Share

Bab 3

Penulis: Angin
Sudah sepuluh hari sejak Nova pergi dari kediaman keluarga besarnya, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang menanyakan kabarnya. Di mata mereka, mungkin Nova hanyalah aib keluarga dan bahan bulan-bulanan satu kota. Dengan perginya Nova, kini usaha mereka bisa selangkah lebih maju.

Setelah paras Nova sudah kembali seperti semula, dia segera membuat akta pernikahan dan kembali ke rumah keluarganya.

Toni Kurniawan memiliki tiga orang anak. Anak sulungnya bernama Hardi, anak kedua namanya Jaka, dan yang bungsu bernama Boni. Boni selaku ayahnya Nova hanya dipandang sebelah mata karena apa yang terjadi kepada Nova, meski sesungguhnya dia juga telah berjasa besar bagi usaha keluarga.

Walau Boni menjabat sebagai manajer eksekutif di perusahaan keluarganya sekalipun, dia tidak memiliki pembagian saham dan tidak mendapatkan dividen, melainkan hanya gaji per bulan. Perlakuan tidak adil ini tentu saja membuat Boni hidup dengan kondisi yang pas-pasan. Bahkan rumah saja dia masih harus cicil per bulan.

“Chan, ini dia rumahku,” kata Nova sambil menunjuk ke pintu rumahnya, “Tapi ini masih nggak sebanding sama rumah kamu.”

“Asal ada kamu, di mana pun itu, ya rumahku,” balas Chandra.

Nova lalu mengetuk pintu dan tak lama kemudian, ibunya, Yani, membukakan pintu. Yani kaget ketika dia melihat ada seorang wanita cantik dan pria tak dikenal berada di depan rumahnya, dan dia pun bertanya, “Kalian siapa, ya? Mau cari siapa?”

“Ma,” sahut Nova.

Panggilan “Ma” membuat Yani seketika itu juga terkesiap. Dia menatap lekat wanita cantik yang ada di depannya itu cukup lama tanpa memberikan reaksi apa pun.

“Ma, ini aku, Nova.”

“Eh? Ka-kamu Nova?”

“Iya, Ma. Aku sudah sembuh.”

“Ma,” sahut Chandra.

“Kamu siapa?” tanya Yani.

“Dia ini suamiku. Dia cucu menantu yang Kakek cariin,” jawab Nova sambil merangkul lengan Chandra.

Yani langsung tersadar kembali seketika mendengar hal itu, lalu dia menarik Nova dan berkata padanya, “Mama nggak pernah mengakui dia sebagai menantu.” Lalu dia meraba wajah Nova dan kembali berkata, “Nova, beneran ini kamu? Muka kamu … luka di badan kamu gimana bisa hilang semua?”

“Selama sepuluh hari ini aku berobat. Sekarang aku sudah sembuh total, jadi aku nggak bakal bikin Mama malu lagi,” kata Nova terisak.

Nova telah membuat keluarganya menanggung malu semenjak insiden kebakaran yang terjadi sepuluh tahun lalu, sampai seluruh keluarga Kurniawan dan kedua orang tuanya pun tidak berani untuk menampilkan wajah mereka di depan umum.

“Nak ….”

Yani memeluk putrinya dengan erat dan berkata sambil meneteskan air mata, “Nak, maaf Mama sudah jahat sama kamu selama ini. Ayo masuk.”

Kembalinya paras putrinya seperti sedia kala memberikan sebuah ide kepada Yani. Dengan wajah putrinya yang cantik ini, dia bisa menikah dengan pria kaya atau bahkan konglomerat, dan bukan malah menghabiskan sisa hidupnya dengan sampah yang hanya menikahi Nova hanya demi harta keluarganya.

Yani pun melayangkan tatapan sinis kepada Chandra dan menunjuk ke arah pintu masuk sambil berkata, “Keluar kamu.”

“Ma, kenapa? Dia kan suamiku. Kakek sendiri yang milih dia.”

“Ayo kita pergi ke rumah kakek kamu. Biar dia yang batalin pernikahannya,” kata Yani.

“Chan ….”

Nova pun membalikkan tubuhnya sambil memasang raut wajah pasrah, sedangkan Chandra hanya mengangkat bahunya seakan tidak peduli dengan hal ini dan hanya mengikuti mereka berdua saja. Sementara itu di kediaman keluarga Kurniawan, semua anggota keluarga lainnya tertegun melihat wanita cantik yang berdiri di samping Yani.

Di-dia itu Nova?

Itu Nova yang selama sepuluh tahun ini mukanya hancur?

Kok, bisa? Kenapa hanya dalam sepuluh hari wajahnya sudah berubah?

“Kamu Nova?”

“Serius ini Nova? Kamu oplas di Korea? Memangnya teknologi operasi plastik sudah secanggih itu?”

Seluruh anggota keluarga Kurniawan masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka masih tidak percaya bahwa wanita cantik yang ada di depan mata mereka itu adalah Nova. Apa jangan-jangan dia memakan pil ajaib sampai bisa seperti itu?

“Pa, aku nggak setuju sama pernikahan ini. Dengan kecantikan Nova yang sekarang, dia bisa menikah sama cowok yang lebih kaya,” kata Yani.

Toni yang sedang duduk di sofa sambil mengisap rokoknya pun ikut menatap Nova. Da masih tidak tahu apa yang telah terjadi pada cucunya, mengapa wajahnya yang hancur itu bisa berubah 180 derajat hanya dalam waktu sepuluh hari.

Namun, memang harus diakui bahwa Nova yang sekarang memang luar biasa cantik, maka dari itu dia pun mengangguk, “Benar juga. Masih banyak cowok dari keluarga kaya di kota ini yang belum menikah. Coba aku minta koneksiku untuk cair suami yang pantas untuk Nova.”

“Aku nggak setuju,” ujar Nova, “Kakek sendiri yang milih Chandra untuk jadi suamiku. Dia yang nyembuhin aku, tapi kalian malah ngebatalin. Kalian anggap aku ini apa?”

“Ngomong apa kamu, dasar anak nggak tahu diuntung ….”

Plak!

Yani pun langsung menampar wajah Nova dengan keras dan kembali menegurnya, “Memang apa bagusnya hidup sama orang miskin kayak dia?”

Sambil memegangi wajahnya yang barusan dipukul, Nova mengambil sebilah pisau buah yang ada di atas meja dan menodongkan ke wajahnya sendiri. “Kalau kalian masih terus maksa aku, aku rusak mukaku sendiri.”

“Kamu …,” ujar Yani gemetar.

“Cukup!” seru Toni, “Nova, Kakek begini juga demi kebaikan kamu. Dengan muka kamu yang sekarang, menikah sama keluarga kaya bukan hal yang susah. Masa kamu nggak mau hidup enak? Buat apa bertahan sama orang miskin?”

Chandra yang dari awal hanya diam saja akhirnya berdiri, lalu menatap semua anggota keluarga Kurniawan dan berkata, “Aku nggak perlu jadi bagian dari keluarga kalian, tapi aku dan Nova sudah bikin akta pernikahan. Kalau Nova setuju untuk cerai, aku nggak bakal ngomong apa-apa lagi. Tapi kalau dia nggak setuju, nggak ada yang bisa maksa dia.”

“Bocah, siapa yang izinin kamu ngomong?” kata Leon, cucu tertuanya Toni sambil menunjuk Chandra, “Kamu itu cuma sampah yang dipungut sama keluarga Kurniawan. Kamu nggak punya hak untuk buka mulut. Kalau kami suruh kamu pergi, ya pergi saja.”

Chandra pun membalasnya dengan memelintir jari Leon dan berkata, “Belum pernah ada orang yang berani nunjuk aku kayak begini sebelumnya.”

“Argh! Sakit!”

Leon menjerit kesakitan sampai badannya ikut melengkung. “Ak-aku salah. Lepasin dulu.”

Akhirnya Chandra melepaskan tangan Leon, tapi Leon yang sudah terlanjur mengamuk segera mengambil asbak dari atas meja dan menghantamnya ke arah kepala Chandra.

“Ngapain kamu?”tegur Toni, “Keluarga kita juga punya aturan. Cepat taruh!”

“Kek, orang ini sudah keterlaluan, harusnya Kakek belain aku.”

“Sudah,” ujar Toni sambil menatap Chandra, “Aku kasih kamu satu miliar, tapi kamu harus cerai sama Nova dan jangan pernah lagi hubungi dia mulai sekarang.”

“Aku nggak mau!” teriak Nova.

“Masih berani ngelawan?” bentak Toni seraya menggebrak meja, “Kakek ini kepala keluarga, jadi Kakek yang ambil keputusan untuk semua urusan keluarga.”

Chandra sendiri tidak ingin melihat Nova bertengkar dengan keluarganya. Kepulangan dia kali ini adalah untuk balas budi, dan juga balas dendam. Dia tidak ingin balas budinya ini malah membuat hubungan Nova dengan keluarganya retak.

“Kakek, tolong kasih aku satu kesempatan. Aku bakal buktiin kalau aku nggak kalah dari orang lain,” kata Chandra.

“Kesempatan?” ledek Leon, “Chandra, dari biodata saja sudah kelihatan kalau kamu itu yatim piatu. Orang yang tumbuh di panti asuhan terus jadi tentara mana pantas untuk Nova yang sekarang? Kamu tahu Arthur Group? Dari dulu kamu mau kerja sama dengan mereka, tapi nggak berhasil. Kalau kamu bisa bikin mereka mau kerja sama dengan kami, baru aku akui.”

Sejak awal Leon memang sudah tidak suka dengan Chandra. Seorang pensiunan militer pasti tidak punya uang, dan otoritasnya juga sudah hilang, jadi apa lagi yang dia punya? Maka dari itu Leon memikirkan sebuah cara agar Chandra merasa kewalahan dan mundur dengan sendirinya.

Leon sudah memiliki kandidat yang lebih layak untuk menjadi adik iparnya, yaitu David dari keluarga Sinaga, salah satu Empat Keluarga Besar di sini.

“Kek, coba kasih Chandra kesempatan saja. Kalau dia berhasil menggaet Arthur Group, kita akui kehebatan dia. Tapi kalau nggak bisa, kita usir dia.”

“Hmmm, boleh juga. Usaha utama keluarga Kurniawan itu pengolahan bahan obat herbal. Akhir-akhir ini Arthur Group lagi produksi besar-besaran. Banyak perusahaan pesaing yang rebutan mau ambil orderannya mereka. Kalau kamu bisa dapat orderan dari mereka minimal senilai 60 miliar saja. Aku akui kamu sebagai bagian dari keluarga Kurniawan. Aku kasih kamu waktu sepuluh hari …,” kata Toni.

“Nggak perlu sepuluh hari, besok juga bisa.”

Seusai berkata demikian, Chandra membawa Nova keluar dari rumah itu.

“Cih, sombong banget. Arthur Group itu pentolan di industri obat-obatan. Dia pikir gampang bisa dapat orderan dari mereka?” cibir Leon.

“Papa nggak boleh lembek begitu. Cuma 60 miliar doang, mah, nggak seberapa. Dengan tampang Nova yang sekarang, dia bisa menikah sama salah satu dari Empat Keluarga Besar,” imbuh Yani.

“Kita nggak boleh terburu-buru. Orderan dari Arthur Group dikontrol sama mereka, jadi nggak segampang itu. Biar dia yang mundur sendiri saja, habis itu baru kita pikirin cara supaya Nova bisa menikah lagi. Asal bisa masuk ke salah satu dari Empat Keluarga Besar, reputasi kita pasti bisa naik pesat.”
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ronggur Milae
hei thor.. kalau buat cerita yg berlogika sedikit lah, sdh macam bodat kau kutengok, ceritamu tdk masuk akal, klu pun plagiat, jgn salah menterjemahkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 4

    Begitu meninggalkan kediaman keluarga Kurniawan, sambil meneteskan air mata Nova pun berkata, “Chan, maaf, ya. Aku memang nggak berguna. Aku bahkan nggak bisa ambil keputusan sendiri untuk kehidupan rumah tanggaku sendiri.” “Kan Kakek kamu sudah bilang, asal aku bisa dapat orderan dari Arthur Group, dia bakal mengakui aku sebagai suami kamu,” kata Chandra. “Tapi masalahnya mereka itu Arthur Group, lho.” Sebagai warga Rivera, tentu saja Nova tahu apa itu Arthur Group, dan sebesar apa mereka. Arthur Group adalah perusahaan besar skala internasional yang baru saja menginjakkan kaki di tanah Rivera beberapa tahun terakhir, dan semua proyek yang mereka kerjakan pada dasarnya telah dikendalikan oleh Empat Keluarga Besar. “Kalau nggak dicoba dulu, gimana kita bisa tahu,” balas Chandra. “Oh, aku baru ingat. Aku punya teman sekolah yang kerja di sana, jabatannya juga sudah cukup tinggi. Coba aku tanya dia, siapa tahu dia bisa temuin kita sama atasan Arthur Group,” ujar Nova. “Oke.” Denga

  • Jenderal Naga   Bab 5

    Hari ini adalah hari yang menggembirakan bagi keluarga Sinaga. Almaris Group yang berada di bawah naungan mereka menandatangani perjanjian dengan Arthur Group dan resmi menjadi partner bisnis dekat. Ini menandakan kedudukan keluarga Sinaga yang semakin meningkat. Ditambah lagi, hari itu juga bertepatan dengan ulang tahun ke-80 kepala keluarga Sinaga, Ahmad. Di depan kediaman keluarga Sinaga sudah berkumpul banyak mobil mewah, dan satu per satu tokoh penting di Rivera pada berdatangan untuk mengucapkan selamat kepada keluarga Sinaga. “Keluarga Wangsa memberikan batu giok yang harganya 16 miliar. Keluarga Tedjo menghadiahkan seekor katak emas yang dipercaya bisa membawakan kekayaan, harga satu ekor katak itu mencapai 24 miliar. Dan keluarga Cahyadi membawakan karya asli milik seorang pelukis terkenal yang harganya mencapai 17 miliar,” ujar seorang pembawa acara yang tak hentinya mengumumkan setiap hadiah yang dibawakan oleh para tamu. Ahmad masih terlihat begitu muda dan penuh dengan

  • Jenderal Naga   Bab 6

    Keesokan paginya, Chandra mendapatkan panggilan dari Nova. “Sayang, tadi aku sudah tanya temanku, dia bilang bisa bantu. Dia juga sudah bikin janji supaya aku bisa ketemu sama Pak Ihsan. Kamu di mana? Ayo kita berangkat ke sana sekarang.” “Kamu tunggu saja di rumah, nanti kau jemput.” Setelah itu Chandra langsung menutup telepon, bangun dari kasurnya dan mandi, lalu berangkat.“Kak, hari ini mau ke mana?” tanya Paul yang sudah siap menunggu di depan mobil. “Ke rumahnya Nova.” “Oke, ayo naik.” Mereka pun langsung menuju rumahnya Nova dan menunggu di luar, dan tak lama kemudian Nova pun keluar dari rumahnya. Hari ini Nova merias dirinya dengan sangat cantik karena hari ini akan bertemu dengan presiden direktur Arthur Group. Dia juga mengenakan gaun yang pas dengan tubuhnya dan membiarkan rambutnya tergerai alami sampai ke bahu. Dari jauh Nova sudah melihat suaminya yang sudah menunggu di depan mobil, dan dia pun berlari kecil menghampirinya sambil berkata dengan riang gembira, “Te

  • Jenderal Naga   Bab 7

    Dodi menunjukkan ekspresi seakan dia yakin akan mendapatkan Nova untuk malam ini. Dia menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan karena jabatan inilah dia sudah mencicipi entah berapa banyak wanita. Awalnya para wanita itu memang menolak, tapi seiring berjalannya waktu, malah mereka sendiri yang berinisiatif mendatangi Dodi. Sisca juga sama-sama ingin masalah ini cepat terselesaikan, karena jika semuanya sudah beres dan Dodi merasa puas, dia juga yang akan mendapatkan keuntungan. “Nov, aku tahu selama ini hidup kamu cukup menderita, tapi sekarang kamu sudah cantik, makanya kamu harus bisa manfaatin kecantikan kamu itu. Masa muda cewek itu cuma sebentar. Sayang banget kalau sampai kelewatan,” kata Sisca. “Nggak, aku sudah punya suami,” bantah Nova. “Jangan ngelunjak kamu, Nova. Sudah bagus Pak Dodi mau bantuin kamu. Harusnya kamu merasa terhormat. Kalau sampai Pak Dodi merasa tersinggung, jangan harap kamu bisa kerja sama dengan Arthur Group.” “Chan ….” Chandra sedikit pun tidak men

  • Jenderal Naga   Bab 8

    Dodi menunjukkan ekspresi seakan dia yakin akan mendapatkan Nova untuk malam ini. Dia menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan karena jabatan inilah dia sudah mencicipi entah berapa banyak wanita. Awalnya para wanita itu memang menolak, tapi seiring berjalannya waktu, malah mereka sendiri yang berinisiatif mendatangi Dodi. “Karena aku apanya? Aku ini kan cuma anak yatim piatu. Mana mungkin aku bisa kenal sama orang kayak Ihsan,” bantah Chandra. “Cih, nggak usah pura-pura. Rumah kamu yang di Imperial Residences itu gimana?” “Aku mana sanggup tinggal di sana. Imperial Residences itu punya temanku yang dulu sama-sama di panti asuhan. Sekarang dia lagi di luar negeri, dan karena aku nggak punya tempat tinggal, dia kasih aku tinggal di sana, hitung-hitung bisa sekalian jaga rumah.” “Serius?” tanya Nova ragu. “Iyalah. Kenapa? Kalau tempat itu bukan punyaku, kamu mau cerai?” “Bukan begitu! Kamu sudah nyembuhin aku dan aku jadi terlahir kembali, makanya aku mau menikah sama kamu. Kamu mi

  • Jenderal Naga   Bab 9

    Dia adalah adik perempuannya Leon Kurniawan, Linda Kurniawan, putri dari Hardi Kurniawan, yang merupakan putra tertua dari Toni Kurniawan.Begitu memasuki ruangan, dia melihat Nova dan Chandra. Dia memperhatikan mereka, kemudian mendatangi Toni, mengeluarkan ponselnya, dan menunjukkan sebuah berita kepada pria itu.Toni tercengang saat melihat berita bahwa Ihsan membungkuk dan meminta Nova untuk masuk Arthur Group.Padahal, Ihsan ini adalah direktur utama Arthur Group.Di Rivera, empat keluarga terkaya saja sangat menghormati Ihsan.Dia dengan cepat mengambil kontrak pesanan di atas meja. Ketika melihat bahwa kontrak itu benar-benar bernilai 200 miliar, dia langsung tertawa terbahak-bahak, “Hahaha. Nova, bagus sekali. Seperti yang diharapkan dari anggota keluarga Kurniawan. Setelah mendapatkan pesanan bernilai 200 miliar dari Arthur Group, Yorda Group-ku akhirnya bisa membusungkan dada di Rivera.”“Kakek, bagaimana dengan Chandra?”“Apa? Putra dari dari keluarga Sinaga datang?” Dari l

  • Jenderal Naga   Bab 10

    David langsung terduduk di lantai.Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Bagaimana itu bisa terjadi?Apa Nova benar-benar menelepon direktur utama Arthur Group tadi?Melihat sikap David, Chandra langsung tahu, pria itu pasti sudah mendapat kabar bahwa Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Di kantor presdir Almaris Group. Bambang Sinaga sedang berteriak memarahi David, karena dia mendapat kabar dari Arthur Group bahwa direktur utama mereka yang memerintahkannya sendiri dan mengatakan kalau David telah menyinggung perasaan seseorang yang seharusnya tidak tersinggung.“Pak Bambang, gawat. Arthur Group bilang adalah masalah kualitas pada bahan obat yang kita produksi. Mereka telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan kita dan meminta kita untuk membayar ganti rugi sebesar enam triliun!”“Pak, gawat. Ada pesan dari bank yang meminta kita segera melunasi pinjaman!”“Pak, gawat. Pabrik kita telah ditutup oleh pihak berwenang karena masalah kualitas!”

  • Jenderal Naga   Bab 11

    “Lukisan Gunung Merabu …,” gumam Chandra pelan.Lukisan itu adalah lukisan pusaka milik keluarga Atmaja.Sebelum meninggal, kakeknya pernah memberitahunya bahwa keluarga Atmaja boleh hancur, tapi lukisan ini tidak boleh hilang.Chandra tidak pernah melupakan hal ini selama sepuluh tahun ini.“Paul, bersiaplah. Kita bergerak di malam hari.”“Oke.” Paul mengangguk.“Oke, kamu pergi dulu. Istriku akan segera pulang kerja. Dia nggak berharap aku berurusan dengan orang yang nggak jelas. Kamu nggak kelihatan seperti orang baik. Kalau istriku melihatmu, aku akan dimarahi lagi.”Ekspresi Paul menegang. Kulitnya hanya sedikit hitam. Kenapa dia jadi dianggap orang yang tidak jelas dan orang yang tidak baik?“Kok masih bengong? Cepat pergi.” Chandra menendang pria itu.Paul pun berbalik badan dan pergi.Chandra melihat jam. Sudah waktu pulang kerja. Nova akan segera keluar.Dia pun mendorong motor listrik yang ada di sebelahnya dan berjalan menuju kantor Yorda Group. Sebelum dia sampai ke sana, d

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2056

    Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke

  • Jenderal Naga   Bab 2055

    Sebenarnya, dendam di antara Chandra dan Anak Dewa tidaklah dalam. Chandra sudah mengecohnya ketika mereka berada di level enam Rumah Abadi, sampai akhirnya dia tidak bisa menghindari serangan Chandra yang berhasil membuatnya terluka parah. Karena alasan inilah, Anak Dewa sudah lama ingin membunuh Chandra. Namun, Chandra tiba-tiba menghilang setelah keluar dari Rumah Abadi. Sekarang, Chandra tiba-tiba muncul di hadapannya dan membuat onar di Kota Dusky. Bagaimana mungkin Anak Dewa bisa tinggal diam sebagai seorang Wakil Penguasa Kota?Lurca menghampiri Chandra setelah mendengar perintah Anak Dewa. Ketiga mahasiswi bergegas bersembunyi di belakang tubuh Chandra dengan raut wajah ketakutan. Chandra menatap Lurca yang berjalan mendekatinya. Dua tahun lalu di Gunung Bushu, Lurca pernah cukup merugikan Chandra. Oleh karena itu, Chandra tidak memiliki kesan baik kepada manusia yang datang dari dunia lain. “Kenapa? Kamu mau menyerangku?” tanya Chandra sambil menatap Lurca tenang dan tanpa

  • Jenderal Naga   Bab 2054

    Raut wajah orang-orang berubah serius ketika melihat Chandra membunuh laki-laki gemuk itu. Di sisi lain, beberapa gadis yang berada di dalam kendang sedang menatap ngeri ke depan. Mereka tidak tahu, apa yang sedang terjadi di luar sana. Ketua penjaga berkata dengan ekspresi wajah muram, “Mati, kamu!”Si ketua penjaga sampai saat ini belum merasa takut. Karena mereka berada di dalam Kota Dusky yang muncul di tempat ini setahun yang lalu. Para prajurit dari dunia lain telah bertempur dengan sengit untuk memperjuangkan kota ini. Sampai akhirnya, Dusky berhasil mengalahkan prajurit lainnya dan menduduki kota ini yang diberi nama Kota Dusky.Chandra mengabaikan ancaman si ketua penjaga. Dia berjalan menuju kendang di mana terdapat tiga perempuan yang terkurung di dalamnya. Walaupun wajah ketiga perempuan itu kotor, kecantikan mereka tetap tidak bisa ditutupi. Ketiga perempuan ini pastinya merupakan perempuan-perempuan paling cantik di universitas mereka. Chandra berusaha untuk bersikap ra

  • Jenderal Naga   Bab 2053

    “Aku tidak peduli siapa kamu. Kamu harus tunduk dan hormat ketika berada di Kota Dusky ini. Tangkap dan kurung dia selama 30 tahun!” seru ketua penjaga itu dengan dingin. Para penjaga di sekitar Chandra hendak menyerang Chandra, tapi tubuh Chandra tiba-tiba saja menghilang dan muncul 10 meter jauhnya dari pengepungan. “Ini?” Ketua penjaga tertegun. Chandra bergerak dengan sangat cepat. Bahkan dia tidak bisa melihat pergerakannya dengan jelas. “Laki-laki itu harus mati,” ujar Chandra sambil menunjuk laki-laki gemuk di belakang si ketua penjaga. Chandra harus menunjukkan kekuasaannya agar para makhluk dari dunia lain tidak bisa semena-mena terhadap manusia bumi. Para penjaga menatap Chandra dengan saksama. Chandra sangatlah kuat, bahkan jauh lebih kuat dari bayangan mereka. Namun, tempat ini adalah Kota Dusky dan para penjaga memiliki tanggung jawab untuk melindungi kota ini. Mereka akan menghabisi siapa pun yang berniat untuk membuat onar di Kota Dusky. Chandra melangkah semakin

  • Jenderal Naga   Bab 2052

    Ketiga perempuan itu menatap Chandra ngeri. “Hufh!”Chandra menarik napas panjang dan memilih untuk tidak bertindak gegabah. Bagaimanapun juga, dia sudah pergi selama dua tahun, jadi dia tidak tahu prajurit kuat seperti apa yang datang ke bumi. Dia juga tidak tahu, apakah dia bisa mengalahkan mereka atau tidak. Namun, dia mendengar laki-laki gemuk itu menyebut Basita. “Kamu menyebut nama Basita tadi. Apa orang itu sangat kuat?” tanya Chandra sambil berusaha menahan amarahnya. “Apa kamu tidak tahu tentang orang itu? Kamu pasti baru datang ke bumi, ya?”Chandra mengangguk lalu berkata, “Ya, aku baru datang ke bumi, jadi aku tidak tahu apa pun yang ada di sini.”“Kalau begitu, aku akan menjelaskannya untukmu.”Si laki-laki gemuk itu tanpa ragu terus berbicara agar Chandra mau membeli para perempuan itu, “Basita adalah manusia bumi paling kuat saat ini. Kabarnya, dia sudah mencapai Alam Trasenden tingkat tiga. Karena dia pernah mengalahkan seseorang yang berada di Alam Trasenden tingkat

  • Jenderal Naga   Bab 2051

    Chandra sudah berlatih di medan perang kuno selama dua tahun. Dia juga tidak tahu, apakah sudah ada prajurit kuat yang berhasil mengalahkan penjaga level sembilan dan menjadi pemilik Rumah Abadi selanjutnya? Oleh karena itu, Chandra bergegas meninggalkan tempat ini dan muncul di luar dengan cepat. Dia bergegas pergi menuju pangkalan militer terdekat tanpa berhenti di mana pun. Kemudian dia naik pesawat khusus untuk menuju Gunung Bushu. Akhirnya, dia tiba di Gunung Bushu setelah menumpang pesawat cukup lama. Wilayah Gunung Bushu tampak lebih luas setelah dua tahun berlalu. Ada banyak daerah baru yang muncul di sana, sampai Chandra hampir tidak mengenali Gunung Bushu. Namun, Chandra bisa melihat cahaya keemasan di kejauhan yang menandakan Rumah Abadi masih berdiri di sana dan belum menemukan pemilik barunya. Chandra langsung bernapas lega dan memilih untuk berjalan perlahan masuk ke dalam area Gunung Bushu. Chandra menemukan banyak prajurit ketika Chandra berjalan semakin dalam. Bahk

  • Jenderal Naga   Bab 2050

    Chandra tampak gembira. Akhirnya, dia hampir berhasil mencapai kekuatan magis segel kedelapan setelah berlatih cukup keras sekian lamanya. Sekarang, dia hanya perlu meningkatkan kekuatannya sampai puncak agar bisa membuka segel kedelapan. Setelah itu, barulah dia akan melawan penjaga Rumah Abadi di level sembilan. Chandra bergegas berdiri lalu berjalan menghampiri si penjaga. Si penjaga berbalik dan menyerahkan pakaian kepada Chandra yang baru menyadari kalau pakaiannya sudah habis terbakar. Chandra menerima pakaian itu dari tangan si penjaga dengan raut wajah malu seraya berkata, “Terima kasih, Kak.”Chandra buru-buru mengenakan pakaian itu yang ternyata adalah sebuah jubah antik yang sangat pas di badannya. Si penjaga berbalik dan menatap Chandra dengan puas lalu mengangguk seraya berkata, “Bagus sekali! Kecepatanmu dalam belajar, jauh lebih cepat dari dugaanku.”“Kak, sudah berapa lama aku berada di sini?” tanya Chandra penasaran. Chandra berlatih dengan sangat keras di tempat i

  • Jenderal Naga   Bab 2049

    Chandra tidak tahu, apa yang akan dilakukan si penjaga. Namun, dia tetap berdiri lalu mengikuti si penjaga. Si penjaga melangkah lambat dalam kehampaan. Karena dia takut Chandra tidak bisa mengimbangi kecepatannya. Chandra terus mengikutnya dari belakang. Sampai akhirnya, seberkas cahaya muncul di depan mereka setelah mereka berjalan melewati banyak gunung dan sungai yang sudah hancur. Cahaya itu semakin lama semakin terang. Sampai akhirnya, Chandra menyadari ada lautan api di depannya.Di depan mereka saat ini tampak sebuah pegunungan yang dikelilingi oleh kobaran api yang berwarna putih. Api itu sungguh tampak aneh dan menakutkan. Si penjaga berhenti di luar gunung yang terbakar itu dan Chandra juga ikut berhenti. Chandra sudah bisa merasakan hawa panas dari tempat dia berhenti sampai keringat bercucuran di dahinya. Dia benar-benar terkejut. Biasanya, tidak ada api yang bisa membuatnya kepanasan setelah dirinya berada di tingkatnya saat ini. “Kak, apa ini?” tanya Chandra. Si pen

  • Jenderal Naga   Bab 2048

    Si penjaga berkata, “Sekarang, kamu harus menekan energi sejatimu dan membuatnya lebih murni dan lebih kuat. Kekuatanmu akan semakin kuat seiring dengan semakin murninya energi sejatimu.”“Bagaimana cara menekannya?” tanya Chandra bingung. “Aku akan mengajarkanmu beberapa keterampilan,” ujar si penjaga lalu mengulurkan jari rampingnya dan menyentuh dahi Chandra. Dengan cepat, beberapa informasi masuk ke dalam otak Chandra. Kemudian dia duduk bersila dan menyerap semua informasi yang masuk ke dalam pikirannya. Chandra seketika menyadari bahwa informasi ini adalah suatu bentuk ilmu kultivasi mental untuk menekan energi sejati di dalam tubuhnya. Ilmu kultivasi mental ini tidak terlalu mendalam, tapi tetap saja ada beberapa bagian yang tidak Chandra mengerti. Akhirnya, Chandra menanyakan berbagai macam hal yang tidak dimengertinya tanpa rasa malu kepada si penjaga. Chandra dengan cepat bisa mengerti tentang semua ini di bawah bimbingan si penjaga. Kemudian, Chandra bergegas menggunakan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status