Keesokan paginya, Chandra mendapatkan panggilan dari Nova. “Sayang, tadi aku sudah tanya temanku, dia bilang bisa bantu. Dia juga sudah bikin janji supaya aku bisa ketemu sama Pak Ihsan. Kamu di mana? Ayo kita berangkat ke sana sekarang.” “Kamu tunggu saja di rumah, nanti kau jemput.” Setelah itu Chandra langsung menutup telepon, bangun dari kasurnya dan mandi, lalu berangkat.“Kak, hari ini mau ke mana?” tanya Paul yang sudah siap menunggu di depan mobil. “Ke rumahnya Nova.” “Oke, ayo naik.” Mereka pun langsung menuju rumahnya Nova dan menunggu di luar, dan tak lama kemudian Nova pun keluar dari rumahnya. Hari ini Nova merias dirinya dengan sangat cantik karena hari ini akan bertemu dengan presiden direktur Arthur Group. Dia juga mengenakan gaun yang pas dengan tubuhnya dan membiarkan rambutnya tergerai alami sampai ke bahu. Dari jauh Nova sudah melihat suaminya yang sudah menunggu di depan mobil, dan dia pun berlari kecil menghampirinya sambil berkata dengan riang gembira, “Te
Dodi menunjukkan ekspresi seakan dia yakin akan mendapatkan Nova untuk malam ini. Dia menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan karena jabatan inilah dia sudah mencicipi entah berapa banyak wanita. Awalnya para wanita itu memang menolak, tapi seiring berjalannya waktu, malah mereka sendiri yang berinisiatif mendatangi Dodi. Sisca juga sama-sama ingin masalah ini cepat terselesaikan, karena jika semuanya sudah beres dan Dodi merasa puas, dia juga yang akan mendapatkan keuntungan. “Nov, aku tahu selama ini hidup kamu cukup menderita, tapi sekarang kamu sudah cantik, makanya kamu harus bisa manfaatin kecantikan kamu itu. Masa muda cewek itu cuma sebentar. Sayang banget kalau sampai kelewatan,” kata Sisca. “Nggak, aku sudah punya suami,” bantah Nova. “Jangan ngelunjak kamu, Nova. Sudah bagus Pak Dodi mau bantuin kamu. Harusnya kamu merasa terhormat. Kalau sampai Pak Dodi merasa tersinggung, jangan harap kamu bisa kerja sama dengan Arthur Group.” “Chan ….” Chandra sedikit pun tidak men
Dodi menunjukkan ekspresi seakan dia yakin akan mendapatkan Nova untuk malam ini. Dia menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan karena jabatan inilah dia sudah mencicipi entah berapa banyak wanita. Awalnya para wanita itu memang menolak, tapi seiring berjalannya waktu, malah mereka sendiri yang berinisiatif mendatangi Dodi. “Karena aku apanya? Aku ini kan cuma anak yatim piatu. Mana mungkin aku bisa kenal sama orang kayak Ihsan,” bantah Chandra. “Cih, nggak usah pura-pura. Rumah kamu yang di Imperial Residences itu gimana?” “Aku mana sanggup tinggal di sana. Imperial Residences itu punya temanku yang dulu sama-sama di panti asuhan. Sekarang dia lagi di luar negeri, dan karena aku nggak punya tempat tinggal, dia kasih aku tinggal di sana, hitung-hitung bisa sekalian jaga rumah.” “Serius?” tanya Nova ragu. “Iyalah. Kenapa? Kalau tempat itu bukan punyaku, kamu mau cerai?” “Bukan begitu! Kamu sudah nyembuhin aku dan aku jadi terlahir kembali, makanya aku mau menikah sama kamu. Kamu mi
Dia adalah adik perempuannya Leon Kurniawan, Linda Kurniawan, putri dari Hardi Kurniawan, yang merupakan putra tertua dari Toni Kurniawan.Begitu memasuki ruangan, dia melihat Nova dan Chandra. Dia memperhatikan mereka, kemudian mendatangi Toni, mengeluarkan ponselnya, dan menunjukkan sebuah berita kepada pria itu.Toni tercengang saat melihat berita bahwa Ihsan membungkuk dan meminta Nova untuk masuk Arthur Group.Padahal, Ihsan ini adalah direktur utama Arthur Group.Di Rivera, empat keluarga terkaya saja sangat menghormati Ihsan.Dia dengan cepat mengambil kontrak pesanan di atas meja. Ketika melihat bahwa kontrak itu benar-benar bernilai 200 miliar, dia langsung tertawa terbahak-bahak, “Hahaha. Nova, bagus sekali. Seperti yang diharapkan dari anggota keluarga Kurniawan. Setelah mendapatkan pesanan bernilai 200 miliar dari Arthur Group, Yorda Group-ku akhirnya bisa membusungkan dada di Rivera.”“Kakek, bagaimana dengan Chandra?”“Apa? Putra dari dari keluarga Sinaga datang?” Dari l
David langsung terduduk di lantai.Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Bagaimana itu bisa terjadi?Apa Nova benar-benar menelepon direktur utama Arthur Group tadi?Melihat sikap David, Chandra langsung tahu, pria itu pasti sudah mendapat kabar bahwa Arthur Group membatalkan kerja sama dengan Almaris Group.Di kantor presdir Almaris Group. Bambang Sinaga sedang berteriak memarahi David, karena dia mendapat kabar dari Arthur Group bahwa direktur utama mereka yang memerintahkannya sendiri dan mengatakan kalau David telah menyinggung perasaan seseorang yang seharusnya tidak tersinggung.“Pak Bambang, gawat. Arthur Group bilang adalah masalah kualitas pada bahan obat yang kita produksi. Mereka telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan kita dan meminta kita untuk membayar ganti rugi sebesar enam triliun!”“Pak, gawat. Ada pesan dari bank yang meminta kita segera melunasi pinjaman!”“Pak, gawat. Pabrik kita telah ditutup oleh pihak berwenang karena masalah kualitas!”
“Lukisan Gunung Merabu …,” gumam Chandra pelan.Lukisan itu adalah lukisan pusaka milik keluarga Atmaja.Sebelum meninggal, kakeknya pernah memberitahunya bahwa keluarga Atmaja boleh hancur, tapi lukisan ini tidak boleh hilang.Chandra tidak pernah melupakan hal ini selama sepuluh tahun ini.“Paul, bersiaplah. Kita bergerak di malam hari.”“Oke.” Paul mengangguk.“Oke, kamu pergi dulu. Istriku akan segera pulang kerja. Dia nggak berharap aku berurusan dengan orang yang nggak jelas. Kamu nggak kelihatan seperti orang baik. Kalau istriku melihatmu, aku akan dimarahi lagi.”Ekspresi Paul menegang. Kulitnya hanya sedikit hitam. Kenapa dia jadi dianggap orang yang tidak jelas dan orang yang tidak baik?“Kok masih bengong? Cepat pergi.” Chandra menendang pria itu.Paul pun berbalik badan dan pergi.Chandra melihat jam. Sudah waktu pulang kerja. Nova akan segera keluar.Dia pun mendorong motor listrik yang ada di sebelahnya dan berjalan menuju kantor Yorda Group. Sebelum dia sampai ke sana, d
Chandra tampak tak berdaya.Nova berkata, “Ambilkan gaun di dalam lemariku. Ada perjamuan penting mala mini.”Chandra bangkit dan berjalan menuju lemari, membuka pintu lemari dan bertanya, “Sayang, yang mana?”“Yang putih, dengan belahan V di leher.”“Nggak boleh pakai gaun ini. Kamu nggak boleh pakai yang terlalu terbuka seperti ini di luar. Gaun yang ini bagus.” Chandra mengambil sebuah gaun hitam berleher tinggi dan menyerahkannya pada Nova, lalu bertanya, “Ngomong-ngomong, perjamuan apa?”Nova berkata, “Hindi Sinaga mengadakan acara lelang. Ada banyak barang bagus yang dilelangkan. Tamu yang hadir juga orang-orang penting. Aku juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperluas koneksiku.”Chandra sedikit kaget mendengarnya, tapi tidak mengatakan apa-apa dan malah bertanya, “Apa perlu aku mengantarmu pakai motor?”“Aku naik taksi saja.”“Oh, oke.”Setelah berganti pakaian, Nova pun pergi.Di vila kediaman keluarga Sinaga.Ini adalah satu-satunya vila yang tersisa milik keluarga
Puluhan mobil jip melaju menuju vila keluarga Kurniawan. Tentara-tentara bersenjata lengkap menyerbu rumah mereka.Anggota keluarga Kurniawan lainnya langsung panik. Toni yang sudah tidur, terbangun dengan masih mengenakan piyamanya. Ketika melihat puluhan tentara berada di sana, wajahnya menjadi pucat karena ketakutan. Dia buru-buru bertanya, “Ada apa?”“Bawa pergi.”Setelah perintah itu, Toni ditahan oleh dua tentara dan dibawa pergi dengan paksa.Anggota keluarga Kurniawan lainnya yang sudah tidur juga dibawa paksa.Sementara itu, di rumah Nova.Boni dan Yani sudah tidur.“Bruk!” Pintunya didobrak sampai terbuka. Kemudian, sekelompok orang masuk dan membawa mereka pergi dengan paksa.Di lantai atas Rivera Hotel, di sebuah ruang rahasia.Nova diikat, dan setelah beberapa saat, anggota keluarga Kurniawan lainnya juga dibawa ke sana. Kakeknya ayahnya, paman pertamanya Om Hardi, paman keduanya Om Jaka, dan puluhan orang dari keluarga Kurniawan semuanya dibawa ke sana. Semuanya diikat.M
Chandra berjalan keluar dari aula istana. Orang-orang lainnya yang berada di aula mengikuti di belakang Chandra. Setelah keluar dari aula, Chandra melihat ke kejauhan.Di langit yang jauh, ada beberapa pesawat yang berbentuk aneh. Pesawat-pesawat itu sangat besar, seperti gunung yang menggantung di langit, menutupi awan dan menghalangi sinar matahari. Dilihat dari kejauhan saja sudah tampak sangat mengejutkan.“Ini ....”Chandra mengerutkan kening. Lingkungan di bumi sekarang sudah berbeda dari sebelumnya. Chandra tidak akan terkejut lagi jika ada hal-hal aneh yang muncul. Dari bentuk dan struktur pesawat-pesawat itu, Chandra tahu kalau itu bukan sesuatu dari bumi. Melainkan datang dari dunia tersegel.Yang membuat Chandra bingung adalah mengapa para prajurit kuat di dunia tersegel itu datang ke sini.“Ada apa ini?”“Itu mungkin pesawat tempur dari dunia tersegel.”“Daripada dibilang pesawat, lebih baik dibilang senjata ajaib. Karena aku pernah dengar prajurit lain dari dunia tersegel.
“Kak Chandra.”Di aula istana. Sandra datang menghampiri Chandra. Dia mengenakan gaun merah, yang semakin menonjolkan tubuhnya yang seksi serta wajahnya yang cantik. Dia menatap Chandra yang duduk di kursi utama di aula, dengan ekspresi bingung di wajah cantiknya.“Bukannya kamu pergi ke Gunung Bushu dan masuk ke Gerbang Waktu dan Ruang? Kenapa kamu pulang begitu cepat?”Di Kota Tanpa Batas di Negeri Penelusuran, Chandra tidak memiliki konsep waktu. Dia tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu.“Sudah berapa lama Gerbang Waktu dan Ruang terbuka?” tanya Chandra.“Baru tiga hari,” jawab Sandra.“Baru tiga hari?” Chandra tampak kaget. Dia mengira sudah lama berada di Negeri Penelusuran. Namun siapa sangka, ternyata baru tiga hari.“Iya, baru tiga hari,” kata Sandra sambil menganggukkan kepala.“Huh.” Chandra menarik napas dalam-dalam. Baru tiga hari? Mengapa dia merasa sudah begitu lama?“Ada apa? Apa terjadi sesuatu?” tanya Sandra.“Nggak apa-apa.” Chandra tersadar dan berkata, “Aku ca
Di Kota Tanpa Batas yang ke-108, seorang pria misterius. Chandra hanya melihat cara berpakaiannya pria itu, tidak melihat seperti apa rupa wajahnya. Apa yang pria itu katakan membuat orang berpikir keras.“Apa maksudnya cepat atau lambat aku akan bertarung berdampingan dengannya? Sebenarnya siapa dia?”Chandra berdiri di tembok Kota Tanpa Batas, menatap arah tempat pria yang telah menghilang itu berdiri sebelumnya, lalu tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sesaat kemudian, dia baru menyingkirkan pikiran-pikiran yang kacau di dalam otaknya.“Orang itu bilang aku sudah dapat keuntungan terbesar dari pembukaan Gerbang Waktu dan Ruang. Sekarang nggak perlu keluar dari kota. Dengan kekuatan dan levelku sekarang, aku nggak bisa pergi ke awal waktu, nggak bisa pergi ke waktu awal terciptanya dunia. Dia suruh aku pergi sekarang,” gumam Chandra.Kemudian, dia bertanya, “Kak Sasa, bolehkah aku pergi sekarang?”Suara Sasa terdengar dari Istana Abadi. “Aku juga merasa kamu boleh pergi sekarang. Mes
Meskipun belum tahu kekuatan apa yang dimiliki Tugu Langit Tanpa Batas itu, yang jelas prajurit biasa tidak akan mampu menahan beratnya. Chandra menyimpan Tugu Langit Tanpa Batas itu dengan puas.Tugu Langit Tanpa Batas berubah menjadi energi berwarna hitam dan masuk ke dalam tubuh Chandra, lalu muncul di salah satu area pusat tubuhnya.Chandra merasa sangat puas. Dia pun bertanya, “Kak Sasa, aku sudah dapatkan Monumen Langit pertama. Apakah itu artinya aku bisa dapatkan Monumen Langit lainnya dengan mudah? Apakah benar-benar ada 108 Monumen Langit?”“Teorinya memang seperti itu. Benar atau nggak, kamu langsung pergi ke Kota Tanpa Batas dan lihat sendiri saja,” jawab Sasa.“Harus selesaikan tantangan dulu baru bisa pergikah?” tanya Chandra.Namun saat ini, beberapa informasi tiba-tiba muncul di Tugu Langit Tanpa Batas di dalam tubuh Chandra. Informasi-informasi tersebut meresap ke dalam pikirannya.Chandra tertegun selama beberapa detik, lalu ekspresi gembira menghiasi wajahnya. “Terny
Chandra menatap Tugu Langit Tanpa Batas di depannya dan keraguan seketika muncul di benaknya. “Apa ini? Kenapa aku keluar?” Bukankah Wika mengatakan kalau dirinya harus memiliki kemampuan untuk menahan karma jika ingin menjadi pemilik dari Tugu Langit Tanpa Batas? Apa karma yang dimaksud Wuka? Chandra benar-benar bingung saat ini.“Kak Sasa, apa kamu ada?” tanya Chandra. “Ya, aku di sini. Tadi, ada kekuatan yang berhasil memutus komunikasimu dengan Istana Abadi. Jadi, bagaimana keadaanmu sekarang?” balas Sasa dari dalam Istana Abadi.Kemudian Chandra menceritakan semua yang dikatakan oleh Wuka kepada Sasa lalu bertanya, “Kak Sasa, menurutmu apa artinya ini?”Sasa berpikir sejenak lalu berkata, “Kemungkinan itu adalah cara untuk menentukan apakah kamu layak untuk menjadi pemilik dari Tugu Langit Tanpa Batas atau tidak. Sekarang, cobalah untuk mendapatkan Tugu Langit Tanpa Batas.”“Oke,” jawab Chandra. Kemudian dia melayang setinggi puluhan meter di atas langit dan mulai mengaktifkan
Dalam sekejap mata, tubuh Sasa menghilang dari pandangan Chandra. Detik berikutnya, Sasa sudah berada di dalam Istana Abadi dengan wajah pucat dan luka serius di tubuhnya. “Chandra, dunia luar menentangku. Prasasti Hukum bisa melukaiku, jadi aku tidak bisa berlama-lama di dunia luar,” ujar Sasa dari dalam Istana Abadi. “Tapi, kenapa aku baik-baik saja?” tanya Chandra bingung. “Karena tingkat kultivasimu masih sangat lemah dan kamu belum mencapai titik pemahaman tentang apa itu Jalan. Oleh karena itu, Prasasti Hukum tidak bisa melukaimu,” jawab Sasa.Kemudian Chandra kembali bertanya, “Lalu apa yang harus kulakukan selanjutnya?”“Tenang saja, tempat ini pasti ditinggalkan oleh prajurit yang sangat kuat. Jadi, kemungkinan jejak jiwanya masih tertinggal di sini.”Tiba-tiba saja beberapa cahaya putih berkumpul dan membentuk bayangan di hadapan Chandra. Bayangan ini berbentuk layaknya seorang manusia. Chandra bisa melihat dengan samar kalau orang ini mengenakan jubah putih dengan rambut
Chandra tidak tahu, seberapa kuat Sasa. Namun, perempuan itu sudah berhasil menggerakkan Tugu Langit Tanpa Batas. Walaupun Sasa terluka dibuatnya, dia tetap saja berhasil menggerakkan tugu. Chandra dengan cepat menghampiri Sasa dan membantunya berdiri seraya bertanya, “Kak Sasa, kamu baik-baik saja, kan?”Sasa terdiam sejenak lalu menyeka darah di mulutnya dan berkata, “Aku baik-baik saja. Itu hanya bentuk serangan balik dari Tugu Langit Tanpa Batas. Tugu itu sangat kuat dan layak menjadi sebuah harta karun tertinggi yang tidak dapat diambil oleh siapa pun, termasuk Kaisar Agung.”“Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Chandra bingung. Sasa kembali tenggelam dalam pikirannya lalu berkata, “Aku tidak bisa menggerakkan tugu itu karena ada prasasti jalan di dalamnya. Selain itu, ada beberapa Kaisar Agung yang mengukirkan nama mereka di sana. Walaupun hanya beberapa nama, tapi mereka adalah nama-nama dari Kaisar Agung yang mengandung kekuatan yang sangat mengerikan.
Chandra bertanya, “Lalu bagaimana aku bisa mengambilnya?”“Mana aku tahu. Aku juga baru datang lagi ke Kota Tanpa Batas ini,” jawab Sasa. “Oke,” jawab Chandra sambil mengangguk ringan. Sekarang, dia mengetahui kalau tugu besar yang ada di depannya adalah harta karun tertinggi yang muncul saat dunia terbentuk. Dia pasti akan mendapatkan keberuntungan yang besar kalau sampai dia bisa membawa dan memiliki tugu itu. Keberuntungan ini bukan hanya sebagai titik awal penelusuran waktu, tapi juga memahami asal-usul terbentuknya langit dan bumi. Namun, bagaimana cara Chandra untuk bisa membawanya? Dia pun tenggelam dalam renungannya. Kemudian dia berjalan mendekati tugu berwarna hitam itu dan mulai berusaha untuk memindahkannya. Namun, dia sama sekali tidak berhasil menggerakkan tugu itu. Tugu Langit Tanpa Batas terlalu berat dan sepertinya benda ini juga terhubung dengan langit dan bumi, sampai dia tidak bisa menggerakkannya sama sekali. “Apa yang harus kulakukan agar benda ini bisa berge
“Tugu Langit Tanpa Batas?” tanya Chandra antusias. Informasi tentang zaman dia berada sekarang tertulis di Tugu Langit Tanpa Baras yang artinya sekarang dia tidak lagi berada di zamannya. Dia sudah melakukan perjalanan melintasi waktu dan kembali ke masa lalu. Chandra melihat ke sekelilingnya. Di sekitarnya, terdapat banyak sekali prajurit. Beberapa di antaranya sudah berhasil menyelesaikan tantangan dan masuk ke dalam Kota Tanpa Batas yang merupakan titik awal dalam Negeri Penelusuran. Chandra memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota, sampai dia melihat sebuah tugu yang berwarna hitam dengan tinggi ratusan meter dan lebar 30 meter. Di tugu itu, terukir banyak tulisan rahasia. Selain itu, ada ratusan ribu prajurit yang berkumpul di bawah tugu. “Apa arti tulisan itu?”“Tugu Langit Tanpa Batas memang sangat ajaib.”*** Banyak prajurit yang tidak mengerti tentang tugu ini saling berdiskusi satu sama lain. Tidak lama kemudian, Chandra ikut berkumpul di bawah tugu. Dia melihat T