Share

Bab ~ 7

Author: Lia Dydzu
last update Last Updated: 2024-01-29 16:41:09

Dari mereka di mobil, hingga masuk ke dalam rumah. Mamanya terus saja bungkam. Itu membuat Arsenio semakin sakit kepala.

“Mama kenapa lagi, sih? Kan Arsen sudah bertemu dengan gadis itu sesuai keinginan Mama!” ucap Arsenio dengan gusar.

“Namanya Danika, bukan gadis itu!” jawab Mama Lena ketus.

Arsenio menghela nafas frustasi. “Iya-iya! Sekarang Mama masuk kamar dan tidur, ya?”

Mama Lena tak menjawab. Dia pergi begitu saja meninggalkan Arsenio. Arsenio pun pergi ke kamarnya. Di dalam hati dia tidak tahu apa yang akan istrinya tanyakan nanti. Dan benar saja, saat pintu kamar terbuka, Zakia sudah duduk di ranjang dengan bersedekap dada. Wajahnya juga sudah seperti singa yang ingin menelan Arsenio hidup-hidup.

“Sayang..,” suara Arsenio seperti tercekat.

“Dari mana saja kamu? Kenapa jam segini kamu baru pulang? Memang ada pertemuan apa malam-malam pakai setelan jas?”

Arsenio berjalan mendekat pada Zakia dan ingin membelai pipinya. “Aku tadi.. Ah bagaimana ini? Aku bohong apa jujur saja, ya?”

Zakia menepis tangan Arsenio. “Kamu selingkuh, kan?”

Mata Arsenio membelalak. “Selingkuh? Bagaimana mungkin aku selingkuh? Aku sangat mencintai kamu, Za! Aku beruntung punya istri cantik seperti kamu ini.” Arsenio membelai kepala Zakia dengan sayang dan lembut.

Hati Zakia mulai luluh, dia lalu memeluk suaminya yang harum parfumnya begitu semerbak. “Jadi kamu dari mana tadi?”

“Aku ada urusan sama Mama tadi. Kamu lihat, kan? Aku bahkan pergi dengan Mama. Jadi jangan pernah bilang kalau aku selingkuh lagi, ya?”

Zakia hanya mengangguk di dalam pelukan Arsenio. Arsenio lalu mengajak Zakia untuk tidur. Dan akhirnya mereka melakukan sesuatu di malam yang dingin itu.

Arsenio memandang wajah cantik istrinya yang sedang terpejam itu. Ada perasaan tidak tega seandainya dia menerima permintaan Mamanya untuk menikahi Danika.

“Maafkan aku, aku sangat mencintaimu,” lirihnya. Dia lalu mencium kening Zakia dengan segenap perasaan yang ada.

............******..........

Pagi-pagi sekali Danika dan Reni sudah datang ke kantor. Banyak sekali pekerjaan yang harus mereka selesaikan hari ini juga. Memang sih Adul tidak secerewet kepala staf yang lama. Tapi ketika kodrat lelakinya sudah datang, dia bisa saja kalap dan ingin memakan orang yang kerjanya tidak becus.

Bagaimana dia tidak begitu, karena kalau bagian bawah sudah berantakan dan tidak berjalan dengan semestinya, dia juga yang akan di marahi oleh atasan dan pemilik perusahaan, si Arsenio itu.

Danika dengan semangat mengerjakan semua laporan. Tangannya dengan lincah bermain di keyboard, sedang kepalanya bergoyang tidak menentu. Dia sedang mendengarkan musik-musik rock penambah semangatnya.

Saat Arsenio dan sekretarisnya tiba di kantor, semua karyawan lantas berdiri untuk menghormati sang Bos. Hanya Danika yang tidak bergeming, soalnya dia terlalu sibuk dengan kegiatannya sendiri. Tanpa sengaja Arsenio melirik Danika. Reni yang sadar Bosnya itu melirik Danika, lantas segera menyikut lengan Danika.

Danika membuka earphone-nya dan mengangkat dagu pada Reni.“Apa?”

“Tuh-tuh!” Reni menunjuk dengan ekor matanya.

Danika yang begitu tahu siapa yang di maksud Reni langsung sigap berdiri. Arsenio melirik tajam Danika. Entah kenapa ada perasaan sebal setiap kali melihat gadis itu.

Karena di lihatin begitu oleh Arsenio, Danika tidak terima. Dia pun melakukan hal yang sama pada Arsenio. Bahkan Danika terkesan melotot.

‘Memang lo saja yang bisa melototin gue? Gue juga bisa kali!’

Danika tetap memandang sinis saat Arsenio berlalu pergi dari hadapan mereka. Lagi-lagi Reni menyikut Danika.

“Lo kenapa, ka? Di marahin lagi sama Tuan Arsenio?”

Danika menggeleng. “Tidak, ah! Sudah lanjut kerja lagi, yuk?” Danika langsung duduk dan memasang earphone-nya kembali. Tidak di pedulikannya Reni yang sudah garuk-garuk kepala melihat tingkahnya.

..............*********...............

“Tuan, apakah Tuan ada masalah dengan Danika?”

Arsenio mengernyit ketika Amar menyebut nama gadis itu. “Kau tahu namanya?"

“Jelas saja tahu, Tuan! Mana mungkin saya tidak hafal nama semua karyawan di sini. Memangnya kenapa, Tuan? Apakah ada masalah dengan dia?”

Arsenio jadi penasaran. Memang kinerja apa saja yang sudah gadis itu lakukan di perusahaannya ini.

“Hem, tidak ada. Cuma masalah dia, kau tahu sendiri. Dia minus disiplin! Dia sering terlambat!”

‘Ah! Kenapa aku jadi emosi sih setiap kali membahas hal tidak berguna seperti dia!’

Amar sedikit tersenyum. “Ya itu memang tidak bisa dia hilangkan, Tuan. Dimanapun dia bekerja, dia selalu terlambat!”

Lagi-lagi Arsenio mengernyit. Dia menatap penuh selidik pada Amar dengan memicingkan matanya. “Kenapa kau tahu banyak sekali tentang dia?”

Amar hanya tersenyum simpul. “Apa yang saya tidak tahu tentang karyawan kita, Tuan.”

Arsenio bengong dan terbodoh mendengar jawaban Amar. ‘Kalau aku tahu dia akan menjawab seperti itu, ngapain aku bertanya lagi! Ah, menyebalkan! Dasar bodoh!’

“Tapi Danika itu pintar, Tuan! Dia bahkan bisa jadi hacker!” Amar berbicara dengan tersenyum tipis.

‘Apa? Hem, kenapa Amar begitu bersemangat sekali bercerita tentang gadis itu. Aku jadi curiga.’

“Hacker itu perbuatan tidak baik! Hah sudahlah! Tidak perlu membahas dia!”

“Baik, Tuan!”

Amar segera memulai pekerjaannya. Sedang Arsenio hanya termenung tidak jelas di meja kekuasaannya.

..............*******............

“Nika, kisah horor onty sudah sampai episode berapa? Ketinggalan banyak nih gue sepertinya!”

Danika yang sibuk menonton kisah horor tante di utub langsung menunjukkan ponselnya pada Reni. “Tuh, sudah episode 96. Makanya sempatin untuk nonton, dong!”

“Memangnya gue kaya lo yang berani nonton kisah hantu. Kadang kalau di rumah, gue takut, tahu!”

“Haha, astaga, Ren! Kalau tidak, kita nobar saja, yuk nanti malam minggu? Lo sekali-kali datang kek ke rumah kos gue! Atau kalau tidak, kita nobar di cafe yang ada di dekat rumah kos gue saja, Ren!”

“Wah, ide bagus! Tapi, kalau nobarnya malam minggu, gue pulangnya gimana? Adik gue mana mau jemput gue kalau sudah malam begitu!” Reni cemberut memikirkan ketakutannya.

“Ya ampun,Ren! Lo nginap saja kali di rumah gue! Besoknya lo baru pulang!”

“Oke, deh! Eh, kita ajak Adul seru juga kali, ya?”

“Memang Adul mau? Sekarang kan dia super sibuk! Eh, Ren?” Danika tiba-tiba teringat sesuatu.

“Hem, apa, Ka?”

“Gue rindulah dengan misi kita dulu?” Danika senyum-senyum sendiri mengingat kenangan mereka dulu berempat.

Reni menerawang angkasa, sepertinya dia lupa-lupa ingat. “Eh, kita apa pernah punya misi, Ka?”

“Iya ada! Misi menyelamatkan dunia antariksa yang diserang monster alien!”

‘Plak!’ pukulan gemas Reni pun mendarat sempurna di lengan Danika.

“Apa-apaan sih lo, Ka! Gue dengerinnya sudah serius, tahu!” protes Reni yang ditanggapi tawa oleh Danika.

“Hem, tapi apa teman kita itu masih ingat sama kita?”

“Hemmm, tuh lah gue juga tidak tahu, Ren! Sekarang dia sudah jadi bos sukses yang wajahnya juga sering wara-wiri seperti bos kita! Mungin saja dia sudah lupa sama kita.”

Reni mengangguk-angguk. Dia juga memikirkan hal yang sama dengan Danika. Ketika teman sudah sukses, mungkin saja dia akan lupa pada teman lamanya.

Reni yang masih berdiri di depan mejanya langsung menolehkan kepala ke arah samping. Di sana sepertinya ada kehebohan.

“Ka, itu ada apa, ya? Apa ada demo?”

Danika langsung berdiri dan mematikan ponselnya. “Hah? Mana? Mungkin memang ada demo, Ren? Demo sama Tuan Arsenio! Dia kan bos galak!”

Reni memandang ilfeel Danika. “Lo tuh kenapa sih benci amat sepertinya sama Tuan Arsenio!”

Danika memonyongkan bibirnya. “Bodoh ah!”

“Yuk kita lihat ke sana. Penasaran gue!” Reni menarik Danika untuk ikut bersamanya. Tidak di pedulikannya omelan Danika yang ingin melanjutkan menonton kisah horor si tante.

“Sof, emang ada apa?”

“Itu bos perusahaan yang terkenal ganteng dan masih jomblo mau datang ke kantor kita.”

Reni melirik Danika seperti ingin mencari jawaban. Sedang Danika hanya mengedikkan bahu dan terkesan acuh.

“Wah, itu lihat dia datang!” seru Sofia dengan histeris. Begitu juga dengan para karyawan berjenis kelamin betina langsung berteriak heboh.

Reni langsung menepuk-nepuk lengan Danika. Danika kesalnya setengah ampun melihat Reni yang sudah entah berapa kali memukul lengannya.

“Ren, kalau lo berani mukul gue lagi, gue akan tonjok muka lo, ya?”

“Hiss, itu lihat siapa yang datang!” Reni sibuk menunjuk ke arah depan.

Danika terbelalak dan mulutnya langsung menganga melihat sesosok pria tampan yang baru saja turun dari mobilnya.

‘Panjang umur! Perasaan baru saja deh gue teringat sama dia. Dan sekarang dia langsung muncul. Astaga! Makan apa gue barusan? Kayaknya habis makan tempe bacem basi kemaren! Haha, amboi!’

.................*****................

Related chapters

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 8

    Danika senyum-senyum sendiri. Ada perasaan rindu yang membuncah tatkala melihat wajah manis dan tampan itu lagi. Danika tak bisa menghilangkan rasa cinta dihatinya pada lelaki itu. Walau sampai sekarang, perasaan itu masih tersimpan di hatinya.Tetapi ketika melihatnya sudah sesukses sekarang, Danika jadi minder dan sedikit sedih dengan perbedaan yang ada pada mereka. Sepertinya sampai kapanpun, perasaan ini akan tetap tinggal di hatinya. Tak akan pernah terungkapkan dengan cara apapun. Mereka akan tetap berteman sampai kapanpun.‘Ya, dia adalah cinta pertamaku.’“Wah, kenapa dia jadi makin ganteng gitu? Aduh, kayaknya ada yang kesemsem, nih! Haha.” Reni mengedip-ngedipkan matanya pada Danika.“Apaan sih, Ren! Kan lo tahu dari dulu kita hanya berteman dengan dia. Gue juga biasa saja kali sama dia!”“Biasa, apa biasa? Hahaha.” Reni kembali menggoda sahabatnya itu. Dan yang digoda hanya memonyongkan bibirnya saja.“Apaan sih lo! Lihat deh, dia sekarang! Banyak berubah, ya? Mudah-mudahan

    Last Updated : 2024-01-29
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 9

    "Jadi selama ini lo kuliah di luar negeri? Dan setelah tamat lo gantiin bokap lo memimpin perusahaan?" tanya Reni dengan begitu penasaran.Azka mengangguk sambil menyeruput sedikit kopi hitam panas miliknya. Ya iyalah miliknya. Masa milik orang lain?"Iya, Ren! Makanya gue tidak ada waktu lagi sekarang. Tapi Alhamdulillah kita kembali di pertemukan di sini, ya?""Alhamdulillah-" Danika menyahut "Kalau kita sudah kumpul begini, gue rindu dengan misi kita dulu."Danika mengangkat cangkir yang juga berisi kopi hitam panas dan menyeruputnya sedikit. Memang sekumpulan kawan ini sama-sama pecinta kopi. Tanpa Danika ketahui, sepasang manik sedang menatapnya dalam kesempatan. Ada seutas senyum muncul di bibir orang yang sedang menatap Danika itu."Gimana kalau kita mulai menjalankan lagi misi kita? Mana tahu dosa gue diampuni dengan melakukan hal yang baik seperti misi kita itu." Adul mulai tersenyum berangan-angan melakukan kebaikan seperti dulu

    Last Updated : 2024-02-05
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 10

    "Danika semakin cantik saja. Senyum tulus dan cerianya tidak pernah berubah dari dulu. Apakah dia tahu kalau sebenarnya aku sudah lama menyimpan rasa padanya? Ah! Kenapa aku jadi uring-uringan begini?"Azka mengambil ponselnya. Ingin sekali dia menanyakan berapa nomor ponsel Danika pada Adul. Kemarin saking terburu-burunya, dia hanya meminta nomor ponsel Adul saja."Apa iya aku minta nomor Danika sekarang? Tapi nanti apa yang akan dipikirkan Adul padaku? Hem-" Azka menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Dia menatap langit-langit kamarnya sambil berpikir bagaimana caranya menyampaikan sesuatu yang sudah lama bergejolak dihatinya ini.Dulu, mereka berempat punya kesepakatan kalau diantara mereka tidak ada yang boleh saling menyukai dan mencintai. Tapi itu dulu, ketika mereka masih remaja. Sekarang Azka sudah dewasa dan menjelma menjadi pria yang sukses. Mungkin tidak akan salah kalau dia menyatakan perasaan ini langsung pada Danika."Atau aku lamar saja Dan

    Last Updated : 2024-02-05
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 11

    Danika menatap langit-langit kamarnya yang tak seberapa ini. Ponselnya masih dengan setia menayangkan kisah horor Tante, tapi dia enggan untuk menontonnya kali ini. Danika masih terbayang-bayang dengan wajah Arsenio yang tampan itu."Haaah-" Selalu dia menghela nafas. Perasaannya jadi tidak enak semenjak dia curi-curi pandang tadi. "Bodoh! Kenapa aku harus menatap orang aneh seperti Arseniot itu. Lagi pula kenapa dia harus tampan, sih, Ya Allah? Kan mata suci dan polos ini jadi ternoda untuk melihat dia?"Danika mendadak jadi orang bodoh. Dia yang dengan sadar memandangi Arsenio tadi, malah sibuk menyalahkan pria yang memang sudah tampan dari masih jadi zigot di rahim Mama Lena itu."Ya Allah, kalau bisa, jatuh cintakanlah hamba dengan Tuan Arsenio ketika kami sudah menikah nanti. Amiin."Dari pada termenung tidak jelas, Danika memilih menonton kembali acara kesukaannya sambil menikmati kopi susu yang baru saja dia buat............*****.

    Last Updated : 2024-02-07
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 12

    "Wah! Cara bicara lo memang mengagumkan, Ka!" puji Adul yang sukses membuat Danika tersipu. Sedang Reni tertawa, dan Azka menatap Danika dengan terkagum-kagum."Iya benar! Buktinya CEO disebelah gue langsung setuju bekerja sama dengan Tuan Arsenio karena cara bicara lo, Ka!" Reni melirik-lirik pada Azka yang duduk disebelahnya dengan tersenyum malu-malu itu."Haha, bisa saja lo, Ren!" Danika lebih merasa malu-malu lagi. Padahal tidak pernah dia begitu, tuh!"Kalau gitu, gue traktir!" ujar Azka yang disambut hore oleh sahabatnya,Acara minum kopi di cafe itu bikin sekelompok sahabat itu terlihat santai dan senang. Berbeda dengan Mama Lena yang sedari tadi sudah duduk dengan tegang. Kopi yang dia pesan dengan harga termahal di cafe ini tak lagi membuat Mama Lena berselera. Dia jadi semakin kebelet untuk segera menikahkan Arsenio dengan Danika."Minggu depan gimana kalau kita jalankan misi? Kan, minggu depan gajian!""Boleh juga itu

    Last Updated : 2024-02-07
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 1

    "Akhirnya aku menemukanmu, Nak!” Tangis seorang Ibu pecah. Dipeluknya Danika dengan erat, hingga gadis itu merasa sesak nafas karena tercekik.“Bu, tolong, Bu! Saya tercekik, Bu!” Tangan Danika menggapai-gapai pada Reni, sang sahabat yang berdiri tercengang menyaksikan kejadian didepannya. Bagaimana tidak, dia pun syok dengan apa yang terjadi barusan.Beberapa jam lalu..“Pusing banget kepala gue, Ren!” Danika berujar sambil memijit keningnya.Danika dan Reni adalah sahabat sejak mereka SMA, hubungan persahabatan itu kembali terjalin saat kuliah dan bekerja di perusahaan yang sama.Mereka berdua baru saja keluar dari kantor untuk pulang ke rumah masing-masing. Danika dan Reni berjalan menuju halte terdekat untuk menunggu angkutan umum.“Memangnya lo pusing kenapa, Ka?”“Kerjaan kantor banyak banget belakangan ini. Terus tadi gue ditegur kepala staf karena sering terlambat. Padahal terlambat gue hanya 30 menit doang!”Reni tiba-tiba saja tertawa. Melihat itu, Danika bersedekap dada

    Last Updated : 2024-01-17
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 2

    “Kamu ini sebagai karyawan seharusnya membiasakan diri untuk selalu disiplin waktu! Apa jadinya perusahaan saya mempunyai karyawan yang sering terlambat seperti kamu ini! Ini yang ketahuan, bagaimana kalau ada karyawan lain yang mengikuti jejak sesat kamu ini, hah?”‘Apa? Sesat katanya? Tak kuasa aku! Telat itu adalah hal berguna untuk memangkas waktu bekerja, Tuan!’Danika mengedikkan bahu. “Ya itu bukan urusan saya, Tuan! Toh, ini bukan perusahaan saya!”Arsenio melotot. “Apa? Berani sekali kamu, ya?”Nyali Danika menciut. “Maafkan saya, Tuan,” ucap Danika penuh penyesalan yang dibuat-buat. Arsenio menghela nafas. Baru ini ada karyawan yang kurang ajarnya melampaui batas padanya. Arsenio langsung ingin berubah jadi malaikat maut saat ini juga.“Sekarang kamu keluar! Ini peringatan terakhir dari saya. Kalau kamu terlambat barang sedetik saja, siap-siap kamu terhempas dari kantor saya. Dan asal kamu tahu, kamu bakalan ada di daftar hitam!”Danika garuk-garuk kepala tidak mengerti mak

    Last Updated : 2024-01-17
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 3

    Sebelum berangkat ke kantor, Arsenio menyempatkan datang ke kamar Mamanya. Dari wajah Mamanya yang sangat serius tadi pagi, pasti ada sesuatu yang sangat penting yang ingin disampaikan oleh wanita yang telah melahirkannya itu.“Kamu memang sendirian, kan?” Mama Lena berkeliling memutari tubuh Arsenio. Barangkali ada bayang-bayang Zakia yang ikut untuk menguping. Mama Lena harus waspada pada menantunya itu.Arsenio geleng-geleng kepala. “Dia sudah pergi bekerja, Ma!” Arsenio melangkahkan kakinya untuk duduk menyilangkan kaki pada sofa mahal yang ada di kamar Mamanya ini.“Apa yang ingin Mama bicarakan?”Mama Lena ikut duduk di samping putra semata wayangnya itu. “Arsen, Mama begitu sangat bahagia mengetahui hal ini.”Alis Arsenio terangkat sebelah. “Memang hal apa yang membuat Mama bahagia?”“Kamu ingat sama Ibu Sawiyah teman Mama?”Arsenio coba mengingat dan kemudian mengangguk. “Memangnya kenapa dengan Ibu itu? Bukannya

    Last Updated : 2024-01-17

Latest chapter

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 12

    "Wah! Cara bicara lo memang mengagumkan, Ka!" puji Adul yang sukses membuat Danika tersipu. Sedang Reni tertawa, dan Azka menatap Danika dengan terkagum-kagum."Iya benar! Buktinya CEO disebelah gue langsung setuju bekerja sama dengan Tuan Arsenio karena cara bicara lo, Ka!" Reni melirik-lirik pada Azka yang duduk disebelahnya dengan tersenyum malu-malu itu."Haha, bisa saja lo, Ren!" Danika lebih merasa malu-malu lagi. Padahal tidak pernah dia begitu, tuh!"Kalau gitu, gue traktir!" ujar Azka yang disambut hore oleh sahabatnya,Acara minum kopi di cafe itu bikin sekelompok sahabat itu terlihat santai dan senang. Berbeda dengan Mama Lena yang sedari tadi sudah duduk dengan tegang. Kopi yang dia pesan dengan harga termahal di cafe ini tak lagi membuat Mama Lena berselera. Dia jadi semakin kebelet untuk segera menikahkan Arsenio dengan Danika."Minggu depan gimana kalau kita jalankan misi? Kan, minggu depan gajian!""Boleh juga itu

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 11

    Danika menatap langit-langit kamarnya yang tak seberapa ini. Ponselnya masih dengan setia menayangkan kisah horor Tante, tapi dia enggan untuk menontonnya kali ini. Danika masih terbayang-bayang dengan wajah Arsenio yang tampan itu."Haaah-" Selalu dia menghela nafas. Perasaannya jadi tidak enak semenjak dia curi-curi pandang tadi. "Bodoh! Kenapa aku harus menatap orang aneh seperti Arseniot itu. Lagi pula kenapa dia harus tampan, sih, Ya Allah? Kan mata suci dan polos ini jadi ternoda untuk melihat dia?"Danika mendadak jadi orang bodoh. Dia yang dengan sadar memandangi Arsenio tadi, malah sibuk menyalahkan pria yang memang sudah tampan dari masih jadi zigot di rahim Mama Lena itu."Ya Allah, kalau bisa, jatuh cintakanlah hamba dengan Tuan Arsenio ketika kami sudah menikah nanti. Amiin."Dari pada termenung tidak jelas, Danika memilih menonton kembali acara kesukaannya sambil menikmati kopi susu yang baru saja dia buat............*****.

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 10

    "Danika semakin cantik saja. Senyum tulus dan cerianya tidak pernah berubah dari dulu. Apakah dia tahu kalau sebenarnya aku sudah lama menyimpan rasa padanya? Ah! Kenapa aku jadi uring-uringan begini?"Azka mengambil ponselnya. Ingin sekali dia menanyakan berapa nomor ponsel Danika pada Adul. Kemarin saking terburu-burunya, dia hanya meminta nomor ponsel Adul saja."Apa iya aku minta nomor Danika sekarang? Tapi nanti apa yang akan dipikirkan Adul padaku? Hem-" Azka menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Dia menatap langit-langit kamarnya sambil berpikir bagaimana caranya menyampaikan sesuatu yang sudah lama bergejolak dihatinya ini.Dulu, mereka berempat punya kesepakatan kalau diantara mereka tidak ada yang boleh saling menyukai dan mencintai. Tapi itu dulu, ketika mereka masih remaja. Sekarang Azka sudah dewasa dan menjelma menjadi pria yang sukses. Mungkin tidak akan salah kalau dia menyatakan perasaan ini langsung pada Danika."Atau aku lamar saja Dan

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 9

    "Jadi selama ini lo kuliah di luar negeri? Dan setelah tamat lo gantiin bokap lo memimpin perusahaan?" tanya Reni dengan begitu penasaran.Azka mengangguk sambil menyeruput sedikit kopi hitam panas miliknya. Ya iyalah miliknya. Masa milik orang lain?"Iya, Ren! Makanya gue tidak ada waktu lagi sekarang. Tapi Alhamdulillah kita kembali di pertemukan di sini, ya?""Alhamdulillah-" Danika menyahut "Kalau kita sudah kumpul begini, gue rindu dengan misi kita dulu."Danika mengangkat cangkir yang juga berisi kopi hitam panas dan menyeruputnya sedikit. Memang sekumpulan kawan ini sama-sama pecinta kopi. Tanpa Danika ketahui, sepasang manik sedang menatapnya dalam kesempatan. Ada seutas senyum muncul di bibir orang yang sedang menatap Danika itu."Gimana kalau kita mulai menjalankan lagi misi kita? Mana tahu dosa gue diampuni dengan melakukan hal yang baik seperti misi kita itu." Adul mulai tersenyum berangan-angan melakukan kebaikan seperti dulu

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 8

    Danika senyum-senyum sendiri. Ada perasaan rindu yang membuncah tatkala melihat wajah manis dan tampan itu lagi. Danika tak bisa menghilangkan rasa cinta dihatinya pada lelaki itu. Walau sampai sekarang, perasaan itu masih tersimpan di hatinya.Tetapi ketika melihatnya sudah sesukses sekarang, Danika jadi minder dan sedikit sedih dengan perbedaan yang ada pada mereka. Sepertinya sampai kapanpun, perasaan ini akan tetap tinggal di hatinya. Tak akan pernah terungkapkan dengan cara apapun. Mereka akan tetap berteman sampai kapanpun.‘Ya, dia adalah cinta pertamaku.’“Wah, kenapa dia jadi makin ganteng gitu? Aduh, kayaknya ada yang kesemsem, nih! Haha.” Reni mengedip-ngedipkan matanya pada Danika.“Apaan sih, Ren! Kan lo tahu dari dulu kita hanya berteman dengan dia. Gue juga biasa saja kali sama dia!”“Biasa, apa biasa? Hahaha.” Reni kembali menggoda sahabatnya itu. Dan yang digoda hanya memonyongkan bibirnya saja.“Apaan sih lo! Lihat deh, dia sekarang! Banyak berubah, ya? Mudah-mudahan

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 7

    Dari mereka di mobil, hingga masuk ke dalam rumah. Mamanya terus saja bungkam. Itu membuat Arsenio semakin sakit kepala.“Mama kenapa lagi, sih? Kan Arsen sudah bertemu dengan gadis itu sesuai keinginan Mama!” ucap Arsenio dengan gusar.“Namanya Danika, bukan gadis itu!” jawab Mama Lena ketus.Arsenio menghela nafas frustasi. “Iya-iya! Sekarang Mama masuk kamar dan tidur, ya?”Mama Lena tak menjawab. Dia pergi begitu saja meninggalkan Arsenio. Arsenio pun pergi ke kamarnya. Di dalam hati dia tidak tahu apa yang akan istrinya tanyakan nanti. Dan benar saja, saat pintu kamar terbuka, Zakia sudah duduk di ranjang dengan bersedekap dada. Wajahnya juga sudah seperti singa yang ingin menelan Arsenio hidup-hidup.“Sayang..,” suara Arsenio seperti tercekat.“Dari mana saja kamu? Kenapa jam segini kamu baru pulang? Memang ada pertemuan apa malam-malam pakai setelan jas?”Arsenio berjalan mendekat pada Zakia dan ingin membelai pipinya. “Aku tadi.. Ah bagaimana ini? Aku bohong apa jujur saja, ya

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 6

    Danika tengah bersiap-siap. Dia berdiri di depan cermin dan tersenyum. Dia memuji dirinya cantik, karena semenjak dia dewasa, tidak ada orang yang pernah memujinya.“Hah, aku jadi rindu lagi sama orang tuaku. Karena hanya mereka yang pernah memuji diriku yang cantik dan aduhai ini.”Tiba-tiba ada rasa canggung untuk bertemu dengan pria yang akan dijodohkan dengannya itu. Lagi-lagi dia tepis perasaan itu.“Ini aku lakukan semata-mata untuk Ibu dan Ayah. I love .. eh apa bahasa inggrisnya aku cinta kalian ya? Ah bodoh! Tapi aku berharap, semoga kita kelak berkumpul lagi di sana. Tunggu Nika!”Cairan bening meluncur dari mata indahnya begitu saja. Kadang dia merutuk dirinya sendiri yang terkadang cengeng.Kalau biasanya Danika selalu pergi dengan Reni, kali ini dia harus berani sendiri. Lagi pula Reni belum tahu kalau dia akan dijodohkan dadakan begini. Danika akhirnya sampai di restoran yang disampaikan oleh Bu Lena tadi di pesan ponselnya.Danika memandang takjub restoran itu. Orang-or

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 5

    “Tapi malam ini Mama harus istirahat dulu. Arsen tidak mengizinkan Mama untuk ke mana-mana malam ini.”Mama Lena mendengus sebal. “Hissh, tuh,kan! Kamu pintar sekali membohongi Mama!”Arsenio menghela nafas. “Bukan begitu, Mama. Mama kan baru saja pingsan. Lebih baik malam ini pulihkan dulu tenaga Mama, ya? lagi pula, Arsen harus bicara dulu dengan Zakia.”Semula Mama Lena kecewa, tapi kalau dipikir-pikir ada benarnya juga ucapan anaknya.“Baiklah. Mama akan istirahat malam ini.”Arsenio tersenyum. “Baiklah, Ma. Arsen pergi dulu ke kamar, ya?”Mama Lena hanya mengangguk. Arsenio segera bangkit dan melangkahkan kakinya keluar kamar Mamanya dan menuju kamarnya. Setelah Arsenio pergi, Mama Lena langsung mengirim pesan pada Danika.Setelah membersihkan tubuhnya yang lengket, Arsenio meneguk kopi hitam yang sudah disediakan oleh pelayan di rumahnya. Sambil mengecek ponselnya, dia menggerutu.“Sudah jam segini, kenapa

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 4

    Arsenio bernafas lega saat semua pekerjaannya selesai. Amar-ajudan pribadi dan sekretaris Arsenio dengan sigap membereskan berkas-berkas yang ada di meja bosnya itu.“Apakah ada yang Anda butuhkan, Tuan?”Arsenio menyandarkan tubuhnya pada kursi kekuasaannya itu dan menggelengkan kepalanya. “Kepalaku pusing.” Arsenio mulai memijit-mijit pelipisnya. Dia memejamkan sejenak matanya.“Kenapa Anda bisa pusing? Sebaiknya Anda pulang saja, Tuan.”Arsenio membuka matanya, dia lalu duduk tegak seperti semula. “Niatnya begitu. Tapi, aku malas bertemu dengan Mamaku.”Amar terperangah. Tidak biasanya Tuannya itu bicara seperti itu tentang Mamanya.‘Hem, apakah Tuan sedang bermasalah dengan Nyonya besar?’ Amar menduga-duga.“Kalau boleh tahu, apakah Tuan sedang ada masalah dengan Nyonya?”Arsenio mengangguk kecil pada Amar. “Sebenarnya ada. Aku juga tidak tahu apa penyebabnya Mama meminta itu dariku. Ah, apa jangan-jangan Ma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status