Share

11. Berlatih

Penulis: Amelina_ws
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Diki menelan salivanya saat pria sangar yang berteriak ke arahnya itu mendekati Diki dan menatap tubuh Diki dari bawah sampai akhir.

"Saya belum pernah lihat dia, Alvin? Dia siapa?" tanya pria paruh baya yang terlihat begitu garangnya dengan tubuh yang kekar dan mata yang melotot.

"Dia teman baru, Alvin. Keturunan keluarga Wington Paman!" jawab Alvin berbohong.

"Oh, mereka ternyata punya keturunan blasteran juga, Paman kira turunan Wington itu anak-anaknya gak ada yang blasteran kayak dia, mereka kan keturunan lokal?"

Alvin tersenyum karena memang keturunan keluarga itu tidak ada yang seganteng dan setampan Diki yang mempunyai hidung mancung dan mata hazel seperti dari keturunan Spanyol.

"Dia beda, Paman. Dia baru datang dari luar negeri dan wajahnya di operasi plastik biar mirip orang luar!" Alvin berbohong agar tidak banyak pertanyaan terus yang keluar dari mulut pamannya yang agresif serta garang.

'Alvin berbohong tentang keadaanku?' dalam batin Diki dan malah ingin tertawa.

"Yas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Wiwin Setiani
duh, Alvin maksudnya apa
goodnovel comment avatar
Cinta Dewi
ih, apa maksud alvin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   12. Sebuah petunjuk

    "Apa maksudnya, Alvin?" Bella sungguh terkejut mendengar apa yang telah Alvin katakan. Sedangkan Diki ia juga tertegun mendengarnya. Masa Alvin menyuruh dirinya untuk bunuh diri? Alvin tertawa, "Nyali Lo sampai mana? Gue mau tahu?" selidik Alvin. Alvin ingin menguji nyali Diki, apakah Diki akan menerima tantangan dari Alvin? Atau langsung menciut ketika Alvin mengatakan itu? "Kalau Lo mau melanjutkan latihan ini, maka turuti apa yang gue katakan! Lakukan itu di kepala Lo saat gue memberikan aba-aba!" suruh Alvin. Bella tidak terima dan langsung melarang Alvin untuk menyuruh Diki berbuat seperti itu. "Jangan ini bahaya, itu tandanya Alvin ingin kamu mati, Diki. Ayo, kalau seperti itu kita pergi saja! Kita berdua bisa cari bapak!" Bella langsung menggusur tangan Diki untuk pergi. Alvin gila? Mana mungkin Diki harus latihan uji nyali seperti ini? Diki menatap Alvin, ia yakin kalau Alvin hanya mengujinya saja. Maka, kalau begitu ia akan menuruti semua yang Alvin perintahkan. Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   13. Kesalahan kecil

    Alvin ingin membuat sketsa wajah saat ini, ia telah menghubungi seseorang yang ahli membuat sketsa wajah.Diki pun bersiap menceritakan tentang ciri-ciri orang itu, tapi Alvin tahan karena menunggu orang yang ahli untuk membuat sketsa wajah."Tunggu, kita tunggu dulu orang yang akan membuat sketsa wajah. Nanti, Lo ceritakan langsung kepadanya!" tahan Alvin. Mendengar apa yang telah Alvin ucapkan akhirnya, membuat Diki diam karena mengerti.***Di tempat lain, begitu terdengar tangisan air mata, dan jeritan yang menggema di sebuah ruangan gelap. Ruangan itu terdiri dari obor dan api yang sedikit menyinari ruangan gelap itu. Tepatnya di dalam sana ada pria paruh baya yang diikat kuat-kuat dengan tali tambang yang melilit kedua tangannya. Tubuh pria paruh baya itu terpasung seperti salib.Cetarrr ….Suara cambukan yang mendarat di tubuh pria paruh baya itu. "Arghhhh!!!" Pria paruh baya itu meringis kesakitan karena merasakan sakit di area tubuhnya."Katakan! Katakan dimana pewaris Vel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   14. Ketempat tak terduga

    Bella tercekat ketika melihat ada pemimpin perusahaan Velopmant Group yang menghampiri Diki dan anaknya.Saat ini posisi Diki sedang di pegang oleh tangan anak dari pemimpin perusahaan itu, dan pemimpin perusahaan itu menatap tajam ke arah Diki.Diki terkesiap dan gemetaran ketika melihat tatapan tajam dari ayah wanita yang telah bertabrakan dengannya tadi.Wanita muda itu pun mengatakan semuanya kepada ayahnya itu. Dia ingin menjadikan Diki babunya satu hari ini untuk menebus kesalahannya. Padahal hanya kesalahan tabrakan kecil saja bisa sampai harus seperti ini? Maklum anak orang kaya.Dan pria yang menjadi pemimpin Velopmant Group itu pun terlihat menyetujui dengan apa yang telah dikatakan oleh anaknya."Kamu dengar? Apa yang dikatakan oleh anak saya, kamu harus menurutinya!" titah pria pemimpin perusahaan itu, lalu mengusap pucuk kepala wanita di depannya sambil melangkah pergi."Baiklah, mulai sekarang panggil saya Nona Aiko!" suruh wanita muda itu sambil menggusur tubuh Diki aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   15. Usaha Diki

    Setelah Aiko pergi, Diki pun langsung menyelinap ke ruang kerja ayahnya Aiko. Diki sempat bertemu dengan beberapa maid yang ada disana, tapi dengan sigap Diki pun bersembunyi di balik pilar-pilar yang ada di ruangan itu, sehingga para maid yang berlalu-lalang kesana kemari pun tidak bisa melihat Diki yang berjalan ke arah ruangan kerja Pak Hachiro. Diki pun saat ini sudah berada di depan ruang kerjanya ayah Aiko. Diki mencoba untuk membuka sedikit celah pintu tersebut untuk mengintip. "Terus siksa dia! Sampai dia mengatakan tentangnya!" Diki mendengar pria paruh baya itu mengatakan itu terhadap ponselnya.Mendengar apa yang telah ia dengar, membuat Diki menganalisa kalau yang pria tua itu maksud adalah Pak Harianto. Karena, waktu Diki menyelamatkan Pak Harianto di jalan waktu itu, Diki juga mendengar para penjahat itu menanyakan tentang keberadaan seseorang. Ayah Aiko itu terlihat menoleh ke arah pintu. Diki pun dengan sigap langsung bersembunyi dan menempelkan badannya di dinding

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   16. Menyelamatkan

    Diki mengintip diam-diam ke dalam gua tersebut. Dan ia melihat pria paruh baya yang pernah ia tolong sedang diikat oleh tambang besar seperti salib. Diki pun bersyukur karena ternyata Pak Harianto itu masih hidup. Hanya saja ternyata dia dikurung di dalam gua dan disiksa seperti ini. Sungguh kejam Pak Hachiro yang telah mengurung dan menyiksa Pak Harianto dan dia lah yang menjadi dalang dalam semua ini.Diki penasaran dengan apa yang Pak Hachiro inginkan sampai bisa berbuat seperti ini? Kasihan Bella, kalau dia tahu ayahnya dikurung dan disiksa seperti ini, pasti hatinya sangat hancur.Diki pun memukul batu dengan tangannya yang ada di hadapannya yang menjadi tempat dirinya bersembunyi sekarang. Diki geram melihat pak Harianto yang terus ditampar oleh Pak Hachiro, rasanya ia ingin langsung menyelamatkan Pak Harianto sekarang juga, tapi ia harus berpikir agar bisa membebaskannya tanpa ketahuan oleh mereka. Diki pun berpikir sejenak bagaimana caranya untuk menyelamatkan Pak Harianto.P

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   17. Terangkan?

    Bella cemas akan keadaan Diki dan ia pun menghubungi nomor ponselnya. Saat sedang berbicara lewat telepon tiba-tiba saja ada suara senjata api yang terdengar di ruang tamu."Arghhhh!!!" Bella menjerit karena terkejut dan langsung mematikan ponselnya.Di tempat Diki ia terkesiap bukan main karena mendengar kalau Bella sudah menjerit barusan. Hatinya cemas, dan bertanya-tanya apa yang telah terjadi terhadap Bella?"Bell? Bella? Apa yang terjadi disana, Bella?" tanya Diki terhadap ponselnya yang ternyata panggilannya sudah terputus.Diki menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Lalu, kembali menelpon ke nomor Bella.Setelah beberapa kali menelepon, tapi sayang nomor Bella sudah tidak bisa di hubungi lagi dan Diki pun menjadi semakin panik saja."Alvin? Ya aku harus menghubungi nomor ponsel Alvin," gumam Diki berniat untuk menghubungi nomor Alvin.Diki pun mencoba untuk menghubungi nomor ponsel Alvin dan syukurnya ponsel Alvin bisa dihubungi.Diki menceritakan semua tentang Bella yang men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   18. Jujur

    Diki terkesiap mendengar apa yang telah dikatakan oleh Pak Harianto. Kalau memang Diki bukan siapa-siapa? Kenapa juga Bi Ina menyuruhnya datang ke kota? Diki pun dibuat kesal dengan semua teka-teki ini."Kalau memang itu kenyataannya? Untuk apa saya datang kemari dan harus menemui bapak? Saya disuruh oleh Bi Ina datang kemari karena bapak lah yang bisa menerangkan siapa jati diri saya yang sesungguhnya?" tanya Diki penuh dengan penekanan, lalu ia membenturkan kepalanya ke stir mobil karena merasa sangat kesal. Niatnya datang ke kota ingin merubah nasibnya yang suram di desa dan ingin mengetahui tentang apa yang telah Bi Ina katakan itu ternyata hanya membuang-buang waktu saja. Terus sekarang bagaimana kalau sudah begini? Kenapa juga bisa seperti ini? "Mahira … dengan semua rasa letih dan rinduku jauh darimu nyatanya aku masih belum bisa merubah nasibku," gumam Diki akhirnya menangis sambil mengingat Mahira.Pak Harianto juga kasihan karena sudah mempermainkan Diki. Sebenarnya memang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   19. Terasa aneh

    "Apakah yang dikatakan ini yang sebenarnya?" tanya Diki, ia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang telah dikatakan oleh pria paruh baya itu kepadanya.Pak Harianto pun memegangi wajah Diki."Sembunyikanlah wajah tampan ini, matamu yang berwarna hazel, hidung, dan dagu ini mirip sekali dengan Pak Wisnu Mahes. Dialah ayahmu," terang Pak Harianto jujur. Diki tersenyum dengan keadaan yang mempermainkan dirinya. Diki memandang ke arah langit yang sudah gelap tanpa ada sebuah bintang disana lewat kaca depan mobilnya. Bi Ina pernah mengatakan bahwa nama ayahnya adalah Budi dan ibunya bernama Wina. Tapi, mengapa semuanya jauh berbeda? Diki begitu merasa di dalam sebuah mimpi."Saya tidak tahu kenapa Hachiro sekarang terus menanyakan soal dirimu. Dia bahkan menculik saya karena dia menyangka kalau saya tahu dan menyembunyikan kamu, Tuan!" terang Pak Harianto memanggil Tuan mudanya dengan nama tuan."Kalau memang benar seperti itu? Kenapa saya di desa hidup dengan pas-pasan serta menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   118. Kebahagiaan yang lengkap

    Sultan menjelaskan semuanya tentang bagaimana dia bisa mempunyai anak dari Mahira."Mama sungguh tidak menyangka dengan apa yang telah kalian lalui. Kalau memang begitu baiklah. Mama justru bahagia karena rupanya Mama sudah mempunyai cucu sekarang ini," ucap Anara, lalu mencoba untuk membujuk Dirly agar mau untuk dia gendong. Dirly pun yang memang dibujuk oleh Anara langsung tertawa dan tersenyum. "Dirly anak Papa, itu Nenek sayang. Kamu digendong ya sama Nenek," ucap Sultan. Anara begitu terharu karena Dirly mau untuk dia gendong. Walaupun sebenarnya dia merasa cemas akan publik kalau sampai mengetahui tentang semua ini. "Mama, tolong jangan banyak pikiran. Mama bahagialah karena urusan publik biar Sultan yang atur."Sultan tahu apa yang membuat mamanya cemas, dan bisa melihat dari raut wajah sang mama tadi, pasti dia bahagia akan adanya Dirly. Namun, cemas bagaimana cara memberitahukannya kepada publik."Kamu selalu bisa mengatasi masalah. Mama tahu kamu bisa mengatasi semua ini

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   117. Syok

    Apa ini, gadis ini ingin memeluk calon suaminya? Mahira dibuat geram dengan apa yang diminta oleh Dewi. Namun, Sultan pun malah mewujudkan permintaan Dewi dan langsung memeluk gadis itu dengan lekat dan senyuman mengambang. "Jadilah anak yang baik, Dewi. Turuti perintah ayahmu," ucap Sultan berbisik di telinga gadis itu. Lalu, Sultan pun melepaskan pelukannya. "Makasih, Aa Sultan sudah mau memeluk Dewi. Kalau begitu, sekarang kalian boleh pergi. Semoga kalian selamat dalam perjalanan." Bi Ina pun langsung tersenyum ke arah Dewi dan mengusap pucuk kepalanya. "Semoga segera mendapatkan seorang jodoh." Do'a Bi Ina kepada Dewi. Lalu, Sultan, Bi Ina, Robbie dan Mahira pun memasuki mobil dan mereka pun berangkat pergi.Saat berada di dalam Mobil, Dirly yang sedang berada di pangkuan Mahira itu pun menangis. "Cup … cup … cup, kenapa anak papa ini?" tanya Sultan kepada Dirly yang terus merengek, mungkin karena ingin mendapatkan Asi. Sedangkan Mahira ia yang duduk di kursi belakang, be

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   116. Pamit

    Melihat wajah itu … wajah mungil dan polos yang semua merah merona membuat hatinya terhenyak. Sultan begitu bahagia ketika mengetahui kalau dia sudah menjadi seorang ayah. "Mahira …," ucap Sultan. Lalu, dia mendekatkan wajah Mahira untuk dikecupnya. Cup …."Aku sangat bersyukur karena kamu telah memberikan buah hati yang begitu tampan untukku," ucap Sultan."Tadinya aku tidak akan membiarkan kamu tahu kalau putra kita ini adalah putramu," ucap Mahira tersenyum pahit. Sultan tercengang kenapa Mahira sampai berniat seperti itu?"Apa maksudnya? Kenapa kamu mengatakan itu?" tanya Sultan. "Karena aku kesel kamu sudah menikah dan aku kecewa saat kamu tidak mau mendengar penjelasan dariku," terang Mahira. Ayah Mahira bertepuk tangan dan mengejutkan semua orang yang ada disana. "Sudahlah … ayo kita bergembira dengan apa yang sudah terbongkar ini," sambung Joko. Sultan pun tersenyum, dia bahagia karena Joko sudah mulai bersikap ramah terhadap dia. 'Bapak senang akhirnya kamu bisa bersa

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   115. Semua di dapatkan

    Meraih tubuh itu dan mendekapnya dengan erat. Sultan berhasil mengejar Mahira dan memeluknya. "Tolong jangan pergi, aku sangat tersiksa hidup tanpamu," ucap Sultan. Memeluk tubuh wanitanya dari belakang. Mahira terisak pilu, "rasanya aku tidak mau kalau harus menerimamu lagi. Aku kesal karena kamu tidak mau mendengarkan penjelasan dariku," balas Mahira dan berusaha untuk berontak. "Apa yang bisa aku lakukan agar kamu mau menerimaku?" tanya Sultan serius. "Aku tidak tahu! Pokoknya kamu pergi dari sini sekarang juga," bentak Mahira, dan langsung melepaskan tangan Sultan yang berada di perutnya. "Apalagi kamu sudah menikah! Untuk apa datang lagi kemari," ucap Mahira dan langsung berlari begitu saja membuat Sultan kecewa dan terluka hati. ***Sultan menghubungi Bi Ina dan memintanya untuk pergi ke desa Kemuning. Sultan ingin agar Bi Ina membantu dia mendapatkan Mahira. "Bi, tolong bantu yakinkan dia bahwa aku tidak menikah dan semua yang telah aku lakukan itu adalah pura-pura," ucap

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   114. Menemuinya

    Semua terkesiap melihat Rapika yang sampai membanting sebuah gelas sampai pecah di bawah lantai. "Ada apa, Rapika?" tanya semua orang menatap Rapika yang tubuhnya terlihat sedikit gemetaran. "Ah … Ma-maaf. Rupanya saya tidak sengaja karena tubuh saya tiba-tiba saja menggigil seperti ini," ucap Rapika. Rupanya Rapika ada niat untuk berpura-pura sakit, agar Sultan dilarang pergi oleh Anara karena harus menemaninya yang tidak sehat. "Apakah kamu sakit, Rapika?" tanya Anara terlihat cemas. Sultan menatap Rapika dan langsung saja berdiri dari tempatnya kini. "Ma, waktunya sudah mulai mepet. Sultan akan pergi sekarang," potong Sultan. Tanpa mau lama-lama lagi, Sultan ingin segera pergi. "Kamu ini kenapa? Lihat dulu kondisi istri kamu, tolong jangan pergi–""Ma, ini penting. Sultan harus segera pergi. Lagian disini banyak yang akan menjaga Rapika. Ada Bi Ina dan Maid yang lain, juga ada Mama kan." "Kamu benar juga, Nak. Yasudah kalau begitu, jaga dirimu baik-baik ya." Anara pun mengi

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   113. Aku akan menemuimu

    Begitu mengejutkan, Sultan tidak menyangka kalau Bi Ina ada di dalam kamar dan mungkin mendengar apa yang sudah dia katakan kepada Rapika. Bi Ina terdiam, sungguh tidak menyangka kalau Sultan masih belum bisa melupakan Mahira dan melakukan pernikahan pura-pura. Rapika hanya bisa menunduk ketika Sultan mengetahui keberadaan Bi Ina. "Jadi, kalian pura-pura menikah?" ucap Bi Ina. Sultan langsung saja menghampiri Bi Ina dan memegangi kedua pundaknya. "Bi, tolong jangan bocorkan rahasia ini," mohon Sultan. Entah sampai kapan dia tidak ingin semuanya terbongkar. Namun, tidak sekarang karena Sultan takut membuat Anara kecewa. "Kamu ini kenapa? Selama ini Bibi tidak pernah mengajarkan kamu berbohong!" kesal Bi Ina. Apa yang dilakukan oleh Sultan ini sepenuhnya salah dan pasti akan menjadi bumerang untuk semua orang. "Sultan tahu kalau ini salah, tapi Sultan melakukan ini karena ingin membuat Mama bahagia," terang Sultan. "Memangnya kamu pikir Nyonya Anara akan bahagia, dibohongi ole

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   112. Mulai ada yang tahu

    Sultan emosi ketika ia hendak pergi ke dapur untuk menghampiri Bi Ina. Tiba-tiba saja dia melihat Rapika yang sedang berduaan di taman belakang Mansion. "Kamu itu berani-beraninya ya?" ucap Sultan yang sedang mengangkat tangan kepada Rapika. Rapika mendongak sambil menyembunyikan pacarnya di belakang dia. "Perjanjian kita ini berakhir sampai kapan, Pak? Saya butuh belaian. Jadi, kalau memang Bapak tidak ingin menyentuh saya, Ya Sudah, biarkan saya bersenang-senang dengan pacar saya," ucap Rapika mulai berani. Sebenarnya Rapika sangat menginginkan Sultan, tapi sayangnya Sultan sama sekali tidak pernah melirik dirinya. Hanya menjadikan dia sebagai istri pura-pura dihadapan orang. Jadi, Rapika pun berniat untuk membuat Sultan cemburu, sehingga sampai menyewa pacar pura-pura dan ia sengaja berduaan di saat ada pesta seperti ini. Karena ingin tahu seberapa besar rasa cemburu Sultan terhadap dirinya. "Kamu ini Rapika! Terserah saja jika kamu ingin dibelai siapapun. Tapi tolong jangan s

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   111. Perayaan kesuksesan

    Mahira dengan seksama melihat acara berita tersebut. Sungguh ia menanti akan sorot wajah Sultan yang ingin ia lihat. "Hanya Pak Wisnu yang disorot. Kapan Sultan ya?" gumam Mahira tidak sabar. Setelah beberapa saat ….(Setelah perusahaan Velopmant Group sukses, Sultan Mahesa pun menjalankan bisnis pertambangan terbesar di negeri Plrvo.)Terlihat wajah tampan dengan hidung mancung dan mata hazel sedang berdiri di dekat perusahaan Velopmant Group. Dia berdiri dan menyambut para wartawan yang ada di depan perusahaan itu. Mahira pun yang melihat tampang sempurna itu langsung menelan salivanya sendiri, rupanya wajah Sultan terlihat begitu sempurna. Balutan jas formal kelas atas yang mengkilap menempel pada tubuh maskulin miliknya. Tiba-tiba saja Plep …."Apa-apa ini, Mahira? Aku tidak boleh jatuh cinta lagi kepada pria itu. Pria yang tidak mau mendengarkan penjelasan dariku."Mahira mensugesti dirinya sendiri dan langsung mematikan televisinya. Dia ingat pada saat terakhir kali berte

  • Dendam Pewaris Yang Terpendam   110. Dirly yang mirip Sultan

    Senyuman indah mengambang dengan sempurna karena melihat sang putra yang sudah mulai berjalan. "Kamu tumbuh dengan baik, Nak," ucap Mahira yang sedang membantu sang putra belajar berjalan. Begitu bahagianya Mahira melihat pertumbuhan Dirly putranya dengan cepat. Walaupun tanpa dampingan suami dalam hidupnya. Mahira tetap bisa membesarkan sang putra sendirian. Juga, saat ini Mahira menjalani bisnis ekspor ikan patin yang diternak oleh juragan Joko ayahnya. Mahira langsung merangkul tubuh Dirly dan menjulangkannya ke atas. Sehingga bayangan bayi mungil itu berada di atas wajahnya, bahkan Dirly pun tertawa dengan begitu riangnya."Dirly, putraku. Bunda yakin kalau kamu akan menjadi hebat seperti ayahmu," ucap Mahira yakin. Lalu, ia pun menggendong Dirly yang masih tersenyum menunjukan kedua giginya yang baru tumbuh. Usia Dirly saat ini adalah satu tahun lebih. Dan satu tahun ini Mahira masih menyembunyikan kebenaran tentang Dirly. Namun, ada beberapa orang yang terheran-heran den

DMCA.com Protection Status