Share

16. Tumbuh

Sejak pagi apartemen Fara dipenuhi oleh suara tangisan Attar yang menggelegar. Sesekali suaranya nyaring. Sesekali hanya terdengar isakannya saja.

Bayi itu hanya mau minum sedikit susu dan waktu tidurnya berkurang. Setiap kali Fara mencoba menidurkannya, Attar justru menangis lebih keras. Tidak heran jika Attar semakin rewel.

Fara bersyukur memilih apartemen yang kedap suara sehingga tangisan Attar tidak akan mengganggu tetangga di sebelahnya. Peraturan di apartemen ini cukup ketat. Dia bisa saja diusir jika terlalu sering membuat kegaduhan.

“Sayang, Mama cek ya popoknya,” ujar Fara mencoba mengajak Attar bicara. Wajah Attar mengerut, dia terisak, matanya memerah, tapi sudah tidak ada air mata yang keluar dari sana.

Ini sudah kelima kalinya Fara memeriksa popok Attar. Padahal jam baru menunjukkan pukul satu siang.

“Popoknya masih bersih. Attar haus ya?” tanya Fara. Dia membawa anaknya ke dalam gendongannya dan mulai menurunkan bagian atas pakaiannya supaya Attar bisa minum ASI. Namun,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status