Share

Memulai Bisnis

"Eh, suara ponsel emang? Bukan kayaknya deh!" ucapku.

Mas Arman mencari asal suara. Ia melihat tasku, ia mendekatinya tapi suara sudah hilang.

Ketika ia akan membuka tasku, yang berada di gantungan pakaian, aku memanggilnya.

"Mas, sini deh! Tolongin aku dong, bahuku terasa pegal. Mungkin efek kehamilan sepertinya," kataku.

Dia mendekat, aku bersyukur dia tak menyentuh tas itu. Jangan sampai dia tau aku punya android. Bisa-bisa dia tak percaya kalau itu diberi Bu Raya. Atau bisa saja dia menyuruhku menjualnya lagi.

"Yang mana yang pegal?" katanya sembari membawakan minyak kayu putih.

"Disini, Mas." Aku menunjukkan kepadanya.

Setelah ia memijat pundakku, ia langsung berbaring karena katanya besok mau berangkat bada subuh.

***

Pagi-pagi sekali Mas Arman sudah siap untuk berangkat setelah sarapan dengan nasi dan kecap.

Janjinya ia tunaikan, diberinya uang sebesar 100 ribu untuk dua hari ini.

"Jangan lupa ya, Mas. Belikan oleh-oleh untuk orang tuaku, ya!" ucapku.

"Iya, nanti kubelikan di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status