Share

Bab 4

Author: Angin
Begitu meninggalkan kediaman keluarga Kurniawan, sambil meneteskan air mata Nova pun berkata, “Chan, maaf, ya. Aku memang nggak berguna. Aku bahkan nggak bisa ambil keputusan sendiri untuk kehidupan rumah tanggaku sendiri.”

“Kan Kakek kamu sudah bilang, asal aku bisa dapat orderan dari Arthur Group, dia bakal mengakui aku sebagai suami kamu,” kata Chandra.

“Tapi masalahnya mereka itu Arthur Group, lho.”

Sebagai warga Rivera, tentu saja Nova tahu apa itu Arthur Group, dan sebesar apa mereka. Arthur Group adalah perusahaan besar skala internasional yang baru saja menginjakkan kaki di tanah Rivera beberapa tahun terakhir, dan semua proyek yang mereka kerjakan pada dasarnya telah dikendalikan oleh Empat Keluarga Besar.

“Kalau nggak dicoba dulu, gimana kita bisa tahu,” balas Chandra.

“Oh, aku baru ingat. Aku punya teman sekolah yang kerja di sana, jabatannya juga sudah cukup tinggi. Coba aku tanya dia, siapa tahu dia bisa temuin kita sama atasan Arthur Group,” ujar Nova.

“Oke.”

Dengan demikian, mereka berdua pun bergandengan tangan pulang ke rumah. Lokasi rumah Nova dan kediaman keluarga besarnya masih berada dalam satu kompleks yang sama, tapi bedanya kediaman keluarga besarnya berbentuk vila, sedangkan rumah pribadinya Nova hanya sebuah bangunan tingkat seperti apartemen atau kondominium pada umumnya.

Yani sudah tiba di rumah terlebih dahulu, dan ketika Chandra dan Nova hendak masuk ke dalam, Yani malah tidak mengizinkan Chandra masuk. Maka dari itu, Chandra pun hanya bisa pasrah dan pamit dengan istrinya, “Nov, aku pulang dulu, ya.”

Nova pun tidak bisa berbuat apa-apa selain mengangguk. Tugas utama Chandra kali ini adalah mendapatkan orderan dari Arthur Group supaya dia diakui oleh keluarga istrinya.

Begitu Nova masuk ke dalam rumahnya, dia langsung menghubungi teman sekolah yang sudah lama tidak dia hubungi. Sementara itu, Chandra pulang ke rumahnya sendiri di Imperial Residences. Dia duduk di sofa sambil mengisap rokoknya, lalu mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang.

“Suruh presiden direktur Arthur Group datang Imperial Residences.”

Sebenarnya Chandra sudah tidak mau menggunakan kekuasaannya sebagai Jenderal Naga lagi, tapi kali ini dia terpaksa melakukannya karena dia harus mendapatkan orderan dari Arthur Group.

Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya dengan tinggi badan sekitar 150 cm, bertubuh gemuk dan rambut pitak tiba di Imperial Residences.

“Je-Jenderal ….”

Pria itu masuk ke dalam dan langsung berlutut di lantai. Dia adalah penanggung jawab Arthur Group yang ada di Rivera. Namanya Ihsan, dari keluarga Pamungkas di ibu kota. Sebelum datang ke tempat ini, dia sudah terlebih dahulu mencari tahu siapa orang yang akan dia temui kali ini, yaitu Jenderal Naga, seorang malaikat maut, atau biasa juga dikenal sebagai Naga Hitam yang menghabisi lawannya dengan cara yang sangat mengerikan.

Ihsan tidak berani bertindak sembarangan ketika menghadapi orang terpandang seperti Chandra, makanya dia langsung mengucurkan keringat dingin di sekujur tubuh saking tegangnya.

“Kamu Ihsan?” tanya Chandra, “Bangun.”

“I-iya.”

Hingga detik ini Ihsan masih ketakutan dan bertanya-tanya ada melakukan kesalahan apa sampai dia dipanggil kemari.

“Besok istriku, Nova, bakal datang ke perusahaan kalian untuk minta orderan senilai 60 miliar. Aku mau kamu sendiri yang layani dia, dan jangan sampai ada kesalahan.”

Mendengar itu, Ihsan pun bisa menghela napas lega dan berkata, “Je-Jenderal tenang saja. Jangankan 60 miliar, mau triliunan juga nggak jadi masalah, selama Jenderal yang minta, apa pun aku kasih dengan tangan terbuka.”

“Ingat, istriku namanya Nova Kurniawan.”

“Siap.”

“Ya sudah, itu saja. Kamu boleh pergi.”

“Baik.”

Lantas, Ihsan segera angkat kaki dari Imperial Residences secepat mungkin dengan satu badan yang sudah basah kuyup karena keringat dingin. Asal tahu saja, Ihsan berasal dari keluarga Pamungkas yang ada di ibu kota, sekaligus orang kepercayaan Arthur Group di Rivera. Bahkan orang dari Empat Keluarga Besar saja segan jika bertemu dengan Ihsan, tapi Ihsan malah terlihat begitu jinak di depan Chandra.

Setelah Ihsan pergi dari rumahnya, Chandra bangkit dari tempat duduknya dan bergumam pada dirinya sendiri, “Sudah sepuluh hari aku pulang, tapi aku belum sempat sembahyang.”

Chandra ingin pergi ke reruntuhan rumah milik keluarga Atmaja dengan menaiki taksi, tapi saat dia baru saja keluar, di depan sudah ada mobil tanpa pelat nomor dan seorang pria berbaju hitam sudah menunggu di depan mobil.

Chandra pun menghampiri Paul dan bertanya kepadanya, “Bukannya aku sudah suruh kamu pulang?”

“Hehe, yang lain sudah pulang ke Gurun Selatan, cuma aku sendiri yang masih disini. Jenderal. Tolong izinin aku untuk tetap di sini.”

“Cukup panggil aku kakak saja. Di Rivera nggak ada yang namanya Jenderal Naga.”

“Siap!”

“Kita berangkat ke makam keluarga Atmaja.”

“Silakan naik, Kak Chandra.”

….

Tak lama Chandra pun tiba di tempat yang dulunya adalah kediaman keluarga Atmaja. Tempat yang dulu indah kini sudah menjadi reruntuhan yang dihiasi dengan batu nisan. Di masa lalu, keluarga Atmaja adalah keluarga terkuat yang ada di Rivera, tapi sayangnya sekarang semua itu hanyalah kenangan.

Awas menutupi langit biru, dan hujan pun turun dengan lebat membasahi tanah yang ada di bawahnya. Di depan makam anggota keluarga Atmaja terdapat seorang pemuda yang mengenakan trench coat berwarna cokelat dan diikuti oleh seorang pria yang memegangi payung di belakangnya.

Sepuluh tahun yang lalu, keluarga Atmaja adalah keluarga nomor satu di Rivera. Saat itu Chandra baru berusia 18 tahun, dan ayahnya menikahi seorang gundik yang bernama Hindi Sinaga, yang mana keluarga Sinaga adalah pemimpin dari Empat Keluarga Besar saat ini.

Hindi menjebak ayahnya Chandra dengan cara memberikan obat kepada kakeknya Chandra agar mau tidur bersama. Kejadian itu membuat nama baik kakeknya Chandra hancur, dan akibatnya keluarga Atmaja pun menjadi bahan olokan semua orang di Rivera. Di tahun yang sama, Hindi juga menuduh ayahnya Chandra, Rudi Atmaja, atas kasus korupsi. Hal itu membuat Rudi marah dan terkena serangan jantung. Hindi tidak berusaha menolong Rudi dan malah mendorongnya dari lantai tiga, lalu dia mengumumkan kepada orang-orang kalau Rudi meninggal karena bunuh diri.

Dengan meninggalnya Rudi, Empat Keluarga Besar yang dipimpin oleh keluarga Sinaga mengepung keluarga Atmaja dan membunuh kakeknya Chandra, serta memaksa sisa anggota keluarga Atmaja yang ada untuk menyerahkan Lukisan Gunung Merabu yang sudah diwariskan keluarga Atmaja turun temurun selama seribu tahun silam.

Setelah mendapatkan lukisan itu, Empat Keluarga Besar membakar rumah keluarga Atmaja dan membagi-bagikan harta serta aset keluarga Atmaja untuk mereka berempat.

“Ini semua salah Papa. Harusnya Papa nggak menikahi Hindi, harusnya Papa nggak bawa cewek serakah itu masuk ke keluarga kita …,” ucap Chandra sambil terisak.

Chandra sangat membenci ayahnya karena telah mencintai wanita yang tidak pantas untuk dicintai, dan hal itu malah berujung ke musnahnya keluarga dia sendiri. Selain itu Chandra juga membenci Hindi terutama keluarga Sinaga, keluarga Wangsa, keluarga Cahyadi, dan keluarga Tedjo. Keempat keluarga inilah yang telah membuat seluruh anggota keluarga Atmaja meninggal.

“Kek, aku bersumpah bakal bawa kepala setiap pemimpin dari Empat Keluarga Besar ke sini.”

“Turut berduka cita, Jenderal,” kata Paul.

Paul belum pernah melihat pemimpinnya sesedih ini. Dia tidak pernah melihat sisi ini dari seorang Naga Hitam yang mampu mengguncang apa pun yang ada di sekitarnya. Dia tidak pernah takut meski harus menghadapi ribuan prajurit berkuda, tapi kini dia meneteskan air matanya.

“Jenderal, malam ini keluarga Sinaga bakal ngadain acara untuk memperingati perjanjian abadi antara Almaris Group dan Arthur Group. Dari perjanjian ini, semua proyek Arthur Group bakal mengutamakan Almaris Group sebagai partner mereka. Selain itu, acara ini juga sekalian memperingati ulang tahun kepala keluarga Sinaga yang ke-80.”

“Almaris ….”

Almaris Group aslinya adalah perusahaan milik keluarga Atmaja, tapi kini perusahaan itu telah menjadi aset pribadi milik keluarga Sinaga.

Chandra perlahan berdiri dengan ekspresi menyeramkan yang menghiasi wajah maskulinnya.

“Siapin satu peti mati, kita berangkat ke rumah mereka.”
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Jeff Jeff
cerita dalam novel ini disalin dari karya orang lain.cuma diubah watak dan tempatnya.semua penulis tidak ada idea sendiri untuk menulis.
goodnovel comment avatar
Qistina Izz Rayyan
memang seru tpi dah 3cerita mcm ni sy baca knp asik sembunyikn identity ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 5

    Hari ini adalah hari yang menggembirakan bagi keluarga Sinaga. Almaris Group yang berada di bawah naungan mereka menandatangani perjanjian dengan Arthur Group dan resmi menjadi partner bisnis dekat. Ini menandakan kedudukan keluarga Sinaga yang semakin meningkat. Ditambah lagi, hari itu juga bertepatan dengan ulang tahun ke-80 kepala keluarga Sinaga, Ahmad. Di depan kediaman keluarga Sinaga sudah berkumpul banyak mobil mewah, dan satu per satu tokoh penting di Rivera pada berdatangan untuk mengucapkan selamat kepada keluarga Sinaga. “Keluarga Wangsa memberikan batu giok yang harganya 16 miliar. Keluarga Tedjo menghadiahkan seekor katak emas yang dipercaya bisa membawakan kekayaan, harga satu ekor katak itu mencapai 24 miliar. Dan keluarga Cahyadi membawakan karya asli milik seorang pelukis terkenal yang harganya mencapai 17 miliar,” ujar seorang pembawa acara yang tak hentinya mengumumkan setiap hadiah yang dibawakan oleh para tamu. Ahmad masih terlihat begitu muda dan penuh dengan

  • Jenderal Naga   Bab 6

    Keesokan paginya, Chandra mendapatkan panggilan dari Nova. “Sayang, tadi aku sudah tanya temanku, dia bilang bisa bantu. Dia juga sudah bikin janji supaya aku bisa ketemu sama Pak Ihsan. Kamu di mana? Ayo kita berangkat ke sana sekarang.” “Kamu tunggu saja di rumah, nanti kau jemput.” Setelah itu Chandra langsung menutup telepon, bangun dari kasurnya dan mandi, lalu berangkat.“Kak, hari ini mau ke mana?” tanya Paul yang sudah siap menunggu di depan mobil. “Ke rumahnya Nova.” “Oke, ayo naik.” Mereka pun langsung menuju rumahnya Nova dan menunggu di luar, dan tak lama kemudian Nova pun keluar dari rumahnya. Hari ini Nova merias dirinya dengan sangat cantik karena hari ini akan bertemu dengan presiden direktur Arthur Group. Dia juga mengenakan gaun yang pas dengan tubuhnya dan membiarkan rambutnya tergerai alami sampai ke bahu. Dari jauh Nova sudah melihat suaminya yang sudah menunggu di depan mobil, dan dia pun berlari kecil menghampirinya sambil berkata dengan riang gembira, “Te

  • Jenderal Naga   Bab 7

    Dodi menunjukkan ekspresi seakan dia yakin akan mendapatkan Nova untuk malam ini. Dia menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan karena jabatan inilah dia sudah mencicipi entah berapa banyak wanita. Awalnya para wanita itu memang menolak, tapi seiring berjalannya waktu, malah mereka sendiri yang berinisiatif mendatangi Dodi. Sisca juga sama-sama ingin masalah ini cepat terselesaikan, karena jika semuanya sudah beres dan Dodi merasa puas, dia juga yang akan mendapatkan keuntungan. “Nov, aku tahu selama ini hidup kamu cukup menderita, tapi sekarang kamu sudah cantik, makanya kamu harus bisa manfaatin kecantikan kamu itu. Masa muda cewek itu cuma sebentar. Sayang banget kalau sampai kelewatan,” kata Sisca. “Nggak, aku sudah punya suami,” bantah Nova. “Jangan ngelunjak kamu, Nova. Sudah bagus Pak Dodi mau bantuin kamu. Harusnya kamu merasa terhormat. Kalau sampai Pak Dodi merasa tersinggung, jangan harap kamu bisa kerja sama dengan Arthur Group.” “Chan ….” Chandra sedikit pun tidak men

  • Jenderal Naga   Bab 8

    Dodi menunjukkan ekspresi seakan dia yakin akan mendapatkan Nova untuk malam ini. Dia menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan karena jabatan inilah dia sudah mencicipi entah berapa banyak wanita. Awalnya para wanita itu memang menolak, tapi seiring berjalannya waktu, malah mereka sendiri yang berinisiatif mendatangi Dodi. “Karena aku apanya? Aku ini kan cuma anak yatim piatu. Mana mungkin aku bisa kenal sama orang kayak Ihsan,” bantah Chandra. “Cih, nggak usah pura-pura. Rumah kamu yang di Imperial Residences itu gimana?” “Aku mana sanggup tinggal di sana. Imperial Residences itu punya temanku yang dulu sama-sama di panti asuhan. Sekarang dia lagi di luar negeri, dan karena aku nggak punya tempat tinggal, dia kasih aku tinggal di sana, hitung-hitung bisa sekalian jaga rumah.” “Serius?” tanya Nova ragu. “Iyalah. Kenapa? Kalau tempat itu bukan punyaku, kamu mau cerai?” “Bukan begitu! Kamu sudah nyembuhin aku dan aku jadi terlahir kembali, makanya aku mau menikah sama kamu. Kamu mi

  • Jenderal Naga   Bab 9

    Dia adalah adik perempuannya Leon Kurniawan, Linda Kurniawan, putri dari Hardi Kurniawan, yang merupakan putra tertua dari Toni Kurniawan.Begitu memasuki ruangan, dia melihat Nova dan Chandra. Dia memperhatikan mereka, kemudian mendatangi Toni, mengeluarkan ponselnya, dan menunjukkan sebuah berita kepada pria itu.Toni tercengang saat melihat berita bahwa Ihsan membungkuk dan meminta Nova untuk masuk Arthur Group.Padahal, Ihsan ini adalah direktur utama Arthur Group.Di Rivera, empat keluarga terkaya saja sangat menghormati Ihsan.Dia dengan cepat mengambil kontrak pesanan di atas meja. Ketika melihat bahwa kontrak itu benar-benar bernilai 200 miliar, dia langsung tertawa terbahak-bahak, “Hahaha. Nova, bagus sekali. Seperti yang diharapkan dari anggota keluarga Kurniawan. Setelah mendapatkan pesanan bernilai 200 miliar dari Arthur Group, Yorda Group-ku akhirnya bisa membusungkan dada di Rivera.”“Kakek, bagaimana dengan Chandra?”“Apa? Putra dari dari keluarga Sinaga datang?” Dari l

  • Jenderal Naga   Bab 10

    David langsung terduduk di lantai.Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Bagaimana itu bisa terjadi?Apa Nova benar-benar menelepon direktur utama Arthur Group tadi?Melihat sikap David, Chandra langsung tahu, pria itu pasti sudah mendapat kabar bahwa Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Di kantor presdir Almaris Group. Bambang Sinaga sedang berteriak memarahi David, karena dia mendapat kabar dari Arthur Group bahwa direktur utama mereka yang memerintahkannya sendiri dan mengatakan kalau David telah menyinggung perasaan seseorang yang seharusnya tidak tersinggung.“Pak Bambang, gawat. Arthur Group bilang adalah masalah kualitas pada bahan obat yang kita produksi. Mereka telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan kita dan meminta kita untuk membayar ganti rugi sebesar enam triliun!”“Pak, gawat. Ada pesan dari bank yang meminta kita segera melunasi pinjaman!”“Pak, gawat. Pabrik kita telah ditutup oleh pihak berwenang karena masalah kualitas!”

  • Jenderal Naga   Bab 11

    “Lukisan Gunung Merabu …,” gumam Chandra pelan.Lukisan itu adalah lukisan pusaka milik keluarga Atmaja.Sebelum meninggal, kakeknya pernah memberitahunya bahwa keluarga Atmaja boleh hancur, tapi lukisan ini tidak boleh hilang.Chandra tidak pernah melupakan hal ini selama sepuluh tahun ini.“Paul, bersiaplah. Kita bergerak di malam hari.”“Oke.” Paul mengangguk.“Oke, kamu pergi dulu. Istriku akan segera pulang kerja. Dia nggak berharap aku berurusan dengan orang yang nggak jelas. Kamu nggak kelihatan seperti orang baik. Kalau istriku melihatmu, aku akan dimarahi lagi.”Ekspresi Paul menegang. Kulitnya hanya sedikit hitam. Kenapa dia jadi dianggap orang yang tidak jelas dan orang yang tidak baik?“Kok masih bengong? Cepat pergi.” Chandra menendang pria itu.Paul pun berbalik badan dan pergi.Chandra melihat jam. Sudah waktu pulang kerja. Nova akan segera keluar.Dia pun mendorong motor listrik yang ada di sebelahnya dan berjalan menuju kantor Yorda Group. Sebelum dia sampai ke sana, d

  • Jenderal Naga   Bab 12

    Chandra tampak tak berdaya.Nova berkata, “Ambilkan gaun di dalam lemariku. Ada perjamuan penting mala mini.”Chandra bangkit dan berjalan menuju lemari, membuka pintu lemari dan bertanya, “Sayang, yang mana?”“Yang putih, dengan belahan V di leher.”“Nggak boleh pakai gaun ini. Kamu nggak boleh pakai yang terlalu terbuka seperti ini di luar. Gaun yang ini bagus.” Chandra mengambil sebuah gaun hitam berleher tinggi dan menyerahkannya pada Nova, lalu bertanya, “Ngomong-ngomong, perjamuan apa?”Nova berkata, “Hindi Sinaga mengadakan acara lelang. Ada banyak barang bagus yang dilelangkan. Tamu yang hadir juga orang-orang penting. Aku juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperluas koneksiku.”Chandra sedikit kaget mendengarnya, tapi tidak mengatakan apa-apa dan malah bertanya, “Apa perlu aku mengantarmu pakai motor?”“Aku naik taksi saja.”“Oh, oke.”Setelah berganti pakaian, Nova pun pergi.Di vila kediaman keluarga Sinaga.Ini adalah satu-satunya vila yang tersisa milik keluarga

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2042

    “Chandra, aku pergi dulu. Aku akan mencari tempat untuk berlatih. Mungkin, 3 tahun lagi aku akan kembali ke sini dan melawan perempuan penjaga level sembilan itu kalau tidak terjadi hal buruk padaku. Aku harap kamu juga semakin tekun berlatih dan aku akan menunggumu di Gunung Bushu 3 tahun lagi.”“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Berkultivasi adalah suatu keharusan bagi Chandra kali ini. Dia tidak akan menyerah selama Rumah Abadi belum menemukan pemilik selanjutnya. Koko berbalik dan pergi setelah melontarkan kata-katanya. Sebaliknya, Chandra memilih untuk tetap di tempat itu sambil bernostalgia bersama teman-teman lamanya. “Kak Chandra, apa kamu bertemu dengan Kak Sonia?” Dua orang perempuan cantik berjalan melewati kerumunan orang. Mereka adalah Grace dan Amanda. Amanda tampak malu dan menundukkan kepalanya ketika melihat Chandra. Namun, Grace tidak segan untuk membuka mulutnya di depan Chandra. “Sonia? Aku tidak melihatnya,” jawab Chandra heran. Raut wajah Grace seketika

  • Jenderal Naga   Bab 2041

    Level sembilan memang sangat sulit dilewati. Apa mungkin Koko sudah kehilangan harapan sampai memutuskan untuk pergi? Bahkan Koko juga tidak tampak khawatir akan ada orang di belakang sana yang bisa mengalahkan perempuan bergaun putih ini. Akhirnya, mereka berdua berjalan menyusuri jalanan untuk kembali. Tidak lama kemudian, mereka sudah keluar dari kota dan pertempuran juga masih berlangsung di sana. Semua orang tampak bingung ketika melihat Koko dan Chandra berjalan meninggalkan kota. Namun, kedua orang itu langsung saja pergi tanpa memberikan penjelasan apa pun kepada mereka. Sebelumnya, ada beberapa rintangan di jalanan yang mereka lalui. Namun sekarang, semua rintangan itu menghilang, jadi mereka bisa dengan mudah mencapai puncak gunung. Di puncak gunung terdapat sebuah pintu. Pintu itu dibentuk dari kumpulan cahaya keemasan. Mereka berdua berjalan melewati pintu bercahaya itu tanpa ragu dan langsung berada di luar Rumah Abadi. Mereka kembali berada di Gunung Bushu. Mereka sud

  • Jenderal Naga   Bab 2040

    Chandra tersenyum seraya berkata, “Level terakhir cukup sederhana. Kamu hanya perlu mengalahkan perempuan itu.”Koko langsung menghela napas lega setelah mendengar perkataan Chandra. Perempuan itu menatap Koko tajam dengan cahaya putih yang memancar dari matanya. “Kuat sekali! Dia sudah mencapai tingkat empat Alam Trasenden di usia yang masih terbilang muda.”Raut wajah perempuan itu tampak sedikit terkejut. Dia bisa mengetahui usia dan tingkat kultivasi Koko. Laki-laki ini pastilah seorang jenius karena dia bisa mencapai level setinggi ini di usia yang masih sangat muda. “Aku akan meningkatkan kekuatanku ke tingkat empat Alam Trasenden sepertimu. Kamu boleh menyerangku sesukamu. Kamu bisa mendapatkan peri setelah berhasil mengalahkanku,” ujar perempuan itu dengan suara yang bergema. “Oke,” jawab Koko cepat. Kemudian tubuhnya menghilang dan muncul di hadapan perempuan itu dalam sekejap mata. Jari-jarinya mengepal dan meninju perempuan itu dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Perem

  • Jenderal Naga   Bab 2039

    Chandra tidak percaya dengan apa yang disaksikannya. Apa mungkin seseorang yang sudah berkultivasi sampai segel kedelapan sangatlah kuat seperti ini? Padahal Chandra saja pernah bertarung melawan orang-orang dengan kekuatan sembilan segel, bahkan Chandra juga bisa membunuh mereka, tapi kekuatan mereka tidak sekuat ini. “Tentu saja,” jawab perempuan itu tenang. “Apa yang kukatakan adalah fakta.”“Baiklah, sekarang terima ini.”Chandra masih tidak percaya, seseorang dengan kekuatan magis segel kedelapan bisa memiliki kekuatan seperti ini. Bahkan Chandra yang cukup kuat saja sampai tidak berdaya. Chandra mengangkat kedua tangannya dan energi sejati yang tidak biasa tampak keluar dari kedua telapak tangannya. Dua jenis energi yang berbeda perlahan-lahan mulai bersatu. Dia berencana menggunakan jurus Sangkar Kosmik. Chandra tidak akan mungkin memiliki kesempatan untuk menjadi pemilik Rumah Abadi kalau dirinya tidak bisa mengalahkan perempuan itu dengan jurus ini. Perempuan itu memperhat

  • Jenderal Naga   Bab 2038

    Suaranya terdengar dingin dan tanpa emosi layaknya robot. Chandra tertegun sejenak lalu bertanya. “Menghunus pedang? Apa maksudmu?”Kemudian perempuan itu berkata dengan nada datar, “Kekuatanmu pasti luar biasa kuat, hebat dan berbakat, makanya kamu bisa sampai di level ini. Sekarang, kamu hanya perlu menghadapiku agar kamu bisa mendapatkan peri dan memurnikannya. Setelah itu, kamu bisa memiliki Rumah Abadi ini dan segala isinya.”Cahaya putih tampak memancar dari wajah perempuan itu ketika dia berbicara.“Tingkat kekuatannya masih rendah, tapi kekuatan fisiknya sangat kuat. Hal ini cukup menyulitkan.”Perempuan itu tampak mengerutkan keningnya. Dia adalah sosok penjaga di level terakhir. Dia bukan manusia ataupun makhluk hidup. Dia seperti si bayangan yang dibuat secara khusus oleh manusia. Bisa dibilang, dia adalah kecerdasan buatan atau biasa disebut sebagai robot. Pemilik rumah sebelumnya merancang semua rintangan ini, termasuk kekuatan perempuan itu yang dirancang sesuai denga

  • Jenderal Naga   Bab 2037

    Chandra langsung menghela napas lega. Akhirnya, dia berhasil langsung melaju ke level sembilan. Dia adalah orang pertama yang bisa naik ke level sembilan, jadi dia memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menjadi pemilik dari Rumah Abadi ini. Dia pun kembali menyimpan Pedang Naga Pertama. Si bayangan menatap ke arah Anak Dewa yang sedang terbaring sekarat di atas tanah. Dia melambaikan tangannya dan sebuah pil muncul di telapak tangannya. Dia menyerahkan pil itu kepada Anak Dewa lalu berkata, “Kamu tidak bisa lagi bertarung dengan keadaanmu saat ini. Minumlah pil penyembuhan ini terlebih dahulu demi keadilan untukmu.”Anak Dewa perlahan mengambil pil itu lalu menelannya. Pil itu adalah sebuah pil yang memiliki khasiat yang sangat manjur. Tidak lama kemudian, Anak Dewa sudah bisa kembali bangkit. Si bayangan dengan cepat menghilangkan formasi arena dan Chandra perlahan turun dari area arena. Koko menghampiri Chandra dengan cepat lalu berkata dengan penuh kekaguman, “Kamu sungguh l

  • Jenderal Naga   Bab 2036

    Dua aliran energi sejati bersatu sepenuhnya dan berubah menjadi kekuatan baru yang sangat mengerikan. Semua orang di luar arena pertarungan tampak terbelalak. “Energi langit dan bumi, maju!”Chandra melambaikan tangannya ringan dan energi sejati di telapak tangannya langsung meluncur menuju Anak Dewa dengan sangat cepat. Energi itu tampak seperti sebuah bola basket yang memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan. Udara yang berada di sekitar bola energi itu tampak terdistorsi dengan derak suara yang terdengar. Anak Dewa dalam keadaan waspada dengan energi sejati yang terkumpul di telapak tangannya. Dia meluncurkan energi sejati itu menuju bola energi milik Chandra. Akhirnya, dua energi yang sangat besar itu saling bertabrakan dan meledak dalam sekejap mata. Duar!Ledakan itu menghasilkan gelombang yang luar biasa bagaikan riak air di laut. Anak Dewa langsung terpental karena pertempuran itu. Tubuhnya bagaikan sebuah perahu kecil yang terombang-ambing di lautan. Sampai akhirnya, tubu

  • Jenderal Naga   Bab 2035

    Anak Dewa langsung menarik napas lega setelah teringat akan hal itu. Dia yakin, dirinya memenuhi syarat untuk bisa menjadi pemilik Rumah Abadi ini dengan kekuatannya saat ini. Sekarang, dia sudah bersikap sangat murah hati kepada Chandra. Pemilik sebelumnya pasti melihat sikapnya ini. “Chandra, majulah dan serang aku. Aku tidak akan menghindar, tapi aku akan menggunakan seluruh kekuatanku untuk menahan seranganmu. Aku tidak layak untuk mendapatkan Rumah Abadi ini kalau sampai aku tidak bisa menahan seranganmu,” ujar Anak Dewa dengan suara bergema. Di luar arena pertarungan. Jayhan tampak sedikit menggerakkan bibirnya. Chandra adalah seseorang yang sangat unik. Jayhan pernah jatuh ke dalam perangkap Chandra sampai kehilangan kekuatan tempurnya tiga tahun lalu karena kecerobohannya sendiri. Namun, Chandra bagaikan semut di mata Jayhan tiga tahun yang lalu. Sekarang, kekuatan Chandra hampir sama seperti dirinya. Oleh karena itu, dia mengkhawatirkan keadaan Anak Dewa. “Anak Dewa terla

  • Jenderal Naga   Bab 2034

    Anak Dewa tersenyum tipis lalu berkata, “Kupikir, kemampuanmu yang sebenarnya sangat kuat, tapi ternyata hanya segini?”Anak Dewa memukul Chandra dengan telapak tangannya setelah selesai melayangkan serangan pedang. Tubuh Chandra kembali terlempar dan jatuh tersungkur di atas tanah. Chandra tergeletak di atas tanah tanpa punya kekuatan untuk bangkit. Dia sempat berpikir kalau kekuatan Ilmu Keabadian Vajra miliknya tetap bisa menahan pukulan Anak Dewa dan membalas sekali atau dua kali pukulan, sekalipun dirinya bukan tandingan Anak Dewa. Namun nyatanya, tingkat Alam Trasenden sangatlah mengerikan. Dia tidak menyangkut Anak Dewa bisa menembus Ilmu Keabadian Vajra miliknya. Serangan Anak Dewa berhasil menghancurkan organ tubuhnya dan mengganggu meridian dalam tubuhnya. Chandra mengalami luka trauma yang belum pernah dia alami sebelumnya. Sekarang, dia hanya bisa tergeletak tidak berdaya di atas tanah tanpa memiliki kekuatan untuk bangkit. Anak Dewa tidak bertindak gegabah dengan langsu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status