Share

Suara Ponsel Berbunyi

"Lit, kulihat kemarin ada buah, ya! Kamu taruh dimana? Aku mau dong!"

Enak aja, kebiasaan. Maunya yang enak-enak, ngasih nggak.

"Nggak ada, Mas. Sudah aku habiskan. Kan kata Bu Raya harus dihabiskan oleh ibu hamil," sergahku.

"Oh jadi selama ini yang ngasih Bu Raya? Besok-besok mintalah yang banyak, pasti dia nggak bakal keberatan," katanya ngelunjak.

"Ah, Mas. Bikin malu aja! Oya, Mas. Kamu lihat uangku yang di dalam kaleng ini?"

"Lihat, aku ambil buat ganti bayar gas dan galon," katanya.

"Apa? Itu kan biasanya kamu yang bayar, Mas?" Aku kecewa Mas Arman mengambil uangku tanpa izin.

"Sesekali kamu yang bayar, Lit. Lagian uangmu banyak banget sekarang!"

"Itu nggak banyak dibandingkan uang Mas Arman. Awas ya kalau berani-berani lagi ngambil uangku," ancamku.

"Ya sudah kalau gitu," tukasnya.

Padahal aku nggak berani ngambil uangnya kemarin, walau halal diambil seperlunya. Mas Arman malah seenaknya mengambil uangku.

Keesokan harinya, Mas Arman memberi uang 20 ribu. Katanya masak yang e
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status