Share

Bab 7

Author: Angin
Dodi menunjukkan ekspresi seakan dia yakin akan mendapatkan Nova untuk malam ini. Dia menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan karena jabatan inilah dia sudah mencicipi entah berapa banyak wanita. Awalnya para wanita itu memang menolak, tapi seiring berjalannya waktu, malah mereka sendiri yang berinisiatif mendatangi Dodi.

Sisca juga sama-sama ingin masalah ini cepat terselesaikan, karena jika semuanya sudah beres dan Dodi merasa puas, dia juga yang akan mendapatkan keuntungan.

“Nov, aku tahu selama ini hidup kamu cukup menderita, tapi sekarang kamu sudah cantik, makanya kamu harus bisa manfaatin kecantikan kamu itu. Masa muda cewek itu cuma sebentar. Sayang banget kalau sampai kelewatan,” kata Sisca.

“Nggak, aku sudah punya suami,” bantah Nova.

“Jangan ngelunjak kamu, Nova. Sudah bagus Pak Dodi mau bantuin kamu. Harusnya kamu merasa terhormat. Kalau sampai Pak Dodi merasa tersinggung, jangan harap kamu bisa kerja sama dengan Arthur Group.”

“Chan ….”

Chandra sedikit pun tidak menghiraukan mereka berdua dan langsung menunjuk ke pintu masuk sambil berkata, “Ayo, yang mau kita temui itu presiden direktur di sini, bukan manajer. Dia itu cuma manajer biasa, nggak perlu dimasukkin ke hati.”

“Heh, siapa kamu?” tanya Dodi.

“Minggir.”

Chandra hanya menjawab Dodi dengan satu kata. Mau bagaimanapun juga, Chandra adalah seorang Jenderal Naga. Orang seperti Dodi bahkan tidak pantas untuk berbicara dengannya.

Sementara itu Ihsan sudah dari pagi menunggu kedatangan Nova di lantai paling atas, tempat di mana ruang kantor presiden direktur berada. Mungkin karena gelisah Nova tak kunjung datang setelah ditunggu cukup lama, da pun turun ke lantai dasar untuk menanyakannya kepada resepsionis, tapi sayangnya tidak ada yang namanya Nova datang mencarinya. Akhirnya dia pun jadi semakin panik, karena Nova ini adalah istrinya Jenderal Naga. Jangankan dia, bahkan seisi keluarga Pamungkas yang ada di Diwangsa bisa habis.

Jadinya dia memutuskan untuk menunggu di pintu masuk, dan di sana dia melihat Dodi sedang berbicara dengan dua orang lainnya. Tubuh Ihsan langsung gemetar ketika menyadari salah satu dari dua orang itu adalah Chandra. Dia pun segera mengelap keringat yang menetes di wajahnya dan langsung menghampiri mereka.

“Jen ….”

Namun sebelum Ihsan menyapanya, Chandra sudah memberikan tatapan yang tajam kepadanya, yang membuat Ihsan langsung paham apa maksudnya.

“Nova, itu dia Pak Ihsan. Cepat kejar dia. Bisa atau nggak aku tetap jadi keluarga Kurniawan semua tergantung kamu.”

Nova menoleh ke arah Chandra menunjuk, dan benar saja, di situ dia melihat seorang pria berkepala botak yang tidak lain adalah Ihsan.

“Hahaha, ngawur saja. Pak Ihsan kan masih ada di kantornya,” kata Sisca.

“Nova, ingat apa yang aku bilang. Kalau nggak mau ke hotel, jangan harap bisa kerja sama dengan Arthur Group,” timpal Dodi.

“Ngapain kalian? Kenapa nggak kerja?” tanya Ihsan.

Baik Sisca maupun Dodi langsung berbalik ketika mendengar suara itu, dan raut wajah mereka langsung berubah ketika menyadari Ihsan sudah ada di belakang mereka.

“Pa-Pak Ihsan, selamat pagi.”

Dodi langsung panik karena dia pasti akan dipecat kalau sampai Ihsan mendengar apa yang tadi dia katakan kepada Nova. Saat ini dia hanya bisa berdoa Ihsan tidak mendengar semua itu.

“Ada apa ini?” tanya Ihsan.

“H-halo, Pak Ihsan. Saya Nova Kurniawan dari Yorda Group. Hari ini saya mewakili Yorda Group untuk mengajukan kerja sama dengan perusahaan Bapak.”

Rivera juga dikenal sebagai Kota Obat. Kota ini ada banyak sekali perusahaan yang menekuni bidang pengolahan obat, dan mereka semua bergantung kepada perusahaan besar untuk bertahan hidup. Skala perusahaan Yorda Group memang tidak besar, dan mereka masih jauh dari kata layak untuk menjalin kerja sama dengan Arthur Group.

“Aku tanya kenapa kalian berdua ada di sini,” kata Ihsan seraya menatap Dodi dan Sisca.

Chandra yang dari tadi diam saja akhirnya buka suara, “Istriku datang untuk ngomongin soal kerja sama, tapi si manajer ini malah menyalahgunakan jabatannya dan nggak mau kasih kesempatan buat Yorda Group buat kerja sama. Aku rasa sebagai perusahaan besar, Arthur Group seharusnya bisa bertindak adil soal ini.”

“Ya, benar juga. Kayaknya ada internal perusahaan memang ada yang nggak beres. Kamu namanya Dodi, ‘kan? Pergi ke bagian keuangan sekarang juga untuk hitung gaji, habis itu pergi dari sini,” kata Ihsan.

“Eh? Pa-Pak Ihsan jangan mau dengar omong kosong anak ini. Yorda Group itu cuma perusahaan kecil, mereka nggak layak kerja sama dengan kita. Orderan dari Arthur Group cuma dikasih ke perusahaan yang memang mampu. Justru mereka yang resek, makanya saya sengaja mempersulit mereka. Pak Ihsan, saya begini juga demi kebaikan perusahaan.”

“Perlu aku kasih tahu dua kali? Kamu juga, cepat beresin barang-barang kamu dan pergi dari sini,” tutur Ihsan sambil menunjuk Sisca. Lalu dia kembali melayani Nova dan berkata, “Bu Nova dari Yorda Group, ya? Yuk, kita ke kantor saya saja, biar saya yang urus langsung.”

Nova masih kebingungan dengan sikap Ihsan sampai dia termangu. Sejak kapan presiden direktur Arthur Group jadi begitu mudah untuk diajak bicara?

“Kenapa diam saja? Ini kesempatan yang langka, lho. Aku bisa bertahan di keluarga kamu atau nggak, semuanya tergantung kamu,” kata Chandra.

“O-oh, oke, Pak Ihsan, nggak masalah,” sahut Nova.

Walau Nova banyak belajar dari buku-buku bisnis, ini pertama kalinya dia terjun langsung ke lapangan, dan orang yang dia hadapi untuk pertama kali ini adalah presiden direktur Arthur Group.

“Sa-sayang, aku takut gagal,” kata Nova panik.

“Pak Ihsan sendiri yang ngundang kamu, jadi kenapa harus takut. Gih, aku tunggu di mobil.”

“Silakan, Bu Nova,” ujar Ihsan seraya membungkukkan tubuhnya.

Arthur Group adalah sebuah perusahaan besar, jadi sudah tidak aneh jika setiap hari ada banyak wartawan yang bersiaga di luar gedung, dan adegan yang terjadi tadi pun berhasil diabadikan oleh kamera mereka. Atas ajakan langsung dari Ihsan, Nova pun masuk lagi ke dalam sedangkan Chandra kembali ke mobilnya.

Chandra menyalakan sebatang rokok dan memberikan satu batang juga untuk Paul.

“Jenderal, apa perlu sampai segitunya? Sebenarnya Jenderal cukup bilang saja, aku yakin keluarga Pamungkas pasti bakal langsung kasih semuanya.”

“Buat apa? Buat aku kasih ke Nova nanti? Belum tentu juga dia suka, jadi aku cukup berdiri di belakang saja, biar dia kerjain apa yang dia suka. Kalau memang dia suka, aku pasti bakal dukung sepenuhnya. Dan aku juga sudah bilang berkali-kali, di sini nggak ada yang namanya Jenderal Naga, adanya cuma Chandra Atmaja.”

“Siap, Kak Chandra. Maaf aku sudah kebiasaan, jadi susah diubah.”

Sementara itu di lantai paling atas, Ihsan sendiri yang menyajikan teh untuk Nova.

“Eh, Pak Ihsan, nggak apa-apa. Biar saya sendiri saja.”

“Nggak apa-apa. Bu Nova duduk saja. Nggak perlu tegang begitu, anggap saja rumah sendiri.”

“Tapi, Pak Ihsan, saya ke sini untuk ngomongin soal bisnis ….”

“Iya, saya tahu. Minum saja dulu tehnya, saya sudah minta sekretaris untuk siapin surat perjanjiannya. Oh ya, 200 miliar cukup? Kalau masih kurang, saya bisa tambahin lagi.”

“Eh?”

“Masih nggak cukup? Kalau begitu saya tambahin lagi, deh. Gimana kalau satu triliun?”

“Cukup, cukup, 200 miliar saja sudah cukup,” kata Nova.

Satu triliun? Yang benar saja. Dengan jumlah transaksi sebesar satu triliun, jika pembagian yang diterima sekitar 20%, berarti keuntungan bersih yang diterima oleh Yorda Group sebesar 200 miliar. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh keluarga Kurniawan saat ini, pesanan sebanyak itu masih jauh di luar kapasitas mereka. Bisa-bisa keluarga Kurniawan dibuat kerepotan setengah mati dengan pesanan sebanyak itu.

Efisiensi kerja Ihsan memang luar biasa, hanya dalam hitungan menit saja, sekretarisnya sudah datang membawakan surat perjanjian. Nova yang masih dilanda kebingungan pun hanya menandatangani saja surat itu.

Sebelum pergi, tidak lupa Ihsan juga menyerahkan kartu namanya dan berkata, “Bu Nova, ini kartu namaku. Kalau ada apa-apa, nggak usah ragu untuk hubungi saya.”

Dari awal sampai akhir, tidak sekali pun Ihsan menyebut nama Chandra. Dia tahu siapa identitas Chandra yang sebenarnya, tapi Nova tampaknya tidak tahu. Sebagai presiden direktur perusahaan sebesar ini, sudah pasti Ihsan memiliki keahlian untuk mengamati karakter seseorang, dan dia tahu kalau Chandra tidak ingin identitasnya diketahui.

Nova pun keluar dari gedung itu sambil membawa surat perjanjian di tangannya. Semua ini masih terasa seperti ilusi baginya karena semuanya berjalan terlalu lancar. Dia bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun dalam sepanjang proses negosiasi, tapi Ihsan dengan semudah itu menyetujui proposalnya.

Sesampainya di mobil, Nova pun menceritakan apa yang dia alami kepada Chandra.

“Say, kayaknya Pak Ihsan itu memang mau ngedekatin aku, deh. Masa dia langsung setuju untuk kasih aku orderan senilai 200 miliar, padahal aku belum ngomong apa-apa. Dia bahkan mau kasih kau satu triliun, tapi aku langsung nolak.”

“Kamu pasti dulu pernah ketemu sama dia.”

“Nggak, kok. Selama ini aku kan hampir nggak ada teman. Say, apa jangan-jangan dia begitu karena kamu?”

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 8

    Dodi menunjukkan ekspresi seakan dia yakin akan mendapatkan Nova untuk malam ini. Dia menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan karena jabatan inilah dia sudah mencicipi entah berapa banyak wanita. Awalnya para wanita itu memang menolak, tapi seiring berjalannya waktu, malah mereka sendiri yang berinisiatif mendatangi Dodi. “Karena aku apanya? Aku ini kan cuma anak yatim piatu. Mana mungkin aku bisa kenal sama orang kayak Ihsan,” bantah Chandra. “Cih, nggak usah pura-pura. Rumah kamu yang di Imperial Residences itu gimana?” “Aku mana sanggup tinggal di sana. Imperial Residences itu punya temanku yang dulu sama-sama di panti asuhan. Sekarang dia lagi di luar negeri, dan karena aku nggak punya tempat tinggal, dia kasih aku tinggal di sana, hitung-hitung bisa sekalian jaga rumah.” “Serius?” tanya Nova ragu. “Iyalah. Kenapa? Kalau tempat itu bukan punyaku, kamu mau cerai?” “Bukan begitu! Kamu sudah nyembuhin aku dan aku jadi terlahir kembali, makanya aku mau menikah sama kamu. Kamu mi

  • Jenderal Naga   Bab 9

    Dia adalah adik perempuannya Leon Kurniawan, Linda Kurniawan, putri dari Hardi Kurniawan, yang merupakan putra tertua dari Toni Kurniawan.Begitu memasuki ruangan, dia melihat Nova dan Chandra. Dia memperhatikan mereka, kemudian mendatangi Toni, mengeluarkan ponselnya, dan menunjukkan sebuah berita kepada pria itu.Toni tercengang saat melihat berita bahwa Ihsan membungkuk dan meminta Nova untuk masuk Arthur Group.Padahal, Ihsan ini adalah direktur utama Arthur Group.Di Rivera, empat keluarga terkaya saja sangat menghormati Ihsan.Dia dengan cepat mengambil kontrak pesanan di atas meja. Ketika melihat bahwa kontrak itu benar-benar bernilai 200 miliar, dia langsung tertawa terbahak-bahak, “Hahaha. Nova, bagus sekali. Seperti yang diharapkan dari anggota keluarga Kurniawan. Setelah mendapatkan pesanan bernilai 200 miliar dari Arthur Group, Yorda Group-ku akhirnya bisa membusungkan dada di Rivera.”“Kakek, bagaimana dengan Chandra?”“Apa? Putra dari dari keluarga Sinaga datang?” Dari l

  • Jenderal Naga   Bab 10

    David langsung terduduk di lantai.Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Bagaimana itu bisa terjadi?Apa Nova benar-benar menelepon direktur utama Arthur Group tadi?Melihat sikap David, Chandra langsung tahu, pria itu pasti sudah mendapat kabar bahwa Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Di kantor presdir Almaris Group. Bambang Sinaga sedang berteriak memarahi David, karena dia mendapat kabar dari Arthur Group bahwa direktur utama mereka yang memerintahkannya sendiri dan mengatakan kalau David telah menyinggung perasaan seseorang yang seharusnya tidak tersinggung.“Pak Bambang, gawat. Arthur Group bilang adalah masalah kualitas pada bahan obat yang kita produksi. Mereka telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan kita dan meminta kita untuk membayar ganti rugi sebesar enam triliun!”“Pak, gawat. Ada pesan dari bank yang meminta kita segera melunasi pinjaman!”“Pak, gawat. Pabrik kita telah ditutup oleh pihak berwenang karena masalah kualitas!”

  • Jenderal Naga   Bab 11

    “Lukisan Gunung Merabu …,” gumam Chandra pelan.Lukisan itu adalah lukisan pusaka milik keluarga Atmaja.Sebelum meninggal, kakeknya pernah memberitahunya bahwa keluarga Atmaja boleh hancur, tapi lukisan ini tidak boleh hilang.Chandra tidak pernah melupakan hal ini selama sepuluh tahun ini.“Paul, bersiaplah. Kita bergerak di malam hari.”“Oke.” Paul mengangguk.“Oke, kamu pergi dulu. Istriku akan segera pulang kerja. Dia nggak berharap aku berurusan dengan orang yang nggak jelas. Kamu nggak kelihatan seperti orang baik. Kalau istriku melihatmu, aku akan dimarahi lagi.”Ekspresi Paul menegang. Kulitnya hanya sedikit hitam. Kenapa dia jadi dianggap orang yang tidak jelas dan orang yang tidak baik?“Kok masih bengong? Cepat pergi.” Chandra menendang pria itu.Paul pun berbalik badan dan pergi.Chandra melihat jam. Sudah waktu pulang kerja. Nova akan segera keluar.Dia pun mendorong motor listrik yang ada di sebelahnya dan berjalan menuju kantor Yorda Group. Sebelum dia sampai ke sana, d

  • Jenderal Naga   Bab 12

    Chandra tampak tak berdaya.Nova berkata, “Ambilkan gaun di dalam lemariku. Ada perjamuan penting mala mini.”Chandra bangkit dan berjalan menuju lemari, membuka pintu lemari dan bertanya, “Sayang, yang mana?”“Yang putih, dengan belahan V di leher.”“Nggak boleh pakai gaun ini. Kamu nggak boleh pakai yang terlalu terbuka seperti ini di luar. Gaun yang ini bagus.” Chandra mengambil sebuah gaun hitam berleher tinggi dan menyerahkannya pada Nova, lalu bertanya, “Ngomong-ngomong, perjamuan apa?”Nova berkata, “Hindi Sinaga mengadakan acara lelang. Ada banyak barang bagus yang dilelangkan. Tamu yang hadir juga orang-orang penting. Aku juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperluas koneksiku.”Chandra sedikit kaget mendengarnya, tapi tidak mengatakan apa-apa dan malah bertanya, “Apa perlu aku mengantarmu pakai motor?”“Aku naik taksi saja.”“Oh, oke.”Setelah berganti pakaian, Nova pun pergi.Di vila kediaman keluarga Sinaga.Ini adalah satu-satunya vila yang tersisa milik keluarga

  • Jenderal Naga   Bab 13

    Puluhan mobil jip melaju menuju vila keluarga Kurniawan. Tentara-tentara bersenjata lengkap menyerbu rumah mereka.Anggota keluarga Kurniawan lainnya langsung panik. Toni yang sudah tidur, terbangun dengan masih mengenakan piyamanya. Ketika melihat puluhan tentara berada di sana, wajahnya menjadi pucat karena ketakutan. Dia buru-buru bertanya, “Ada apa?”“Bawa pergi.”Setelah perintah itu, Toni ditahan oleh dua tentara dan dibawa pergi dengan paksa.Anggota keluarga Kurniawan lainnya yang sudah tidur juga dibawa paksa.Sementara itu, di rumah Nova.Boni dan Yani sudah tidur.“Bruk!” Pintunya didobrak sampai terbuka. Kemudian, sekelompok orang masuk dan membawa mereka pergi dengan paksa.Di lantai atas Rivera Hotel, di sebuah ruang rahasia.Nova diikat, dan setelah beberapa saat, anggota keluarga Kurniawan lainnya juga dibawa ke sana. Kakeknya ayahnya, paman pertamanya Om Hardi, paman keduanya Om Jaka, dan puluhan orang dari keluarga Kurniawan semuanya dibawa ke sana. Semuanya diikat.M

  • Jenderal Naga   Bab 14

    Ada dua luka berdarah di wajah Nova yang cantik. Darahnya menetes ke pipi dan menodai lehernya.Penglihatannya kabur, karena air mata terus menetes.Air matanya mengalir dan bercampur dengan darah di wajahnya.Dia sudah putus asa.Dia merasa tidak berdaya menghadapi Radika, komandan dari keluarga Sinaga itu.Dia benci!Dia benci pada dirinya yang dulu. Mengapa dia harus menerobos masuk ketika mendengar ada teriakan minta tolong di tengah kebakaran itu!Hanya karena dia menolong satu orang, dia terluka bakar dan harus hidup menderita selama sepuluh tahun!Setelah menderita luka bakar itu, dia menjadi bahan olokan dan tertawaan teman-temannya!Teman-teman yang dulu berteman baik dengannya juga ikut mengabaikannya!Teman-teman di kelas kalau melihatnya seperti melihat orang berpenyakit, menjauh darinya!Dia tidak disukai oleh keluarganya, dan bahkan orang tuanya sendiri memandangnya dengan rendah!Setelah lukanya sembuh total, dia merasa penderitaannya selama sepuluh tahun terakhir tidak

  • Jenderal Naga   Bab 15

    “Orang itu adalah aku.”Satu kalimat pendek, tapi kalimat itu menggelegar di telinga semua orang yang ada di sana bagaikan petir, membuat pikiran mereka kosong, membuat mereka bingung.Bahkan, Radika yang berada di panggung juga tertegun sejenak.Dia adalah wakil komandan di perbatasan barat yang telah mengalami banyak pertempuran, tetapi dia juga dibuat terpana oleh teriakan Chandra.Dia tidak menyadari apa yang sedang terjadi saat itu. Ketika dia sadar, dia melihat seorang pria berjalan masuk.Orang itu mengenakan topeng hitam di wajahnya dan aura dingin menyelimuti seluruh tubuhnya. Aura dingin itu seolah menurunkan suhu ruangan itu.“Dia?”“Pria bertopeng itu yang membunuh Ahmad Sinaga!”Orang-orang di ruangan itu mulai menyadarinya. Wajah mereka pucat karena ketakutan ketika melihat Chandra berjalan mendekat.Setengah bulan yang lalu, tangan Denis Sinaga dipatahkan dan kepala Ahmad Sinaga dipotong. Pemandangan tubuh Ahmad yang terbaring dalam genangan darah muncul di benak semua o

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2052

    Ketiga perempuan itu menatap Chandra ngeri. “Hufh!”Chandra menarik napas panjang dan memilih untuk tidak bertindak gegabah. Bagaimanapun juga, dia sudah pergi selama dua tahun, jadi dia tidak tahu prajurit kuat seperti apa yang datang ke bumi. Dia juga tidak tahu, apakah dia bisa mengalahkan mereka atau tidak. Namun, dia mendengar laki-laki gemuk itu menyebut Basita. “Kamu menyebut nama Basita tadi. Apa orang itu sangat kuat?” tanya Chandra sambil berusaha menahan amarahnya. “Apa kamu tidak tahu tentang orang itu? Kamu pasti baru datang ke bumi, ya?”Chandra mengangguk lalu berkata, “Ya, aku baru datang ke bumi, jadi aku tidak tahu apa pun yang ada di sini.”“Kalau begitu, aku akan menjelaskannya untukmu.”Si laki-laki gemuk itu tanpa ragu terus berbicara agar Chandra mau membeli para perempuan itu, “Basita adalah manusia bumi paling kuat saat ini. Kabarnya, dia sudah mencapai Alam Trasenden tingkat tiga. Karena dia pernah mengalahkan seseorang yang berada di Alam Trasenden tingkat

  • Jenderal Naga   Bab 2051

    Chandra sudah berlatih di medan perang kuno selama dua tahun. Dia juga tidak tahu, apakah sudah ada prajurit kuat yang berhasil mengalahkan penjaga level sembilan dan menjadi pemilik Rumah Abadi selanjutnya? Oleh karena itu, Chandra bergegas meninggalkan tempat ini dan muncul di luar dengan cepat. Dia bergegas pergi menuju pangkalan militer terdekat tanpa berhenti di mana pun. Kemudian dia naik pesawat khusus untuk menuju Gunung Bushu. Akhirnya, dia tiba di Gunung Bushu setelah menumpang pesawat cukup lama. Wilayah Gunung Bushu tampak lebih luas setelah dua tahun berlalu. Ada banyak daerah baru yang muncul di sana, sampai Chandra hampir tidak mengenali Gunung Bushu. Namun, Chandra bisa melihat cahaya keemasan di kejauhan yang menandakan Rumah Abadi masih berdiri di sana dan belum menemukan pemilik barunya. Chandra langsung bernapas lega dan memilih untuk berjalan perlahan masuk ke dalam area Gunung Bushu. Chandra menemukan banyak prajurit ketika Chandra berjalan semakin dalam. Bahk

  • Jenderal Naga   Bab 2050

    Chandra tampak gembira. Akhirnya, dia hampir berhasil mencapai kekuatan magis segel kedelapan setelah berlatih cukup keras sekian lamanya. Sekarang, dia hanya perlu meningkatkan kekuatannya sampai puncak agar bisa membuka segel kedelapan. Setelah itu, barulah dia akan melawan penjaga Rumah Abadi di level sembilan. Chandra bergegas berdiri lalu berjalan menghampiri si penjaga. Si penjaga berbalik dan menyerahkan pakaian kepada Chandra yang baru menyadari kalau pakaiannya sudah habis terbakar. Chandra menerima pakaian itu dari tangan si penjaga dengan raut wajah malu seraya berkata, “Terima kasih, Kak.”Chandra buru-buru mengenakan pakaian itu yang ternyata adalah sebuah jubah antik yang sangat pas di badannya. Si penjaga berbalik dan menatap Chandra dengan puas lalu mengangguk seraya berkata, “Bagus sekali! Kecepatanmu dalam belajar, jauh lebih cepat dari dugaanku.”“Kak, sudah berapa lama aku berada di sini?” tanya Chandra penasaran. Chandra berlatih dengan sangat keras di tempat i

  • Jenderal Naga   Bab 2049

    Chandra tidak tahu, apa yang akan dilakukan si penjaga. Namun, dia tetap berdiri lalu mengikuti si penjaga. Si penjaga melangkah lambat dalam kehampaan. Karena dia takut Chandra tidak bisa mengimbangi kecepatannya. Chandra terus mengikutnya dari belakang. Sampai akhirnya, seberkas cahaya muncul di depan mereka setelah mereka berjalan melewati banyak gunung dan sungai yang sudah hancur. Cahaya itu semakin lama semakin terang. Sampai akhirnya, Chandra menyadari ada lautan api di depannya.Di depan mereka saat ini tampak sebuah pegunungan yang dikelilingi oleh kobaran api yang berwarna putih. Api itu sungguh tampak aneh dan menakutkan. Si penjaga berhenti di luar gunung yang terbakar itu dan Chandra juga ikut berhenti. Chandra sudah bisa merasakan hawa panas dari tempat dia berhenti sampai keringat bercucuran di dahinya. Dia benar-benar terkejut. Biasanya, tidak ada api yang bisa membuatnya kepanasan setelah dirinya berada di tingkatnya saat ini. “Kak, apa ini?” tanya Chandra. Si pen

  • Jenderal Naga   Bab 2048

    Si penjaga berkata, “Sekarang, kamu harus menekan energi sejatimu dan membuatnya lebih murni dan lebih kuat. Kekuatanmu akan semakin kuat seiring dengan semakin murninya energi sejatimu.”“Bagaimana cara menekannya?” tanya Chandra bingung. “Aku akan mengajarkanmu beberapa keterampilan,” ujar si penjaga lalu mengulurkan jari rampingnya dan menyentuh dahi Chandra. Dengan cepat, beberapa informasi masuk ke dalam otak Chandra. Kemudian dia duduk bersila dan menyerap semua informasi yang masuk ke dalam pikirannya. Chandra seketika menyadari bahwa informasi ini adalah suatu bentuk ilmu kultivasi mental untuk menekan energi sejati di dalam tubuhnya. Ilmu kultivasi mental ini tidak terlalu mendalam, tapi tetap saja ada beberapa bagian yang tidak Chandra mengerti. Akhirnya, Chandra menanyakan berbagai macam hal yang tidak dimengertinya tanpa rasa malu kepada si penjaga. Chandra dengan cepat bisa mengerti tentang semua ini di bawah bimbingan si penjaga. Kemudian, Chandra bergegas menggunakan

  • Jenderal Naga   Bab 2047

    Chandra menelan dua butir buah perak itu. Tidak lama kemudian, aroma yang luar biasa menyebar di tenggorokannya dan energi yang sangat kuat juga menyebar di seluruh tubuhnya. Seluruh pori-pori tubuhnya melebar dan memancarkan cahaya keperakan. Tubuhnya terasa ringan dan mulai melayang di udara. “Sungguh kekuatan yang dahsyat,” gumam Chandra terkejut. Chandra bergegas menutup pori-pori di tubuhnya agar kekuatan itu tidak cepat menghilang. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan metode semesta untuk menyerap energi dan memurnikannya lalu mengubahnya menjadi energi sejati. Energi sejatinya semakin meningkat. Akhirnya, Chandra merasakan segel di dalam tubuhnya. Sudah lama dia tidak merasakan kekuatan seperti ini sejak dia mulai mempelajari kekuatan magis. Dia terus menyerap energi ke dalam tubuhnya, sampai akhirnya dia tidak lagi mampu menyerap apa pun. Hal ini bisa terjadi karena ada segel di dalam tubuhnya yang menghalangi dirinya untuk menyerap lebih banyak lagi. Chandra sadar kalau seg

  • Jenderal Naga   Bab 2046

    Chandra mengangguk lalu kembali berjalan ke depan. Sebuah gerbang ilusi tiba-tiba muncul setelah mereka berjalan selama 5 menit. Gerbang itu terbentuk dari aura kabut berwarna hitam setinggi lebih dari 5 meter. “Ayo.”Si penjaga melambaikan tangannya lalu sebuah kekuatan dahsyat muncul di telapak tangannya dan menyelimuti tubuh Chandra. Kemudian dia menarik tangan Chandra lalu berjalan melewati gerbang ilusi di depan mereka. Seketika, Chandra merasakan kekuatan yang sangat dahsyat menghancurkannya ketika dia melewati gerbang hitam, sekalipun tubuhnya sudah dilindungi oleh kekuatan si penjaga. Dia merasa semua tulangnya remuk dan dia kehabisan napas. Untung saja, hal itu hanya berlangsung sesaat dan tiba-tiba saja mereka muncul di sebuah tempat aneh. Tempat itu memiliki langit kelabu dengan keheningan yang tak berujung. Tanahnya dipenuhi dengan lubang dan aura hitam yang terus meluap di bawahnya. Chandra bisa melihat ada banyak gunung hancur di kejauhan. Tempat ini bagaikan reruntuha

  • Jenderal Naga   Bab 2045

    Aura Nova sangat kuat dan Chandra bisa melihat tingkat kultivasi Nova dari aura tersebut. Tingkat kultivasi Nova seharusnya saat ini sudah mencapai tingkat sempurna. Dia hanya selangkah lagi untuk masuk ke dalam Alam Trasenden. Si Penjaga berbalik lalu berkata kepada Xena, “Mulai sekarang, kamu tinggal di sini untuk memurnikan energi iblismu.”“Oke,” jawab Xena sambil mengangguk.Xena sangat senang mendengarnya. Karena energi iblis sudah mempengaruhi tubuhnya selama ribuan tahun. Sekarang, dia bisa lepas dari masalah itu selamanya. “Penjaga ….”Chandra tampak ragu untuk melontarkan kata-katanya.“Ada apa lagi?” tanya si Penjaga sambil menatap Chandra. “Jadi, sebuah Rumah Abadi muncul di Gunung Bushu ….”Chandra menceritakan semuanya dengan terperinci. “Aku ingin melewati level sembilan, tapi aku belum cukup kuat. Aku ingin tinggal di sini sementara waktu dan memintamu untuk membimbingku. Penjaga level sembilan itu mengatakan, aku harus meningkatkan dan menekan kekuatanku jika aku i

  • Jenderal Naga   Bab 2044

    Seorang perempuan tampak sedang duduk bersila di samping pohon itu. Perempuan itu adalah Maggie. Maggie sedang berkultivasi dengan menyerap aroma buah perak sampai tubuhnya memancarkan cahaya keperakan. Dia tampak sangat cantik dan meneduhkan. Maggie bergegas menghentikan kultivasinya ketika merasakan kedatangan seseorang lalu mendongak dan berkata dengan raut wajah gembira, “Kak Chandra, kamu kembali!” Chandra mengangguk lalu tersenyum seraya berkata, “Maggie, terima kasih atas kerja kerasmu selama ini.”“Itu?”Chandra melihat sosok Xena di belakang Chandra. “Dia adalah mamaku,” jelas Chandra sambil terus tersenyum. “Halo, Tante,” sapa Maggie ramah.“Halo,” balas Xena. Maggie mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata, “Kak Chandra, pohon perak ini sudah berbuah. Buah ini sungguh ajaib. Aku berkultivasi di dekat pohon ini dan hasilnya, kultivasiku meningkat sangat pesat.”“Baguslah kalau begitu.”Chandra mendekat dan memperhatikan dua butir buah yang ada di dahan pohon lalu mem

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status