Kehidupan Ivy mulai berubah setelah ia menolong pria di malam itu. Hidupnya menjadi tidak tenang di tambah lagi tanggungan hidupnya yang semakin berat. Terjebak dalam pekerjaan di lingkungan berbahaya demi memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan semua urusannya. Membuatnya jatuh cinta pada seseorang yang mustahil untuk di miliki.
View MoreDi luar sangat menyeramkan, tapi aku sangat penasaran dengan pria tadi. Mengapa ia bisa mengetahui namaku? Padahal aku yakin kalau aku tidak mengenal siapa dia dan di baju yang kupakai pun tidak ada name tag ataupun tanda pengenal apapun. Ku harap dia bukan lah orang jahat. '- Setelah ini jangan pernah buka pintu untuk siapapun, jika kau tak kenal suaranya.' Mengingat peringatan dari pria asing yang ku obati kemarin, aku menjadi sedikit takut. Sebab dilihat dari penampilan serta luka yang di dapat Melviano bukan hanya aksi kekerasan atau pemukulan biasa. "Ivy! Apa yang kau lakukan disana?!" Dari pintu toko yang kini berjarak beberapa meter dengan posisiku saat ini, Bu Lia memanggil dengan suara tinggi. Teringat jika saat ini aku masih di jam kerja, bodoh sekali bagaimana bisa aku meninggalkan toko begitu saja. Aku langsung bergegas menghampirinya. "Maaf Bu karena tiba-tiba meninggalkan toko. Saya tidak akan mengulanginya lagi." "Iya iya. Masuk! Jangan sampai aku melihatmu tiba-tib
Setelah menghadapi kejadian menegangkan semalam, Ivy tetap kembali menjalani kehidupannya seperti hari-hari lalu. Meskipun kini ia harus lebih waspada seperti yang disarankan oleh Dave semalam. Setiap paginya ia akan datang mengunjungi sang nenek yang tengah dalam perawatan rumah sakit karena komplikasi yang dideritanya. Tepat hari ini adalah waktu yang disepakati Ivy dan pihak administrasi untuk melunasi biaya rumah sakit. "Permisi, saya ingin membayar biaya administrasi nenek saya. Atas nama Dwiyati.""Baik Nona, mohon ditunggu sebentar ya. Kami akan melakukan pengecekkan terlebih dahulu.""Baik." Ivy segera duduk di bangku terdekat. Di tangannya kini sudah ada sebuah amplop berisikan uang yang sebagian besarnya tampak lusuh. Ia berusaha merapikannya agar tidak terlalu buruk ketika dipakai untuk membayar nanti. Tak menunggu lama, nama neneknya pun dipanggil. Petugas segera memberikan lembar kertas berisikan rincian rawat inap serta obat sang nenek. Ivy memperhatikan rincian di da
Mendengar ketukan itu, Ivy segera mendekati pintu dengan langkah cepat. Berusaha untuk tidak gegabah, Ivy perlahan membuka tirai yang menutupi jendelanya sedikit. Di pandangannya, samar-samar ia melihat beberapa pria berpakaian hitam. ‘apakah mereka orang-orang yang membuat Melviano terluka?’ batin Ivy. Jantung Ivy berdegup kencang, ia ragu ingin membukanya atau tidak. Namun suara ketukan itu makin cepat. Ia takut para tetangga terganggu dengan kedatangan orang-orang ini. “M-maaf ada yang bisa saya bantu?” tanya Ivy sedikit gemetar. Pikirannya sedikit kalut karena ia harus mencari cara agar orang-orang itu tidak mengetahui keberadaan Melviano di rumahnya. Salah satu dari mereka mulai berbicara dengan nada tegas. “kami ingin menjemput pria yang kau bawa kesini.” Kembali mengingat kejadian sebelumnya, Ivy sangat yakin tidak ada yang melihatnya membawa Melviano. Kondisi jalan desa yang sepi ditambah gelap dan hujan deras. “Pria? pria mana ya? Saya tidak membawa siapapun tadi, mun
Prang. Suara pecahan kaca terdengar jelas memenuhi ruangan. Pelaku yang tak sengaja menjatuhkan gelas tersebut tampak panik menatap serpihan kaca yang berserakan di lantai.“IVY SUARA APA ITU?” Pertanyaan datang dari ruangan lain membuatnya ketakutan. Gadis yang dipanggil Ivy itu segera menaruh barang bawaan yang tadi ingin ia rapikan. Dengan tangan kosong ia mengumpulkan semua serpihan itu. "Ya ampun Ivy! itu gelas kesayangan saya, kenapa bisa jatuh?!" Ivy bangkit dari lantai ketika Boss nya berada di hadapannya. "Maaf Bu, maaf.. Ivy gak sengaja senggol gelasnya tadi. Maafkan kelalaian saya Bu," kata Ivy sesekali membungkukkan tubuhnya. "Maaf, maaf! Kamu ini masih mending ya saya terima kerja disini! Jangan seenaknya kamu!" seru Bu Lia lagi. Mendengar Bu Lia berkata seperti itu, Ivy semakin merasa tidak enak. "Maaf Bu, saya akan ganti gelas nya dengan gaji saya nanti." "Ah sudahlah! Kamu pulang saja!" "Bu, saya mohon Bu jangan pecat saya. Saya butuh pekerjaan ini," kata Ivy be
Prang. Suara pecahan kaca terdengar jelas memenuhi ruangan. Pelaku yang tak sengaja menjatuhkan gelas tersebut tampak panik menatap serpihan kaca yang berserakan di lantai.“IVY SUARA APA ITU?” Pertanyaan datang dari ruangan lain membuatnya ketakutan. Gadis yang dipanggil Ivy itu segera menaruh barang bawaan yang tadi ingin ia rapikan. Dengan tangan kosong ia mengumpulkan semua serpihan itu. "Ya ampun Ivy! itu gelas kesayangan saya, kenapa bisa jatuh?!" Ivy bangkit dari lantai ketika Boss nya berada di hadapannya. "Maaf Bu, maaf.. Ivy gak sengaja senggol gelasnya tadi. Maafkan kelalaian saya Bu," kata Ivy sesekali membungkukkan tubuhnya. "Maaf, maaf! Kamu ini masih mending ya saya terima kerja disini! Jangan seenaknya kamu!" seru Bu Lia lagi. Mendengar Bu Lia berkata seperti itu, Ivy semakin merasa tidak enak. "Maaf Bu, saya akan ganti gelas nya dengan gaji saya nanti." "Ah sudahlah! Kamu pulang saja!" "Bu, saya mohon Bu jangan pecat saya. Saya butuh pekerjaan ini," kata Ivy be
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments