan lancar.”“Hentikan kerja samanya dan bilang sama keluarga Kurniawan kalau Arthur Group hanya mau bekerja sama dengan Nova saja. Sekarang Nova sudah dikeluarkan dari keluarga Kurniawan, berarti semua proses kerja sama dengan Yorda Group juga dibatalkan.”“Untuk masalah berita tentang kamu dengan Nova di luar sana, kamu selesaikan dengan cara kamu sendiri. Aku nggak mau berita nggak jelas berseliweran di luar sana dan merepotkan Nova.”“Baik, akan saya urus sekarang semuanya,” ujar Ilham sambil menghela napas berat.Setelah sambungan telepon terputus, lelaki itu langsung menghubungi orang yang berkomunikasi dengan keluarga Kurniawan dan memberikan perintah untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 22

    Melihat kebahagiaan Nova membuat Chandra juga ikut bahagia.“Chandra, aku sudah bisa pulang! Aku sudah bisa pulang!” seru Nova tanpa henti seperti seorang gadis kecil yang baru saja dihukum dan mendapatkan maaf dari keluarganya. Tanpa berkata banyak, Chandra hanya memeluk Nova dengan erat.Setelah Hardi mendapatkan informasi mengenai lokasi keberadaan Nova, dia langsung bergegas melajukan mobilnya menuju Jalan Kunir. Ada beberapa keluarga Kurniawan lainnya yang ikut lelaki itu untuk menjemput Nova.Mereka adalah Leon, Mia yang merupakan istrinya Leon dan juga Linda. Hardi yang merupakan CEO Yorda tentu saja memiliki mobil dengan harga selangit. Mobil yang dia gunakan saat ini adalah BMW seri ketujuh dengan harga miliaran.“Kakek apa-apaan, sih?! Kenapa bisa meminta Nova balik lagi? Pa, setelah Nova kembali nanti, posisi Papa sebagai CEO pasti akan direbut lagi. Kita nggak boleh membiarkan dia kembali,” ujar Leon ketika berada di dalam mobil.Mia juga setuju dengan ucapan lelaki itu dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 23

    Chandra tahu kalau yang paling dipedulikan oleh Nova adalah pandangan dari keluarganya. Semua karena selama puluhan tahun ini, dia selalu dipandang sebelah mata oleh keluarganya sendiri. Bahkan dalam mimpi pun, Nova berharap keluarganya bisa mengakuinya.“Nova, kamu ingin kembali?”Nova menganggukkan kepalanya dengan pelan dan menjawab, “Iya.”Lelaki itu menoleh ke belakang dan melihat orang-orang dari keluarga Kurniawan yang berdiri di depan pintu masuk sambil berkata, “Nova boleh pulang, tapi kalian harus berlutut dan memohon pada Nova untuk kembali!”“Chandra ….” Emosi Leon seketika melonjak naik. Urat di bagian wajahnya terlihat menonjol karena rasa marah yang menggelegak di dadanya.“Kamu hanya salah satu peliharaan keluarga Kurniawan saja! Nova saja nggak ada bicara aapa pun, malah kamu yang berisik!” kata Leon penuh geram.Chandra berkata dengan datar, “Kalau nggak mau bersujud, minta Toni yang datang sendiri! Kalau nggak Nova nggak akan kembali.”Nova menarik baju Chandra denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 24

    Rumah keluarga Kurniawan.Toni yang melihat tidak ada sosok Nova ketika Hardi dan keluarganya kembali langsung memasang wajah keruh. Dengan penuh geram dia berseru, “Nova di mana? Kenapa nggak bawa Nova pulang?!”Linda berjalan menghampiri lelaki tua tersebut sambil menggandengnya dan berkata, “Kakek, Kakek jangan marah dulu dan dengarkan aku. Nova benar-benar keterlaluan sekali, dia meminta kita sekeluarga untuk berlutut!”“Kami semuanya sudah berlutut tapi dia tetap nggak mau pulang. Dia malah minta Kakek untuk kasih saham sebanyak sepuluh persen ke Boni, katanya Kakek pilih kasih. Semua anggota keluarga Kurniawan mendapatkan jatah saham, tapi mereka nggak."Wajah Toni menggelap mendengar cerita Linda. Melihat hal itu Linda kembali menambahkan, “Kakek, itu semua yang dikatakan oleh Nova.”“Keterlaluan sekali!”Napas Toni naik turun dan terdengar keras. Dengan emosi menggebu-gebu dia berkata, “Mentang-mentang kenal dengan Ilham, dia bersikap sesuka hatinya dia! Bahkan dia nggak mengha

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 25

    Saham sebesar sepuluh persen juga bukan merupakan angka yang kecil. Nova khawatir kakeknya tidak bersedia memberikan padanya. Yang bisa dia lakukan saat ini hanya menunggu saja. Tidak butuh waktu yang lama bagi Hardi untuk menunjukkan batang hidungnya lagi di Klinik Mortal.Kali ini hanya dia sendiri saja yang datang dengan membawa surat peralihan saham.“Nova, ini adalah surat peralihan saham yang sudah Kakek kamu tanda tangani. Boni tinggal tanda tangan saja di sini dan sudah akan mendapatkan saham sebanyak sepuluh persen. Sekarang suratnya sudah ada di tanganmu, kamu sudah boleh telepon ke Ilham untuk jangan membatalkan kerja sama dengan Yorda?”Perempuan itu menerima surat tersebut dan mulai membacanya dengan saksama. Setelah membaca surat tersebut, wajah Nova terlihat cerah dan berseru, “Chandra, kakek beneran kasih ke aku! Dia kasih ke aku! Akhirnya papa bisa berdiri tegak lagi!”“Nova, cepat telepon! Sekarang ada puluhan mobil yang bersiap-siap mengangkut bahan baku dari pabrik

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 26

    Yani keluar untuk membawa anjing peliharaannya berkeliling sehingga tidak sempat melihat berita. Dia tidak tahu bahwa CEO dari Arthur Group sedang mengadakan konferensi pers dan juga tidak tahu kalau perusahaan tersebut telah membatalkan kerja sama mereka dengan Yorda Group.Perempuan itu juga tidak tahu kalau Nova meminta saham sebanyak sepuluh persen dari Toni sebagai barter agar dia pulang ke rumah. Ucapan Nova membuat Yani terdiam dan tercenung di tempat.“Surat peralihan saham sebanyak sepuluh persen? Saham apa?” tanya Yani yang masih belum menyadarinya.Nova mengulurkan kontrak tersebut sambil berkata, “Ma, ini surat kontrak peralihan yang ditulis oleh kakek. Ada tanda tangan kakek juga di dalamnya. Asalkan papa juga tanda tangan di sana, maka dia bisa mendapatkan saham keluarga sebanyak sepuluh persen dari total aset.”Dengan cepat Yani menyambar surat tersebut dan mulai membolak-balik sambil membacanya dengan saksama. Setelah selesai membaca surat tersebut, dia memeluknya sambi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 27

    Sentosa merupakan sebuah tempat makan yang sangat terkenal di Kota Rivera dan juga sangat mahal. Di dalamnya terbagi beberapa tingkatan dengan klasifikasi ruangan Diamond, Gold, Silver, Bronze, Steel dan yang terakhir adalah di hall biasa.Meski di hall biasa, untuk biaya sekali makan juga akan merogoh saku sebesar ratusan juta. Sekarang merupakan jam di mana tempat tersebut sedang ramai-ramainya. Di hall sudah penuh dan perlu mengambil nomor antrian.Saat ini urutan nomor antrian sudah mencapai 30-an lebih. Wajah Yani terlihat cemberut dan mulai mengeluh, “Boni, kamu nggak berguna sekali. Hardi memiliki kartu keanggotaan Bronze, dia nggak perlu mengantri kalau makan di sini dan bisa langsung masuk ke ruangan.”“Kamu juga! Tentara yang nggak ada uang dan juga kekuasaan! Lihat menantunya keluarga Jaka, dia hebat sekali! Kartu anggota di Sentosanya kelas Silver! Dia tinggal telepon saja, maka pelayan sini akan langsung menyambutnya! Putriku malah menikah dengan seorang lelaki miskin!”Pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 1983

    Chandra mulai merangkai kebohongan, dan Xena mempercayainya tanpa ragu. Melihat Chandra yang kini begitu kuat hingga mampu mengalahkan seorang ahli dengan tujuh segel terbuka, hati Xena dipenuhi rasa bangga dan lega.“Oh ya,” ucap Xena tiba-tiba, tersenyum jahil kepada Chandra. “Aku datang ke tempat ini sebenarnya untuk mencari sebuah benda suci yang bisa menyembuhkan ayahmu. Saat aku tiba di Gunung Naga, aku bertemu dengan orang-orang Suku Tujuh Bintang. Aku melihat mereka sedang menjaga sebuah pohon. Saat mereka lengah, aku mencurinya dan menyembunyikannya. Aku akan menunjukkan tempatnya padamu.”Mendengar hal itu, Chandra pun tertarik pada pohon tersebut. Benda yang bahkan membuat ahli tujuh segel menginginkannya pasti bukan benda biasa.“Baik,” jawabnya sambil mengangguk.Keduanya lalu berdiri dan mulai berjalan. Di bawah panduan Xena, Chandra melintasi Gunung Naga. Setelah berjalan sekitar dua jam, mereka akhirnya sampai di bagian dalam hutan Gunung Naga.Xena menghentikan langkah

  • Jenderal Naga   Bab 1982

    Menghadapi teratai hitam itu, Wira bahkan tidak mampu berbicara dengan lancar. Chandra sendiri tidak menyangka bahwa Wira akan ketakutan seperti ini. Padahal, kekuatan ini hanyalah kemampuan Alam Mahasaktinya yang baru saja terbangkitkan.“Ini adalah kekuatan Mahasaktiku,” kata Chandra dengan suara tenang.“Kau… kau bukan manusia. Kau… kau iblis?” Suara Wira bergetar, giginya gemeretak karena rasa takut. “Kau adalah iblis asing, iblis yang dulu ditinggalkan di Bumi!”Chandra mengerutkan kening. Iblis? Ditinggalkan di Bumi? Namun, ia tidak ingin memikirkan hal itu sekarang. Raut wajahnya berubah, memancarkan niat membunuh yang dingin.Wira kembali jatuh berlutut, kali ini ia menundukkan kepalanya dan mulai membenturkan dahinya ke tanah. “Yang Mulia Raja Iblis, tolong jangan bunuh aku! Aku bersedia menjadi budakmu seumur hidup!”Ketakutan Wira semakin memuncak. Iblis—makhluk itu terlalu menakutkan. Dahulu kala, seluruh dunia pernah bersatu untuk melawan para iblis. Namun, meskipun para a

  • Jenderal Naga   Bab 1981

    Wira melarikan diri dengan kecepatan luar biasa. Dalam satu langkah, ia sudah berada ratusan meter jauhnya. Namun, Chandra tidak kalah cepat. Tubuhnya, yang diperkuat oleh kekuatan Teratai Iblis, memberinya tenaga yang luar biasa. Dengan mengerahkan seluruh kemampuannya, ia berhasil mengejar Wira, hingga akhirnya memotong jalannya di tengah hutan belantara.Wira terhenti, terengah-engah. Tenaganya habis, terutama di lengan yang terus mengalirkan darah dari luka parah. Dengan tatapan dingin, Chandra berdiri menghadangnya. Wira hanya bisa menatap tanpa daya.Dengan suara rendah, Wira mencoba berbicara, “Chandra, jangan keterlaluan. Aku berasal dari Alam Niskala. Tidak lama lagi, alam kami akan menyatu dengan Bumi. Saat itu, para ahli dari tempatku akan datang ke sini. Jika kamu membunuhku sekarang, hidupmu tidak akan aman. Mereka akan mencarimu sampai ke ujung dunia!”Wira tahu ia tidak mampu menandingi Chandra. Ancaman ini adalah satu-satunya harapan untuk menyelamatkan dirinya. Namun,

  • Jenderal Naga   Bab 1980

    "Datang dari Alam Niskala?" Dengan nada dingin dan tegas, Chandra berkata, "Makhluk dari Alam Niskala tidak pernah menganggap manusia Bumi sebagai sesama manusia. Kalian memperlakukan kami seperti budak, membantai sesuka hati. Semua dendam ini harus diselesaikan, dan aku akan memulainya dari Paviliun Tujuh Bintang."Chandra mengepalkan tinjunya, dan aura kegelapan yang begitu kuat memancar dari tubuhnya. Atmosfer di sekitar mereka berubah, terasa lebih berat dan penuh ancaman.“Serang!” perintah Wira dengan tegas.Beberapa muridnya langsung mencabut pedang, dan bilah-bilah cahaya pedang melesat tajam menuju Chandra. Namun, Chandra tidak bergerak. Ia berdiri kokoh seperti gunung, tak bergeming sedikit pun.Saat serangan itu hampir menyentuhnya, tubuh Chandra melesat dengan kecepatan luar biasa, menghindari setiap serangan seperti bayangan yang sulit ditangkap. Dalam hitungan detik, ia melancarkan serangan balasan. Satu pukulan menghantam salah seorang murid, dan tubuhnya hancur seketik

  • Jenderal Naga   Bab 1979

    Menghadapi Chandra, Wira merasakan ketakutan yang menusuk hingga ke dasar jiwa. Ini bukan rasa takut biasa—melainkan ketakutan yang muncul dari lubuk hati terdalam, seolah-olah di hadapannya berdiri makhluk yang bukan manusia.Chandra menatapnya dengan santai, seolah-olah semua yang ada di depannya tidak berarti apa-apa, lalu berkata dengan nada tenang, “Namamu Wira, bukan?”“Ya, aku Wira, Wakil Kepala Suku Tujuh Bintang Alam Niskala,” jawab Wira sambil menatap Chandra dengan penuh kewaspadaan.Aura yang dipancarkan Chandra begitu menekan, membuat Wira sulit bernapas. Setiap gerakan Chandra seperti mengandung ancaman yang tak terlihat.“Level kekuatanmu ada di mana?” tanya Chandra sambil melirik dokumen di tangannya. Dokumen itu berisi informasi tentang tokoh-tokoh kuat dari Alam Niskala, namun ia belum sempat membacanya.Wira sebenarnya enggan menjawab, tapi tekanan dari Chandra begitu besar hingga ia tidak berani melawan. Dengan suara pelan, ia menjawab, “Aku berada di tingkat Alam M

  • Jenderal Naga   Bab 1978

    “Tidak perlu terburu-buru,” Seorang pria yang mengenakan jubah biru duduk santai di atas sebuah batu besar. Rambut panjangnya terurai seperti gaya orang zaman kuno. Dengan sikap santai, dia berkata, “Pohon Dewa ini telah kami jaga selama lebih dari setengah tahun, tetapi dicuri oleh wanita ini. Jika kita tidak mendapatkannya kembali, aku tidak akan puas. Kalau tidak ada yang membawanya kembali, barulah kita menyerbu Negara Januar.”“Wanita ini bilang bahwa Pohon Dewa telah dibawa kabur oleh rekannya. Dia adalah putri Raja Januar, jadi yang membawa Pohon Dewa itu pasti orang dari Negara Januar. Bukankah lebih baik kita langsung menyerbu ke sana?” saran salah satu anggota kelompok itu.Namun, pria berjubah biru itu, yang dikenal sebagai Tuan Muda Wira, mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka tenang. “Tidak perlu terburu-buru. Kita tunggu beberapa hari lagi.”“Baik,” jawab yang lain tanpa berani membantah.Kelompok ini merupakan makhluk dari Alam Niskala yang muncul di bumi seta

  • Jenderal Naga   Bab 1977

    “Chandra, jangan gegabah.” Jamal segera mengingatkan.“Lebih baik aku sendiri yang pergi,” ujar Raja Januar. “Xena itu pasti ditangkap oleh seorang pesilat dari Alam Niskala. Saat ini, para pesilat bumi terlalu lemah. Mereka sama sekali bukan tandingan pesilat dari Alam Niskala. Kita tidak bisa melawan mereka secara frontal. Lebih baik kita berkompromi.”Raja Januar sangat memahami betapa kuatnya makhluk dari Alam Niskala. Selama bertahun-tahun, banyak yang datang untuk menantangnya. Setiap kali, dia selalu kalah telak dan hampir kehilangan nyawa. Dia tidak ingin Chandra pergi ke Gunung Naga Suci dan mengalami hal buruk.Namun, Chandra menatap Jamal dan Raja Januar dengan tatapan serius dan berkata, “Paman, Kakek, biar aku yang pergi. Aku sekarang sudah lebih dari cukup kuat untuk menghadapi mereka. Kalau mereka berani menyakiti ibuku, aku akan menghancurkan mereka semua!”Tatapan Chandra dingin dan penuh keyakinan.“Kamu?” Raja Januar memandang Chandra dengan ragu.Chandra tersenyum t

  • Jenderal Naga   Bab 1976

    Chandra menekan bagian atas Jarum 81 Langit. Dalam sekejap, jarum-jarum halus itu terlepas dari rangkaiannya, berubah menjadi delapan puluh satu jarum terpisah. Dengan cepat, ia menyalurkan energi sejatinya ke dalam jarum-jarum tersebut. Seketika, jarum-jarum itu memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan. Tanpa membuang waktu, Chandra mulai melakukan pengobatan. Dalam waktu singkat, delapan puluh satu jarum itu sudah tertancap di titik-titik vital tubuh Raja Januar. Sensasi nyaman menyelimuti Raja Januar. Tubuhnya terasa dipenuhi energi hangat yang menyegarkan. Luka-luka parah di tubuhnya sembuh dengan kecepatan luar biasa. Kurang dari sepuluh menit, Raja Januar sudah pulih sepenuhnya. Setelah selesai, Chandra mencabut semua jarum. Raja Januar bangkit, menggerakkan tubuhnya, dan dengan takjub berkata, “Luar biasa! Aku tadi hampir mati, tapi sekarang tubuhku sembuh total. Ini lebih hebat dari obat mana pun!” Chandra memandang Jarum 81 Langit di tangannya. Benda ini ditemukan

  • Jenderal Naga   Bab 1975

    Jamal sangat bersemangat. Tiga tahun yang lalu, dia mendapat kabar bahwa Chandra gugur dalam pertempuran di Istana Bunga. Dia langsung bergegas ke sana. Namun, saat dia tiba, Istana Bunga sudah hancur menjadi puing-puing.Dia mengerahkan orang-orang untuk menggali di antara reruntuhan, tetapi yang mereka temukan hanyalah Pedang Naga Pertama milik Chandra dan Jarum 81 Langit yang ditinggalkan setelah kematian Chandra. Tidak ada jejak tubuh Chandra.Karena itu, dia mengira Chandra telah tiada. Bukan hanya dia, bahkan seluruh dunia persilatan juga menganggap Chandra sudah meninggal. Siapa sangka, setelah tiga tahun, Chandra kembali muncul di hadapannya, hidup-hidup.“Paman, bagaimana dengan Chaca? Kali ini aku datang untuk menemuinya,” tanya Chandra.Jamal menjawab, “Chaca sekarang sedang sekolah. Dia sudah masuk taman kanak-kanak dan belajar di TK Kerajaan Negara Januar. Masih ada dua jam lagi sebelum jam pulang.”Mendengar itu, Chandra merasa lega. “Oh iya, aku dengar kakek mengalami lu

DMCA.com Protection Status