Share

Bab 10

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-04 11:04:18
David langsung terduduk di lantai.

Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.

Bagaimana itu bisa terjadi?

Apa Nova benar-benar menelepon direktur utama Arthur Group tadi?

Melihat sikap David, Chandra langsung tahu, pria itu pasti sudah mendapat kabar bahwa Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.

Di kantor presdir Almaris Group.

Bambang Sinaga sedang berteriak memarahi David, karena dia mendapat kabar dari Arthur Group bahwa direktur utama mereka yang memerintahkannya sendiri dan mengatakan kalau David telah menyinggung perasaan seseorang yang seharusnya tidak tersinggung.

“Pak Bambang, gawat. Arthur Group bilang adalah masalah kualitas pada bahan obat yang kita produksi. Mereka telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan kita dan meminta kita untuk membayar ganti rugi sebesar enam triliun!”

“Pak, gawat. Ada pesan dari bank yang meminta kita segera melunasi pinjaman!”

“Pak, gawat. Pabrik kita telah ditutup oleh pihak berwenang karena masalah kualitas!”

“Pak, gawat. Pemegang saham perusahaan kita satu per satu sudah mulai menjual saham mereka. Harga saham kita anjlok dan kita mengalami kerugian puluhan triliun dalam sekejap!”

“Pak, Almaris Group sudah bangkrut. Perusahaan lain yang dimiliki keluarga Sinaga juga mendapatkan getahnya. Banyak yang diperiksa dan disegel ….”

Bambang yang sedang memarahi David di telepon langsung pingsan setelah mendengar semua itu.

David juga mendengar semuanya dari ujung telepon sana. Pada saat ini, dia pun sadar bahwa orang yang ditelepon Nova tadi benar-benar Ihsan Pamungkas, dan apa yang pria itu bilang, bahwa dia akan memerintahkan untuk membuat keluarga Sinaga bangkrut, itu juga benar!

Dia berkeringat dingin dan terjatuh dalam keadaan berlutut di lantai!

“Nova, aku salah! Cepat telepon Pak Ihsan dan katakan padanya, jangan lakukan itu pada keluarga Sinaga lagi. Aku mohon padamu. Aku mohon!”

Keluarga Kurniawan tercengang melihat semua itu.

Nova juga sedikit bingung.

Ihsan bilang dia akan membuat keluarga Sinaga bangkrut. Ini belum berapa lama, tapi keluarga Sinaga benar-benar telah bangkrut. Cepat sekali!

Keluarga Sinaga adalah keluarga terkaya dari empat keluarga terkaya di Rivera. Bisa-bisanya mereka dibuat bangkrut secepat ini. Cepat sekali!

Toni tahu, keluarga Sinaga sudah hancur!

Dia juga tahu bahwa keluarga Kurniawan akan segera berjaya!

Dia memberi perintah, “Pak Satpam, usir David keluar!”

Dua satpam datang dan membawa David yang sedang berlutut di lantai pergi.

“Nova, aku salah. Aku benar-benar salah. Berilah aku kesempatan. Beri keluarga Sinaga kesempatan ....” David memohon di luar pintu.

Toni berdiri dan mempersilakan Nova untuk duduk, “Nova, ayo, duduk. Jangan berdiri.”

Kini, Nova adalah pahlawan di keluarga Kurniawan, karena mengenal orang hebat seperti Ihsan Pamungkas. Keluarga Kurniawan kalau tidak ingin berjaya pun tidak bisa sekarang.

Toni langsung memerintahkan, “Mulai sekarang, Nova akan menjadi direktur utama di Yorda Group, dengan gaji 600 juta per bulan!”

Nova tersenyum gembira, “Kek, apa Kakek benar-benar ingin aku menjadi direktur utama? Benar-benar dengan gaji 600 juta?”

“Tentu saja?”

“Lalu, bagaimana dengan Chandra?”

“Kalau kamu memang menyukainya, biarkan dia tinggal di rumah keluarga Kurniawan dulu untuk sementara waktu!”

Nova sangat gembira. Dia langsung berdiri dan meraih tangan Chandra, kemudian berseru seperti anak kecil, “Sayang, kamu nggak perlu pergi lagi!”

Chandra tersenyum kecil. Dia juga sangat puas melihat Nova sebahagia ini. Dia bersumpah untuk membuat Nova menghabiskan sisa hidupnya dengan perasaan bahagia dan tidak akan membiarkan Nova menderita sedikit pun.

Hari ini merupakan hari yang membuat Rivera gempar.

Tadi malam, Ahmad Sinaga meninggal.

Hari ini, keluarga Sinaga bangkrut. Keluarga terkaya dari empat keluarga terkaya telah menjadi sejarah, telah berubah dari keluarga kaya menjadi keluarga yang terlilit utang.

Di kediaman keluarga Sinaga.

Radika kembali, tetapi mendapat kabar bahwa keluarga Sinaga telah bangkrut. Bangkrut dalam waktu satu hari!

David berlutut di lantai ruang tengah rumah mereka.

“Om, semuanya karena Nova. Dia yang menghubungi Ihsan Pamungkas, sehingga Ihsan membatalkan kerja sama antara Almaris Group dan Arthur Group, juga memerintahkan untuk membuat keluarga Sinaga bangkrut!” ujar David sambil menangis.

“Preng!” Gelas yang ada di tangan Radika seketika pecah. Wajahnya masam, “Ihsan, berani sekali kamu mencari masalah dengan keluarga Sinaga. Keluarga Pamungkas juga nggak akan bisa melindungimu. Nova, aku berjanji akan membuat keluarga Kurniawan hancur!”

Hindi yang berada di samping bertanya dengan tenang, “Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang?”

Radika berdiri dan berkata, “Jangan khawatir. Aku punya rencanaku sendiri. Kita tunggu untuk beberapa waktu.”

Keluarga Sinaga sedang bersedih, sementara keluarga Kurniawan sedang bersorak.

Toni mengumumkan bahwa Nova adalah direktur utama Yorda Group sekarang, juga mengumumkannya ke luar sana. Mulai sekarang, Yorda Group menjadi mitra terpenting Arthur Group.

Ditambah lagi dengan berita yang menyebar bahwa Ihsan Pamungkas secara pribadi menyambut kedatangan Nova ke Arthur Group. Dalam sekejap, keluarga Kurniawan tiba-tiba menjadi sangat populer, dan menjadi incaran koneksi bagi banyak keluarga di Rivera.

Sedangkan Chandra, dia akhirnya mendapat restu dari keluarga Kurniawan untuk tinggal di rumah Nova.

Setelah Nova menjadi direktur utama, dia mulai sibuk. Dia berangkat sangat pagi dan pulang malam setiap hari, sibuk dengan urusan kantor.

Sementara Chandra, dia tinggal di rumah Nova. Dia tidak pergi bekerja. Dia membersihkan lantai dan memasak di rumah setiap hari. Ketika jam pulang kantor, dia mengendarai motor listrik kecilnya ke kantor Yorda Group untuk menjemput Nova pulang kerja.

Hari-hari seperti ini merupakan impian Chandra.

Tak terasa, dia sudah setengah bulan menjadi menantu keluarga Kurniawan.

Suatu sore, setelah menyapu lantai, Chandra keluar membuang sampah. Kemudian, dia mengendarai motor listriknya dan pergi ke kantor Yorda Group untuk menjemput Nova pulang.

Di pinggir jalan depan kantor Yorda Group.

Chandra berjongkok sambil merokok.

Paul juga berjongkok ke sampingnya.

“Kak, kerjaanmu setiap hari hanya menyapu lantai, memasak dan menjemput iparmu. Kamu nggak bosan, ya? Aku saja bosan melihatnya. Gimana kalau kita bawa iparku ke Gurun Selatan?”

“Kamu ngerti apa? Ini yang namanya hidup. Kehidupan sehari-hari.”

Chandra menghisap rokoknya dan menghembuskan asap. Lalu, dia melempar puntung rokoknya ke tanah dan berkata dengan ekspresi santai, “Aku sudah muak dengan perkelahian dan pembunuhan, sudah muak dengan hari-hari berpedang. Nova-lah yang membuatku pergi berperang selama sepuluh tahun. Aku hanya ingin berada di sisinya dan menjadikannya wanita paling bahagia di dunia selama sisa hidupku.”

“Ngomong-ngomong.” Paul teringat akan sesuatu dan berkata, “Keluarga Sinaga memang sudah bangkrut, tapi kita masih punya koneksi di Rivera, terutama Hindi yang punya banyak teman. Aku sudah mencair tahu, Hindi akan mengadakan acara lelang malam ini dan melelang banyak barang bagus. Dia ingin mengumpulkan dana dan berencana untuk bangkit. Sebagian besar dari barang-barang itu mereka rebut dari keluarga Atmaja sepuluh tahun lalu. Di antara barang-barang itu, ada foto yang nggak pernah bisa Kak Chandra lupakan itu.”

Raut muka Chandra langsung berubah masam ketika mendengarnya

Paul yang berada di sampingnya merasakan aura membunuh dari sekujur tubuh pria itu, seolah merasa suhu di sekitarnya turun seketika.

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 11

    “Lukisan Gunung Merabu …,” gumam Chandra pelan.Lukisan itu adalah lukisan pusaka milik keluarga Atmaja.Sebelum meninggal, kakeknya pernah memberitahunya bahwa keluarga Atmaja boleh hancur, tapi lukisan ini tidak boleh hilang.Chandra tidak pernah melupakan hal ini selama sepuluh tahun ini.“Paul, bersiaplah. Kita bergerak di malam hari.”“Oke.” Paul mengangguk.“Oke, kamu pergi dulu. Istriku akan segera pulang kerja. Dia nggak berharap aku berurusan dengan orang yang nggak jelas. Kamu nggak kelihatan seperti orang baik. Kalau istriku melihatmu, aku akan dimarahi lagi.”Ekspresi Paul menegang. Kulitnya hanya sedikit hitam. Kenapa dia jadi dianggap orang yang tidak jelas dan orang yang tidak baik?“Kok masih bengong? Cepat pergi.” Chandra menendang pria itu.Paul pun berbalik badan dan pergi.Chandra melihat jam. Sudah waktu pulang kerja. Nova akan segera keluar.Dia pun mendorong motor listrik yang ada di sebelahnya dan berjalan menuju kantor Yorda Group. Sebelum dia sampai ke sana, d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 12

    Chandra tampak tak berdaya.Nova berkata, “Ambilkan gaun di dalam lemariku. Ada perjamuan penting mala mini.”Chandra bangkit dan berjalan menuju lemari, membuka pintu lemari dan bertanya, “Sayang, yang mana?”“Yang putih, dengan belahan V di leher.”“Nggak boleh pakai gaun ini. Kamu nggak boleh pakai yang terlalu terbuka seperti ini di luar. Gaun yang ini bagus.” Chandra mengambil sebuah gaun hitam berleher tinggi dan menyerahkannya pada Nova, lalu bertanya, “Ngomong-ngomong, perjamuan apa?”Nova berkata, “Hindi Sinaga mengadakan acara lelang. Ada banyak barang bagus yang dilelangkan. Tamu yang hadir juga orang-orang penting. Aku juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperluas koneksiku.”Chandra sedikit kaget mendengarnya, tapi tidak mengatakan apa-apa dan malah bertanya, “Apa perlu aku mengantarmu pakai motor?”“Aku naik taksi saja.”“Oh, oke.”Setelah berganti pakaian, Nova pun pergi.Di vila kediaman keluarga Sinaga.Ini adalah satu-satunya vila yang tersisa milik keluarga

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 13

    Puluhan mobil jip melaju menuju vila keluarga Kurniawan. Tentara-tentara bersenjata lengkap menyerbu rumah mereka.Anggota keluarga Kurniawan lainnya langsung panik. Toni yang sudah tidur, terbangun dengan masih mengenakan piyamanya. Ketika melihat puluhan tentara berada di sana, wajahnya menjadi pucat karena ketakutan. Dia buru-buru bertanya, “Ada apa?”“Bawa pergi.”Setelah perintah itu, Toni ditahan oleh dua tentara dan dibawa pergi dengan paksa.Anggota keluarga Kurniawan lainnya yang sudah tidur juga dibawa paksa.Sementara itu, di rumah Nova.Boni dan Yani sudah tidur.“Bruk!” Pintunya didobrak sampai terbuka. Kemudian, sekelompok orang masuk dan membawa mereka pergi dengan paksa.Di lantai atas Rivera Hotel, di sebuah ruang rahasia.Nova diikat, dan setelah beberapa saat, anggota keluarga Kurniawan lainnya juga dibawa ke sana. Kakeknya ayahnya, paman pertamanya Om Hardi, paman keduanya Om Jaka, dan puluhan orang dari keluarga Kurniawan semuanya dibawa ke sana. Semuanya diikat.M

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 14

    Ada dua luka berdarah di wajah Nova yang cantik. Darahnya menetes ke pipi dan menodai lehernya.Penglihatannya kabur, karena air mata terus menetes.Air matanya mengalir dan bercampur dengan darah di wajahnya.Dia sudah putus asa.Dia merasa tidak berdaya menghadapi Radika, komandan dari keluarga Sinaga itu.Dia benci!Dia benci pada dirinya yang dulu. Mengapa dia harus menerobos masuk ketika mendengar ada teriakan minta tolong di tengah kebakaran itu!Hanya karena dia menolong satu orang, dia terluka bakar dan harus hidup menderita selama sepuluh tahun!Setelah menderita luka bakar itu, dia menjadi bahan olokan dan tertawaan teman-temannya!Teman-teman yang dulu berteman baik dengannya juga ikut mengabaikannya!Teman-teman di kelas kalau melihatnya seperti melihat orang berpenyakit, menjauh darinya!Dia tidak disukai oleh keluarganya, dan bahkan orang tuanya sendiri memandangnya dengan rendah!Setelah lukanya sembuh total, dia merasa penderitaannya selama sepuluh tahun terakhir tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 15

    “Orang itu adalah aku.”Satu kalimat pendek, tapi kalimat itu menggelegar di telinga semua orang yang ada di sana bagaikan petir, membuat pikiran mereka kosong, membuat mereka bingung.Bahkan, Radika yang berada di panggung juga tertegun sejenak.Dia adalah wakil komandan di perbatasan barat yang telah mengalami banyak pertempuran, tetapi dia juga dibuat terpana oleh teriakan Chandra.Dia tidak menyadari apa yang sedang terjadi saat itu. Ketika dia sadar, dia melihat seorang pria berjalan masuk.Orang itu mengenakan topeng hitam di wajahnya dan aura dingin menyelimuti seluruh tubuhnya. Aura dingin itu seolah menurunkan suhu ruangan itu.“Dia?”“Pria bertopeng itu yang membunuh Ahmad Sinaga!”Orang-orang di ruangan itu mulai menyadarinya. Wajah mereka pucat karena ketakutan ketika melihat Chandra berjalan mendekat.Setengah bulan yang lalu, tangan Denis Sinaga dipatahkan dan kepala Ahmad Sinaga dipotong. Pemandangan tubuh Ahmad yang terbaring dalam genangan darah muncul di benak semua o

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 16

    Rivera adalah kota pusat kedokteran.Delapan puluh persen bahan obat tradisional di dunia dikirim dari sini.Ada grup farmasi dengan nilai pasar ratusan triliun, dan ada ratusan ribu pabrik pengolahan bahan obat, baik itu yang besar maupun yang kecil.Di sini, pasti ada klinik pengobatan tradisional di setiap jalan dan gang.Jalan Nantaboga adalah jalan yang paling “multicultural” di Rivera. Di sini adalah tempat berkumpulnya tiga agama dan sembilan aliran, ada yang menjual barang antik, ada KTV, bar, dan panti pijat.Ada sebuah klinik di Jalan Nantaboga ini.“Klinik Mortal.”Di sinilah tempat bawahan Chandra, Paul, menetap di Rivera.Chandra adalah Dokter Sakti. Paul telah mengikutinya selama bertahun-tahun dan tahu sedikit tentang kedokteran. Memeriksa orang yang masuk angin ataupun yang memar karena pukulan bukan hal yang sulit baginya.Saat ini di atas meja operasi, di Klinik Mortal.Chandra menatap Nova yang wajahnya berlumuran darah. Lutut wanita itu robek dan kotor karena debu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 17

    Matahari terbit, menyinari bumi yang gelap gulita. Warga kota satu per satu bangun, mandi, dan memulai hari baru mereka.Pagi ini di ruangan direktur utama kantor Arthur Group.“Pak, sesuatu yang besar terjadi semalam.” Seorang wanita seksi dan cantik berdiri di samping Ihsan Pamungkas dan menjelaskan secara detail apa yang terjadi di acara lelang yang diadakan oleh keluarga Sinaga tadi malam.“Radika menangkap Nova dan keluarga Kurniawan?” Ihsan sedikit terkejut mendengarnya, lalu bertanya, “Apa Radika akhirnya mati?”“Benar, Pak. Dari informasi yang kami terima, Radika awalnya berencana untuk membalas dendam pada keluarga Kurniawan dulu, baru kemudian membalas dendam pada Arthur Group. Tapi, ketika dia menangkap Nova Kurniawan, pria bertopeng yang membunuh Ahmad Sinaga datang dan membunuhnya.”Ihsan melambaikan tangannya pelan, “Oke, kamu boleh pergi.”Setelah sekretarisnya pergi, Ihsan tersenyum kecil dan bergumam pada dirinya sendiri, “Berani sekali dia mengganggu Nova. Memang ngg

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jenderal Naga   Bab 18

    Chandra tidak mau ikut campur. Dia berkata, “Kirimkan aku sedikit uang. Aku mau beli sarapan untuk Nova.”Paul berkata, “Aku akan mentransfernya.”Chandra keluar dari klinik, pergi ke jalanan dan membeli bubuk untuk Nova.Ketika dia kembali, Nova sudah bangun.Wajah Nova masih terbungkus kain kasa. Dia berbaring di tempat tidur dan matanya kosong. Dia melamun sambil menatap langit-langit.Chandra berjalan mendekat, meletakkan sarapan yang dibelinya, dan memanggil Nova dengan lembut, “Sayang.”Nova tidak menanggapi.Chandra meraih tangannya, “Sudah, semuanya sudah berakhir.”Nova menoleh sedikit, menatap Chandra, kemudian mulai terisak pelan. Badannya sedikit gemetar dan ekspresinya panik, “Aku, aku sudah membuat Radika Sinaga tersinggung. Aku sudah hancur. Pergilah. Aku nggak ingin membuatmu terlibat.”Chandra menghibur, “Nggak apa-apa. Aku lihat berita hari ini, sepertinya dia dibunuh oleh seorang bertopeng hitam. Saat ini, polisi sedang mencari pembunuhnya.”Nova kaget mendengarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 1959

    Gunung tempat Istana Bunga berdiri hancur dalam sekejap, lenyap menjadi abu. Puluhan kilometer di sekitarnya berubah menjadi puing-puing tanpa ada tanda-tanda kehidupan yang tersisa. “Apakah Chandra sudah mati?”“Apakah dia menggunakan teknik pamungkas untuk membasmi musuh?” Bisikan penuh kebingungan terdengar di antara orang-orang yang selamat. Setelah keadaan mulai tenang, para pesilat yang sebelumnya melarikan diri kembali ke lokasi, berharap menemukan Chandra di tengah reruntuhan. Di antara puing-puing, terdengar suara batu yang bergerak. Sosok seorang pria yang bersimbah darah perlahan bangkit. Dia duduk di atas batu besar, terengah-engah sambil memegangi luka-lukanya. “Sialan! Hampir saja aku mati karenanya,” gumam Jayhan dengan nada berat. Wajahnya muram. Jayhan tidak pernah menyangka Chandra akan menyerangnya tiba-tiba. Jarak yang terlalu dekat dan kurangnya kewaspadaan membuatnya terkena serangan langsung. Meski kekuatan Jayhan luar biasa, serangan itu hampir mere

  • Jenderal Naga   Bab 1958

    "Bagaimana mungkin? Kenapa ada aura yang begitu kuat?" Semua orang merasakan kehadiran aura menakutkan dari puncak gunung. Mereka semua diliputi rasa ngeri yang membuat bulu kuduk merinding. Krak... Krak... Krak. Di bawah tekanan aura tersebut, pegunungan tempat Istana Bunga berdiri mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan. Orang- orang di kaki gunung berubah wajah seketika. "Celaka! Cepat lari!" Dengan panik dan wajah pucat pasi, mereka bergegas melarikan diri. Di puncak gunung. Chandra sedang menggabungkan dua aliran energi murni di dalam tubuhnya. Kedua energi tersebut menyatu menjadi kekuatan baru yang sangat luar biasa. Dia berusaha keras mengendalikan kekuatan itu, tetapi kekuatan tersebut terlalu besar, terlalu mengerikan. Begitu besar hingga hampir tidak mampu Chandra kendalikan. "Hahaha!" Jayhan tertawa terbahak-bahak, penuh kegilaan. Kekuatan ini luar biasa. Seseorang yang bahkan belum mencapai tingkat Alam Mahasakti mampu menunjukkan teknik sehebat ini. Ini bu

  • Jenderal Naga   Bab 1957

    Jayhan sangat cemas. Dia sangat ingin tahu tentang ilmu yang dipelajari Chandra. Dia tahu, nenek moyang Bumi pernah melahirkan banyak pesilat hebat, dan para pesilat itu meninggalkan ilmu-ilmu luar biasa. Jayhan curiga Chandra telah mendapatkan salah satu ilmu tertinggi itu. Sementara itu, Chandra tampak berpikir serius. Dia belum mengambil keputusan. Melihat Chandra ragu-ragu, Jayhan segera berkata, “Tenang saja, aku selalu menepati janji. Setelah kau memberikan ilmu itu kepadaku, aku akan melindungimu. Bahkan setelah segel Bumi terbuka, aku pastikan kau akan hidup dengan baik.” Namun, kekhawatiran Chandra bukan tentang memberikan ilmu itu, melainkan apakah ia bisa menggunakan ilmu pamungkasnya untuk membunuh Jayhan. Jayhan sangat kuat, bahkan terlalu kuat. Jika Jayhan sedikit saja waspada, rencananya pasti gagal. Untuk membunuh Jayhan, Chandra butuh membuatnya benar-benar lengah. Dia sadar, menggunakan Sangkar Kosmik begitu saja tidak akan berhasil. Jayhan pasti akan bers

  • Jenderal Naga   Bab 1956

    "Silakan, katakan."Jayhan benar-benar menginginkan ilmu yang dikuasai oleh Chandra. Bukan hanya satu atau dua pertanyaan—puluhan pun akan ia jawab tanpa ragu.Chandra menatap Jayhan dengan serius, lalu bertanya, “Apakah di Alam Niskala ada celah dalam segel yang memungkinkan makhluk-makhluk dari sana masuk ke Bumi?”Jayhan mengangguk sambil berkata, “Benar. Di Alam Niskala memang ada celah pada segelnya. Siapa pun yang berhasil melewati celah itu, bisa langsung muncul di Bumi.”“Jadi, tidak lama lagi akan ada lebih banyak makhluk dari Alam Niskala yang muncul di Bumi?” Chandra melanjutkan.Jayhan kembali mengangguk. “Ya, benar. Tapi melewati celah itu bukan perkara mudah. Dari seratus orang yang mencoba, mungkin hanya satu yang berhasil. Sisanya akan mati dalam prosesnya.”Mendengar jawaban itu, Chandra menarik napas lega. Namun, ia segera mengajukan pertanyaan lain, “Saat ini, level kekuatanmu ada di tahap apa?”“Mahasakti Sempurna, hanya satu langkah lagi menuju Transenden,” jawab J

  • Jenderal Naga   Bab 1955

    Jayhan berdiri di depan Chandra dengan senyum penuh ancaman, matanya menatap tajam ke arah pria yang sedang berjuang untuk tetap hidup.“Chandra, aku sudah membiarkan semua orang pergi. Sekarang, serahkan teknik kultivasi yang kau gunakan,” katanya tegas. “Jangan coba mempermainkanku. Jika aku mau, aku bisa menangkap mereka kembali, dan kali ini, mereka pasti mati.”Chandra perlahan membuka matanya. Wajahnya datar, nyaris tanpa emosi. Dengan suara lemah, dia berkata, “Aku terluka parah dan bisa mati kapan saja. Setidaknya beri aku waktu untuk pulih. Setelah aku sembuh, aku akan memberikannya padamu.”Setelah itu, Chandra kembali terdiam. Ia menutup mulutnya rapat-rapat, tak ingin berbicara lebih banyak. Jayhan hanya mendengus, tidak terlihat tergesa-gesa. Dalam pikirannya, Chandra hanyalah seekor semut—mudah dihancurkan kapan saja.Di Kaki Gunung Istana BungaSejumlah pesilat berkumpul di kaki gunung, wajah mereka penuh kecemasan. Suasana tegang menyelimuti mereka.“Apa yang harus kita

  • Jenderal Naga   Bab 1954

    Jayhan berdiri dengan percaya diri, memandang Chandra yang terhuyung-huyung dengan tubuh penuh luka. Meski kekuatannya jauh melampaui Santara, ketahanan Chandra berhasil membuat Jayhan terkejut.“Anak muda, aku sungguh meremehkanmu,” ujar Jayhan, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Kabarnya hari ini adalah hari bahagiamu. Kau akan menikahi tiga wanita sekaligus, bukan? Aku penasaran, seberapa lama kau bisa bertahan.”Jayhan melambaikan tangannya, memunculkan kekuatan besar yang menarik tubuh Sonia dari kejauhan. Tubuh Sonia terlempar dan jatuh di samping Chandra yang terkapar lemah. Dengan gerakan tenang, Jayhan mencabut pedang panjangnya, lalu menempatkan ujungnya di leher Sonia.“Chandra,” katanya dengan nada sinis, “apa kau akan merasa sakit hati jika aku membunuhnya sekarang?”Sonia, meski lemah, tidak gentar. Dengan suara serak tetapi penuh keberanian, dia menjawab, “Bunuh saja. Tidak perlu banyak bicara.”Mati di sisi Chandra? Itu sudah cukup bagi Sonia. Dia merangkak pelan mendeka

  • Jenderal Naga   Bab 1953

    Jayhan tertegun. Di Bumi, energi spiritual sangatlah tipis. Namun, saat ini, energi itu berkumpul dengan luar biasa kuat di satu titik. Fenomena seperti ini hanya mungkin terjadi jika seseorang menggunakan teknik kultivasi tingkat tinggi. Dengan satu lambaian tangan, Jayhan menciptakan kekuatan besar yang menyapu puing-puing. Chandra, yang tengah menggunakan Sembilan Transformasi Tubuh Emas, tak mampu melawan kekuatan itu. Tubuhnya terangkat dan terlempar ke hadapan Jayhan sebelum jatuh dengan keras ke tanah. “Kau masih hidup?” Santara tampak terkejut. Dia tahu betapa mematikannya serangan yang dilancarkannya tadi. Tidak ada seorang pun di bawah Alam Mahasakti yang seharusnya bisa bertahan. Namun, Chandra ternyata masih bernapas.Chandra terbaring di tanah. Tubuhnya menggigil hebat, dan darah segar kembali keluar dari mulutnya, membasahi tanah di sekitarnya. “Chandra ....” Sonia yang melihat itu segera mencoba mendekatinya. Tetapi, sebelum sempat mencapai Chandra, kekuatan tak

  • Jenderal Naga   Bab 1952

    Santara mencengkeram tubuh Chandra dengan kekuatan luar biasa. Rasanya seperti tertindih gunung, membuat Chandra benar-benar tak mampu bergerak. Santara melayangkan pukulan keras ke tubuhnya. “BUGH!” Dampaknya seketika memutuskan banyak meridian di tubuh Chandra, membuatnya memuntahkan darah segar. Belum cukup, Santara mengayunkan tendangan kuat yang membuat tubuh Chandra terlempar jauh, menghantam gunung di kejauhan. “BOOM!” Dentuman itu membuat tanah bergetar hebat. Tubuh Chandra tergeletak di antara reruntuhan gunung, tak bergerak sama sekali. Dari kejauhan, para pesilat yang melarikan diri menyaksikan semua itu dengan wajah pucat dan penuh keterkejutan. Mereka tahu Santara kuat, tetapi Chandra juga bukan orang sembarangan. Bagaimana bisa dia tak memiliki peluang untuk melawan? Jayhan, yang mengambang di udara, tiba-tiba mengangkat tangannya. “Berhenti,” katanya pelan. Namun, suaranya bergema seperti guntur di telinga semua orang. Dengan satu lambaian tangan, Jayhan menc

  • Jenderal Naga   Bab 1951

    Senior Suku Tantra, Jayhan, berdiri dengan tenang di aula utama Istana Bunga. Wajahnya dingin dan penuh wibawa, memancarkan aura intimidasi yang membuat siapa pun enggan mendekat. Di usianya yang baru menginjak tiga puluh tahun, Jayhan telah menjadi figur luar biasa. Lahir di Alam Niskala dan dibimbing langsung oleh salah satu dari sepuluh tokoh terkuat di sana, pemimpin Suku Tantra, Jayhan mengukir nama sebagai salah satu yang terhebat. Dengan bakat luar biasa dan sumber daya melimpah, ia bahkan melampaui kekuatan Santara.Namun, hari ini Jayhan merasa kecewa. Ia mengharapkan kehadiran tokoh besar seperti Basita atau Raja Januar, tetapi yang ditemuinya hanyalah pesilat-pesilat kelas bawah. Hanya satu orang yang menarik perhatiannya—Chandra. Jayhan memandang Chandra dengan tatapan dingin. Suaranya datar namun mengandung ancaman saat berkata, “Membunuhmu sudah cukup. Sisanya, tak ada artinya.”Lalu, Jayhan berpaling ke arah Santara dan memberi perintah singkat, “Habisi dia.”Santara me

DMCA.com Protection Status