Share

Chapter 108

Penulis: Lapini
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-03 14:42:01

“Kekasihmu itu kabarnya sudah pulang dari luar kota, apa dia menghubungi kamu?”

Andhira menggelengkan kepala, tanpa menoleh dan tanpa mengalihkan atensinya dari ponsel, bahkan mengabaikan Manuel yang duduk di sisi kanannya. Sudah terhitung 4 hari dirinya tinggal di rumah milik Manuel, dan dia merasa tidak nyaman.

“Saya ingin pulang, kangen sama Papih,” ucap Andhira, menatap Manuel yang ternyata sedang menatapnya.

“Yakin ketemu sama Papih kamu? Bukan mau ketemu sama kekasihmu itu?” tanya Manuel dengan penuh penekanan, dan menatap curiga Andhira.

Andhira berdecak, dirinya merasa dikekang, padahal sudah jelas, Manuel hanya tetangganya dahulu, mengapa saat ini menyetir kehidupannya?

“Ketemu sama papih saya. Gak percaya? Manuel yang saya kenal itu selalu percaya sama saya, jangan-jangan kamu Manuel palsu ya?” tanya Andhira balik, kedua maniknya meneliti pahatan wajah Manuel.

“Dengan cara apa aku membuktikan kalau aku ini asli?”

Andhira otomatis menarik wajahnya saat Manuel memajukan waja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 109

    “Kalian kok bisa masuk?”Andhira melangkah gontai menghampiri Darwis dan Reno yang duduk di sofa ruang tamu, lalu duduk diantara keduanya. Menatap silih berganti, menunggu jawaban yang akan diberikan oleh Darwis ataupun Reno.“Bisa. Mereka nelfon Manuel, karena aku yang dateng, makanya diijinin masuk,” jawab Darwis, menatap Andhira, diam-diam memperhatikan kondisi sahabatnya itu.Andhira mengangguk, “Bawa aku pergi dong, gak mau disini. Hawanya panas, padahal pake pendingin ruangan,” ucapnya dengan suara pelan kepada Darwis.Darwis melirik Reno yang mengendikkan kedua bahu, menandakan tidak tahu apaa-apa, dan tidak bisa melakukan apapun. Reno tidak terlalu mengenal siapa Manuel, Darwis pun mengenal hanya dimasalalu.Andhira menatap Darwis dan Reno silih berganti, dirinya menatap penuh curiga kedua sahabatnya. Feelingnya mengatakan, mereka sedang merencanakaan sesuatu yang tidak diketahui olehnya.“Gak bisa, Andhira,” ucap Reno, lalu berbisik kepada Andhira, “Kamu gak liat? CCTVnya aja

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 110

    “Segarnya, walaupun cuma bisa ke taman deket rumahnya sih Manuel, tapi gapapa deh.”Darwis yang duduk di bangku taman hanya memperhatikan Andhira yang berdiri depan sana dengan merentangkan kedua lengan dan wajah yang menatap langit. Ya, hanya mereka berdua, tanpa adanya Reno. Bukan karena tidak diizinkan, tetapi Reno pamit karena ada keperluan.“Aku jadi penasarann, Manuel itu kejam gak sih ke kamu?” tanya Darwis, membuat Andhira menoleh.“Gak. Dia ini pria mesum, katanya cuma ke aku aja sihh. Pernah waktu dimana yaa, aku kecolongan lupa kunci pintu, dia ini main masuk aja ke kamar. Untungnya aku masih selamat,” ucap Andhira, lalu duduk di sisi kiri Darwis.Darwis menoleh, memperhatikan sekitar, dan terdapat tiga pengawal yang diperintahkan oleh Manuel untuk mengawasi dirinya dan Andhira agar tidak kabur. Benar-benar seperti tahanan yang melakukan kesalahan paling berat.“Kalau kaya gini, aku ragu sama rencanya pak Arsen,” bisik Darwis dengan suara pelan, dan hanya didengar oleh Andh

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 111

    “Kok cemberut sih? Kan mau ketemu sama papih kamu, senyum dong.”Andhira tersenyum terpaksa kepada Manuel, memang benar, dirinya akan diantarkan pulangg ke rumah Papih, tetapi tidak dengan persyaratan yang diberikan oleh Manuel tadi malam. Dirinya tidak boleh bertemu dengan Arsenio ataupun Amanda.“Udah, kan?”Manuel terkekeh, “Lucu banget sih. Udah siap, kan?” tanyanya, hanya dijawab dengan bergumam. Manuel menautkann jemarinya dengan jemari Andhira.Andhira hanya menurut, karena dirinya sedang capek dan tidak punya tenaga lebih. Saat keluar dari kamar, ekor matanya melirik kanan-kirinya tidak ada apa-apa, terlalu sepi rumah Manuel saat ini.Tadi malam Andhira berdebat dengan Manuel, perihal keinginannya yang ketemu dengan Papih dan tinggal bareng sama Papih. Awalnya ditolak oleh Manuel, tetapi akhirnya pria dewasa itu mengiyakan permintaan dari Andhira.Andhira merasakan lega, setidaknya setiap malam dia akan merasakan ketenangan jika tinggal bersama Papih atau Mamih. Rumah Manuel

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 112

    “Apasih, Manuel. Saya gak mau pake.”Andhira melepaskan gelas berwarna hitam yang baru saja dipasang oleh Manuel pada pergelangan tangan kirinya, jelas saja dirinya menolak untuk menggunakan gelang tersebut. Sedangkan Manuel memasakan kembali gelang tersebut, lalu menatap tajam Andhira.“Aku gak terima penolakan, kamu pake atau dia gak selamat?”Andhira berdecak, “FINE!” Hanya itu yang keluar dari mulutnya, menurut dengan Manuel bukan suatu masalah daripada Arsenio kenapa-kenapa. Manuel memang se-menyeram-kan itu.Manuel tersenyum manis, lalu mengetuk pintu rumah Papih. Matanya memperhatikan Andhira yang hanya menampilkan ekspresi datar. Hal itu membuatnya terkekeh, dan gemas dengan Andhira.Tidak butuh waktu lama, Papih membuka pintu dan Andhira langsung memeluk Papih cukup erat. Sedangkan Manuel menyalimi Papih, dan tersenyum kepada Papih.“Loh kok bisa sama Manuel?” tanya Papih bingung, menatap Andhira dan Manuel silih berganti.Manuel mengangguk, “Maaf yaa, Om. Andhira udah 4 hari

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 113

    “Mamih beneran gak ada di rumah, Pih?”Arsenio menatap Amanda yang duduk di kursi penumpang sisi kirinya, tersenyum manis, mencoba untuk menenangkan putrinya yang khawatir dengan keadaan Andhira.“Katanya, lagi nginep di rumah temennya. Kamu gak perlu khawatir, disana pasti aman,” ucap Arsenio, membawa Amanda ke dalam dekapannya, tetapi kedua matanya menatap jendela kamar yang ada di lantai dua.Kedua matanya sekilas melihat Andhira sebelum akhirnya lampu kamar padam, Arsenio tidak tahu, apakah sosok tersebut memang benar Andhira atau hanya halusinasinya saja. Entah, dia tidak terlalu mengambil pusing.“Apa mamih marah sama aku?” tanya Amanda pelan, membuat Arsenio merenggangkan pelukannya. Kedua mata mereka saling menatap satu sama lain, Amanda tersenyum tipis.Arsenio menggelengkan kepala, “Lebih baik kita pulang, secepatnya papih akan membawa calon mamih kamu balik ya.”“MAKASIH, PAPIHH.”***“Jadi, Andhira beneran udah pulang ke rumah papihnya?” tanya Arsenio kepada Darwis yang du

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 114

    “Akuu? Balik lagi ke rumahnya Manuel? Kamu udah gila!”Darwis memejamkan kedua matanya saat Andhira terbawa emosi. Dirinya terpaksa, tidak ingin melibatkan Andhira, tetapi tidak ada jalan lain. Hal ini sudah dia prediksi sebelumnya, dan kembali teringat ucapan Arsenio.Darwis menghela nafas, menatap Andhira yang hanya menampilkan ekspresi datar. Dia berkata, “Gak ada cara lain selain kamu kembali ke sana, dan menguliknya sendiri.”“Gak. Gila aja, aku mengajukan diri lagi ke Manuel? Gak.”Mereka saat ini berada di rumah Papih, hanya ada mereka berdua, dan rumah ini tempat ternyaman untuk berbicara berdua. Memang keadaan yang sulit untk mereka, terutama Andhira. Melawan Manuel tidak mudah, harus punya taktik yang tidak sembarangan.“Kamu milih buat dipantau terus sama Manuel? Kamu gak kangen sama pak Arsen? Gak kangen sama Amanda?”Andhira bergeming, sahabatnya itu menyebut nama dua orang yang selalu dia rindukan hingga saat ini. Tetapi menggeleng saat mengingat Arsenio yang tiba-tiba

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 115

    “Jadi gimana menurut papih? Aku kembali lagi ke rumahnya Manuel atau pakai cara lain?”Saat ini Andhira sedang berdiskusi dengan Papih, dia butuh saran dari Papih yang lebih berpengalaman darinya dan lebih tahu dunia luar itu seperti apa. Sesuai dengan apa yang Andhira katakana kepada Darwis, tidak bisa sembarangan memutuskan.“Kamu ada rekaman suaranya? Kalau ada, papih mau denger, kalau kuat buat jadi bukti, papih kasih itu ke temen papih.”Andhira mengangguk, dan segera mencari rekaman suara yang sempat dia rekam saat tinggal di rumah Manuel. Setelah menemukan file yang dicari, Andhira memberikan kepada Papih. Papih mendengarkan dengan fokus rekaman tersebut.Andhira menatap Papih, dirinya tidak yakin sebenarnya kalau rekaman yang dipunya bisa menjadi bukti, karena rekaman tersebut hanya seperti orang yang sedang marah-marah biasa.“Gimana, Pih?” tanya Andhira saat Papih selesai mendengarkan rekaman yang dimiliki. Papih membalas tatapan Andhira, lalu tersenyum manis.“Kamu kirim k

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 116

    “Andhira, bisa ke ruangan saya?”Andhira mengabaikan Arsenio, tidak perduli dengann kehadiran Arsenio saat ini. Bahkan, Andhira mengenakan kacamata hitam supaya tidak melihat Arsenio.“Andhira.”Andhira menghentikan aktivitasnya yang sedang bermain ponsel, tanpa menatap Arsenio, dia berkata, “Gak bisa. Saya gak mau ketemu sama pak Arsen.”“Kamu marah banget sama saya?” tanya Arsenio, tidak menyerah untuk berbicara dengan Andhira, walaupun sudah diabaikan oleh kekasihnya itu.Andhira beranjak, melenggang pergi tanpa mengatakan apapun kepada Arsenio. Hal itu membuat Arsenio memperhatikan punggung Andhira yang menjauh, bertepatan dengan Darwis yang memasuki ruang kelas.Darwis menatap Arsenio dengan menaikkan sebelah alisnya, “Kenapa?” tanyanya saat berdiri dihadapan Arsenio.Arsenio menghela nafas beratnya, “Dia gak mau bicara sama saya,” jawabnya dengan pelan. Membuat Darwis bergumam.“Pak Arsen mending balik ke kelas, dan jangan ketemu sama Andhira, dia butuh waktu, Pak.”Arsenio mena

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Extra Chapter

    “Nempel teruss. Awas awass, ngalangin jalann.” Andhira yang kesal kepada Garaga pun menendang tulang kering laki-laki dihadapannya saat ini, baru kemarin Garaga bersikap diluar nalarnya, kini kembali ke setelan pabrik. Arsenio yang berdiri di sisi kanan Andhira pun menepuk lengan tunangannya. “Aku tuh kemarin kaya bukan ketemu sama kamu. Jangan-jangan, kemarin itu kembaran kamu, kan?” tanya Andhira dengan penuh curiga, karena memang berbeda Garaga yang hadir di acara lamarannya dengan Garaga yang ada dihadapannya saat ini. “Enak aja, itu aku tau. Mode kalem, karena kamu mode kalem,” ucap Garaga, membuat Andhira menaikkan sebelah alisnya. Bingung dengan apa yang dikatakan oleh Garaga. “Aku daritadi kalem padahal, kok bisa-bisanya? Jangan salahin aku kalau jambul kamu longsor dalam waktu sekejap,” ancam Andhira, dan dia melihat Garaga melangkah mundur agar tidak terkena sasarannya. Arsenio hanya menggelengkan kepala melihat tingkah tunangannya yang memang berbeda dari hari kemarin

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Epilog

    “Aku tidak menyangka, ternyata yang menjadi calon suaminya Andhira itu Arsenio. Pria yang pernah aku tidak restui karena memiliki anak.” Papih hanya mengabaikannya, melepaskan genggaman tangan Mamih dan menggantikannya dengan rangkulan di pinggang. Keduanya melangkahkan kaki keluar dari pagar rumah untuk menyambut kedatangan keluarga Arsenio. Reno ditunjuk untuk menjadi MC di acara lamaran sahabatnya itu memakai pakaian batik, jujur saja jika bukan permintaan dari Andhira, dirinya tidak berdiri di sini, tetapii berdiri dibelakang bersama dengan Darwis,, Garaga, Kalvin dan Zavian. Dirinya saat ini berdiri di dekat di sisi kanan Papih. Arsenio berada di tengah, sisi kanannya terdapat Amanda dan Mommy, sedangkan di sisi kirinya terdapat Daddy. Nenek dan Kakek dari Amanda ikut hadir, bahkan sudah tiba di Nusantara dari satu minggu yang lalu. Saat Arsenio mengabarkan akan melamar seseorang perempuan. “Selamat datang, Tuan Daniel dan Nyonya Elizabeth,” sapa Papih kepada kedua oran

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 151

    “Ini kamu sendiri yang desain?”Andhira menatap Arsenio, dan kekasihnya itu mengangguk. Sebuah foto menarik atensinya, sebuah maxi dress bersiluet A yang memiliki panjang hingga semata kaki dan lengan tranparan. Motif bunga, dan berwarna biru.“Kamu suka? Atau ada yang mau kamu tambahin?” tanya Arsenio, saat ini mereka sedang berada di butik milik Tante Kir, tanpa Amanda.Setelah satu hari kemarin menghabiskan waktu bersama, hari ini adalah waktunya Arsenio dan Andhira menyiapkan acara untuk lamaran, tidak bukan seserahan, tetapi pakaian. Permintaan Andhira mengenakan dresscode couple pada saat acara lamaran nanti.“Mas Arsen desain juga buat pakaiannya?” tanya Andhira, diangguki oleh Arsenio. Kekasihnya itu menggeser foto lain. Tante Kir hanya terdiam memperhatikan kedua pasangan yang sedang diskusi.Andhira menatap serius foto tersebut, lalu berkata, “Jelek. Gak usahh. Mas Arsen pake kemeja warna biru aja.”Arsenio mendelik, “Aku desain itu biar sama kaya punya kamu. Katanya mau c

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 150

    “Aku belum ngeliat Amanda sebahagia itu.”Arsenio memperhatikan Amanda yang sedang bermain pasir di depan sana, hanya seorang diri. Sedangkan dirinya duduk tiga langkah dari posisi Amanda saat ini, bersama dengan Andhira yang memfokuskan atensi hanya kepada Amanda.“Oh iya? Dia juga tadi bahagia banget pas denger kalau aku sama kamu mau lamaran,” ucap Andhira, menoleh ke sisi kirinya dan tersenyum kepada Arsenio.Arsenio menoleh, tersenyum manis kepada kekasihnya dan kembali menatap Amanda yang sedang berusaha membangun istana dari pasir.“Keinginan dia dari pertama kali ketemu sama kamu, ya ngejadiin kamu sebagai mamihnya. Udah lama gak punya mamih, terus harapan dia cuma kamu.”Andhira bergumam, memfokuskan atensinya hanya kepada Amanda. Gadis cilik yang selalu mengganggu hari-harinya, sering datang ke kampus untuk bertemu dengannya, dan bahkan dia tidak tahu kalau Amanda itu anak dari Arsenio, dosen pembimbing akademiknya yang baru.“Aku sampe sekarang masih gak percaya sihh. Kaya

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 149

    “Kamu jangan kaya gitu lain kali. Gak baik, apalagi ada ibunya, nanti beliau kesinggung, gimana?”Amanda hanya bergeming mendengarkan apa yang diucapkan oleh Andhira dari sejak mereka di sekolah dan saat ini dalam perjalanan menuju rumah.“Iya, maaf. Lagian aku kesel sama Angga, dia di dalam kelas aja ngisengin aku. Jadinya, mau ngehindar aja kalau keluar kelas,” ucap Amanda, lebih membela diri sendiri.Andhira menoleh sekilas, lalu kembali fokus menyetir. Dirinya mengerti, dan pernah melakukan hal yang sama seperti yang Amanda lakukan. Tahu akhirannya seperti apa? Orangtua sih pelaku pengganggu menyuruh Andhira untuk meminta maaf.“Aku pernah di posisi kamu, digangguin sama lawann jenis. Aku yang minta maaf, tapi aku dibilang gak sopan, orangtuanya gak terima malah minta aku buat ngebantu anak mereka dalam ngerjain tugas,” ujar Andhira, membuat Amanda menoleh dan memicingkan mata.Jujur saja, Amanda antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Andhira. Sedikit ke

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 148

    “Kok baru keliatan lagi, Jeng?” Andhira tersenyum kepada Ibu Angga yang duduk di sisi kanannya. Mereka saat ini sedang duduk di kursi yang terletak dipinggir dekat dengan taman bermain yang ada di sekolah Amanda. “Iya, Bu. Kemarin-kemarin sibuk mengerjakan tugas yang dikasih dosen,” jawab Andhira, berusaha untuk sopan kepada Ibu Angga, dan berusaha untuk tidak menyinggung Ibu Angga. “Oh iya. Jeng Andhira kan sedang kuliah. Lancar yaa jeng kuliahnya? Harus dong, biar cepet dapet gelar. Terus fokus merawat Amanda,” balas Ibu Angga, ditanggapi dengan senyum manis dari Andhira. “Anaknya semakin lucu ya, Bu,” ucap Andhira diakhiri dengan terkekeh, dia kembali mengingat tingkah Angga tadi pagi sehingga membuat Amanda ngambek tidak ingin masuk kelas. Ibu Angga menyengir malu, dirinya merasa bersalah karena putranya, membuat Andhira harus membujuk Amanda untuk masuk kelas dan mengikuti pelajaran hari ini. Diluar prediksinya, dan membuatnya mengingat kembali sifat yang dimiliki oleh Angga

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 147

    “Loh kok ada mamih Andhira?”Amanda menatap bingung Andhira yang saat ini duduk di ruang tamu, hanya seorang diri. Andhira mengangkat kepalanya, dan tersenyum kepada Amanda yang langsung duduk di sisi kanannya.“Gak suka kalau aku dateng ke sini?” tanya Andhira, raut wajahnya seolah sedih, dan memperhatikan Amanda yang mengangguk lalu menggeleng.“Maksud aku, kok di sini? Emangnya mamih gak kuliah?”Andhira terkekeh, lalu menggelengkan kepala. Dirinya memang sengaja datang ke sini untuk mengantar Amanda ke sekolah dan menunggunya hingga pulang sekolah. Sedangkan Arsenio sedang ada keperluan, dan sudah berangkat dari pukul tujuh.“Aku libur hari ini, udah siap?” tanya Andhira, diakhiri dengan senyum manis. Dia mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya menoleh dan mendapati Mbak Maya yang datang dengan membawa tas sekolah berwarna pink milik Amanda.“Kamu benerann gapapa nganterin Amanda ke sekolah?” tanya Mbak Maya setelah berdiri di dekat Amanda dan Andhira. Amanda

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 146

    “Kamu sama sih Airina gak bisa akur emangnya ya?” Andhira menyeruput jus jambunya dengan santai, dihadapannya ada Arsenio. Keduanya saat ini berada di sebuah café yang tidak terlalu banyak di kunjungi oleh customer, menghabiskan waktu berdua setelah melewati hari yang cukup menguras tenaga. “Aku sih bisa aja akur, tapi kan mas Arsen liat sih kelakuan syaitonnya. Baru juga mas Arsen dateng, dia udah berulah,” ucap Andhira, mengambil satu stick kentang dan colek ke saos sambal. Kedua matanya hanya terfokus untuk Arsenio. “Oh iya?” Andhira mengangguk, membenarkan posisi duduknya. Dia berdeham, lalu berkata, “Kayanya dia emang sengaja deh cari perhatian. Soalnya ya, pas mas Arsen gak ada beberapa hari kemarin, di kampus itu dia gak ada berulah tau.” Arsenio menyeruput kopi hitam, matanya memperhatikan kekasihnya yang sedang bercerita. Hanya dengan melihat wajah Andhira saja membuatnya sedikit tenang, apalagi kekasihnya itu berceloteh seperti biasanya, tidak perlu dipertanyakan lagi.

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 145

    “Tadi aku ketemu sama perempuan, dia ini mukanya berseri-seri gitu. Mungkin karena ketemu sama mas pacar kali ya?”Garaga melirik ke sisi kanan, mendapati Andhira yang datang bersama dengan Reno. Perempuan yang dimaksud oleh Garaga ialah Andhira, sang empu menyadari dan ….“AKHH ANDHIRA,” teriak Garaga saat Andhira menarik jambulnya sekuat tenaga, Reno yang melihatnya pun menarik Andhira untuk menjauh dari Garaga. Sedangkan Garaga mengibas surainya sekalian, jambulnya sudah rusak akibat ulah dari Andhira.“Apa?” tanya Andhira dengan kedua matanya melotot kepada Garaga yang menatapnya.Reno yang tidak ingin adanya pertengkaran pada pagi hari ini, memberikan kode kepada Darwis untuk bertukar tempat duduk dengan Garaga. Darwis tanpa banyak bicara mengambil tas milik Garaga dan dipindahkan ke meja belakang.Di dalam ruangan hanya ada Darwis, Garaga, Zavian, Kalvin, Reno dan Andhira. Zavian dan Kalvin memang tipe yang jarang bicara, jadi hanya duduk tenang di kursi paling belakang sejajar

DMCA.com Protection Status