Share

Bab 14

Penulis: Angin
Ada dua luka berdarah di wajah Nova yang cantik. Darahnya menetes ke pipi dan menodai lehernya.

Penglihatannya kabur, karena air mata terus menetes.

Air matanya mengalir dan bercampur dengan darah di wajahnya.

Dia sudah putus asa.

Dia merasa tidak berdaya menghadapi Radika, komandan dari keluarga Sinaga itu.

Dia benci!

Dia benci pada dirinya yang dulu. Mengapa dia harus menerobos masuk ketika mendengar ada teriakan minta tolong di tengah kebakaran itu!

Hanya karena dia menolong satu orang, dia terluka bakar dan harus hidup menderita selama sepuluh tahun!

Setelah menderita luka bakar itu, dia menjadi bahan olokan dan tertawaan teman-temannya!

Teman-teman yang dulu berteman baik dengannya juga ikut mengabaikannya!

Teman-teman di kelas kalau melihatnya seperti melihat orang berpenyakit, menjauh darinya!

Dia tidak disukai oleh keluarganya, dan bahkan orang tuanya sendiri memandangnya dengan rendah!

Setelah lukanya sembuh total, dia merasa penderitaannya selama sepuluh tahun terakhir tidak sia-sia.

Namun, dia kembali merasa putus asa sekarang.

“Pak Radika, kumohon padamu. Ini nggak ada hubungannya dengan kami. Semuanya salah Nova.”

“Semuanya karena Nova. Bapak balas dendam saja pada Nova. Kumohon, lepaskan kami.”

Nova melihat ekspresi tak berperasaan di wajah Radika di tengah keputusasaannya, juga mendengar tangisan minta ampun dari anggota keluarga Kurniawan lainnya. Orang-orang itu berusaha sekuat mungkin untuk mendorong semua kesalahan padanya agar bisa hidup.

“Kamu nggak mau kasih tau aku?” Ekspresi wajah Radika cuek. Dia melambaikan tangan dengan pelan.

Segera setelah itu, dua pria masuk dan berjalan menghampirinya, “Pak.”

“Bawa Nova ke aula acara lelang di luar. Aku ingin semua orang di Rivera tahu apa yang akan terjadi apabila mereka mencari masalah dengan keluarga Sinaga. Setelah mengurus keluarga Kurniawan, aku baru akan mengurusi Ihsan Pamungkas.”

“Baik.”

Dua orang melangkah menghampiri Nova dan membuka ikatan tali di tubuhnya.

Lalu, mereka menarik rambut Nova dan membawanya meninggalkan ruangan itu, seperti sedang menarik seekor anjing.

Nova mengenakan gaun yang tipis, jadi ketika tubuhnya bergesekan dengan lantai, gaunnya jadi robek dan kulitnya lecet. Sakitnya seperti membakar tubuhnya. Dia berteriak minta tolong dan memohon belas kasihan, tetapi tidak peduli bagaimanapun dia berteriak dan memohon, semua tidak ada gunanya.

Acara lelang sedang berlangsung di lantai paling atas Rivera Hotel.

Dalam pelelangan ini, semua barang yang dilelangkan oleh keluarga Sinaga sebenarnya tidak berharga, tetapi harga lelangnya sangat tinggi, bisa puluhan kali lipat atau bahkan lebih dari nilai asli barang-barang tersebut.

Orang-orang yang hadir adalah orang terkenal dan berpengaruh di Rivera. Semuanya pebisnis, jadi mereka langsung tahu apa yang sedang terjadi.

Keluarga Sinaga dibuat bangkrut oleh Ihsan Pamungkas, jadi Radika pulang untuk mengumpulkan modal dan berencana untuk membuat keluarga Sinaga bangkit kembali.

Mereka semua tidak punya pilihan lain. Radika adalah komandan militer di perbatasan barat. Dia memiliki kekuasaan yang sangat besar. Mereka tidak berani membuat pria itu tersinggung.

Meskipun mereka tahu barang-barang yang dilelangkan itu palsu dan tidak bernilai, mereka tetap harus memaksakan diri untuk membeli beberapa barang.

Itu karena mereka semua tahu, kalau mereka tidak mengeluarkan uang itu hari ini, mereka pasti akan diingat oleh Radika, dan hari-hari mereka ke depannya tidak akan tenang.

Setelah satu barang berhasil terjual, staf membawa keluar satu barang lagi. Barang ini adalah sebuah lukisan, yaitu Lukisan Gunung Merabu yang masih utuh.

Pembawa acara yang seksi dan menawan berkata dengan lantang, “Barang yang dilelangkan berikutnya adalah Lukisan Gunung Merabu. Harga awalnya 16 miliar. Setiap kali mau melakukan penawaran, penambahan harganya nggak boleh kurang dari satu miliar.”

Melihat ada Lukisan Gunung Merabu dikeluarkan lagi, banyak orang yang ada di sana langsung paham. Lukisan yang ditabrak Nova tadi itu palsu. Keluarga Sinaga sengaja ingin mempersulit keluarga Kurniawan.

Itu karena ada rumor bahwa keluarga Sinaga bisa bangkrut karena Nova menyalakan fitur loudspeaker ketika menelepon Ihsan Pamungkas, bahwa Ihsan membuat keluarga Sinaga bangkrut setelah mendengar perkataan David Sinaga di telepon.

Lukisan Gunung Merabu yang asli tidak ternilai harganya. 3,6 triliun sama sekali tidak keterlaluan. Tapi, keluarga Sinaga mengeluarkan lukisan yang palsu dan terang-terangan memasang harga 16 miliar. Menipu secara terang-terangan.

“Keluarga Wangsa menawar 20 miliar. Aku ingin membeli lukisan ini.”

“Keluarga Cahyadi menawar 22 miliar. Aku menginginkannya.”

“Keluarga Tedjo menawar 24 miliar.”

Mereka tahu lukisan itu palsu, tetapi untuk menjilat komandan tentara perbatasan barat itu, keluarga-keluarga kaya mulai melakukan penawaran mereka. Sehingga, lukisan palsu yang tidak bernilai sama sekali seketika ditawar di angka 24 miliar dalam sekejap. Selain itu, penawaran ini tampaknya makin akan berlanjut.

Akhirnya, lukisan palsu itu dibeli oleh satu keluarga dengan harga 42 miliar.

Ketika semua orang sedang menunggu barang lelang berikutnya, dua pria berpakaian militer datang sambil menarik seorang wanita. Rambut wanita itu acak-acakan dan wajahnya berlumuran darah.

Sepatu hak tinggi yang dipakai wanita itu juga sudah lepas, sementara kulit di lututnya robek dan mengeluarkan banyak darah.

Semua orang di aula acara itu terkesiap melihat hal tersebut.

Nova ditarik sampai naik ke atas panggung.

Wajahnya menghadap ke semua orang yang berada di bawah panggung.

Ada puluhan orang yang duduk di kursi tamu. Semuanya adalah tokoh-tokoh terkemuka di Rivera. Namun, ketika melihat penampilan Nova yang berdarah-darah dan mengenaskan itu, mereka semua menjadi pucat karena ketakutan. Mereka duduk diam di kursi mereka dan bahkan tidak berani bernapas.

“Tolong aku. Tolong aku ….”

Nova seperti melihat harapan terakhir ketika melihat ada banyak orang di sana. Dia mengulurkan tangannya dan terus berteriak minta tolong.

Namun, dari puluhan orang di aula acara itu, tidak ada satu pun yang berani berdiri dan mengucapkan sepatah kata pun, karena mereka melihat ada dua orang berpakaian tentara lengkap di sebelah Nova.

Radika berjalan keluar sambil memegang belatinya, naik ke atas panggung dan menarik rambut Nova. Dia memperlihatkan wajah wanita itu dengan jelas di hadapan semua orang, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Keluarga Sinaga adalah keluarga terkaya nomor satu di Rivera. Siapa yang berani mencari masalah dengan keluargaku, dia akan mati.”

Setelah mengatakan itu, dia kembali menggunakan belati di tangannya untuk menggores wajah Nova.

“Ah!” Nova tampak kesakitan. Dia menjerit kesakitan.

“Bunuh saja aku. Kumohon, bunuh saja aku. Berhenti menyiksaku.”

Nova sudah lelah secara fisik dan mental karena disiksa seperti itu. Dia hanya ingin mati, hanya ingin terbebas lebih cepat! Dia terus memohon agar Radika membunuhnya.

Di luar hotel.

Chandra dan Paul sudah sedari tadi menunggu di sana. Melihat waktunya sudah cukup pas, mereka memakai topeng mereka dan berjalan menuju hotel itu.

Namun, ada tentara berpakaian lengkap yang berjaga di pintu. Mereka tidak masuk dari pintu utama, melainkan dari pintu belakang.

Chandra dan Paul naik ke lantai paling atas di hotel itu, tempat diadakannya acara lelang, dalam keadaan memakai topeng. Tapi, sebelum masuk ke aula acara, Chandra sudah mendengar tangisan dan teriakan minta tolong Nova.

Jantungnya langsung berdegup kencang ketika mendengar suara itu. Raut mukanya berubah masam. Gelombang amarah memenuhi dirinya!

Paul mengikuti Chandra dari belakang. Tiba-tiba, dia merasakan aura membunuh dan menakutkan dari tubuh Chandra.

Aura itu begitu menakutkan, sampai-sampai dia juga ikut merinding. Dia tanpa sadar mundur beberapa langkah.

Dia telah mengikuti Chandra selama bertahun-tahun, dan dia baru satu kali melihat emosi seperti ini dari pria itu, yaitu ketika sedang perang hebat di Gurun Selatan satu tahun yang lalu. Puluhan ribu pasukan di bawah pimpinan Naga Hitam dijebak dan tewas mengenaskan di tangan musuh. Waktu itu, Chandra murka dan menyerbu ke markas utama musuh seorang diri.

Dalam pertempuran itu, darah mengalir seperti sungai.

Dalam pertempuran itu, jenazah korban menumpuk bagaikan gunung.

Dalam pertempuran itu, Chandra membawa pulang tengkorak komandan musuh.

Pada saat ini di aula acara. Radika meletakkan belatinya di leher Nova dan berkata dengan ekspresi dingin, “Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Siapa orang yang kamu selamatkan sepuluh tahun lalu itu?”

“Bruk!” Pintu aula itu tiba-tiba ditendang terbuka.

“Orang itu adalah aku.” Teriakan penuh amarah menggema di satu ruangan.
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Bertus Zoeckutius Ruanus
sampai pd bab ini semakin terbaca kegoblokan tokohnya Chandra yg katanya jenderal. Dia dan Nova kan bisa keluar dari keluarga Kurniawan dan buat usaha sendiri tanpa libatkan keluarga kurniawan.Pengarang rendahan dan goblok
goodnovel comment avatar
sutioso 56
kenapa hr beli koin, habis bab hr beli koin, payah bacany
goodnovel comment avatar
Tri Sutrisna
CERITA SAMPAH KARANGAN AUTHOR BANGSATTTT!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 15

    “Orang itu adalah aku.”Satu kalimat pendek, tapi kalimat itu menggelegar di telinga semua orang yang ada di sana bagaikan petir, membuat pikiran mereka kosong, membuat mereka bingung.Bahkan, Radika yang berada di panggung juga tertegun sejenak.Dia adalah wakil komandan di perbatasan barat yang telah mengalami banyak pertempuran, tetapi dia juga dibuat terpana oleh teriakan Chandra.Dia tidak menyadari apa yang sedang terjadi saat itu. Ketika dia sadar, dia melihat seorang pria berjalan masuk.Orang itu mengenakan topeng hitam di wajahnya dan aura dingin menyelimuti seluruh tubuhnya. Aura dingin itu seolah menurunkan suhu ruangan itu.“Dia?”“Pria bertopeng itu yang membunuh Ahmad Sinaga!”Orang-orang di ruangan itu mulai menyadarinya. Wajah mereka pucat karena ketakutan ketika melihat Chandra berjalan mendekat.Setengah bulan yang lalu, tangan Denis Sinaga dipatahkan dan kepala Ahmad Sinaga dipotong. Pemandangan tubuh Ahmad yang terbaring dalam genangan darah muncul di benak semua o

  • Jenderal Naga   Bab 16

    Rivera adalah kota pusat kedokteran.Delapan puluh persen bahan obat tradisional di dunia dikirim dari sini.Ada grup farmasi dengan nilai pasar ratusan triliun, dan ada ratusan ribu pabrik pengolahan bahan obat, baik itu yang besar maupun yang kecil.Di sini, pasti ada klinik pengobatan tradisional di setiap jalan dan gang.Jalan Nantaboga adalah jalan yang paling “multicultural” di Rivera. Di sini adalah tempat berkumpulnya tiga agama dan sembilan aliran, ada yang menjual barang antik, ada KTV, bar, dan panti pijat.Ada sebuah klinik di Jalan Nantaboga ini.“Klinik Mortal.”Di sinilah tempat bawahan Chandra, Paul, menetap di Rivera.Chandra adalah Dokter Sakti. Paul telah mengikutinya selama bertahun-tahun dan tahu sedikit tentang kedokteran. Memeriksa orang yang masuk angin ataupun yang memar karena pukulan bukan hal yang sulit baginya.Saat ini di atas meja operasi, di Klinik Mortal.Chandra menatap Nova yang wajahnya berlumuran darah. Lutut wanita itu robek dan kotor karena debu.

  • Jenderal Naga   Bab 17

    Matahari terbit, menyinari bumi yang gelap gulita. Warga kota satu per satu bangun, mandi, dan memulai hari baru mereka.Pagi ini di ruangan direktur utama kantor Arthur Group.“Pak, sesuatu yang besar terjadi semalam.” Seorang wanita seksi dan cantik berdiri di samping Ihsan Pamungkas dan menjelaskan secara detail apa yang terjadi di acara lelang yang diadakan oleh keluarga Sinaga tadi malam.“Radika menangkap Nova dan keluarga Kurniawan?” Ihsan sedikit terkejut mendengarnya, lalu bertanya, “Apa Radika akhirnya mati?”“Benar, Pak. Dari informasi yang kami terima, Radika awalnya berencana untuk membalas dendam pada keluarga Kurniawan dulu, baru kemudian membalas dendam pada Arthur Group. Tapi, ketika dia menangkap Nova Kurniawan, pria bertopeng yang membunuh Ahmad Sinaga datang dan membunuhnya.”Ihsan melambaikan tangannya pelan, “Oke, kamu boleh pergi.”Setelah sekretarisnya pergi, Ihsan tersenyum kecil dan bergumam pada dirinya sendiri, “Berani sekali dia mengganggu Nova. Memang ngg

  • Jenderal Naga   Bab 18

    Chandra tidak mau ikut campur. Dia berkata, “Kirimkan aku sedikit uang. Aku mau beli sarapan untuk Nova.”Paul berkata, “Aku akan mentransfernya.”Chandra keluar dari klinik, pergi ke jalanan dan membeli bubuk untuk Nova.Ketika dia kembali, Nova sudah bangun.Wajah Nova masih terbungkus kain kasa. Dia berbaring di tempat tidur dan matanya kosong. Dia melamun sambil menatap langit-langit.Chandra berjalan mendekat, meletakkan sarapan yang dibelinya, dan memanggil Nova dengan lembut, “Sayang.”Nova tidak menanggapi.Chandra meraih tangannya, “Sudah, semuanya sudah berakhir.”Nova menoleh sedikit, menatap Chandra, kemudian mulai terisak pelan. Badannya sedikit gemetar dan ekspresinya panik, “Aku, aku sudah membuat Radika Sinaga tersinggung. Aku sudah hancur. Pergilah. Aku nggak ingin membuatmu terlibat.”Chandra menghibur, “Nggak apa-apa. Aku lihat berita hari ini, sepertinya dia dibunuh oleh seorang bertopeng hitam. Saat ini, polisi sedang mencari pembunuhnya.”Nova kaget mendengarnya.

  • Jenderal Naga   Bab 19

    “Pa,” panggil Nova, “Aku baik-baik saja.”“Boni, siapa yang datang?” Terdengar suara dari dalam rumah.Yani berjalan keluar. Ketika melihat Nova, raut mukanya langsung berubah masam. Dia berkata dengan dingin, “Anak pembawa sial. Untuk apa kamu pulang?”“Ma.”“Jangan panggil aku Mama. Aku nggak punya anak perempuan sepertimu.” Yani menatap Nova yang wajahnya dibalut oleh kain kasa dengan tidak senang.Gara-gara Nova, dia diikat dan sangat menderita waktu itu.Untung saja Radika Sinaga sudah mati. Kalau tidak, keluarga Kurniawan pasti akan celaka.Ketika kembali, Toni Kurniawan marah besar dan memerintahkan untuk mencabut status Nova sebagai direktur utama di Yorda Group, kemudian mengeluarkan Nova dari keluarga Kurniawan. Mereka juga mengumumkan kepada publik bahwa sejak saat itu, mereka tidak memiliki anggota keluarga yang bernama Nova lagi di keluarga Kurniawan.“Yani, kenapa kamu begitu?” Boni mengerutkan dahinya dan berkata, “Meskipun Papa mengeluarkan Nova dari keluarga Kurniawan,

  • Jenderal Naga   Bab 20

    “Cari Kakek. Benar, aku harus menemui Kakek!”Tiba-tiba, Nova seolah-olah melihat harapan terakhir untuk memperbaiki situasi ini. Dia menarik Chandra dan berkata sambil terisak, “Ayo pergi cari Kakek. Kakek sangat menyayangiku ketika aku masih kecil. Dia pasti nggak akan mengeluarkanku dari keluarga besar. Aku harus pergi memohonnya. Memohon pada Kakek!”Dia pun menarik Chandra pergi.Chandra sedih melihat wajah Nova yang matanya masih berkata-kaca. Dia menghibur, “Jangan khawatir. Aku akan membawamu ke rumah keluarga Kurniawan sekarang, untuk mencari Kakek.”“Iya. Ayo. Kita pergi ke sana sekarang.”Nova baru saja pulih dari trauma karena disiksa oleh Radika, dan sekarang dia malah dikeluarkan dari keluarga Kurniawan. Mentalnya sudah di ambang kehancuran. Dia dengan bodohnya berpikir bahwa jika dia pergi ke vila keluarga Kurniawan dan menemui Toni, dia akan bisa diterima kembali dalam keluarga besarnya.Namun, Toni adalah orang yang mengeluarkannya dari keluarga mereka.Chandra tak pun

  • Jenderal Naga   Bab 21

    Belum ada orang yang mengetahui identitas dari lelaki bertopeng di kematian Radika beberapa hari yang lalu. Tetapi Ilham tahu kalau lelaki bertopeng itu adalah Chandra yang merupakan Jenderal Naga, lelaki paling penting di Gurun Selatan.“Gimana kerja samanya Arthur dan Yorda?” tanya Chandra.“Pak Chandra, kerja samanya berjalan lancar.”“Hentikan kerja samanya dan bilang sama keluarga Kurniawan kalau Arthur Group hanya mau bekerja sama dengan Nova saja. Sekarang Nova sudah dikeluarkan dari keluarga Kurniawan, berarti semua proses kerja sama dengan Yorda Group juga dibatalkan.”“Untuk masalah berita tentang kamu dengan Nova di luar sana, kamu selesaikan dengan cara kamu sendiri. Aku nggak mau berita nggak jelas berseliweran di luar sana dan merepotkan Nova.”“Baik, akan saya urus sekarang semuanya,” ujar Ilham sambil menghela napas berat.Setelah sambungan telepon terputus, lelaki itu langsung menghubungi orang yang berkomunikasi dengan keluarga Kurniawan dan memberikan perintah untuk

  • Jenderal Naga   Bab 22

    Melihat kebahagiaan Nova membuat Chandra juga ikut bahagia.“Chandra, aku sudah bisa pulang! Aku sudah bisa pulang!” seru Nova tanpa henti seperti seorang gadis kecil yang baru saja dihukum dan mendapatkan maaf dari keluarganya. Tanpa berkata banyak, Chandra hanya memeluk Nova dengan erat.Setelah Hardi mendapatkan informasi mengenai lokasi keberadaan Nova, dia langsung bergegas melajukan mobilnya menuju Jalan Kunir. Ada beberapa keluarga Kurniawan lainnya yang ikut lelaki itu untuk menjemput Nova.Mereka adalah Leon, Mia yang merupakan istrinya Leon dan juga Linda. Hardi yang merupakan CEO Yorda tentu saja memiliki mobil dengan harga selangit. Mobil yang dia gunakan saat ini adalah BMW seri ketujuh dengan harga miliaran.“Kakek apa-apaan, sih?! Kenapa bisa meminta Nova balik lagi? Pa, setelah Nova kembali nanti, posisi Papa sebagai CEO pasti akan direbut lagi. Kita nggak boleh membiarkan dia kembali,” ujar Leon ketika berada di dalam mobil.Mia juga setuju dengan ucapan lelaki itu dan

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2062

    Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki

  • Jenderal Naga   Bab 2061

    Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b

  • Jenderal Naga   Bab 2060

    Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.

  • Jenderal Naga   Bab 2059

    Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia

  • Jenderal Naga   Bab 2058

    Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit

  • Jenderal Naga   Bab 2057

    Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida

  • Jenderal Naga   Bab 2056

    Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke

  • Jenderal Naga   Bab 2055

    Sebenarnya, dendam di antara Chandra dan Anak Dewa tidaklah dalam. Chandra sudah mengecohnya ketika mereka berada di level enam Rumah Abadi, sampai akhirnya dia tidak bisa menghindari serangan Chandra yang berhasil membuatnya terluka parah. Karena alasan inilah, Anak Dewa sudah lama ingin membunuh Chandra. Namun, Chandra tiba-tiba menghilang setelah keluar dari Rumah Abadi. Sekarang, Chandra tiba-tiba muncul di hadapannya dan membuat onar di Kota Dusky. Bagaimana mungkin Anak Dewa bisa tinggal diam sebagai seorang Wakil Penguasa Kota?Lurca menghampiri Chandra setelah mendengar perintah Anak Dewa. Ketiga mahasiswi bergegas bersembunyi di belakang tubuh Chandra dengan raut wajah ketakutan. Chandra menatap Lurca yang berjalan mendekatinya. Dua tahun lalu di Gunung Bushu, Lurca pernah cukup merugikan Chandra. Oleh karena itu, Chandra tidak memiliki kesan baik kepada manusia yang datang dari dunia lain. “Kenapa? Kamu mau menyerangku?” tanya Chandra sambil menatap Lurca tenang dan tanpa

  • Jenderal Naga   Bab 2054

    Raut wajah orang-orang berubah serius ketika melihat Chandra membunuh laki-laki gemuk itu. Di sisi lain, beberapa gadis yang berada di dalam kendang sedang menatap ngeri ke depan. Mereka tidak tahu, apa yang sedang terjadi di luar sana. Ketua penjaga berkata dengan ekspresi wajah muram, “Mati, kamu!”Si ketua penjaga sampai saat ini belum merasa takut. Karena mereka berada di dalam Kota Dusky yang muncul di tempat ini setahun yang lalu. Para prajurit dari dunia lain telah bertempur dengan sengit untuk memperjuangkan kota ini. Sampai akhirnya, Dusky berhasil mengalahkan prajurit lainnya dan menduduki kota ini yang diberi nama Kota Dusky.Chandra mengabaikan ancaman si ketua penjaga. Dia berjalan menuju kendang di mana terdapat tiga perempuan yang terkurung di dalamnya. Walaupun wajah ketiga perempuan itu kotor, kecantikan mereka tetap tidak bisa ditutupi. Ketiga perempuan ini pastinya merupakan perempuan-perempuan paling cantik di universitas mereka. Chandra berusaha untuk bersikap ra

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status