Share

Chapter 114

Penulis: Lapini
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-07 16:07:16

“Akuu? Balik lagi ke rumahnya Manuel? Kamu udah gila!”

Darwis memejamkan kedua matanya saat Andhira terbawa emosi. Dirinya terpaksa, tidak ingin melibatkan Andhira, tetapi tidak ada jalan lain. Hal ini sudah dia prediksi sebelumnya, dan kembali teringat ucapan Arsenio.

Darwis menghela nafas, menatap Andhira yang hanya menampilkan ekspresi datar. Dia berkata, “Gak ada cara lain selain kamu kembali ke sana, dan menguliknya sendiri.”

“Gak. Gila aja, aku mengajukan diri lagi ke Manuel? Gak.”

Mereka saat ini berada di rumah Papih, hanya ada mereka berdua, dan rumah ini tempat ternyaman untuk berbicara berdua. Memang keadaan yang sulit untk mereka, terutama Andhira. Melawan Manuel tidak mudah, harus punya taktik yang tidak sembarangan.

“Kamu milih buat dipantau terus sama Manuel? Kamu gak kangen sama pak Arsen? Gak kangen sama Amanda?”

Andhira bergeming, sahabatnya itu menyebut nama dua orang yang selalu dia rindukan hingga saat ini. Tetapi menggeleng saat mengingat Arsenio yang tiba-tiba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 115

    “Jadi gimana menurut papih? Aku kembali lagi ke rumahnya Manuel atau pakai cara lain?”Saat ini Andhira sedang berdiskusi dengan Papih, dia butuh saran dari Papih yang lebih berpengalaman darinya dan lebih tahu dunia luar itu seperti apa. Sesuai dengan apa yang Andhira katakana kepada Darwis, tidak bisa sembarangan memutuskan.“Kamu ada rekaman suaranya? Kalau ada, papih mau denger, kalau kuat buat jadi bukti, papih kasih itu ke temen papih.”Andhira mengangguk, dan segera mencari rekaman suara yang sempat dia rekam saat tinggal di rumah Manuel. Setelah menemukan file yang dicari, Andhira memberikan kepada Papih. Papih mendengarkan dengan fokus rekaman tersebut.Andhira menatap Papih, dirinya tidak yakin sebenarnya kalau rekaman yang dipunya bisa menjadi bukti, karena rekaman tersebut hanya seperti orang yang sedang marah-marah biasa.“Gimana, Pih?” tanya Andhira saat Papih selesai mendengarkan rekaman yang dimiliki. Papih membalas tatapan Andhira, lalu tersenyum manis.“Kamu kirim k

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 116

    “Andhira, bisa ke ruangan saya?”Andhira mengabaikan Arsenio, tidak perduli dengann kehadiran Arsenio saat ini. Bahkan, Andhira mengenakan kacamata hitam supaya tidak melihat Arsenio.“Andhira.”Andhira menghentikan aktivitasnya yang sedang bermain ponsel, tanpa menatap Arsenio, dia berkata, “Gak bisa. Saya gak mau ketemu sama pak Arsen.”“Kamu marah banget sama saya?” tanya Arsenio, tidak menyerah untuk berbicara dengan Andhira, walaupun sudah diabaikan oleh kekasihnya itu.Andhira beranjak, melenggang pergi tanpa mengatakan apapun kepada Arsenio. Hal itu membuat Arsenio memperhatikan punggung Andhira yang menjauh, bertepatan dengan Darwis yang memasuki ruang kelas.Darwis menatap Arsenio dengan menaikkan sebelah alisnya, “Kenapa?” tanyanya saat berdiri dihadapan Arsenio.Arsenio menghela nafas beratnya, “Dia gak mau bicara sama saya,” jawabnya dengan pelan. Membuat Darwis bergumam.“Pak Arsen mending balik ke kelas, dan jangan ketemu sama Andhira, dia butuh waktu, Pak.”Arsenio mena

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 117

    “Maaf, aku kemaren gak ada ngabarin kamu soalnya buru-buru ke rumah mantan istri. Bagaimanapun juga dia di sana gak ada siapa-siapa.”Andhira hanya bergeming tanpa menatap Arsenio yang duduk di sisi kanannnya, hatinya memanas saat mendengan ‘mantan istri’, otaknya langsung berfikir bahwa kekasihnya itu masih mencintai mantan istri.“Aku cuma kasian, benerann cuma kasian. Perasaan aku ke dia udah hilang dari lama, jadi aku harap kamu mengerti,” lanjut Arsenio, membuat Andhira tersenyum miris. Tidak mengerti dengan apa yang ada difikiran Arsenio.“Lucu yaa, aku disuruh ngertiin orang yang gak perduli sama perasaan aku,” ucap Andhira, menarik nafas dan menghela nafasnya secara perlahan. Dia menatap langit-langit yang cerah pada siang hari ini, tersenyum tipis.“Gak ada kabar, terus aku disuruh ngertiin mantan istrinya pak Arsen? Sedikit gila ya, Pak,” imbuh Andhira, dirinya tidak ingin melihat Arsenio sama sekali. Sedangkan Arsenio meraih tangan Andhira, tetapi ditepis oleh Andhira.“G

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 118

    “Aww, ini mau kemana?”Andhira memperhatikan jalanan yang dilewati, dan menatap Arsenio yang fokus menyetir dengan terus melirik spion kanan. Andhira yang penasaran pun melirik spion kirinya, sebelah alisnya terangkat.“Kamu minum dulu, ada minum di pintu,” ujar Arsenio, menoleh sekilas ke sisi kirinya dan kembali fokus menyetir.“Itu mobilnya Manuel, kan?” tanya Andhira, diangguki oleh Arsenio. Jawaban dari kekasihnya itu membuatnya menoleh dan mendapati Reno yang bersebelahan dengan Darwis.“Andhira,” panggil Arsenio penuh penekanan, karena Andhira tidak mengindahkan apa yang dia perintahkan. Andhira mendelik, tangan kirinya terulur untuk mengambil satu botol air mineral dan membukanya.Andhira meneguk hingga setengah botol, lalu kembali menutupnya. Dia menoleh, “Ini ada apa sih?” tanyanya, terakhir yang diingat adalah menangis dalam pelukan Arsenio, setelahnya dia tidak sadarkan diri.“Manuel ngikutin dari kampus tadi, terus ternyata temen-temen kamu ngikutin. Tadi Reno bilang, mau

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 119

    “Kamu beneran pingsan?”Andhira yang baru saja tiba, dan langusng diberikann pertanyaan seperti itu membuatnya mendelik tidak suka. Bayangkan saja, dirinya disangka bohong oleh Caca.“Aku pura-pura pingsan aja sih tadi,” jawab Andhira dengan tidak santai, ditanggapi terkekeh.“Halo, pak Arsen,” sapa Caca saat Arsenio berdiri dihadapannya saat ini, sedangkan Andhira menggeser tubuhnya. Caca menaikkan sebelah alisnya, menatap Andhira yang mengerjapkan kedua mata.“Halo, Ca. Maaf yaa kalau mengganggu waktu istirahatnya,” ucap Arsenio penuh dengan rasa bersalah, ditanggapi dengan senyum manis dan sopan.“Gapapa, Pak. Darwis udah kasih tau tadi. Ini gak ada yang ngikutin kalian, kan?” tanya Caca, menatap Arsenio dan Andhira silih berganti.“Tidak ada,” jawab Arsenio, sedangkan Andhira hanya bergumam.Caca mempersilahkan Andhira dan Arsenio untuk masuk ke dalam, dia tidak ingin orang suruhan dari Manuel mengetahui obrolan mereka. Dirinya menutup pintu rapat, dan tersenyum kepada Arsenio.“P

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 120

    “Andhira harus tetap dalam pengawasan, karena Manuel belum ditangkap dan bisa aja dia nekat nyulik Andhira terus dibawa ke tempat yang terpencil.”Andhira yang mendengarnya otomatis melempar bantal sofa kearah Garaga, laki-laki satu itu memang sering berbicara tanpa memikirkan perasaan orang lain. Garaga mendelik, dia mendapati tatapan tajam dari Andhira.“Kamu berisik banget, Ga. Jangan sampe aku sentil ubun-ubun kamu,” ucap Andhira dengan tidak santai. Garaga yang duduk di dekat pintu hanya terkekeh.“Kenapa marah-marah mulu sih, Andhira? Cepet tua nanti,” balas Garaga, dan Andhira hanya menyipitkan kedua mata.“Jadi, kalian bisa lepas dari Manuel itu karena polisi dateng?” tanya Arsenio, diangguki oleh Reno.“Di sini aku ngerasa bersalah, kalau aku gak upload foto yang ada Andhira, pasti Manuel gak tau keberadaan Andhira, bahkan Manuel gak datang ke sini,” ujar Reno penuh penyesalan, membuat Andhira bergumam.“Kamu ataupun pak Arsen sama aja, males sama kalian berdua,” ucap Andhira

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 121

    “Papih dapet kabar tentang Manuel atau gak? Dia udah balik ke luar negri atau masih tetap di sini?”Andhira menatap Papih yang sedang fokus menatap layar laptop, dirinya sudah balik lagi ke rumah Papih, diantar oleh Darwis karena Arsenio tiba-tiba harus menghadiri rapat penting untuk membahas konsep iklan.Papih menggeleng, “Gak. Tapi polisi udah bergerak buat nyari bukti lainnya, kan?” tanyanya menatap Andhira, diangguki oleh putrinya.“Katanya gitu sih, Pih. Tapi aku gak tau juga sih. Aku cuma mau dia menghilang dari hidup aku dan gak ada bikin ulah lain-lain,” ucap Andhira, mengutarakan keinginannya yang mungkin tidak terjadi dalam waktu singkat.“Kamu salah berharap kaya gitu,” ucap Papih, membuat Andhira bingung.“Maksudnya?”Papih tersenyum, “Papih punya perasaan yang aneh, dan papih udah pesan tiket buat kamu ke rumah kakek. Di sana kamu lebih aman.”“Pihh, gak usah bercanda. Aku baru aja baikan sama mas Arsen, terus harus pisah lagi?” oceh Andhira dengan tidak santai, dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-11
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 122

    “Hari ini pak Arsen gak ada di kampus, kan? Soalnya aku gak buka pesan dia dari semalem.”Andhira menatap Reno yang duduk dihadapannnya saat ini, diangguki oleh Reno. Jawaban dari Reno sudah cukup membuat Andhira sedikit bernafas lega, karena tidak perlu harus menghindar dari Arsenio.“Kamu lagi gak mau ketemu sama pak Arsen? Masih belum baikan?” tanya Reno dengan serius, Andhira bergumam.“Iya.”Reno memicingkan mata, setahu dirinya hubungan Andhira dan Arsenio sudah membaik, terlihat pada saat di rumah Caca kemarin. Memang Arsenio pulang duluan karena ada meeting, jadi Andhira diantar pulang oleh Darwis.Reno menarik kursinya agar lebih mendekat kepada Andhira yang sedang membaca sebuah buku novel. Dia memperhatikan Andhira, “Bukan karena pak Arsen pulang duluan, kan?” tanyanya, dijawab dengan gelengan kepala dari Andhira.“Ada sesuatu, sampai sesuatu itu selesai, baru kami baikan.”Reno bingung, sangat terlihat pada wajahnya. Keterdiamannya membuat Andhira menoleh dengan sebelah

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Extra Chapter

    “Nempel teruss. Awas awass, ngalangin jalann.” Andhira yang kesal kepada Garaga pun menendang tulang kering laki-laki dihadapannya saat ini, baru kemarin Garaga bersikap diluar nalarnya, kini kembali ke setelan pabrik. Arsenio yang berdiri di sisi kanan Andhira pun menepuk lengan tunangannya. “Aku tuh kemarin kaya bukan ketemu sama kamu. Jangan-jangan, kemarin itu kembaran kamu, kan?” tanya Andhira dengan penuh curiga, karena memang berbeda Garaga yang hadir di acara lamarannya dengan Garaga yang ada dihadapannya saat ini. “Enak aja, itu aku tau. Mode kalem, karena kamu mode kalem,” ucap Garaga, membuat Andhira menaikkan sebelah alisnya. Bingung dengan apa yang dikatakan oleh Garaga. “Aku daritadi kalem padahal, kok bisa-bisanya? Jangan salahin aku kalau jambul kamu longsor dalam waktu sekejap,” ancam Andhira, dan dia melihat Garaga melangkah mundur agar tidak terkena sasarannya. Arsenio hanya menggelengkan kepala melihat tingkah tunangannya yang memang berbeda dari hari kemarin

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Epilog

    “Aku tidak menyangka, ternyata yang menjadi calon suaminya Andhira itu Arsenio. Pria yang pernah aku tidak restui karena memiliki anak.” Papih hanya mengabaikannya, melepaskan genggaman tangan Mamih dan menggantikannya dengan rangkulan di pinggang. Keduanya melangkahkan kaki keluar dari pagar rumah untuk menyambut kedatangan keluarga Arsenio. Reno ditunjuk untuk menjadi MC di acara lamaran sahabatnya itu memakai pakaian batik, jujur saja jika bukan permintaan dari Andhira, dirinya tidak berdiri di sini, tetapii berdiri dibelakang bersama dengan Darwis,, Garaga, Kalvin dan Zavian. Dirinya saat ini berdiri di dekat di sisi kanan Papih. Arsenio berada di tengah, sisi kanannya terdapat Amanda dan Mommy, sedangkan di sisi kirinya terdapat Daddy. Nenek dan Kakek dari Amanda ikut hadir, bahkan sudah tiba di Nusantara dari satu minggu yang lalu. Saat Arsenio mengabarkan akan melamar seseorang perempuan. “Selamat datang, Tuan Daniel dan Nyonya Elizabeth,” sapa Papih kepada kedua oran

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 151

    “Ini kamu sendiri yang desain?”Andhira menatap Arsenio, dan kekasihnya itu mengangguk. Sebuah foto menarik atensinya, sebuah maxi dress bersiluet A yang memiliki panjang hingga semata kaki dan lengan tranparan. Motif bunga, dan berwarna biru.“Kamu suka? Atau ada yang mau kamu tambahin?” tanya Arsenio, saat ini mereka sedang berada di butik milik Tante Kir, tanpa Amanda.Setelah satu hari kemarin menghabiskan waktu bersama, hari ini adalah waktunya Arsenio dan Andhira menyiapkan acara untuk lamaran, tidak bukan seserahan, tetapi pakaian. Permintaan Andhira mengenakan dresscode couple pada saat acara lamaran nanti.“Mas Arsen desain juga buat pakaiannya?” tanya Andhira, diangguki oleh Arsenio. Kekasihnya itu menggeser foto lain. Tante Kir hanya terdiam memperhatikan kedua pasangan yang sedang diskusi.Andhira menatap serius foto tersebut, lalu berkata, “Jelek. Gak usahh. Mas Arsen pake kemeja warna biru aja.”Arsenio mendelik, “Aku desain itu biar sama kaya punya kamu. Katanya mau c

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 150

    “Aku belum ngeliat Amanda sebahagia itu.”Arsenio memperhatikan Amanda yang sedang bermain pasir di depan sana, hanya seorang diri. Sedangkan dirinya duduk tiga langkah dari posisi Amanda saat ini, bersama dengan Andhira yang memfokuskan atensi hanya kepada Amanda.“Oh iya? Dia juga tadi bahagia banget pas denger kalau aku sama kamu mau lamaran,” ucap Andhira, menoleh ke sisi kirinya dan tersenyum kepada Arsenio.Arsenio menoleh, tersenyum manis kepada kekasihnya dan kembali menatap Amanda yang sedang berusaha membangun istana dari pasir.“Keinginan dia dari pertama kali ketemu sama kamu, ya ngejadiin kamu sebagai mamihnya. Udah lama gak punya mamih, terus harapan dia cuma kamu.”Andhira bergumam, memfokuskan atensinya hanya kepada Amanda. Gadis cilik yang selalu mengganggu hari-harinya, sering datang ke kampus untuk bertemu dengannya, dan bahkan dia tidak tahu kalau Amanda itu anak dari Arsenio, dosen pembimbing akademiknya yang baru.“Aku sampe sekarang masih gak percaya sihh. Kaya

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 149

    “Kamu jangan kaya gitu lain kali. Gak baik, apalagi ada ibunya, nanti beliau kesinggung, gimana?”Amanda hanya bergeming mendengarkan apa yang diucapkan oleh Andhira dari sejak mereka di sekolah dan saat ini dalam perjalanan menuju rumah.“Iya, maaf. Lagian aku kesel sama Angga, dia di dalam kelas aja ngisengin aku. Jadinya, mau ngehindar aja kalau keluar kelas,” ucap Amanda, lebih membela diri sendiri.Andhira menoleh sekilas, lalu kembali fokus menyetir. Dirinya mengerti, dan pernah melakukan hal yang sama seperti yang Amanda lakukan. Tahu akhirannya seperti apa? Orangtua sih pelaku pengganggu menyuruh Andhira untuk meminta maaf.“Aku pernah di posisi kamu, digangguin sama lawann jenis. Aku yang minta maaf, tapi aku dibilang gak sopan, orangtuanya gak terima malah minta aku buat ngebantu anak mereka dalam ngerjain tugas,” ujar Andhira, membuat Amanda menoleh dan memicingkan mata.Jujur saja, Amanda antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Andhira. Sedikit ke

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 148

    “Kok baru keliatan lagi, Jeng?” Andhira tersenyum kepada Ibu Angga yang duduk di sisi kanannya. Mereka saat ini sedang duduk di kursi yang terletak dipinggir dekat dengan taman bermain yang ada di sekolah Amanda. “Iya, Bu. Kemarin-kemarin sibuk mengerjakan tugas yang dikasih dosen,” jawab Andhira, berusaha untuk sopan kepada Ibu Angga, dan berusaha untuk tidak menyinggung Ibu Angga. “Oh iya. Jeng Andhira kan sedang kuliah. Lancar yaa jeng kuliahnya? Harus dong, biar cepet dapet gelar. Terus fokus merawat Amanda,” balas Ibu Angga, ditanggapi dengan senyum manis dari Andhira. “Anaknya semakin lucu ya, Bu,” ucap Andhira diakhiri dengan terkekeh, dia kembali mengingat tingkah Angga tadi pagi sehingga membuat Amanda ngambek tidak ingin masuk kelas. Ibu Angga menyengir malu, dirinya merasa bersalah karena putranya, membuat Andhira harus membujuk Amanda untuk masuk kelas dan mengikuti pelajaran hari ini. Diluar prediksinya, dan membuatnya mengingat kembali sifat yang dimiliki oleh Angga

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 147

    “Loh kok ada mamih Andhira?”Amanda menatap bingung Andhira yang saat ini duduk di ruang tamu, hanya seorang diri. Andhira mengangkat kepalanya, dan tersenyum kepada Amanda yang langsung duduk di sisi kanannya.“Gak suka kalau aku dateng ke sini?” tanya Andhira, raut wajahnya seolah sedih, dan memperhatikan Amanda yang mengangguk lalu menggeleng.“Maksud aku, kok di sini? Emangnya mamih gak kuliah?”Andhira terkekeh, lalu menggelengkan kepala. Dirinya memang sengaja datang ke sini untuk mengantar Amanda ke sekolah dan menunggunya hingga pulang sekolah. Sedangkan Arsenio sedang ada keperluan, dan sudah berangkat dari pukul tujuh.“Aku libur hari ini, udah siap?” tanya Andhira, diakhiri dengan senyum manis. Dia mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya menoleh dan mendapati Mbak Maya yang datang dengan membawa tas sekolah berwarna pink milik Amanda.“Kamu benerann gapapa nganterin Amanda ke sekolah?” tanya Mbak Maya setelah berdiri di dekat Amanda dan Andhira. Amanda

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 146

    “Kamu sama sih Airina gak bisa akur emangnya ya?” Andhira menyeruput jus jambunya dengan santai, dihadapannya ada Arsenio. Keduanya saat ini berada di sebuah café yang tidak terlalu banyak di kunjungi oleh customer, menghabiskan waktu berdua setelah melewati hari yang cukup menguras tenaga. “Aku sih bisa aja akur, tapi kan mas Arsen liat sih kelakuan syaitonnya. Baru juga mas Arsen dateng, dia udah berulah,” ucap Andhira, mengambil satu stick kentang dan colek ke saos sambal. Kedua matanya hanya terfokus untuk Arsenio. “Oh iya?” Andhira mengangguk, membenarkan posisi duduknya. Dia berdeham, lalu berkata, “Kayanya dia emang sengaja deh cari perhatian. Soalnya ya, pas mas Arsen gak ada beberapa hari kemarin, di kampus itu dia gak ada berulah tau.” Arsenio menyeruput kopi hitam, matanya memperhatikan kekasihnya yang sedang bercerita. Hanya dengan melihat wajah Andhira saja membuatnya sedikit tenang, apalagi kekasihnya itu berceloteh seperti biasanya, tidak perlu dipertanyakan lagi.

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 145

    “Tadi aku ketemu sama perempuan, dia ini mukanya berseri-seri gitu. Mungkin karena ketemu sama mas pacar kali ya?”Garaga melirik ke sisi kanan, mendapati Andhira yang datang bersama dengan Reno. Perempuan yang dimaksud oleh Garaga ialah Andhira, sang empu menyadari dan ….“AKHH ANDHIRA,” teriak Garaga saat Andhira menarik jambulnya sekuat tenaga, Reno yang melihatnya pun menarik Andhira untuk menjauh dari Garaga. Sedangkan Garaga mengibas surainya sekalian, jambulnya sudah rusak akibat ulah dari Andhira.“Apa?” tanya Andhira dengan kedua matanya melotot kepada Garaga yang menatapnya.Reno yang tidak ingin adanya pertengkaran pada pagi hari ini, memberikan kode kepada Darwis untuk bertukar tempat duduk dengan Garaga. Darwis tanpa banyak bicara mengambil tas milik Garaga dan dipindahkan ke meja belakang.Di dalam ruangan hanya ada Darwis, Garaga, Zavian, Kalvin, Reno dan Andhira. Zavian dan Kalvin memang tipe yang jarang bicara, jadi hanya duduk tenang di kursi paling belakang sejajar

DMCA.com Protection Status