"Kamu itu harusnya sadar diri, Dasar Pria Termiskin Sekampung! Mimpimu ketinggian bisa menikahi anakku!" Nestapa, kisah cinta sang pria miskin bernama Diki begitu rumit hanya karena masalah duit. Keluarga kekasihnya membenci Diki akan hal itu. Bertahun-tahun Diki berjuang mengangkat kondisi kemiskinannya di desa itu, tapi hasilnya nol besar. Akhirnya Diki pun memutuskan untuk pergi ke kota guna mengubah nasibnya. Dicaci maki, dihina, tidak dihargai bak sampah sudah biasa Diki terima di desa. Keputusannya pergi ke kota memang sangat tepat. Perjalanan untuk menggapai impian bisa menikahi Mahira dan membuktikan bahwa hidupnya bisa berubah lebih baik pun dimulai! Berhasilkah Diki merubah hidupnya menjadi lebih baik? Bagaimana perjuangan Diki jungkir balik untuk mencapai tujuannya? Berhasil kah Diki mempersunting Mahira kekasihnya? Kejutan apa yang Diki bawa, saat pulang dari kota? Yuk ikuti kisah Diki selanjutnya ....
View More"Kamu! Berani-beraninya kamu dekati anak saya," teriak Ayah Mahira.
Ayah Mahira datang dengan penuh amarah dan kekesalan karena mendapatkan kabar kalau anaknya telah dekat dengan pria yang berada di hadapannya ini.
Diki yang saat ini sedang mencangkul di sebuah perkebunan, dikagetkan dengan kedatangan Ayah Mahira yang begitu datang langsung meneriaki dirinya.
Diki langsung menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Ayah Mahira.
"Maaf Pak, maksud Bapak apa ya?" jawab Diki berusaha untuk pura-pura tidak mengerti.
Diki berusaha memasang wajah tenang padahal hatinya sangat ketar-ketir takut kalau sampai ayahnya Mahira mengetahui kedekatannya dengan anaknya.
"Ahkk jangan kurang ajar kamu," ucap Ayah Mahira lalu menyuruh anak buahnya menghajar Diki.
"Kasih pelajaran dia." titah Ayah Mahira kepada anak buahnya.
Tanpa pikir panjang, ayah Mahira ingin Diki dikasih pelajaran supaya kapok dan tidak lagi mendekati anaknya.
Brugh … slep … gleg ….
Diki pun dipukuli sampai babak belur dan sampai tersungkur di tanah.
Diki yang hanya bekerja sebagai tukang buruh kuli, ia tidak bisa melawan ayah Mahira dan anak buahnya.
Setelah beberapa saat dipukuli oleh anak buah ayah Mahira. Diki pun ditinggalkan begitu saja.
Diki yang sudah babak belur mulai kehilangan kesadaran dan setelah beberapa saat akhirnya ia tidak sadarkan diri.
Beberapa menit kemudian, akhirnya pemilik kebun menemukan Diki yang tidak sadarkan diri di kebunnya.
"Astaghfirullah, Diki kenapa itu?" ucap atasannya Diki lalu menghambur mendekati Diki.
Kulit Diki yang terlihat sawo matang itu dipenuhi oleh luka-luka. Pemilik kebun memandangi wajah Diki dan ia penasaran kenapa pegawainya bisa mengalami babak-belur seperti ini? Pemilik kebun pun meminta tolong kepada para pegawainya.
"Tolong-tolong," teriak pemilik kebun meminta bantuan untuk menyelamatkan Diki.
Para pegawainya pemilik kebun yang sedang serius bekerja akhirnya mereka mendengar teriakan dari atasannya. Dan mereka pun mendekatinya.
"Ada apa Pak Erick?" tanya para pegawai setelah dekat.
"Tolong ini Diki, entah mengapa dia pingsan dengan keadaan babak belur begini," ucap pemilik kebun mendongakkan kepala menatap para pegawainya, lalu kembali memandang wajah Diki.
Semua pegawai pemilik kebun terkejut dengan keadaan Diki yang memprihatinkan. Lalu akhirnya mereka semua menolong Diki dan membawanya ke kontrakan Diki.
"Ya ampun, Nak Diki kenapa bisa begini?" lirih saudara Diki ia terkesiap karena melihat keadaan Diki yang seperti ini. Lalu Bi Ina pun mengarahkan warga untuk membaringkan Diki di kursi bambu yang ada dikontrakan itu.
Diki pun di baringkan di kursi lalu warga yang mengantar Diki pun pergi.
Lalu Bi Ina pun mengompres luka Diki.
Bi Ina adalah orang terdekat Diki. Bi Ina adalah saudara Diki. Hanya Bi Ina yang Diki punya di desa ini.
Hati Bi Ina begitu hancur, melihat keponakannya seperti ini. Keadaan Diki membuat hatinya teriris perih.
Setelah beberapa saat akhirnya Diki pun mengerjapkan matanya. Diki mencoba membuka matanya yang masih terasa berat.
Diki menatap Bi Ina yang sedang mengompres lukanya. Lalu ia berkata,"terimakasih, Bibi. Karena Bibi sudah mengobati luka, ku!"
Diki merasa beruntung bisa mempunyai saudara seperti Bi Ina. Diki begitu bersyukur karena saudaranya ini selalu mau mengurusinya dengan keadaan apapun.
Wanita paruh baya itu tersenyum ke arah Diki. Dan dia mengatakan, "tidak perlu berterima kasih. Bibi hanya menjalankan tugas Bibi sebagai saudara kamu," terangnya.
Diki menyembunyikan rasa kesalnya dan ia mencoba bersikap tenang dihadapan wanita paruh baya itu.
Walaupun ingin menceritakan hal yang sebenarnya kepada saudara satu-satunya. Tapi Diki tidak mau membebani wanita paruh baya itu sehingga ia putuskan untuk memendamnya sendiri.
Tiba-tiba saja Bi Ina terlihat kesal dan mengatakan hal yang mengejutkan kepada Diki, "jangan-jangan Juragan Joko, ayah dari Mahira yang telah membuat kamu seperti ini?" tebaknya.
Deg!!!
Apa yang wanita paruh baya itu katakan kepada Diki tepat sekali. Tebakannya mengapa bisa setepat itu? Diki tertegun.
Diki mencoba untuk mengelak dengan apa yang wanita paruh baya itu katakan, "sudah ya, Bi. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Ini semua terjadi karena kesalahpahaman saja!" Diki bersikukuh mengatakan bahwa apa yang terjadi terhadap dirinya adalah sebuah kesalahpahaman. Karena Diki tidak ingin kalau sampai Bi Ina terbebani dengan masalahnya.
Bi Ina pun terlihat sangat kesal dan terus berkata kalau dia tahu bahwa ayahnya Mahira lah yang telah membuat Diki seperti ini. Terlihat sekali kalau memang Bi Ina tahu segalanya. Entah tahu dari mana ia itu. Bi Ina marah-marah karena kondisinya Diki bisa sampai seperti ini dan ia pun tiba-tiba saja terlihat sedih dengan keadaan Diki yang menyandang pria termiskin.
Diki sedang berbaring di kursi bambunya dan mencoba untuk merenungi nasibnya yang begitu hina ini. Tiba-tiba saja terlihat ada seseorang yang memakai selendang hitam menutupi wajahnya, dan melangkah membuka pintu rumahnya. Diki melihat bayangan itu di dalam jendela rumahnya. Diki memperhatikan siapa wanita itu dan setelah beberapa saat!
Ceklek!
Terdengar suara bukaan pintu lalu terlihat ada wanita yang menjadi penyebab terlukanya Diki sekarang.
Diki terbelalak dan terkejut ketika melihat wanita itu ada dihadapannya dengan air mata yang membasahi wajahnya. Lalu ia menghambur mendekati Diki dan memeluknya dengan erat dan berkata,"Diki!? Kenapa kamu bisa sampai seperti ini?"
Wanita itu berkata dengan tangisan yang terdengar begitu terisak. Diki pun menaruh tangannya di atas pundak wanita itu. Setelah beberapa saat Diki memegang dagu wanita itu untuk mendongak menatapnya.
"Mahira, kenapa kamu datang kemari?" tanya Diki dengan suara berat karena masih menahan rasa sakit.
Diki begitu terkejut karena ternyata Mahira bisa datang menemuinya. Sudut mulut Diki terluka, di area pipi dan jidatnya sudah penuh dengan luka memar. Bahkan area perutnya pun ada luka memar karena anak buah ayah Mahira terus-menerus menghajarnya.
Wanita yang sangat dicintai Diki itu malah terus menangis tersedu-sedu dan memeluk erat tubuhnya kembali, lalu mengatakan.
"Aku tidak menyangka kalau bapak akan melakukan ini," lirih Mahira.
Diki begitu terharu karena melihat Mahira yang mencemaskan dirinya sampai mengeluarkan air mata untuknya. Diki pun berkata sambil melepaskan pelukannya Mahira yang melingkar di perutnya,
"Yasudah tidak apa-apa, Mahira. Ini memang salahku karena aku telah berani mendekati putrinya."
Diki sadar diri dengan keadaannya yang menjadi orang tak mampu. Dan ia malah berani mendekati Mahira sehingga ia menyalahkan dirinya sendiri.
Mahira terlihat menghentikan tangisannya lalu menatap kembali wajahnya Diki.
"Kenapa bisa, bapak tau tentang kedekatan kita? Padahal kita sudah menyembunyikannya serapih mungkin?" Mahira bertanya dengan ekspresi yang begitu kebingungan.
Padahal Mahira dan Diki selalu menyembunyikan kedekatan mereka, bahkan untuk saling pandang pun mereka tidak melakukan itu karena takut kalau sampai ada yang curiga kepada mereka.
Tapi bagaimana bisa ayah Mahira tahu tentang ini semua? Diki pun bingung karenanya.
"Aku juga tidak tahu, Mahira. Dan sekarang kenapa kamu menemui aku? Kalau bapakmu tahu kamu ada disini bagaimana nanti?" tanya Diki.
Diki tidak mau kalau sampai Mahira ketahuan ada di tempatnya. Apa yang akan terjadi jika itu terjadi? Pasti ayahnya Mahira akan lebih murka kepadanya. Dan yang lebih ditakutkan Diki adalah Mahira. Ia takut kalau Mahira akan kena hukuman ayahnya.
"Aku akan pergi dari rumah," sahut wanita itu berkata dengan lantangnya.
Mahira terlihat begitu kecewa dengan apa yang telah diperbuat oleh bapaknya sehingga, jika sampai Mahira ketahuan sekarang sedang bersama dengan Diki yang pastinya akan membuat ayahnya murka. Maka wanita itu bertekad untuk pergi dari rumah.
Sultan menjelaskan semuanya tentang bagaimana dia bisa mempunyai anak dari Mahira."Mama sungguh tidak menyangka dengan apa yang telah kalian lalui. Kalau memang begitu baiklah. Mama justru bahagia karena rupanya Mama sudah mempunyai cucu sekarang ini," ucap Anara, lalu mencoba untuk membujuk Dirly agar mau untuk dia gendong. Dirly pun yang memang dibujuk oleh Anara langsung tertawa dan tersenyum. "Dirly anak Papa, itu Nenek sayang. Kamu digendong ya sama Nenek," ucap Sultan. Anara begitu terharu karena Dirly mau untuk dia gendong. Walaupun sebenarnya dia merasa cemas akan publik kalau sampai mengetahui tentang semua ini. "Mama, tolong jangan banyak pikiran. Mama bahagialah karena urusan publik biar Sultan yang atur."Sultan tahu apa yang membuat mamanya cemas, dan bisa melihat dari raut wajah sang mama tadi, pasti dia bahagia akan adanya Dirly. Namun, cemas bagaimana cara memberitahukannya kepada publik."Kamu selalu bisa mengatasi masalah. Mama tahu kamu bisa mengatasi semua ini
Apa ini, gadis ini ingin memeluk calon suaminya? Mahira dibuat geram dengan apa yang diminta oleh Dewi. Namun, Sultan pun malah mewujudkan permintaan Dewi dan langsung memeluk gadis itu dengan lekat dan senyuman mengambang. "Jadilah anak yang baik, Dewi. Turuti perintah ayahmu," ucap Sultan berbisik di telinga gadis itu. Lalu, Sultan pun melepaskan pelukannya. "Makasih, Aa Sultan sudah mau memeluk Dewi. Kalau begitu, sekarang kalian boleh pergi. Semoga kalian selamat dalam perjalanan." Bi Ina pun langsung tersenyum ke arah Dewi dan mengusap pucuk kepalanya. "Semoga segera mendapatkan seorang jodoh." Do'a Bi Ina kepada Dewi. Lalu, Sultan, Bi Ina, Robbie dan Mahira pun memasuki mobil dan mereka pun berangkat pergi.Saat berada di dalam Mobil, Dirly yang sedang berada di pangkuan Mahira itu pun menangis. "Cup … cup … cup, kenapa anak papa ini?" tanya Sultan kepada Dirly yang terus merengek, mungkin karena ingin mendapatkan Asi. Sedangkan Mahira ia yang duduk di kursi belakang, be
Melihat wajah itu … wajah mungil dan polos yang semua merah merona membuat hatinya terhenyak. Sultan begitu bahagia ketika mengetahui kalau dia sudah menjadi seorang ayah. "Mahira …," ucap Sultan. Lalu, dia mendekatkan wajah Mahira untuk dikecupnya. Cup …."Aku sangat bersyukur karena kamu telah memberikan buah hati yang begitu tampan untukku," ucap Sultan."Tadinya aku tidak akan membiarkan kamu tahu kalau putra kita ini adalah putramu," ucap Mahira tersenyum pahit. Sultan tercengang kenapa Mahira sampai berniat seperti itu?"Apa maksudnya? Kenapa kamu mengatakan itu?" tanya Sultan. "Karena aku kesel kamu sudah menikah dan aku kecewa saat kamu tidak mau mendengar penjelasan dariku," terang Mahira. Ayah Mahira bertepuk tangan dan mengejutkan semua orang yang ada disana. "Sudahlah … ayo kita bergembira dengan apa yang sudah terbongkar ini," sambung Joko. Sultan pun tersenyum, dia bahagia karena Joko sudah mulai bersikap ramah terhadap dia. 'Bapak senang akhirnya kamu bisa bersa
Meraih tubuh itu dan mendekapnya dengan erat. Sultan berhasil mengejar Mahira dan memeluknya. "Tolong jangan pergi, aku sangat tersiksa hidup tanpamu," ucap Sultan. Memeluk tubuh wanitanya dari belakang. Mahira terisak pilu, "rasanya aku tidak mau kalau harus menerimamu lagi. Aku kesal karena kamu tidak mau mendengarkan penjelasan dariku," balas Mahira dan berusaha untuk berontak. "Apa yang bisa aku lakukan agar kamu mau menerimaku?" tanya Sultan serius. "Aku tidak tahu! Pokoknya kamu pergi dari sini sekarang juga," bentak Mahira, dan langsung melepaskan tangan Sultan yang berada di perutnya. "Apalagi kamu sudah menikah! Untuk apa datang lagi kemari," ucap Mahira dan langsung berlari begitu saja membuat Sultan kecewa dan terluka hati. ***Sultan menghubungi Bi Ina dan memintanya untuk pergi ke desa Kemuning. Sultan ingin agar Bi Ina membantu dia mendapatkan Mahira. "Bi, tolong bantu yakinkan dia bahwa aku tidak menikah dan semua yang telah aku lakukan itu adalah pura-pura," ucap
Semua terkesiap melihat Rapika yang sampai membanting sebuah gelas sampai pecah di bawah lantai. "Ada apa, Rapika?" tanya semua orang menatap Rapika yang tubuhnya terlihat sedikit gemetaran. "Ah … Ma-maaf. Rupanya saya tidak sengaja karena tubuh saya tiba-tiba saja menggigil seperti ini," ucap Rapika. Rupanya Rapika ada niat untuk berpura-pura sakit, agar Sultan dilarang pergi oleh Anara karena harus menemaninya yang tidak sehat. "Apakah kamu sakit, Rapika?" tanya Anara terlihat cemas. Sultan menatap Rapika dan langsung saja berdiri dari tempatnya kini. "Ma, waktunya sudah mulai mepet. Sultan akan pergi sekarang," potong Sultan. Tanpa mau lama-lama lagi, Sultan ingin segera pergi. "Kamu ini kenapa? Lihat dulu kondisi istri kamu, tolong jangan pergi–""Ma, ini penting. Sultan harus segera pergi. Lagian disini banyak yang akan menjaga Rapika. Ada Bi Ina dan Maid yang lain, juga ada Mama kan." "Kamu benar juga, Nak. Yasudah kalau begitu, jaga dirimu baik-baik ya." Anara pun mengi
Begitu mengejutkan, Sultan tidak menyangka kalau Bi Ina ada di dalam kamar dan mungkin mendengar apa yang sudah dia katakan kepada Rapika. Bi Ina terdiam, sungguh tidak menyangka kalau Sultan masih belum bisa melupakan Mahira dan melakukan pernikahan pura-pura. Rapika hanya bisa menunduk ketika Sultan mengetahui keberadaan Bi Ina. "Jadi, kalian pura-pura menikah?" ucap Bi Ina. Sultan langsung saja menghampiri Bi Ina dan memegangi kedua pundaknya. "Bi, tolong jangan bocorkan rahasia ini," mohon Sultan. Entah sampai kapan dia tidak ingin semuanya terbongkar. Namun, tidak sekarang karena Sultan takut membuat Anara kecewa. "Kamu ini kenapa? Selama ini Bibi tidak pernah mengajarkan kamu berbohong!" kesal Bi Ina. Apa yang dilakukan oleh Sultan ini sepenuhnya salah dan pasti akan menjadi bumerang untuk semua orang. "Sultan tahu kalau ini salah, tapi Sultan melakukan ini karena ingin membuat Mama bahagia," terang Sultan. "Memangnya kamu pikir Nyonya Anara akan bahagia, dibohongi ole
Sultan emosi ketika ia hendak pergi ke dapur untuk menghampiri Bi Ina. Tiba-tiba saja dia melihat Rapika yang sedang berduaan di taman belakang Mansion. "Kamu itu berani-beraninya ya?" ucap Sultan yang sedang mengangkat tangan kepada Rapika. Rapika mendongak sambil menyembunyikan pacarnya di belakang dia. "Perjanjian kita ini berakhir sampai kapan, Pak? Saya butuh belaian. Jadi, kalau memang Bapak tidak ingin menyentuh saya, Ya Sudah, biarkan saya bersenang-senang dengan pacar saya," ucap Rapika mulai berani. Sebenarnya Rapika sangat menginginkan Sultan, tapi sayangnya Sultan sama sekali tidak pernah melirik dirinya. Hanya menjadikan dia sebagai istri pura-pura dihadapan orang. Jadi, Rapika pun berniat untuk membuat Sultan cemburu, sehingga sampai menyewa pacar pura-pura dan ia sengaja berduaan di saat ada pesta seperti ini. Karena ingin tahu seberapa besar rasa cemburu Sultan terhadap dirinya. "Kamu ini Rapika! Terserah saja jika kamu ingin dibelai siapapun. Tapi tolong jangan s
Mahira dengan seksama melihat acara berita tersebut. Sungguh ia menanti akan sorot wajah Sultan yang ingin ia lihat. "Hanya Pak Wisnu yang disorot. Kapan Sultan ya?" gumam Mahira tidak sabar. Setelah beberapa saat ….(Setelah perusahaan Velopmant Group sukses, Sultan Mahesa pun menjalankan bisnis pertambangan terbesar di negeri Plrvo.)Terlihat wajah tampan dengan hidung mancung dan mata hazel sedang berdiri di dekat perusahaan Velopmant Group. Dia berdiri dan menyambut para wartawan yang ada di depan perusahaan itu. Mahira pun yang melihat tampang sempurna itu langsung menelan salivanya sendiri, rupanya wajah Sultan terlihat begitu sempurna. Balutan jas formal kelas atas yang mengkilap menempel pada tubuh maskulin miliknya. Tiba-tiba saja Plep …."Apa-apa ini, Mahira? Aku tidak boleh jatuh cinta lagi kepada pria itu. Pria yang tidak mau mendengarkan penjelasan dariku."Mahira mensugesti dirinya sendiri dan langsung mematikan televisinya. Dia ingat pada saat terakhir kali berte
Senyuman indah mengambang dengan sempurna karena melihat sang putra yang sudah mulai berjalan. "Kamu tumbuh dengan baik, Nak," ucap Mahira yang sedang membantu sang putra belajar berjalan. Begitu bahagianya Mahira melihat pertumbuhan Dirly putranya dengan cepat. Walaupun tanpa dampingan suami dalam hidupnya. Mahira tetap bisa membesarkan sang putra sendirian. Juga, saat ini Mahira menjalani bisnis ekspor ikan patin yang diternak oleh juragan Joko ayahnya. Mahira langsung merangkul tubuh Dirly dan menjulangkannya ke atas. Sehingga bayangan bayi mungil itu berada di atas wajahnya, bahkan Dirly pun tertawa dengan begitu riangnya."Dirly, putraku. Bunda yakin kalau kamu akan menjadi hebat seperti ayahmu," ucap Mahira yakin. Lalu, ia pun menggendong Dirly yang masih tersenyum menunjukan kedua giginya yang baru tumbuh. Usia Dirly saat ini adalah satu tahun lebih. Dan satu tahun ini Mahira masih menyembunyikan kebenaran tentang Dirly. Namun, ada beberapa orang yang terheran-heran den
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments