Share

Kesedihan Ibu

"Ibu, Zul, dan Gendis. Sebelumnya aku mohon maaf tak pernah menceritakan keadaan keluarga kecilku pada kalian. Saat ini, aku sedang hamil masuk usia lima bulan. Akupun sudah bercerai dengan Mas Arman. Ada alasan yang tak dapat kuceritakan pada kalian. Aku memohon doa dari kalian untuk kebaikanku ke depan."

Kutahan agar tidak menangis. Namun, air mata ini tak kuasa keluar. Menganak pinak, sehingga semua melihat keadaanku yang sebenarnya.

Keadaanku yang pura-pura tegar, padahal rapuh. Pura-pura bahagia, padahal menderita. Tapi takkan kuungkapkan aib mantan suamiku itu, biar menjadi urusan kami saja.

Kulihat reaksi ibu yang langsung memelukku. Memeluk erat anaknya.

"Nduk, kalau memang kamu menderita, ibu setuju kau lepaskan saja semua. Pernikahan dibangun untuk bahagia bersama. Untuk apa diteruskan jika salah satunya menderita?" Ibu mengatakannya sambil terus memelukku erat.

"Iya, Bu. Terima kasih, dukungannya. Aku sangat bahagia dengan perceraian ini," ucapku yang memang merasakan kebah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status