Share

32. Berlutut

Di luar dugaan, daripada kabur karena suara sirine yang semakin mendekat, Omar justru tertawa dengan keras. Suara tawanya menggelegar ke seluruh ruangan. Ada marah, kecewa, sedih, putus asa, dan dendam di sana.

Shakir bersiap di tempatnya. Dia mengamati pergerakan Omar dan menunggu kesempatan supaya bisa menarik Fara ke dalam pelukannya.

“Omar, lo harus berhenti,” ujar Sella sedikit berteriak. Wanita itu tidak berani mendekat.

Padahal percuma saja dia melebarkan jarak mereka karena senjata tajam yang dipegang Omar adalah senjata jarak jauh. Sella bisa langsung terkapar di lantai jika Omar memutuskan menarik pelatuk itu ke arahnya.

“Ada apa dengan otak lo, Sella? Lo berpihak sama musuh juga? Apa uang dari Niko kurang buat biaya pengobatan keluarga lo? Makanya sekarang lo berpihak ke Shakir? Ah tapi percuma, lo lupa kalau Shakir sekarang miskin?” Omar tertawa lagi.

“Sella,” lanjutnya. “Lo sekarang berpihak sama Shakir. Lalu, apa Shakir tahu kalau lo ikut andil saat akhirnya gue setuju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status