Share

Bab 7

Author: Angin
Dodi menunjukkan ekspresi seakan dia yakin akan mendapatkan Nova untuk malam ini. Dia menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan karena jabatan inilah dia sudah mencicipi entah berapa banyak wanita. Awalnya para wanita itu memang menolak, tapi seiring berjalannya waktu, malah mereka sendiri yang berinisiatif mendatangi Dodi.

Sisca juga sama-sama ingin masalah ini cepat terselesaikan, karena jika semuanya sudah beres dan Dodi merasa puas, dia juga yang akan mendapatkan keuntungan.

“Nov, aku tahu selama ini hidup kamu cukup menderita, tapi sekarang kamu sudah cantik, makanya kamu harus bisa manfaatin kecantikan kamu itu. Masa muda cewek itu cuma sebentar. Sayang banget kalau sampai kelewatan,” kata Sisca.

“Nggak, aku sudah punya suami,” bantah Nova.

“Jangan ngelunjak kamu, Nova. Sudah bagus Pak Dodi mau bantuin kamu. Harusnya kamu merasa terhormat. Kalau sampai Pak Dodi merasa tersinggung, jangan harap kamu bisa kerja sama dengan Arthur Group.”

“Chan ….”

Chandra sedikit pun tidak menghiraukan mereka berdua dan langsung menunjuk ke pintu masuk sambil berkata, “Ayo, yang mau kita temui itu presiden direktur di sini, bukan manajer. Dia itu cuma manajer biasa, nggak perlu dimasukkin ke hati.”

“Heh, siapa kamu?” tanya Dodi.

“Minggir.”

Chandra hanya menjawab Dodi dengan satu kata. Mau bagaimanapun juga, Chandra adalah seorang Jenderal Naga. Orang seperti Dodi bahkan tidak pantas untuk berbicara dengannya.

Sementara itu Ihsan sudah dari pagi menunggu kedatangan Nova di lantai paling atas, tempat di mana ruang kantor presiden direktur berada. Mungkin karena gelisah Nova tak kunjung datang setelah ditunggu cukup lama, da pun turun ke lantai dasar untuk menanyakannya kepada resepsionis, tapi sayangnya tidak ada yang namanya Nova datang mencarinya. Akhirnya dia pun jadi semakin panik, karena Nova ini adalah istrinya Jenderal Naga. Jangankan dia, bahkan seisi keluarga Pamungkas yang ada di Diwangsa bisa habis.

Jadinya dia memutuskan untuk menunggu di pintu masuk, dan di sana dia melihat Dodi sedang berbicara dengan dua orang lainnya. Tubuh Ihsan langsung gemetar ketika menyadari salah satu dari dua orang itu adalah Chandra. Dia pun segera mengelap keringat yang menetes di wajahnya dan langsung menghampiri mereka.

“Jen ….”

Namun sebelum Ihsan menyapanya, Chandra sudah memberikan tatapan yang tajam kepadanya, yang membuat Ihsan langsung paham apa maksudnya.

“Nova, itu dia Pak Ihsan. Cepat kejar dia. Bisa atau nggak aku tetap jadi keluarga Kurniawan semua tergantung kamu.”

Nova menoleh ke arah Chandra menunjuk, dan benar saja, di situ dia melihat seorang pria berkepala botak yang tidak lain adalah Ihsan.

“Hahaha, ngawur saja. Pak Ihsan kan masih ada di kantornya,” kata Sisca.

“Nova, ingat apa yang aku bilang. Kalau nggak mau ke hotel, jangan harap bisa kerja sama dengan Arthur Group,” timpal Dodi.

“Ngapain kalian? Kenapa nggak kerja?” tanya Ihsan.

Baik Sisca maupun Dodi langsung berbalik ketika mendengar suara itu, dan raut wajah mereka langsung berubah ketika menyadari Ihsan sudah ada di belakang mereka.

“Pa-Pak Ihsan, selamat pagi.”

Dodi langsung panik karena dia pasti akan dipecat kalau sampai Ihsan mendengar apa yang tadi dia katakan kepada Nova. Saat ini dia hanya bisa berdoa Ihsan tidak mendengar semua itu.

“Ada apa ini?” tanya Ihsan.

“H-halo, Pak Ihsan. Saya Nova Kurniawan dari Yorda Group. Hari ini saya mewakili Yorda Group untuk mengajukan kerja sama dengan perusahaan Bapak.”

Rivera juga dikenal sebagai Kota Obat. Kota ini ada banyak sekali perusahaan yang menekuni bidang pengolahan obat, dan mereka semua bergantung kepada perusahaan besar untuk bertahan hidup. Skala perusahaan Yorda Group memang tidak besar, dan mereka masih jauh dari kata layak untuk menjalin kerja sama dengan Arthur Group.

“Aku tanya kenapa kalian berdua ada di sini,” kata Ihsan seraya menatap Dodi dan Sisca.

Chandra yang dari tadi diam saja akhirnya buka suara, “Istriku datang untuk ngomongin soal kerja sama, tapi si manajer ini malah menyalahgunakan jabatannya dan nggak mau kasih kesempatan buat Yorda Group buat kerja sama. Aku rasa sebagai perusahaan besar, Arthur Group seharusnya bisa bertindak adil soal ini.”

“Ya, benar juga. Kayaknya ada internal perusahaan memang ada yang nggak beres. Kamu namanya Dodi, ‘kan? Pergi ke bagian keuangan sekarang juga untuk hitung gaji, habis itu pergi dari sini,” kata Ihsan.

“Eh? Pa-Pak Ihsan jangan mau dengar omong kosong anak ini. Yorda Group itu cuma perusahaan kecil, mereka nggak layak kerja sama dengan kita. Orderan dari Arthur Group cuma dikasih ke perusahaan yang memang mampu. Justru mereka yang resek, makanya saya sengaja mempersulit mereka. Pak Ihsan, saya begini juga demi kebaikan perusahaan.”

“Perlu aku kasih tahu dua kali? Kamu juga, cepat beresin barang-barang kamu dan pergi dari sini,” tutur Ihsan sambil menunjuk Sisca. Lalu dia kembali melayani Nova dan berkata, “Bu Nova dari Yorda Group, ya? Yuk, kita ke kantor saya saja, biar saya yang urus langsung.”

Nova masih kebingungan dengan sikap Ihsan sampai dia termangu. Sejak kapan presiden direktur Arthur Group jadi begitu mudah untuk diajak bicara?

“Kenapa diam saja? Ini kesempatan yang langka, lho. Aku bisa bertahan di keluarga kamu atau nggak, semuanya tergantung kamu,” kata Chandra.

“O-oh, oke, Pak Ihsan, nggak masalah,” sahut Nova.

Walau Nova banyak belajar dari buku-buku bisnis, ini pertama kalinya dia terjun langsung ke lapangan, dan orang yang dia hadapi untuk pertama kali ini adalah presiden direktur Arthur Group.

“Sa-sayang, aku takut gagal,” kata Nova panik.

“Pak Ihsan sendiri yang ngundang kamu, jadi kenapa harus takut. Gih, aku tunggu di mobil.”

“Silakan, Bu Nova,” ujar Ihsan seraya membungkukkan tubuhnya.

Arthur Group adalah sebuah perusahaan besar, jadi sudah tidak aneh jika setiap hari ada banyak wartawan yang bersiaga di luar gedung, dan adegan yang terjadi tadi pun berhasil diabadikan oleh kamera mereka. Atas ajakan langsung dari Ihsan, Nova pun masuk lagi ke dalam sedangkan Chandra kembali ke mobilnya.

Chandra menyalakan sebatang rokok dan memberikan satu batang juga untuk Paul.

“Jenderal, apa perlu sampai segitunya? Sebenarnya Jenderal cukup bilang saja, aku yakin keluarga Pamungkas pasti bakal langsung kasih semuanya.”

“Buat apa? Buat aku kasih ke Nova nanti? Belum tentu juga dia suka, jadi aku cukup berdiri di belakang saja, biar dia kerjain apa yang dia suka. Kalau memang dia suka, aku pasti bakal dukung sepenuhnya. Dan aku juga sudah bilang berkali-kali, di sini nggak ada yang namanya Jenderal Naga, adanya cuma Chandra Atmaja.”

“Siap, Kak Chandra. Maaf aku sudah kebiasaan, jadi susah diubah.”

Sementara itu di lantai paling atas, Ihsan sendiri yang menyajikan teh untuk Nova.

“Eh, Pak Ihsan, nggak apa-apa. Biar saya sendiri saja.”

“Nggak apa-apa. Bu Nova duduk saja. Nggak perlu tegang begitu, anggap saja rumah sendiri.”

“Tapi, Pak Ihsan, saya ke sini untuk ngomongin soal bisnis ….”

“Iya, saya tahu. Minum saja dulu tehnya, saya sudah minta sekretaris untuk siapin surat perjanjiannya. Oh ya, 200 miliar cukup? Kalau masih kurang, saya bisa tambahin lagi.”

“Eh?”

“Masih nggak cukup? Kalau begitu saya tambahin lagi, deh. Gimana kalau satu triliun?”

“Cukup, cukup, 200 miliar saja sudah cukup,” kata Nova.

Satu triliun? Yang benar saja. Dengan jumlah transaksi sebesar satu triliun, jika pembagian yang diterima sekitar 20%, berarti keuntungan bersih yang diterima oleh Yorda Group sebesar 200 miliar. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh keluarga Kurniawan saat ini, pesanan sebanyak itu masih jauh di luar kapasitas mereka. Bisa-bisa keluarga Kurniawan dibuat kerepotan setengah mati dengan pesanan sebanyak itu.

Efisiensi kerja Ihsan memang luar biasa, hanya dalam hitungan menit saja, sekretarisnya sudah datang membawakan surat perjanjian. Nova yang masih dilanda kebingungan pun hanya menandatangani saja surat itu.

Sebelum pergi, tidak lupa Ihsan juga menyerahkan kartu namanya dan berkata, “Bu Nova, ini kartu namaku. Kalau ada apa-apa, nggak usah ragu untuk hubungi saya.”

Dari awal sampai akhir, tidak sekali pun Ihsan menyebut nama Chandra. Dia tahu siapa identitas Chandra yang sebenarnya, tapi Nova tampaknya tidak tahu. Sebagai presiden direktur perusahaan sebesar ini, sudah pasti Ihsan memiliki keahlian untuk mengamati karakter seseorang, dan dia tahu kalau Chandra tidak ingin identitasnya diketahui.

Nova pun keluar dari gedung itu sambil membawa surat perjanjian di tangannya. Semua ini masih terasa seperti ilusi baginya karena semuanya berjalan terlalu lancar. Dia bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun dalam sepanjang proses negosiasi, tapi Ihsan dengan semudah itu menyetujui proposalnya.

Sesampainya di mobil, Nova pun menceritakan apa yang dia alami kepada Chandra.

“Say, kayaknya Pak Ihsan itu memang mau ngedekatin aku, deh. Masa dia langsung setuju untuk kasih aku orderan senilai 200 miliar, padahal aku belum ngomong apa-apa. Dia bahkan mau kasih kau satu triliun, tapi aku langsung nolak.”

“Kamu pasti dulu pernah ketemu sama dia.”

“Nggak, kok. Selama ini aku kan hampir nggak ada teman. Say, apa jangan-jangan dia begitu karena kamu?”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 8

    Dodi menunjukkan ekspresi seakan dia yakin akan mendapatkan Nova untuk malam ini. Dia menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan karena jabatan inilah dia sudah mencicipi entah berapa banyak wanita. Awalnya para wanita itu memang menolak, tapi seiring berjalannya waktu, malah mereka sendiri yang berinisiatif mendatangi Dodi. “Karena aku apanya? Aku ini kan cuma anak yatim piatu. Mana mungkin aku bisa kenal sama orang kayak Ihsan,” bantah Chandra. “Cih, nggak usah pura-pura. Rumah kamu yang di Imperial Residences itu gimana?” “Aku mana sanggup tinggal di sana. Imperial Residences itu punya temanku yang dulu sama-sama di panti asuhan. Sekarang dia lagi di luar negeri, dan karena aku nggak punya tempat tinggal, dia kasih aku tinggal di sana, hitung-hitung bisa sekalian jaga rumah.” “Serius?” tanya Nova ragu. “Iyalah. Kenapa? Kalau tempat itu bukan punyaku, kamu mau cerai?” “Bukan begitu! Kamu sudah nyembuhin aku dan aku jadi terlahir kembali, makanya aku mau menikah sama kamu. Kamu mi

  • Jenderal Naga   Bab 9

    Dia adalah adik perempuannya Leon Kurniawan, Linda Kurniawan, putri dari Hardi Kurniawan, yang merupakan putra tertua dari Toni Kurniawan.Begitu memasuki ruangan, dia melihat Nova dan Chandra. Dia memperhatikan mereka, kemudian mendatangi Toni, mengeluarkan ponselnya, dan menunjukkan sebuah berita kepada pria itu.Toni tercengang saat melihat berita bahwa Ihsan membungkuk dan meminta Nova untuk masuk Arthur Group.Padahal, Ihsan ini adalah direktur utama Arthur Group.Di Rivera, empat keluarga terkaya saja sangat menghormati Ihsan.Dia dengan cepat mengambil kontrak pesanan di atas meja. Ketika melihat bahwa kontrak itu benar-benar bernilai 200 miliar, dia langsung tertawa terbahak-bahak, “Hahaha. Nova, bagus sekali. Seperti yang diharapkan dari anggota keluarga Kurniawan. Setelah mendapatkan pesanan bernilai 200 miliar dari Arthur Group, Yorda Group-ku akhirnya bisa membusungkan dada di Rivera.”“Kakek, bagaimana dengan Chandra?”“Apa? Putra dari dari keluarga Sinaga datang?” Dari l

  • Jenderal Naga   Bab 10

    David langsung terduduk di lantai.Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Bagaimana itu bisa terjadi?Apa Nova benar-benar menelepon direktur utama Arthur Group tadi?Melihat sikap David, Chandra langsung tahu, pria itu pasti sudah mendapat kabar bahwa Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Di kantor presdir Almaris Group. Bambang Sinaga sedang berteriak memarahi David, karena dia mendapat kabar dari Arthur Group bahwa direktur utama mereka yang memerintahkannya sendiri dan mengatakan kalau David telah menyinggung perasaan seseorang yang seharusnya tidak tersinggung.“Pak Bambang, gawat. Arthur Group bilang adalah masalah kualitas pada bahan obat yang kita produksi. Mereka telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan kita dan meminta kita untuk membayar ganti rugi sebesar enam triliun!”“Pak, gawat. Ada pesan dari bank yang meminta kita segera melunasi pinjaman!”“Pak, gawat. Pabrik kita telah ditutup oleh pihak berwenang karena masalah kualitas!”

  • Jenderal Naga   Bab 11

    “Lukisan Gunung Merabu …,” gumam Chandra pelan.Lukisan itu adalah lukisan pusaka milik keluarga Atmaja.Sebelum meninggal, kakeknya pernah memberitahunya bahwa keluarga Atmaja boleh hancur, tapi lukisan ini tidak boleh hilang.Chandra tidak pernah melupakan hal ini selama sepuluh tahun ini.“Paul, bersiaplah. Kita bergerak di malam hari.”“Oke.” Paul mengangguk.“Oke, kamu pergi dulu. Istriku akan segera pulang kerja. Dia nggak berharap aku berurusan dengan orang yang nggak jelas. Kamu nggak kelihatan seperti orang baik. Kalau istriku melihatmu, aku akan dimarahi lagi.”Ekspresi Paul menegang. Kulitnya hanya sedikit hitam. Kenapa dia jadi dianggap orang yang tidak jelas dan orang yang tidak baik?“Kok masih bengong? Cepat pergi.” Chandra menendang pria itu.Paul pun berbalik badan dan pergi.Chandra melihat jam. Sudah waktu pulang kerja. Nova akan segera keluar.Dia pun mendorong motor listrik yang ada di sebelahnya dan berjalan menuju kantor Yorda Group. Sebelum dia sampai ke sana, d

  • Jenderal Naga   Bab 12

    Chandra tampak tak berdaya.Nova berkata, “Ambilkan gaun di dalam lemariku. Ada perjamuan penting mala mini.”Chandra bangkit dan berjalan menuju lemari, membuka pintu lemari dan bertanya, “Sayang, yang mana?”“Yang putih, dengan belahan V di leher.”“Nggak boleh pakai gaun ini. Kamu nggak boleh pakai yang terlalu terbuka seperti ini di luar. Gaun yang ini bagus.” Chandra mengambil sebuah gaun hitam berleher tinggi dan menyerahkannya pada Nova, lalu bertanya, “Ngomong-ngomong, perjamuan apa?”Nova berkata, “Hindi Sinaga mengadakan acara lelang. Ada banyak barang bagus yang dilelangkan. Tamu yang hadir juga orang-orang penting. Aku juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperluas koneksiku.”Chandra sedikit kaget mendengarnya, tapi tidak mengatakan apa-apa dan malah bertanya, “Apa perlu aku mengantarmu pakai motor?”“Aku naik taksi saja.”“Oh, oke.”Setelah berganti pakaian, Nova pun pergi.Di vila kediaman keluarga Sinaga.Ini adalah satu-satunya vila yang tersisa milik keluarga

  • Jenderal Naga   Bab 13

    Puluhan mobil jip melaju menuju vila keluarga Kurniawan. Tentara-tentara bersenjata lengkap menyerbu rumah mereka.Anggota keluarga Kurniawan lainnya langsung panik. Toni yang sudah tidur, terbangun dengan masih mengenakan piyamanya. Ketika melihat puluhan tentara berada di sana, wajahnya menjadi pucat karena ketakutan. Dia buru-buru bertanya, “Ada apa?”“Bawa pergi.”Setelah perintah itu, Toni ditahan oleh dua tentara dan dibawa pergi dengan paksa.Anggota keluarga Kurniawan lainnya yang sudah tidur juga dibawa paksa.Sementara itu, di rumah Nova.Boni dan Yani sudah tidur.“Bruk!” Pintunya didobrak sampai terbuka. Kemudian, sekelompok orang masuk dan membawa mereka pergi dengan paksa.Di lantai atas Rivera Hotel, di sebuah ruang rahasia.Nova diikat, dan setelah beberapa saat, anggota keluarga Kurniawan lainnya juga dibawa ke sana. Kakeknya ayahnya, paman pertamanya Om Hardi, paman keduanya Om Jaka, dan puluhan orang dari keluarga Kurniawan semuanya dibawa ke sana. Semuanya diikat.M

  • Jenderal Naga   Bab 14

    Ada dua luka berdarah di wajah Nova yang cantik. Darahnya menetes ke pipi dan menodai lehernya.Penglihatannya kabur, karena air mata terus menetes.Air matanya mengalir dan bercampur dengan darah di wajahnya.Dia sudah putus asa.Dia merasa tidak berdaya menghadapi Radika, komandan dari keluarga Sinaga itu.Dia benci!Dia benci pada dirinya yang dulu. Mengapa dia harus menerobos masuk ketika mendengar ada teriakan minta tolong di tengah kebakaran itu!Hanya karena dia menolong satu orang, dia terluka bakar dan harus hidup menderita selama sepuluh tahun!Setelah menderita luka bakar itu, dia menjadi bahan olokan dan tertawaan teman-temannya!Teman-teman yang dulu berteman baik dengannya juga ikut mengabaikannya!Teman-teman di kelas kalau melihatnya seperti melihat orang berpenyakit, menjauh darinya!Dia tidak disukai oleh keluarganya, dan bahkan orang tuanya sendiri memandangnya dengan rendah!Setelah lukanya sembuh total, dia merasa penderitaannya selama sepuluh tahun terakhir tidak

  • Jenderal Naga   Bab 15

    “Orang itu adalah aku.”Satu kalimat pendek, tapi kalimat itu menggelegar di telinga semua orang yang ada di sana bagaikan petir, membuat pikiran mereka kosong, membuat mereka bingung.Bahkan, Radika yang berada di panggung juga tertegun sejenak.Dia adalah wakil komandan di perbatasan barat yang telah mengalami banyak pertempuran, tetapi dia juga dibuat terpana oleh teriakan Chandra.Dia tidak menyadari apa yang sedang terjadi saat itu. Ketika dia sadar, dia melihat seorang pria berjalan masuk.Orang itu mengenakan topeng hitam di wajahnya dan aura dingin menyelimuti seluruh tubuhnya. Aura dingin itu seolah menurunkan suhu ruangan itu.“Dia?”“Pria bertopeng itu yang membunuh Ahmad Sinaga!”Orang-orang di ruangan itu mulai menyadarinya. Wajah mereka pucat karena ketakutan ketika melihat Chandra berjalan mendekat.Setengah bulan yang lalu, tangan Denis Sinaga dipatahkan dan kepala Ahmad Sinaga dipotong. Pemandangan tubuh Ahmad yang terbaring dalam genangan darah muncul di benak semua o

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2239

    Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus

  • Jenderal Naga   Bab 2238

    Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu

  • Jenderal Naga   Bab 2237

    “Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali

  • Jenderal Naga   Bab 2236

    Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d

  • Jenderal Naga   Bab 2235

    Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di

  • Jenderal Naga   Bab 2234

    Duno Lowen tidak tahu maksud dan tujuan kedatangan Yosan, jadi Yosan mengungkapkan tujuan utamanya dengan berkata, "Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu.""Tetua Yosan, tidak perlu sungkan begitu. Kamu bisa langsung memberitahuku.""Tujuanku datang ke sini adalah untuk meminta sebuah Pil Enam Yang," jawab Yosan terus terang. Senyuman di wajah Duno seketika menghilang setelah mendengar jawaban Yosan. Bahkan anggota keluarga Lowen lainnya yang berada di aula juga langsung berdiskusi satu sama lain. Duno berkata dengan raut wajah enggan, "Tetua Yosan, pil itu adalah peninggalan leluhur kami sejak ribuan tahun yang lalu. Sekarang, pil itu sudah tidak ada lagi."Yosan tahu kalau makna dari perkataan Duno adalah sebuah penolakan, jadi dia pun berkata, "Tuan Duno, aku juga tidak datang dengan tangan kosong. Aku akan menukar pil itu dengan barang yang setara. Aku akan berusaha memberikan apa pun yang keluarga Lowen inginkan."Yosan sadar kalau dia harus berkorban untuk mendapatkan Pil Ena

  • Jenderal Naga   Bab 2233

    Luna terkejut ketika melihat sosok Yosan. Master Yosan? Jadi, Chandra sudah menjadi murid dari Master Yosan?Setelah tertegun selama beberapa saat, Luna akhirnya bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?""Aku akan pergi ke Liran Selatan bersama Master Yosan," jawab Chandra. "Oh iya, pergilah," balas Luna. Chandra mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara setelah berpamitan dengan Luna. Dia berbalik lalu berkata kepada Yosan, "Master, ayo kita pergi."Yosan melambaikan tangannya dengan ringan lalu muncul cahaya keemasan yang diikuti dengan sebuah labu yang muncul di tangannya. Labu itu terus membesar sampai sepanjang 10 meter. "Ini?" tanya Chandra terkejut. Yosan tersenyum lalu berkata, "Ini adalah senjata tebang ajaib. Ayo, naiklah."Kemudian dia naik ke atas labu raksasa itu, diikuti oleh Chandra yang melompat di belakangnya. Yosan bergegas mengerahkan energi sejatinya lalu labu itu mulai bergerak dengan cepat di udara. Dalam sekejap mata, gunung-gunung tertinggal di belakang me

  • Jenderal Naga   Bab 2232

    Yosan berkata, "Chandra adalah seorang pemuda yang cakap. Dia sangat kuat di segala aspek. Aku sudah menerimanya sebagai muridku. Selanjutnya, aku berencana untuk menentukan rencana pelatihan untuknya. Aku akan menggunakan semua kekuatanku untuk membimbingnya agar dia bisa meraih hasil maksimal dalam kompetisi besar nanti. Aku ingin menunjukkan kepada para tetua dan ketua sekte kalau masih ada murid yang luar biasa dalam perekrutan kali ini."Ziyan langsung mengerutkan keningnya lalu berkata, "Master, walaupun Chandra memiliki potensi yang cukup baik, tapi kompetisi besar tidak lama lagi akan dilaksanakan. Kekuatannya tidak mungkin meningkat secara drastis dalam waktu sesingkat itu. Janganlah Master menghabiskan terlalu banyak usaha hanya untuk dia seorang. Lagi pula, murid di bawah bimbinganmu yang berusia di bawah 50 tahun masih cukup banyak. Jadi, lebih baik dan lebih hemat jika Master membimbing mereka daripada Chandra."Yosan langsung menatap Ziyan tajam setelah mendengar perkataa

  • Jenderal Naga   Bab 2231

    Yosan merasa, Chandra memiliki potensi yang besar. Dia tidak mungkin salah dalam menilai orang lain. Selain itu, Chandra bisa memunculkan kekuatan yang sangat besar, sekalipun tingkat kekuatannya masih terhitung rendah. Bahkan dia bisa menandingi prajurit yang memiliki kekuatan tingkat ketiga Alam Keabadian. Chandra bisa segera naik ke tingkat keenam Alam Kesucian kalau saja dia berada di tingkat ketiga Alam Kesucian. "Chandra, aku akan mengatur rencana pelatihanmu. Tapi, kemungkinan besar kamu akan sangat menderita. Apa kamu mampu menahannya?" tanya Yosan penuh harap. "Aku bisa menahan apa pun, selama aku belum mati," jawab Chandra mantap. "Baiklah," balas Yosan dengan perasaan lega. "Tenang saja, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membimbingmu. Kekuatanmu akan meningkat pesat dalam waktu satu tahun ini.""Baik, aku akan menantikannya," balas Chandra penuh harap. "Sekarang, kamu tunggu dulu di sini selama beberapa hari. Aku akan mempersiapkan semuanya untuk membimbingmu," ujar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status