Share

Makanan Enak dari Bu Raya

"Oh, iya, sudah, Bu. Tadi Pagi!" jawabku. "Alhamdulillah, terima kasih, Bu Raya. Semoga Allah membalas kebaikan ibu," ucapku terharu.

Tak terasa mata ini terasa panas, air mata menetes. Bu Raya membuatku terharu.

"Jangan menangis, Lita. Aku tau tentangmu dari beberapa tetangga di sini. Katanya suamimu punya toko sembako, tapi kamu malah belanja seadanya. Mereka sering membicarakanmu. Katanya kalau mereka jadi kamu bakalan kabur karena tersiksa. Tapi kamu berbeda Lita, aku melihat ketulusan dari dirimu. Menurutku, kamu bukan bodoh, tapi justru kamu mau menjalankan takdirmu sebagai istri dengan berbuat baik pada suamimu. Kalau urusan suamimu yang pelit, anggap saja itu urusannya dengan Allah langsung," terang Bu Raya.

Bu Raya sebegitu dalamnya tau tentang diriku. Ia perempuan yang baik juga pintar.

"Iya, Bu. Tapi saya pun tak diam saja. Saya akhir-akhir ini sering protes padanya. Lalu saya ikuti saran ibu dengan dia yang belanja, ternyata tetap yang diutamakan sifat pelitnya. Dia bawa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status