Share

Curhat pada Bu Raya

Kami mengobrol di tempat minum es di depan lapangan bola. Sambil memandangi lapangan bola, kami duduk berdampingan. Bu Raya memberikan kesempatan untukku berbicara setelah meminum es yang dipesan.

"Begini, Bu Raya, Mas Arman sudah dua kali mengganggu saya di kontrakan. Pertama, waktu saya sendiri di kontrakan. Ia hampir mendekati saya lagi, Bu. Lalu saya bisa kabur, akhirnya dia pergi. Yang kedua semalam, Mas Arman datang, yang membuka adik saya Zul. Ketika dibuka, Zul langsung memukul Mas Arman. Mereka berkelahi, akhirnya ia bisa diusir. Keduanya sampai membuat keributan. Bu Ani--pemilik kontrakan datang, ia khawatir padaku," ceritaku pada Bu Raya.

Bu Raya mendengarkan dengan seksama.

"Menurut saya, Arman bakal datang lagi. Kamu sudah tak aman berada di situ, Lita!"

"Ya, Bu. Ibu saya berpikir demikian. Ia mengajak untuk pulang kampung saja. Tapi, saya belum sukses dan belum beres perceraian kemarin. Mas Arman mengajukan banding."

"Ya sudah, kamu di Bogor saja dulu. Setidaknya seben
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status