Share

06. Menghindar

Author: Amelina_ws
last update Last Updated: 2023-02-26 05:04:59

Diki yang melihat kejahatan di hadapannya tidak bisa diam dan ia ingin menolong pria paruh baya yang sedang di todong oleh senjata itu. 

Brug!!! 

Diki melompat dan menendang punggung salah satu penjahat yang menodongkan senjata di leher pria paruh baya itu lalu kembali ke posisinya dengan kuda-kuda yang terpasang dan tangan yang dikepalkan, siaga untuk menahan serangan.

Ketiga penjahat dengan pakaian jas hitam itu pun menoleh dengan garang ke arah Diki dan menggeram kesal.

"Sialan bocah ingusan!" geram salah satu penjahat yang tidak terkena serangan Diki. Ia kesal melihat temannya yang diserang mendadak.

Sedangkan yang terkena serangan itu masih tengkurap di tanah lalu mencoba untuk beranjak bangun.

Mereka semua menatap Diki dengan garang.

Sedangkan pria paruh baya itu terkejut karena ada pria muda yang mau membantunya dan membuat nyawanya terancam.

Para penjahat itu langsung menyerang Diki dengan tendangan, tonjokan dan pukulan maut mereka tapi Diki berhasil menangkis semua serangan demi serangan yang menyerangnya.

Karena kesal Diki terus bisa menahan serangan demi serangan dari mereka. Akhirnya salah satu dari penjahat itu mengeluarkan senjata api dan langsung mengeluarkan peluru itu ke atas langit untuk menakuti Diki.

Diki terkesiap melihat senjata api yang sangat mematikan. Mana mungkin dirinya bisa menghindari senjata berbahaya seperti itu?

Diki pun langsung melompat dan menarik pria paruh baya itu untuk berlari menghindari para penjahat itu.

"Ayo, Pak. Kita pergi." ajak Diki sambil menarik pria itu untuk berlari bersama dengan dirinya.

Para penjahat itu tercengang menatap kepergian Diki bersama tawanannya, lalu mereka pun mengikuti Diki dan pria paruh baya itu.

Diki yang menyadari mereka dikejar langsung membanting setiap benda yang ada di hadapannya, seperti tong sampah besar yang ia lewati.

Penjahat itu terlihat kewalahan melewati berbagai benda yang dilemparkan ke arahnya serta menghalangi jalannya. Akhirnya para penjahat itu kehilangan jejak Diki dan tawanannya.

Diki dan pria paruh baya itu menahan nafas agar tidak ketahuan kalau mereka sebenarnya sedang bersembunyi di balik bawah pilar jembatan besar.

"Hei, mau kemana sialan?" salah satu penjahat menyadari keberadaan Diki dan sekarang sedang berada di hadapannya.

Diki dengan refleks langsung menendang penjahat itu sampai tersungkur ke tanah.

Diki dan pria paruh baya itu pun langsung kembali berlari. 

"Pak, ayolah cepat!" ucap Diki sambil menuntun pria paruh baya itu yang terlihat begitu ngos-ngosan saat berlari.

"Duh, Nak. Saya gak kuat." pria paruh baya itu menjawab sambil berusaha untuk berlari padahal dirinya sudah gak kuat lagi untuk terus berlari karena usianya yang sudah lumayan tua terlihat sudah berumur lima puluh tahunan.

Penjahat yang barusan di tendang oleh Diki merasa kesal dan langsung menekan pelatuk dan mengarahkan ke arah Diki dan tawanannya yang sedang berlari di atas jembatan besar itu.

Dorrr!!! 

Diki dan pria paruh baya itu terpisah karena menghindari peluru yang mengarah ke arahnya. 

Akan tetapi Diki terjatuh ke bawah jembatan besar itu untung saja tubuhnya sudah terlatih sehingga bisa melompat dari atas jembatan yang tingginya lumayan.

Bruk!!! Diki terjatuh di atas mobil truk yang mengangkut karung yang berisikan kain. Diki pun menatap ke atas dan tidak bisa melihat pria paruh baya tadi dan para penjahat itu.

"Sial, aku tidak bisa menyelamatkan bapak-bapak itu," gumam Diki lalu melihat kakinya yang sakit. 

Diki merasakan kakinya yang sakit dan ternyata kakinya terkilir.

Diki yang sudah biasa mengalami ini di saat latihannya bersama kakek yang sudah menyelamatkan dirinya saat hanyut di sungai waktu itu jadi, sudah terbiasa dan bisa mengobati dirinya sendiri.

"Ternyata di kampung dan di kota sama-sama kejam," gumam Diki sambil membenarkan kakinya yang terkilir.

Untung dia sudah berlatih dengan Ki Ageng waktu itu sehingga sudah bisa mengobati dan mengatasi kaki yang terkilir itu seperti apa.

Diki pun meneriaki sopir truk agar mau menghentikan mobilnya.

Sopir truk yang sedang mengemudi mendengar seseorang yang berteriak di atas mobilnya dan memintanya untuk menghentikan mobilnya ia pun akhirnya memberhentikan mobilnya.

Singkat cerita sekarang Diki kembali ketempat kejadian karena ingin memastikan kalau pria tadi baik-baik saja. Tapi sayang pria tadi tidak ada di tempat. Tidak ada siapa pun yang ada disana.

"Semoga bapak tadi selamat." Diki berdoa lalu mengambil tas ranselnya yang tadi sempat terjatuh di jalan saat dirinya berkelahi.

"Duh, aku lapar." 

Perut Diki terasa lapar, Diki pun melangkahkan kakinya untuk mencari pedagang makanan. 

Dengan kaki yang sakit Diki berjalan tertatih-tatih dengan pandangan yang mencari-cari seorang pedagang makanan.

Sambil berjalan Diki pun berpikir, baru aja masuk ke kota dirinya sudah dikejutkan dengan kejadian seperti ini. Memang ini salah dirinya sendiri karena malah ikut campur urusan orang. Tapi apa boleh buat karena dirinya tidak bisa diam saja kalau melihat kejahatan yang ada dihadapan matanya sendiri.

"Untung Aki mengajarkan diriku ilmu bela diri, kalau tidak entah apa yang terjadi." 

Diki pun tidak menyangka kalau dirinya bisa pergi ke kota seperti ini. Dan ada hikmahnya juga Diki di buang ke sungai oleh rekan kerjanya yang akhinya membuat Diki bertemu dengan Ki Ageng itu dan mengajarinya ilmu bela diri.

Diki pun duduk di bangku tukang dagang makanan.

"Mang, saya mau satu," ucap Diki kepada pedagang makanan itu.

"Siap," jawab mang tukang dagang.

Makanan pun siap dan sekarang ada dihadapannya Diki.

"Wah kelihatannya enak," ucap Diki tidak sabar menyantap makanan bakso yang ada di hadapannya.

Pada saat memasukan bakso ke mulutnya tiba-tiba ia teringat kepada kekasihnya karena bakso adalah makanan favoritnya Mahira kekasihnya.

"Mahira, aku merindukan kamu," guman Diki lalu memasukan bakso itu ke dalam mulutnya.

Setelah memakan habis bakso itu Diki langsung membuka tasnya dan ingin membayar bakso yang ia telah makan. Tapi begitu membuka dan mencari uang yang ada di dalam tasnya, Diki tidak menemukan itu. 

"Ya Allah, uangku dimana?" gumam Diki pias karena terkejut.

Diki kembali mencari uang itu dan mengeledah semua bagian sudut tasnya tapi sayang Diki masih belum bisa menemukannya. 

Lalu Diki pun mengecek bagian saku jeans yang ia kenakan. Diki berharap kalau dirinya lupa menyimpan uang itu di dalam jeansnya.

"Ya ampun masih tidak ada. Bagaimana ini?" gumam Diki. 

Diki bingung harus bagaimana lagi sekarang. Belum satu hari di kota tapi Diki sudah beberapa kali menghadapi masalah. Bagaimana sekarang? Bagaimana caranya untuk membayar makanan yang telah ia habiskan itu? Diki pun bergeming sambil berpikir.

Pedagang bakso itu menoleh ke arah Diki dan terheran-heran melihat pemuda ini malah melamun di bangkunya.

"Mau tambah lagi baksonya?" tanya pedagang itu mengira kalau Diki masih ingin tambah.

"Mang, uang saya hilang!"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cinta Dewi
kasihan Diki
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   07. Begitu sulit

    Diki bingung harus bayar pakai apa karena di dalam tas dan sakunya, ternyata tidak ada uang sepeserpun karena telah hilang."Kalau gak punya duit gak usah makan! Alasan aja hilang." pedagang bakso itu terlihat meneriaki Diki karena tidak percaya kalau Diki memang telah kehilangan uangnya."Tapi uang saya hilang! Bukan alasan," sahut Diki sambil memikirkan sesuatu.Diki bingung hendak berbuat apa untuk membayar makanannya."Kalau boleh saya akan cuci mangkok buat bayar makanan yang saya makan. Boleh kan Mang?" tanya Diki.Diki tidak ada pilihan lain selain mencuci mangkok pedagang itu untuk membayar makanannya."Ya Sudah, daripada tidak dibayar!Pedagang itu pun membolehkan Diki untuk membayarnya dengan cara membersihkan mangkoknya.***Diki saat ini sedang menelusuri tempat yang telah ia lalui. Ia ingin mencari uangnya yang telah hilang itu dan berharap kalau uang itu masih ada dan belum dipungut oleh siapapun."Duh dimana ya uang itu? Kalau aku gak punya uang, bagaimana nanti?" Diki

    Last Updated : 2023-02-27
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   08. Dapat teman

    Diki mendengar sosok wanita paruh baya yang menangis kepada satpam dan satpam terlihat terkejut karena mendengar kalau pak Harianto belum pulang-pulang.Diki pun menyimpan makanannya lalu menghampiri mereka."Yasudah Ibu tenang saja, mungkin bapak pulang terlambat hari ini," terang Pak satpam berbicara kepada ibu paruh baya itu."Tapi tolong terus awasi kawasan ini ya, Pak. Saya takut terjadi apa-apa sama suami saya soalnya dia tidak bisa dihubungi. Ditambah saya pernah melihat orang yang mencurigakan mengintai rumah kami, bukannya area sini sudah dijaga dengan ketat? Tapi kenapa masih ada orang asing yang bisa masuk ke dalam dan mengintai rumah?" tanya wanita paruh baya itu terhadap pak satpam."Wah, padahal saya terus berjaga disini. Dan kami selalu bergantian mengawasi, apakah mungkin mereka menaiki dinding pembatas lewat belakang? Tapi kan dinding itu sangat tinggi?" Pak satpam terlihat sedang berpikir.Diki pun melihat wanita paruh baya itu yang melangkah untuk masuk."Bu, Ibu tu

    Last Updated : 2023-03-01
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   09. Dapat kesempatan

    Pertanyaan itu membuat Bella dan Diki terkesiap.Lalu, mereka pun beranjak berdiri."Ibu, pria ini ingin bertemu dengan bapak!" terang Bella.Istri dari pak Harianto itu berdecak, "Kan kamu tahu sendiri kalau bapak tidak ada? Dan entah dimana ia sekarang. Jadi, lebih baik kamu suruh dia pulang!" suruh istri dari Pak Harianto. Wanita paruh baya itu sedang lelah dan banyak pikiran karena mencemaskan suaminya."Ibu, tunggu sebentar." tahan Diki yang melihat istri dari pak Harianto hendak pergi."Saya tahu kalau Pak Harianto itu masih belum pulang juga. Tapi, setidaknya berikan saya sesuatu untuk bisa membantu mencarinya." terang Diki berniat untuk mencari Pak Harianto yang menghilang itu.Istri dari pak Harianto berdecak, "Kamu bisa apa? Polisi saja yang ahli masih belum bisa menemukannya. Apalagi kamu pria biasa!" hina istri dari Pak Harianto.Diki sadar diri lalu menunduk tapi ia akan berjuang. Ia tidak akan menyia-nyiakan waktunya yang hanya harus menunggu. Lebih baik ia berusaha untu

    Last Updated : 2023-03-01
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   10. Perubahan Diki

    "CK, dasar pria miskin!" hina Alvin tersenyum mencemooh.Bella tidak terima kalau Diki dihina seperti itu. Ya walaupun Diki baru ia kenal tapi ada sedikit rasa tertarik dan penasaran karena Diki orang misterius baginya."Alvin, kamu jangan hina Diki seperti itu dong. " Bella melarang Alvin untuk menghina Diki."Yaudah gapapa, aku memang orang miskin, Kok." sambung Diki merendah. Diki pun mengambil tas ranselnya berniat untuk mencari pakaian lain, walaupun ia bingung karena tidak ada lagi pakaian yang layak.Tiba-tiba saja Bella merebut tasnya, "Sudahlah Diki, kalau memang tidak ada baju lain kita beli saja yang baru, biar Alvin yang bayar, yah." Bella menatap Alvin berharap kalau Alvin setuju."Kenapa harus aku, Bell?" tanya Alvin tidak mengerti dan tidak mau."Ya terus mau aku? Ya aku gapapa sih karena sanggup, tapi kamu masa gak malu dikalahkan oleh wanita cuma masalah duit. Katanya kamu milyuner?" sindir Bella lalu melihat ke dalam tas ranselnya Diki."Hmm, iya, iya, biar aku deh

    Last Updated : 2023-03-02
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   11. Berlatih

    Diki menelan salivanya saat pria sangar yang berteriak ke arahnya itu mendekati Diki dan menatap tubuh Diki dari bawah sampai akhir."Saya belum pernah lihat dia, Alvin? Dia siapa?" tanya pria paruh baya yang terlihat begitu garangnya dengan tubuh yang kekar dan mata yang melotot."Dia teman baru, Alvin. Keturunan keluarga Wington Paman!" jawab Alvin berbohong."Oh, mereka ternyata punya keturunan blasteran juga, Paman kira turunan Wington itu anak-anaknya gak ada yang blasteran kayak dia, mereka kan keturunan lokal?" Alvin tersenyum karena memang keturunan keluarga itu tidak ada yang seganteng dan setampan Diki yang mempunyai hidung mancung dan mata hazel seperti dari keturunan Spanyol."Dia beda, Paman. Dia baru datang dari luar negeri dan wajahnya di operasi plastik biar mirip orang luar!" Alvin berbohong agar tidak banyak pertanyaan terus yang keluar dari mulut pamannya yang agresif serta garang. 'Alvin berbohong tentang keadaanku?' dalam batin Diki dan malah ingin tertawa."Yas

    Last Updated : 2023-03-04
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   12. Sebuah petunjuk

    "Apa maksudnya, Alvin?" Bella sungguh terkejut mendengar apa yang telah Alvin katakan. Sedangkan Diki ia juga tertegun mendengarnya. Masa Alvin menyuruh dirinya untuk bunuh diri? Alvin tertawa, "Nyali Lo sampai mana? Gue mau tahu?" selidik Alvin. Alvin ingin menguji nyali Diki, apakah Diki akan menerima tantangan dari Alvin? Atau langsung menciut ketika Alvin mengatakan itu? "Kalau Lo mau melanjutkan latihan ini, maka turuti apa yang gue katakan! Lakukan itu di kepala Lo saat gue memberikan aba-aba!" suruh Alvin. Bella tidak terima dan langsung melarang Alvin untuk menyuruh Diki berbuat seperti itu. "Jangan ini bahaya, itu tandanya Alvin ingin kamu mati, Diki. Ayo, kalau seperti itu kita pergi saja! Kita berdua bisa cari bapak!" Bella langsung menggusur tangan Diki untuk pergi. Alvin gila? Mana mungkin Diki harus latihan uji nyali seperti ini? Diki menatap Alvin, ia yakin kalau Alvin hanya mengujinya saja. Maka, kalau begitu ia akan menuruti semua yang Alvin perintahkan. Di

    Last Updated : 2023-03-05
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   13. Kesalahan kecil

    Alvin ingin membuat sketsa wajah saat ini, ia telah menghubungi seseorang yang ahli membuat sketsa wajah.Diki pun bersiap menceritakan tentang ciri-ciri orang itu, tapi Alvin tahan karena menunggu orang yang ahli untuk membuat sketsa wajah."Tunggu, kita tunggu dulu orang yang akan membuat sketsa wajah. Nanti, Lo ceritakan langsung kepadanya!" tahan Alvin. Mendengar apa yang telah Alvin ucapkan akhirnya, membuat Diki diam karena mengerti.***Di tempat lain, begitu terdengar tangisan air mata, dan jeritan yang menggema di sebuah ruangan gelap. Ruangan itu terdiri dari obor dan api yang sedikit menyinari ruangan gelap itu. Tepatnya di dalam sana ada pria paruh baya yang diikat kuat-kuat dengan tali tambang yang melilit kedua tangannya. Tubuh pria paruh baya itu terpasung seperti salib.Cetarrr ….Suara cambukan yang mendarat di tubuh pria paruh baya itu. "Arghhhh!!!" Pria paruh baya itu meringis kesakitan karena merasakan sakit di area tubuhnya."Katakan! Katakan dimana pewaris Vel

    Last Updated : 2023-03-05
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   14. Ketempat tak terduga

    Bella tercekat ketika melihat ada pemimpin perusahaan Velopmant Group yang menghampiri Diki dan anaknya.Saat ini posisi Diki sedang di pegang oleh tangan anak dari pemimpin perusahaan itu, dan pemimpin perusahaan itu menatap tajam ke arah Diki.Diki terkesiap dan gemetaran ketika melihat tatapan tajam dari ayah wanita yang telah bertabrakan dengannya tadi.Wanita muda itu pun mengatakan semuanya kepada ayahnya itu. Dia ingin menjadikan Diki babunya satu hari ini untuk menebus kesalahannya. Padahal hanya kesalahan tabrakan kecil saja bisa sampai harus seperti ini? Maklum anak orang kaya.Dan pria yang menjadi pemimpin Velopmant Group itu pun terlihat menyetujui dengan apa yang telah dikatakan oleh anaknya."Kamu dengar? Apa yang dikatakan oleh anak saya, kamu harus menurutinya!" titah pria pemimpin perusahaan itu, lalu mengusap pucuk kepala wanita di depannya sambil melangkah pergi."Baiklah, mulai sekarang panggil saya Nona Aiko!" suruh wanita muda itu sambil menggusur tubuh Diki aka

    Last Updated : 2023-03-06

Latest chapter

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   118. Kebahagiaan yang lengkap

    Sultan menjelaskan semuanya tentang bagaimana dia bisa mempunyai anak dari Mahira."Mama sungguh tidak menyangka dengan apa yang telah kalian lalui. Kalau memang begitu baiklah. Mama justru bahagia karena rupanya Mama sudah mempunyai cucu sekarang ini," ucap Anara, lalu mencoba untuk membujuk Dirly agar mau untuk dia gendong. Dirly pun yang memang dibujuk oleh Anara langsung tertawa dan tersenyum. "Dirly anak Papa, itu Nenek sayang. Kamu digendong ya sama Nenek," ucap Sultan. Anara begitu terharu karena Dirly mau untuk dia gendong. Walaupun sebenarnya dia merasa cemas akan publik kalau sampai mengetahui tentang semua ini. "Mama, tolong jangan banyak pikiran. Mama bahagialah karena urusan publik biar Sultan yang atur."Sultan tahu apa yang membuat mamanya cemas, dan bisa melihat dari raut wajah sang mama tadi, pasti dia bahagia akan adanya Dirly. Namun, cemas bagaimana cara memberitahukannya kepada publik."Kamu selalu bisa mengatasi masalah. Mama tahu kamu bisa mengatasi semua ini

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   117. Syok

    Apa ini, gadis ini ingin memeluk calon suaminya? Mahira dibuat geram dengan apa yang diminta oleh Dewi. Namun, Sultan pun malah mewujudkan permintaan Dewi dan langsung memeluk gadis itu dengan lekat dan senyuman mengambang. "Jadilah anak yang baik, Dewi. Turuti perintah ayahmu," ucap Sultan berbisik di telinga gadis itu. Lalu, Sultan pun melepaskan pelukannya. "Makasih, Aa Sultan sudah mau memeluk Dewi. Kalau begitu, sekarang kalian boleh pergi. Semoga kalian selamat dalam perjalanan." Bi Ina pun langsung tersenyum ke arah Dewi dan mengusap pucuk kepalanya. "Semoga segera mendapatkan seorang jodoh." Do'a Bi Ina kepada Dewi. Lalu, Sultan, Bi Ina, Robbie dan Mahira pun memasuki mobil dan mereka pun berangkat pergi.Saat berada di dalam Mobil, Dirly yang sedang berada di pangkuan Mahira itu pun menangis. "Cup … cup … cup, kenapa anak papa ini?" tanya Sultan kepada Dirly yang terus merengek, mungkin karena ingin mendapatkan Asi. Sedangkan Mahira ia yang duduk di kursi belakang, be

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   116. Pamit

    Melihat wajah itu … wajah mungil dan polos yang semua merah merona membuat hatinya terhenyak. Sultan begitu bahagia ketika mengetahui kalau dia sudah menjadi seorang ayah. "Mahira …," ucap Sultan. Lalu, dia mendekatkan wajah Mahira untuk dikecupnya. Cup …."Aku sangat bersyukur karena kamu telah memberikan buah hati yang begitu tampan untukku," ucap Sultan."Tadinya aku tidak akan membiarkan kamu tahu kalau putra kita ini adalah putramu," ucap Mahira tersenyum pahit. Sultan tercengang kenapa Mahira sampai berniat seperti itu?"Apa maksudnya? Kenapa kamu mengatakan itu?" tanya Sultan. "Karena aku kesel kamu sudah menikah dan aku kecewa saat kamu tidak mau mendengar penjelasan dariku," terang Mahira. Ayah Mahira bertepuk tangan dan mengejutkan semua orang yang ada disana. "Sudahlah … ayo kita bergembira dengan apa yang sudah terbongkar ini," sambung Joko. Sultan pun tersenyum, dia bahagia karena Joko sudah mulai bersikap ramah terhadap dia. 'Bapak senang akhirnya kamu bisa bersa

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   115. Semua di dapatkan

    Meraih tubuh itu dan mendekapnya dengan erat. Sultan berhasil mengejar Mahira dan memeluknya. "Tolong jangan pergi, aku sangat tersiksa hidup tanpamu," ucap Sultan. Memeluk tubuh wanitanya dari belakang. Mahira terisak pilu, "rasanya aku tidak mau kalau harus menerimamu lagi. Aku kesal karena kamu tidak mau mendengarkan penjelasan dariku," balas Mahira dan berusaha untuk berontak. "Apa yang bisa aku lakukan agar kamu mau menerimaku?" tanya Sultan serius. "Aku tidak tahu! Pokoknya kamu pergi dari sini sekarang juga," bentak Mahira, dan langsung melepaskan tangan Sultan yang berada di perutnya. "Apalagi kamu sudah menikah! Untuk apa datang lagi kemari," ucap Mahira dan langsung berlari begitu saja membuat Sultan kecewa dan terluka hati. ***Sultan menghubungi Bi Ina dan memintanya untuk pergi ke desa Kemuning. Sultan ingin agar Bi Ina membantu dia mendapatkan Mahira. "Bi, tolong bantu yakinkan dia bahwa aku tidak menikah dan semua yang telah aku lakukan itu adalah pura-pura," ucap

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   114. Menemuinya

    Semua terkesiap melihat Rapika yang sampai membanting sebuah gelas sampai pecah di bawah lantai. "Ada apa, Rapika?" tanya semua orang menatap Rapika yang tubuhnya terlihat sedikit gemetaran. "Ah … Ma-maaf. Rupanya saya tidak sengaja karena tubuh saya tiba-tiba saja menggigil seperti ini," ucap Rapika. Rupanya Rapika ada niat untuk berpura-pura sakit, agar Sultan dilarang pergi oleh Anara karena harus menemaninya yang tidak sehat. "Apakah kamu sakit, Rapika?" tanya Anara terlihat cemas. Sultan menatap Rapika dan langsung saja berdiri dari tempatnya kini. "Ma, waktunya sudah mulai mepet. Sultan akan pergi sekarang," potong Sultan. Tanpa mau lama-lama lagi, Sultan ingin segera pergi. "Kamu ini kenapa? Lihat dulu kondisi istri kamu, tolong jangan pergi–""Ma, ini penting. Sultan harus segera pergi. Lagian disini banyak yang akan menjaga Rapika. Ada Bi Ina dan Maid yang lain, juga ada Mama kan." "Kamu benar juga, Nak. Yasudah kalau begitu, jaga dirimu baik-baik ya." Anara pun mengi

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   113. Aku akan menemuimu

    Begitu mengejutkan, Sultan tidak menyangka kalau Bi Ina ada di dalam kamar dan mungkin mendengar apa yang sudah dia katakan kepada Rapika. Bi Ina terdiam, sungguh tidak menyangka kalau Sultan masih belum bisa melupakan Mahira dan melakukan pernikahan pura-pura. Rapika hanya bisa menunduk ketika Sultan mengetahui keberadaan Bi Ina. "Jadi, kalian pura-pura menikah?" ucap Bi Ina. Sultan langsung saja menghampiri Bi Ina dan memegangi kedua pundaknya. "Bi, tolong jangan bocorkan rahasia ini," mohon Sultan. Entah sampai kapan dia tidak ingin semuanya terbongkar. Namun, tidak sekarang karena Sultan takut membuat Anara kecewa. "Kamu ini kenapa? Selama ini Bibi tidak pernah mengajarkan kamu berbohong!" kesal Bi Ina. Apa yang dilakukan oleh Sultan ini sepenuhnya salah dan pasti akan menjadi bumerang untuk semua orang. "Sultan tahu kalau ini salah, tapi Sultan melakukan ini karena ingin membuat Mama bahagia," terang Sultan. "Memangnya kamu pikir Nyonya Anara akan bahagia, dibohongi ole

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   112. Mulai ada yang tahu

    Sultan emosi ketika ia hendak pergi ke dapur untuk menghampiri Bi Ina. Tiba-tiba saja dia melihat Rapika yang sedang berduaan di taman belakang Mansion. "Kamu itu berani-beraninya ya?" ucap Sultan yang sedang mengangkat tangan kepada Rapika. Rapika mendongak sambil menyembunyikan pacarnya di belakang dia. "Perjanjian kita ini berakhir sampai kapan, Pak? Saya butuh belaian. Jadi, kalau memang Bapak tidak ingin menyentuh saya, Ya Sudah, biarkan saya bersenang-senang dengan pacar saya," ucap Rapika mulai berani. Sebenarnya Rapika sangat menginginkan Sultan, tapi sayangnya Sultan sama sekali tidak pernah melirik dirinya. Hanya menjadikan dia sebagai istri pura-pura dihadapan orang. Jadi, Rapika pun berniat untuk membuat Sultan cemburu, sehingga sampai menyewa pacar pura-pura dan ia sengaja berduaan di saat ada pesta seperti ini. Karena ingin tahu seberapa besar rasa cemburu Sultan terhadap dirinya. "Kamu ini Rapika! Terserah saja jika kamu ingin dibelai siapapun. Tapi tolong jangan s

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   111. Perayaan kesuksesan

    Mahira dengan seksama melihat acara berita tersebut. Sungguh ia menanti akan sorot wajah Sultan yang ingin ia lihat. "Hanya Pak Wisnu yang disorot. Kapan Sultan ya?" gumam Mahira tidak sabar. Setelah beberapa saat ….(Setelah perusahaan Velopmant Group sukses, Sultan Mahesa pun menjalankan bisnis pertambangan terbesar di negeri Plrvo.)Terlihat wajah tampan dengan hidung mancung dan mata hazel sedang berdiri di dekat perusahaan Velopmant Group. Dia berdiri dan menyambut para wartawan yang ada di depan perusahaan itu. Mahira pun yang melihat tampang sempurna itu langsung menelan salivanya sendiri, rupanya wajah Sultan terlihat begitu sempurna. Balutan jas formal kelas atas yang mengkilap menempel pada tubuh maskulin miliknya. Tiba-tiba saja Plep …."Apa-apa ini, Mahira? Aku tidak boleh jatuh cinta lagi kepada pria itu. Pria yang tidak mau mendengarkan penjelasan dariku."Mahira mensugesti dirinya sendiri dan langsung mematikan televisinya. Dia ingat pada saat terakhir kali berte

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   110. Dirly yang mirip Sultan

    Senyuman indah mengambang dengan sempurna karena melihat sang putra yang sudah mulai berjalan. "Kamu tumbuh dengan baik, Nak," ucap Mahira yang sedang membantu sang putra belajar berjalan. Begitu bahagianya Mahira melihat pertumbuhan Dirly putranya dengan cepat. Walaupun tanpa dampingan suami dalam hidupnya. Mahira tetap bisa membesarkan sang putra sendirian. Juga, saat ini Mahira menjalani bisnis ekspor ikan patin yang diternak oleh juragan Joko ayahnya. Mahira langsung merangkul tubuh Dirly dan menjulangkannya ke atas. Sehingga bayangan bayi mungil itu berada di atas wajahnya, bahkan Dirly pun tertawa dengan begitu riangnya."Dirly, putraku. Bunda yakin kalau kamu akan menjadi hebat seperti ayahmu," ucap Mahira yakin. Lalu, ia pun menggendong Dirly yang masih tersenyum menunjukan kedua giginya yang baru tumbuh. Usia Dirly saat ini adalah satu tahun lebih. Dan satu tahun ini Mahira masih menyembunyikan kebenaran tentang Dirly. Namun, ada beberapa orang yang terheran-heran den

DMCA.com Protection Status