Share

21. Pasrah

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-01 15:09:41

Fara menyesap es kopi yang dia pesan di kantin rumah sakit sambil memayungi Attar. Sopir taksi daring yang dia pesan tidak mau masuk ke lobi rumah sakit.

Jadi, dia terpaksa menunggunya di luar rumah sakit. Tepatnya di pinggir jalan raya.

Matahari mulai naik ke atas kepala. Fara bersyukur dia selalu membawa payung.

Sekalipun tidak hujan, payung itu bisa melindungi dia dan Attar dari terik matahari. Bayi itu tersenyum padanya, dia refleks membalas senyuman Attar.

Perhatiannya teralihkan ketika Fara mendengar suara rem dari beberapa mesin mobil di waktu yang hampir bersamaan. Dia mengangkat dagunya dan melihat ada lima mobil yang berbaris ke belakang dan berhenti tepat di hadapannya. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang dan dia mematung.

Tak lama kemudian, beberapa pria berbadan besar dengan pakaian serba hitam keluar dari mobil itu dan menghampirinya. Tanpa memberikan kesempatan Fara untuk bicara, salah satu dari pria itu menyeretnya masuk ke dalam mobil hanya dalam waktu beberapa deti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jebakan Istri Lugu   22. Posesif

    “Gue sampai, Nik,” ujar Omar pada Niko melalui sambungan telepon.Dia tengah berada di dalam taksi dan terjebak kemacetan ibu kota. Di kanannya ada lalu lintas dari arah sebaliknya yang lancar tanpa hambatan dan di sebelah kiri ada mobil Avanza yang jalannya juga tersendat.“Udah minta jemput Pak Nana?”“Gue naik taksi aja, udah di taksi juga. Fara masih di rumah?”“Masih. Setelah gue tarik-ulur waktunya sampai terlalu malam buat dia pergi keluar bawa bayi. Oh ya, Mar. Tahan emosi lo kalau dia berontak. Gue tetap gak setuju lo pakai kekerasan buat naklukin dia.”“Oh jadi dia ngadu ke lo?”“Iya. Gini aja, sebelum lo sampai rumah, mending lo mampir dulu buat beli bunga atau makanan kesukaan dia sebagai permintaan maaf.”“Gue gak salah apa-apa, Nik.”Niko menghela napas dan Omar bisa mendengarnya. “Terus lo datang ke dia mau langsung marah-marah? Lo mau dia kabur lagi? Kalau Fara kabur, kita yang bahaya, Mar. Dia kunci kita.”Omar mematikan panggilan tersebut. Setelah melakukan perjalana

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Jebakan Istri Lugu   23. Rumah

    Fara mematut dirinya di depan kaca sambil mengeringkan rambut panjangnya dengan hair dryer. Ada bekas lebam di pipi kanannya dan itu sangat mengganggu penampilannya pagi ini.Bekas lebam tidak pernah cocok disatukan dengan dress merah marun kesayangannya dan high heels. Setelah rambutnya kering, Fara segera menyisir rambutnya.Dia juga memakai foundation di bagian pipinya yang lebam. Walaupun foundation tidak mengobati nyeri yang ditimbulkan dari lebam itu, setidaknya wajahnya tidak terlihat babak belur.Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Niko sudah berangkat sejak pukul delapan dan kemungkinan Omar juga begitu.Sebenarnya tadi pagi, Niko sempat mengetuk pintu kamar Fara untuk mengajaknya sarapan bersama. Namun, Fara belum ingin bertemu dengan pria itu dan memilih untuk mengabaikannya. Niko menyerah sekitar lima menit kemudian.Fara tidak bisa berada di sini lebih lama lagi. Dia harus segera pergi selagi Niko dan Omar tidak berada di rumah.Setelah selesai dengan dirinya, dia mengge

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Jebakan Istri Lugu   24. Terikat

    “Attar, Mama pulang!” sapa Fara ketika masuk ke dalam kamar. Attar menyambutnya dengan suara tawa.Fara membawa anak itu ke pelukannya dan menciumnya berkali-kali. Aroma Attar selalu bisa memenangkannya. Kemudian, perhatiannya beralih pada Liana yang duduk di hadapannya.“Attar rewel gak?”“Gak, Bu. Attar tidur dua jam siang ini dan sudah ngabisin dua kantong asi. Sudah saya mandikan sore juga.”“Terima kasih ya, kamu boleh lanjut ngerjain tugas di luar. Nanti kalau saya butuh, saya panggil kamu lagi.”“Saya yang makasih, Bu. Saya permisi dulu.”Fara mengangguk sambil tersenyum. Dia melihat Attar yang sedang menguap.“Attar udah ngantuk lagi? Yuk, tidur, yuk. Biar cepat besar. Kalau sudah besar, bisa jagain Mama,” ujar Fara sambil menimang Attar dalam gendongannya. Bayi itu mulai merasa berat pada kelopak matanya. Tak lama kemudian, Attar akhirnya tertidur dan Fara menaruhnya di boks bayi.Baru saja Fara memutar tubuhnya menuju kamar mandi, pintu kamarnya didobrak dengan kencang. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Jebakan Istri Lugu   25. Tawaran

    Fara tidak bisa mengendalikan gemetar di sekujur tubuhnya akibat perlakuan Omar. Dia merasa sangat hancur hingga tidak tahu lagi sebenarnya bagian mana saja yang sakit.Di luar mobil, hujan mulai turun dengan deras. Beberapa pengendara motor segera berteduh. Sebagian berteduh untuk memakai jas hujan, sebagian lainnya harus rela menunggu hujan berhenti di pinggiran ruko yang tutup.“Ke apartemen saya ya, Pak,” ucap Sella pada sopir mereka.“Jangan!” seru Fara.“Lho, terus mau ke mana?”“Kantor polisi terdekat aja. Gue mau visum.”“Visum? Lo yakin? Masalahnya bisa ke mana-mana, Ra.”Fara menatap Sella dengan sengit. Dia mendadak ingat kalau wanita ini yang memberitahu keberadaannya pada Niko dan akhirnya berakhir seperti ini di tangan Omar.“Apa?” tanya Sella ketakutan melihat tatapan Fara.“Pak, berhenti di depan sana,” pinta Fara melihat halte yang berada di beberapa meter di depan mereka.“Lo mau ke mana?”“Kantor polisi. Terserah deh lo mau lapor hal ini atau enggak ke Niko, tapi gu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Jebakan Istri Lugu   26. Janji

    Sarah membawa Fara dan Attar pulang ke rumah keluarganya. Rumah ini masih terletak di dalam perumahan, hanya saja pengamanannya sudah tidak ketat dan akses keluar-masuk kampung tidak dibatasi.Perumahan ini juga sudah dibangun sejak 30 tahun lalu dan memang bukan tipe ekslusif. Rumah yang ditempati Sarah ini sudah kosong selama setahun karena sepupu Sarah, pemiliknya, tinggal di luar kota. Dia mengizinkan Sarah untuk menempati rumah itu.Beberapa cat dinding rumah sudah mengelupas dan ada beberapa sawang di atas rumah. Sarah belum sempat membersihkan rumah ini karena hampir 24 jam waktunya, dia berada di rumah sakit.Wanita itu menuntun Fara masuk ke ruang tengah dengan menggandengnya. Fara tidak punya kursi roda dan menolak memakai kruk yang ditawarkan oleh pihak rumah sakit. Sementara Attar sedang mengamati ruangan sekitarnya dalam gendongan ibunya.“Kamu bisa pakai kamar sebelah sana,” ujar Sarah sambil menunjukkan salah satu pintu di sebelah kamar mandi. Dia membantu Fara duduk di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Jebakan Istri Lugu   27. Berpisah

    “Silakan isi data di sini, Bu,” ujar seorang sipir wanita sambil memberikan buku besar bertuliskan Data Pengunjung 2024.Sarah segera mengikuti arahan dari sipir tersebut. Dia menyempatkan diri menjenguk Shakir setelah memastikan Ryan dalam kondisi stabil dan memungkinkan untuk ditinggal.Setelah mengisi data tersebut, Sarah dipersilakan masuk.Shakir datang beberapa menit kemudian. Pria itu tersenyum pada ibunya dan melambaikan tangan.“Bagaimana kabar Mama?” tanya Shakir. Suaranya keluar dari lubang-lubang kecil yang ada di kaca pemisah mereka.“Baik. Kamu gimana Shakir? Kamu kurusan.”“Aku baik, Ma. Wajar kalau kurusan, makananku kan dibatasi di sini. Tapi tetap sesuai kebutuhan. Papa gimana?”“Papa sudah lewat masa kritis, tapi masih harus stay di ICU.”Shakir mengangguk. “Sebentar lagi Papa pasti sembuh. Mama yang tenang ya?” pinta Shakir karena melihat mata ibunya yang mulai berkaca-kaca.“Kamu kapan keluar dari sini, Nak?” tanya Sarah tak kuasa menahan air matanya. Dadanya sesa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Jebakan Istri Lugu   28. Pencarian

    Hari ini bunga-bunga dalam hati Shakir sedang bermekaran. Hanya beberapa menit lagi, dia bisa bertemu dengan istri dan anaknya. Dia bisa kembali bercengkerama dan menghabiskan waktu dengan keluarganya.Shakir turun dari taksi tepat di depan rumah Sarah. Dengan menenteng sebuah tas, dia melangkah memasuki pagar rumah.Dia mengernyit ketika mendapati pagar rumah tidak ditutup. Namun, hal itu tak menyurutkan senyum yang mengembang di wajahnya.Bau harum masakan masuk ke dalam hidungnya dan mendadak dia merasa lapar. Tiba-tiba dia teringat masa-masa sarapan bersama dengan keluarganya di meja makan. Senda gurau, canda tawa, keisinisan sang ibu pada istrinya, Shakir rindu itu.Shakir juga berharap Fara sudah jauh lebih baik dari terakhir kali dia melihat hasil visum wanita itu. Dia bersedia membantu dan merawat Fara supaya bisa kembali sehat dan bahagia.Namun, saat Shakir sampai di ambang pintu, dia tidak melihat siapa pun kecuali berbagai jenis masakan di atas meja makan. Kursi bayi ada d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Jebakan Istri Lugu   29. Sadar

    Sarah melirik jam dinding di rumahnya. Dia juga melongok keluar pagar untuk melihat kedatangan Shakir dan Fara.Dia melakukan itu bergantian sejak Shakir pergi. Namun, setelah dua jam berlalu, Shakir dan Fara belum juga muncul.Attar merengek dan mengeluarkan suara yang sangat nyaring. Sarah segera menghampirinya.“Ada apa, Attar? Kan baru minum susu?” Sarah mengajak Attar bicara. Attar sedikit berkeringat.Saat Sarah mengendus-endus, dia mencium aroma kurang sedap. Dia tersenyum.“Oh popoknya kotor? Oma ganti dulu ya,” ucap Sarah lagi sambil mengambil popok bersih yang terletak di atas lemari baju Fara. Kemudian dia mengganti popok Attar sambil bersenandung untuk menenangkan Attar.Tangisan bayi itu akhirnya reda dan hanya tersisa isakan kecil saja. Mukanya masih merah dan basah dengan air mata. Sarah segera mengelap sisa air mata itu dengan tisu.“Doain Papa dan Mama ya, Attar. Semoga gak terjadi apa-apa sama mereka.”Ponsel Sarah berdenting setelahnya. Dia segera memeriksa benda pi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05

Bab terbaru

  • Jebakan Istri Lugu   40. Keluarga

    Dua tahun kemudian…Fara mengajak Shakir dan keluarganya untuk berlibur ke Dieng, Wonosobo. Ini adalah perjalanan pertama keluarga konglomerat itu ke tempat wisata lokal. Biasanya, luar negeri seperti Paris, Belanda, Turki, Amerika yang selalu menjadi pilihan mereka.Fara bersikeras membawa mereka ke Dieng. Dia menjanjikan homestay yang nyaman, pemandangan gunung dan lembah yang memukau, serta udara dingin yang membawa oksigen bersih. Semua diurus oleh wanita itu.Homestay ini terdiri dari dua lantai dan dilengkapi dengan furnitur sederhana. Tidak semahal yang ada di rumah Kelapa Gading, tapi tetep berkualitas baik.Ada juga halaman yang luas di sekitar homestay dan di sana orangtua Shakir sedang menyiapkan barbeque.Attar yang sudah berusia empat tahun, terus menempeli Sarah yang sibuk membantu Ryan. Bocah kecil itu selalu bertanya macam-macam dan tidak akan berhenti bicara sebelum mendapat jawaban yang memuaskan.Sementara Fara baru saja keluar dari kamar mandi. Dia menyembunyikan t

  • Jebakan Istri Lugu   39. Kedua

    Sidang yang berlangsung beberapa kali selama sekitar tiga bulan akhirnya selesai. Hakim memutuskan Afnan Projects jatuh kembali ke tangan Shakir, begitu pula rumah Kelapa Gading dan harta kekayaan mereka lainnya.Niko diputuskan menjadi tersangka utama dan harus menjalani hukuman selama 15 tahun. Begitu pula Fara dan Sella yang dijatuhi masa percobaan selama dua tahun. Setelah sempat menolak, Sella akhirnya menyerahkan diri ke polisi bersama Fara kala itu.“Fara,” panggil Sarah sambil merangkulnya. Fara tidak bisa membalas pelukan wanita itu karena tangannya di borgol. “Kamu harus kuat di dalam sana,” pesan Sarah sambil mengelus punggungnya.Di balik punggung Sarah, ada Shakir yang tengah menggendong Attar dan Ryan yang sudah kembali berdiri gagah. Ryan maju dan ikut mengelus bahu Fara. Mereka berharap elusan itu mampu mengalirkan energi baik pada menantu mereka.“Iya, Ma,” sahut Fara. “Mama dan Papa jaga kesehatan. Jangan berantem lagi ya.”Sarah yang hampir saja menangis jadi tertaw

  • Jebakan Istri Lugu   38. Buta

    Orang pertama yang Shakir hubungi setelah mendapat kabar Fara menghilang adalah Sella. Pria itu menelepon Sella sambil berpegangan pada bahu tukang ojek yang membawanya membelah jalanan Jakarta. Dia harus sedikit berteriak supaya Sella bisa mendengar suaranya.“Please, kasih tahu aku, Tan!” serunya panik ketika Sella memilih bungkam.“Tante sudah janji sama Fara buat gak bilang apa-apa ke kamu. Dia cuma titip pesan supaya kamu bisa hidup bahagia tanpa dia.”Shakir berdecak. “Yang bisa buat aku bahagia cuma Fara, Tan. Tante, Fara belum tentu aman di luar sana tanpa aku. Ada lebih banyak orang jahat di luar sana,” ucap Shakir frustasi.Sella menghela napas. Dia terdiam beberapa beberapa saat, menimbang-nimbang apakah dia harus memberi tahu Shakir atau menuruti permintaan Fara untuk merahasiakan keberadaannya.“Tan? Masih di sana, kan?” tanya Shakir tak sabar karena Sella tak kunjung menjawab.“Kamu serius masih mau sama Fara setelah tau siapa dia sebenarnya?” Sella balik bertanya.“Seri

  • Jebakan Istri Lugu   37. Selamanya

    Omar diadopsi oleh pasangan suami istri dari Jerman saat berusia 10 tahun. Dia langsung diboyong untuk sekolah di sana oleh orang tua angkatnya. Hanya dia yang berhasil diadopsi di antara teman-teman seangkatan di panti asuhannya.Panti asuhan Niko, Omar, dan Fara terbilang kecil dan tidak banyak donatur yang datang. Tidak semua anak akan bernasib baik seperti Omar. Ada lebih banyak anak yang harus menelan kekecewaan karena tak kunjung mendapat orangtua asuh seperti Fara dan Niko.Saat kuliah, Omar memilih kembali ke Indonesia dan satu kampus dengan Fara. Berbeda dengan Omar yang bisa kuliah dengan penuh fasilitas, Fara harus sangat menghemat uang hasil jerih payahnya bekerja paruh waktu supaya bisa membayar kuliah.Teman masa kecil yang akhirnya jatuh cinta. Mereka adalah Fara dan Omar. Hubungan mereka awalnya sangat lancar.Namun, Omar mulai sering tertangkap basah sedang bercumbu dengan teman-teman mereka. Alasannya karena Fara tidak pernah mau diajak melakukan hal itu dengan Omar.

  • Jebakan Istri Lugu   36. Sirna

    Fara baru saja keluar dari kamarnya sambil menyampirkan handuk di bahunya pada pukul delapan pagi. Tidak seperti rumah Kelapa Gading yang memiliki kamar mandi di setiap kamar tidur, di rumah ini hanya ada satu kamar mandi bersama. Sementara Attar sudah kembali terlelap setelah kenyang minum susu.“Sudah bangun?” tanya Shakir yang tengah membuat teh manis di dapur. Pria itu tersenyum.“Mau ke mana?” Fara balik bertanya ketika melihat Shakir sudah berpakaian rapi menggunakan kemeja dan celana hitam. Dia mengurungkan niatnya ke kamar mandi dan lebih memilih menghampiri Shakir.Sejak mereka berkumpul di sini, Fara dan Shakir tidur di kamar terpisah walaupun masih terikat dalam pernikahan yang sah. Fara ingin hubungan mereka kali ini berjalan perlahan dan Shakir menghormati keputusan itu. Walaupun mereka sudah menikah selama setahun, ini adalah kali pertama Fara bisa menunjukkan dirinya sendiri di hadapan Shakir.Shakir menggeser secangkir teh hangat ke hadapan Fara. Dia membuat dua porsi.

  • Jebakan Istri Lugu   35. Menyerah

    “Papa minta maaf, Ma,” ujar Ryan setelah Sarah mendapatkan kekuatannya kembali untuk berdiri. Wanita itu sekarang duduk di salah satu bangku ruang tunggu.“Kok bisa sih Papa tega sama Mama? Mama kurang apa lagi? Mama yang nemenin Papa dari nol,” keluh Sarah sambil berkali-kali menghapus air mata yang terus mengalir. “Siapa dia, Pa?”“Teman dari kampung, Ma. Maaf, malam itu dia datang ke tempat Papa waktu Papa dinas di Banyuwangi. Dia yang mau menyembunyikan hal ini dan ingin mengurus Niko sendirian. Papa gak nyangka hal itu akan sampai seperti ini. Maaf, Ma.”“Setelah itu, apa Papa masih berselingkuh?”“Gak, Ma. Gak mungkin. Itu kesalahan Papa, bukan kebiasaan Papa. Mama mau maafin Papa?”“Mama butuh waktu, Pa.”Ryan mengangguk pasrah. Dia tertunduk juga. Air mata mulai membasahi pipinya.Lalu, Ryan menggenggam tangannya erat sambil menunggu sang istri tenang. Rumah tangga yang sudah dia bina selama 30 tahun tidak boleh hancur.Langkah kaki yang mendekat membuat Ryan dan Sarah mengang

  • Jebakan Istri Lugu   34. Nostalgia

    “Apa Pak Ryan masih mau menutupi hal ini setelah puluhan tahun berlalu?” tanya Niko sambil menaikkan kedua alisnya.“Apa maksud kamu, Niko?” tanya Sarah mewakili rasa penasaran Sella dan Fara.Ini adalah hal yang tidak pernah Niko ungkapkan pada Fara dan Sella. Selama ini, mereka mengira Niko mengincar harta kekayaan keluarga Afnan karena keluarga itu adalah salah satu konglomerat di Indonesia. Namun, ternyata ada alasan lain yang Niko sembunyikan dari teman-teman komplotannya.“Apa Bu Sarah siap mendengar ini?” tanya Niko mengalihkan perhatiannya pada wanita paruh baya yang tengah meminta penjelasannya itu.“Ada apa, Niko?” tanya Fara tak sabar. Sella mulai mengerutkan dahi.Niko tersenyum tipis. “Izinkan saya memperkenalkan diri saya kembali pada Pak Ryan dan Bu Sarah,” ucapnya. “Saya Niko Pratama, usia saya setahun lebih tua dari Shakir, dan saya sudah tinggal di panti asuhan sejak kecil karena ibu saya meninggal dan ayah saya yang bernama Ryan Afnan membiarkan hal itu terjadi.”Fa

  • Jebakan Istri Lugu   33. Dosa

    Memori Fara kembali ke saat-saat dia akan melahirkan Attar. Kesakitan di atas tempat tidur dan beberapa perawat membawanya ke ruang VK. Lalu, tiba-tiba Shakir datang sambil memberinya kekuatan lewat genggaman tangannya.Namun, kali ini keadaannya sedikit berbeda. Kini Shakir yang ada di atas tempat tidur sambil memejamkan mata dan banyak bercak darah di bajunya.Sementara Fara ikut berlari bersama para perawat sambil menggenggam tangan Attar. Wanita itu berharap dia bisa mentransfer kekuatannya pada Shakir.“Mohon maaf, Ibu tunggu di sini saja!” seru seorang perawat membawa Shakir masuk ke ruang operasi.Fara terpaku di tempatnya sambil terus menangis. Isakannya memilukan hati, mengundang orang untuk berempati. Apalagi penampilannya saat ini sangat berantakan, ada bekas darah Shakir di wajah dan bajunya.Kakinya terasa lemas. Fara meruntuhkan kekuatannya dan jongkok sambil memeluk lututnya. Dia membenamkan wajahnya di antara lutut dan tangisannya semakin menyayat hati.Sella yang meli

  • Jebakan Istri Lugu   32. Berlutut

    Di luar dugaan, daripada kabur karena suara sirine yang semakin mendekat, Omar justru tertawa dengan keras. Suara tawanya menggelegar ke seluruh ruangan. Ada marah, kecewa, sedih, putus asa, dan dendam di sana.Shakir bersiap di tempatnya. Dia mengamati pergerakan Omar dan menunggu kesempatan supaya bisa menarik Fara ke dalam pelukannya.“Omar, lo harus berhenti,” ujar Sella sedikit berteriak. Wanita itu tidak berani mendekat.Padahal percuma saja dia melebarkan jarak mereka karena senjata tajam yang dipegang Omar adalah senjata jarak jauh. Sella bisa langsung terkapar di lantai jika Omar memutuskan menarik pelatuk itu ke arahnya.“Ada apa dengan otak lo, Sella? Lo berpihak sama musuh juga? Apa uang dari Niko kurang buat biaya pengobatan keluarga lo? Makanya sekarang lo berpihak ke Shakir? Ah tapi percuma, lo lupa kalau Shakir sekarang miskin?” Omar tertawa lagi. “Sella,” lanjutnya. “Lo sekarang berpihak sama Shakir. Lalu, apa Shakir tahu kalau lo ikut andil saat akhirnya gue setuju

DMCA.com Protection Status