Share

Bab ~ 3

Author: Lia Dydzu
last update Last Updated: 2024-01-17 17:00:37

Sebelum berangkat ke kantor, Arsenio menyempatkan datang ke kamar Mamanya. Dari wajah Mamanya yang sangat serius tadi pagi, pasti ada sesuatu yang sangat penting yang ingin disampaikan oleh wanita yang telah melahirkannya itu.

“Kamu memang sendirian, kan?” Mama Lena berkeliling memutari tubuh Arsenio. Barangkali ada bayang-bayang Zakia yang ikut untuk menguping. Mama Lena harus waspada pada menantunya itu.

Arsenio geleng-geleng kepala. “Dia sudah pergi bekerja, Ma!” Arsenio melangkahkan kakinya untuk duduk menyilangkan kaki pada sofa mahal yang ada di kamar Mamanya ini.

“Apa yang ingin Mama bicarakan?”

Mama Lena ikut duduk di samping putra semata wayangnya itu. “Arsen, Mama begitu sangat bahagia mengetahui hal ini.”

Alis Arsenio terangkat sebelah. “Memang hal apa yang membuat Mama bahagia?”

“Kamu ingat sama Ibu Sawiyah teman Mama?”

Arsenio coba mengingat dan kemudian mengangguk. “Memangnya kenapa dengan Ibu itu? Bukannya Ibu itu sudah meninggal?”

“Iya, dia dan suaminya memang sudah lama meninggal. Kamu ingat kan, dia sangat berjasa untuk kehidupan Mama? Kalau bukan karena dia, mungkin Mama sudah tidak ada di hadapan kamu sekarang.”

“Mama ini bicara apa, sih? Hanya itu kah yang ingin Mama bicarakan? Bisa tidak kita lanjutkan nanti. Arsen harus berangkat, Ma.”

“Masalahnya, Mama ada janji padanya yang harus segera di tunaikan, Arsen.”

Alis Arsenio mengerut. “Janji apa?”

“Ibu Sawiyah sudah menitipkan putrinya pada Mama. Dan Mama sudah berjanji untuk menikahkan putrinya sama kamu! Mama sudah bertemu dengan putrinya, dia ternyata tumbuh dengan sangat cantik.”

“Uhuk-uhuk!” Arsenio langsung terbatuk-batuk tidak menentu. Mama Lena segera mengusap-usap punggung Arsenio.

“Kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba batuk, hah?”

“Habis tertelan singa!”

“Apa? Tertelan singa? Bagaimana bisa?” Mama Lena histeris. Membuat Arsenio ilfil.

“Arsen terkejut, Mama! Terkejut! Lagi pula, Mama itu kalau bikin janji jangan yang aneh-aneh, napa!”

“Kamu ini bagaimana, sih! Ibu Sawiyah itu sudah sangat berjasa untuk kelangsungan hidup Mama. Mama juga harus membalasnya dengan hal yang sama, dong!”

“Tidak-tidak!” Arsenio mengibas-ngibaskan tangannya di depan dada. “Arsen tidak setuju dengan janji yang Mama buat tanpa sepengetahuan Arsen itu! Apa yang tidak Arsen ketahui, itu namanya ilegal dan invalid! Arsen tidak wajib menjalankannya ataupun menunaikannya!”

Mama Lena menggeleng sebal. “Dasar anak nakal! Ya iyalah kamu tidak tahu. Kan kamu masih kecil waktu itu. Pokoknya Mama tidak mau tahu, kamu harus menjalankan perjanjian itu!”

Arsenio langsung bangkit dari duduknya, dia mengepalkan tangannya. “Arsen tidak akan mau memenuhi janji itu! Arsen sudah menikah dan sangat mencintai Zakia.”

Arsen langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar Mamanya tanpa memedulikan teriakan Mamanya yang sangat memekakkan telinga. Bahkan dia sampai menepuk-nepuk telinganya yang tersiksa karena lengkingan Mamanya yang mirip seriosa itu. Iya seriosa, seriosa fals.

Mama Lena menepuk sofa dengan sebal. “Iihh kesalnya! Seandainya kamu tahu apa saja yang sudah istri kamu lakukan di belakangmu, pasti kamu akan dengan cepat melepaskan istri yang kamu cintai itu, Arsen!”

..............................*****.............................

Setalah bertanggung jawab mengobati ‘Calon mantu’ yang tanpa sengaja Mama Lena tabrak itu ke Rumah Sakit, Mama Lena tak lupa untuk meminta nomor ponsel gadis cantik itu. Di sore yang sangat cerah ini, Mama Lena mengirim pesan pada Danika untuk bertemu.

“Untung aku mengajaknya pas dia pulang kantor. Wah, Magdalena memang sangat pintar dan cantik.” tidak ada angin tidak ada hujan, Mama Lena memuji dirinya sendiri.

Tak lama Danika datang. Terlihat sekali wajahnya begitu letih, tapi tak menyurutkan untuk senyum pada Mama Lena yang terpukau pada kecantikan gadis itu.

“Assalammu’alaikum, Bu?” Danika mengulurkan tangan untuk menyalami Mama Lena.

“Wa’alaikumsalam.” Mama Lena takjub dengan perilaku Danika. Belum lama loh dia menabrak anak ini. Seharusnya anak ini masih marah kan padanya?

‘Wah-wah! Memang anak sholehah! Menantuku saja tidak pernah melakukan hal ini padaku! Boleh tidak aku mengatakan menantuku itu dengan sebutan menantu laknat? Astaga!’

“Ayo duduk, Nika.”

“Ah, makasih, Bu. Maaf ya, sudah membuat Ibu menunggu.”

Mama Lena tertawa sok anggun dengan menutup mulut. Tertawanya sih sudah sok anggun, tapi bahunya tetap terguncang seperti orang yang tengah tertawa terbahak-bahak. Jadi terkesan tidak anggun ya, kan?

“Tidak, Nika. Ibu memang sengaja menunggu kamu di sini sambil ngopi. Eh, kamu mau minum? Ayo pesan.”

“Tidak usah, Bu. Tadi Nika sudah minum sama Reni.”

“Oh iya, kemana teman kamu itu?”

“Sudah pulang duluan, Bu. Oh iya, Ibu mengajak Nika untuk bertemu, apakah ada hal yang penting?”

Mama Lena menghela nafas. “Sebenarnya iya, Nika. Kamu pasti bertanya-tanya kan ada hubungan apa Ibu dan Ibu kamu?

Danika mengangguk. “Iya, sebenarnya Nika sudah penasaran dari saat Ibu menyebut nama Ayah dan Ibunya Nika.”

Mama Lena langsung mulai bercerita. Danika dengan fokus mendengarkan apa saja yang di ucapkan oleh Ibu Lena. Dan dia pun juga terkejut kalau Ibunya ingin menjodohkan dirinya dengan anak Ibu Lena.

“Hah, sekian tahun Ibu mencari kamu, Danika. Dan Allah akhirnya menemukan kita di saat waktu yang tidak bisa kita duga.”

Danika meringis mendengar ucapan Ibu Lena. Menikah? Ya, menikah itu memang impian setiap wanita, termasuk dirinya. Tapi ini menikah karena perjodohan yang sudah diatur oleh orang tuanya dulu, yang bahkan dia sendiri saja tidak tahu siapa orang yang akan dijodohkan dengannya. Itu dikategorikan pemaksaan atau tidak ya?

“Ibu mohon, Danika. Menikahlah dengan anak Ibu. Ibu tidak akan tenang kalau kamu menolak ini, Nak. Soalnya setelah kami melakukan perjanjian itu, Ibu sudah tidak tenang. Apalagi saat kamu entah di mana keberadaannya waktu itu. Ibu takut tidak bisa menunaikan janji ini sama Ibu kamu.”

Danika menghela nafas. Ada benarnya juga sih ucapan Ibu Lena ini. Tapi dia kan harus bertemu dulu dengan pria yang akan di jodohkan dengannya.

“Baiklah, Bu. Nika akan lakukan semua ini untuk almarhum Ibu.”

Akhirnya dia pun menerima perjodohan ini, semata-mata untuk orang tuanya.

‘Semoga Ibu bisa tenang di sana’

Mama Lena tersenyum girang. Dia bersorak-sorai hingga beberapa pengunjung cafe melihatnya dan geleng-geleng kepala. Mungkin mereka mengira ada orang gila baru.

Danika hanya meringis melihat Ibu Lena yang begitu gembira ini. Tapi perlahan senyum terbit dari bibirnya. Hah, dia sendiri sih tidak tahu perjanjian apa saja yang telah mereka lakukan. Tetapi melihat Ibu Lena yang sangat bersyukur dan bahagia ini, pasti ada sesuatu yang sudah dilakukan Ibunya yang sangat berharga pada Ibu Lena.

“Baiklah, sayang. Ibu akan mengatur pertemuan kamu dengan anak Ibu. Ibu yakin kamu bakalan langsung mau dinikahi sama dia. Anak Ibu itu orangnya tampan, baik hati dan orang terkenal di negara kita ini.”

Danika merasa keki. Perutnya bergejolak ingin muntah mendengar segala pujian yang keluar dari mulut Ibu Lena. Tapi penasaran juga siapa gerangan anaknya, sih. Haha, amboi!

‘Anak Ibu Lena terkenal di negara ini? Siapa? Kalau anaknya terkenal, kenapa Mamanya tidak terkenal juga? Ah, bodoh amat! Kenapa juga aku harus peduli?’

Pertemuan mereka pun berakhir. Besok malam Bu Lena akan mengajaknya ke restoran mewah untuk bertemu dengan anaknya yang tampan itu.

'Haaah, kenapa tiba-tiba aku berpikir terpaksa ya melakukan ini? Tapi, ini semua untuk Ibuku. Aku harus bisa. Haaah, lelah hayati. Selama ini pacar saja tidak punya, sekarang sudah harus menikah karena terpaksa’

*******

Related chapters

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 4

    Arsenio bernafas lega saat semua pekerjaannya selesai. Amar-ajudan pribadi dan sekretaris Arsenio dengan sigap membereskan berkas-berkas yang ada di meja bosnya itu.“Apakah ada yang Anda butuhkan, Tuan?”Arsenio menyandarkan tubuhnya pada kursi kekuasaannya itu dan menggelengkan kepalanya. “Kepalaku pusing.” Arsenio mulai memijit-mijit pelipisnya. Dia memejamkan sejenak matanya.“Kenapa Anda bisa pusing? Sebaiknya Anda pulang saja, Tuan.”Arsenio membuka matanya, dia lalu duduk tegak seperti semula. “Niatnya begitu. Tapi, aku malas bertemu dengan Mamaku.”Amar terperangah. Tidak biasanya Tuannya itu bicara seperti itu tentang Mamanya.‘Hem, apakah Tuan sedang bermasalah dengan Nyonya besar?’ Amar menduga-duga.“Kalau boleh tahu, apakah Tuan sedang ada masalah dengan Nyonya?”Arsenio mengangguk kecil pada Amar. “Sebenarnya ada. Aku juga tidak tahu apa penyebabnya Mama meminta itu dariku. Ah, apa jangan-jangan Ma

    Last Updated : 2024-01-17
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 5

    “Tapi malam ini Mama harus istirahat dulu. Arsen tidak mengizinkan Mama untuk ke mana-mana malam ini.”Mama Lena mendengus sebal. “Hissh, tuh,kan! Kamu pintar sekali membohongi Mama!”Arsenio menghela nafas. “Bukan begitu, Mama. Mama kan baru saja pingsan. Lebih baik malam ini pulihkan dulu tenaga Mama, ya? lagi pula, Arsen harus bicara dulu dengan Zakia.”Semula Mama Lena kecewa, tapi kalau dipikir-pikir ada benarnya juga ucapan anaknya.“Baiklah. Mama akan istirahat malam ini.”Arsenio tersenyum. “Baiklah, Ma. Arsen pergi dulu ke kamar, ya?”Mama Lena hanya mengangguk. Arsenio segera bangkit dan melangkahkan kakinya keluar kamar Mamanya dan menuju kamarnya. Setelah Arsenio pergi, Mama Lena langsung mengirim pesan pada Danika.Setelah membersihkan tubuhnya yang lengket, Arsenio meneguk kopi hitam yang sudah disediakan oleh pelayan di rumahnya. Sambil mengecek ponselnya, dia menggerutu.“Sudah jam segini, kenapa

    Last Updated : 2024-01-17
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 6

    Danika tengah bersiap-siap. Dia berdiri di depan cermin dan tersenyum. Dia memuji dirinya cantik, karena semenjak dia dewasa, tidak ada orang yang pernah memujinya.“Hah, aku jadi rindu lagi sama orang tuaku. Karena hanya mereka yang pernah memuji diriku yang cantik dan aduhai ini.”Tiba-tiba ada rasa canggung untuk bertemu dengan pria yang akan dijodohkan dengannya itu. Lagi-lagi dia tepis perasaan itu.“Ini aku lakukan semata-mata untuk Ibu dan Ayah. I love .. eh apa bahasa inggrisnya aku cinta kalian ya? Ah bodoh! Tapi aku berharap, semoga kita kelak berkumpul lagi di sana. Tunggu Nika!”Cairan bening meluncur dari mata indahnya begitu saja. Kadang dia merutuk dirinya sendiri yang terkadang cengeng.Kalau biasanya Danika selalu pergi dengan Reni, kali ini dia harus berani sendiri. Lagi pula Reni belum tahu kalau dia akan dijodohkan dadakan begini. Danika akhirnya sampai di restoran yang disampaikan oleh Bu Lena tadi di pesan ponselnya.Danika memandang takjub restoran itu. Orang-or

    Last Updated : 2024-01-29
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 7

    Dari mereka di mobil, hingga masuk ke dalam rumah. Mamanya terus saja bungkam. Itu membuat Arsenio semakin sakit kepala.“Mama kenapa lagi, sih? Kan Arsen sudah bertemu dengan gadis itu sesuai keinginan Mama!” ucap Arsenio dengan gusar.“Namanya Danika, bukan gadis itu!” jawab Mama Lena ketus.Arsenio menghela nafas frustasi. “Iya-iya! Sekarang Mama masuk kamar dan tidur, ya?”Mama Lena tak menjawab. Dia pergi begitu saja meninggalkan Arsenio. Arsenio pun pergi ke kamarnya. Di dalam hati dia tidak tahu apa yang akan istrinya tanyakan nanti. Dan benar saja, saat pintu kamar terbuka, Zakia sudah duduk di ranjang dengan bersedekap dada. Wajahnya juga sudah seperti singa yang ingin menelan Arsenio hidup-hidup.“Sayang..,” suara Arsenio seperti tercekat.“Dari mana saja kamu? Kenapa jam segini kamu baru pulang? Memang ada pertemuan apa malam-malam pakai setelan jas?”Arsenio berjalan mendekat pada Zakia dan ingin membelai pipinya. “Aku tadi.. Ah bagaimana ini? Aku bohong apa jujur saja, ya

    Last Updated : 2024-01-29
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 8

    Danika senyum-senyum sendiri. Ada perasaan rindu yang membuncah tatkala melihat wajah manis dan tampan itu lagi. Danika tak bisa menghilangkan rasa cinta dihatinya pada lelaki itu. Walau sampai sekarang, perasaan itu masih tersimpan di hatinya.Tetapi ketika melihatnya sudah sesukses sekarang, Danika jadi minder dan sedikit sedih dengan perbedaan yang ada pada mereka. Sepertinya sampai kapanpun, perasaan ini akan tetap tinggal di hatinya. Tak akan pernah terungkapkan dengan cara apapun. Mereka akan tetap berteman sampai kapanpun.‘Ya, dia adalah cinta pertamaku.’“Wah, kenapa dia jadi makin ganteng gitu? Aduh, kayaknya ada yang kesemsem, nih! Haha.” Reni mengedip-ngedipkan matanya pada Danika.“Apaan sih, Ren! Kan lo tahu dari dulu kita hanya berteman dengan dia. Gue juga biasa saja kali sama dia!”“Biasa, apa biasa? Hahaha.” Reni kembali menggoda sahabatnya itu. Dan yang digoda hanya memonyongkan bibirnya saja.“Apaan sih lo! Lihat deh, dia sekarang! Banyak berubah, ya? Mudah-mudahan

    Last Updated : 2024-01-29
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 9

    "Jadi selama ini lo kuliah di luar negeri? Dan setelah tamat lo gantiin bokap lo memimpin perusahaan?" tanya Reni dengan begitu penasaran.Azka mengangguk sambil menyeruput sedikit kopi hitam panas miliknya. Ya iyalah miliknya. Masa milik orang lain?"Iya, Ren! Makanya gue tidak ada waktu lagi sekarang. Tapi Alhamdulillah kita kembali di pertemukan di sini, ya?""Alhamdulillah-" Danika menyahut "Kalau kita sudah kumpul begini, gue rindu dengan misi kita dulu."Danika mengangkat cangkir yang juga berisi kopi hitam panas dan menyeruputnya sedikit. Memang sekumpulan kawan ini sama-sama pecinta kopi. Tanpa Danika ketahui, sepasang manik sedang menatapnya dalam kesempatan. Ada seutas senyum muncul di bibir orang yang sedang menatap Danika itu."Gimana kalau kita mulai menjalankan lagi misi kita? Mana tahu dosa gue diampuni dengan melakukan hal yang baik seperti misi kita itu." Adul mulai tersenyum berangan-angan melakukan kebaikan seperti dulu

    Last Updated : 2024-02-05
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 10

    "Danika semakin cantik saja. Senyum tulus dan cerianya tidak pernah berubah dari dulu. Apakah dia tahu kalau sebenarnya aku sudah lama menyimpan rasa padanya? Ah! Kenapa aku jadi uring-uringan begini?"Azka mengambil ponselnya. Ingin sekali dia menanyakan berapa nomor ponsel Danika pada Adul. Kemarin saking terburu-burunya, dia hanya meminta nomor ponsel Adul saja."Apa iya aku minta nomor Danika sekarang? Tapi nanti apa yang akan dipikirkan Adul padaku? Hem-" Azka menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Dia menatap langit-langit kamarnya sambil berpikir bagaimana caranya menyampaikan sesuatu yang sudah lama bergejolak dihatinya ini.Dulu, mereka berempat punya kesepakatan kalau diantara mereka tidak ada yang boleh saling menyukai dan mencintai. Tapi itu dulu, ketika mereka masih remaja. Sekarang Azka sudah dewasa dan menjelma menjadi pria yang sukses. Mungkin tidak akan salah kalau dia menyatakan perasaan ini langsung pada Danika."Atau aku lamar saja Dan

    Last Updated : 2024-02-05
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 11

    Danika menatap langit-langit kamarnya yang tak seberapa ini. Ponselnya masih dengan setia menayangkan kisah horor Tante, tapi dia enggan untuk menontonnya kali ini. Danika masih terbayang-bayang dengan wajah Arsenio yang tampan itu."Haaah-" Selalu dia menghela nafas. Perasaannya jadi tidak enak semenjak dia curi-curi pandang tadi. "Bodoh! Kenapa aku harus menatap orang aneh seperti Arseniot itu. Lagi pula kenapa dia harus tampan, sih, Ya Allah? Kan mata suci dan polos ini jadi ternoda untuk melihat dia?"Danika mendadak jadi orang bodoh. Dia yang dengan sadar memandangi Arsenio tadi, malah sibuk menyalahkan pria yang memang sudah tampan dari masih jadi zigot di rahim Mama Lena itu."Ya Allah, kalau bisa, jatuh cintakanlah hamba dengan Tuan Arsenio ketika kami sudah menikah nanti. Amiin."Dari pada termenung tidak jelas, Danika memilih menonton kembali acara kesukaannya sambil menikmati kopi susu yang baru saja dia buat............*****.

    Last Updated : 2024-02-07

Latest chapter

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 12

    "Wah! Cara bicara lo memang mengagumkan, Ka!" puji Adul yang sukses membuat Danika tersipu. Sedang Reni tertawa, dan Azka menatap Danika dengan terkagum-kagum."Iya benar! Buktinya CEO disebelah gue langsung setuju bekerja sama dengan Tuan Arsenio karena cara bicara lo, Ka!" Reni melirik-lirik pada Azka yang duduk disebelahnya dengan tersenyum malu-malu itu."Haha, bisa saja lo, Ren!" Danika lebih merasa malu-malu lagi. Padahal tidak pernah dia begitu, tuh!"Kalau gitu, gue traktir!" ujar Azka yang disambut hore oleh sahabatnya,Acara minum kopi di cafe itu bikin sekelompok sahabat itu terlihat santai dan senang. Berbeda dengan Mama Lena yang sedari tadi sudah duduk dengan tegang. Kopi yang dia pesan dengan harga termahal di cafe ini tak lagi membuat Mama Lena berselera. Dia jadi semakin kebelet untuk segera menikahkan Arsenio dengan Danika."Minggu depan gimana kalau kita jalankan misi? Kan, minggu depan gajian!""Boleh juga itu

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 11

    Danika menatap langit-langit kamarnya yang tak seberapa ini. Ponselnya masih dengan setia menayangkan kisah horor Tante, tapi dia enggan untuk menontonnya kali ini. Danika masih terbayang-bayang dengan wajah Arsenio yang tampan itu."Haaah-" Selalu dia menghela nafas. Perasaannya jadi tidak enak semenjak dia curi-curi pandang tadi. "Bodoh! Kenapa aku harus menatap orang aneh seperti Arseniot itu. Lagi pula kenapa dia harus tampan, sih, Ya Allah? Kan mata suci dan polos ini jadi ternoda untuk melihat dia?"Danika mendadak jadi orang bodoh. Dia yang dengan sadar memandangi Arsenio tadi, malah sibuk menyalahkan pria yang memang sudah tampan dari masih jadi zigot di rahim Mama Lena itu."Ya Allah, kalau bisa, jatuh cintakanlah hamba dengan Tuan Arsenio ketika kami sudah menikah nanti. Amiin."Dari pada termenung tidak jelas, Danika memilih menonton kembali acara kesukaannya sambil menikmati kopi susu yang baru saja dia buat............*****.

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 10

    "Danika semakin cantik saja. Senyum tulus dan cerianya tidak pernah berubah dari dulu. Apakah dia tahu kalau sebenarnya aku sudah lama menyimpan rasa padanya? Ah! Kenapa aku jadi uring-uringan begini?"Azka mengambil ponselnya. Ingin sekali dia menanyakan berapa nomor ponsel Danika pada Adul. Kemarin saking terburu-burunya, dia hanya meminta nomor ponsel Adul saja."Apa iya aku minta nomor Danika sekarang? Tapi nanti apa yang akan dipikirkan Adul padaku? Hem-" Azka menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Dia menatap langit-langit kamarnya sambil berpikir bagaimana caranya menyampaikan sesuatu yang sudah lama bergejolak dihatinya ini.Dulu, mereka berempat punya kesepakatan kalau diantara mereka tidak ada yang boleh saling menyukai dan mencintai. Tapi itu dulu, ketika mereka masih remaja. Sekarang Azka sudah dewasa dan menjelma menjadi pria yang sukses. Mungkin tidak akan salah kalau dia menyatakan perasaan ini langsung pada Danika."Atau aku lamar saja Dan

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 9

    "Jadi selama ini lo kuliah di luar negeri? Dan setelah tamat lo gantiin bokap lo memimpin perusahaan?" tanya Reni dengan begitu penasaran.Azka mengangguk sambil menyeruput sedikit kopi hitam panas miliknya. Ya iyalah miliknya. Masa milik orang lain?"Iya, Ren! Makanya gue tidak ada waktu lagi sekarang. Tapi Alhamdulillah kita kembali di pertemukan di sini, ya?""Alhamdulillah-" Danika menyahut "Kalau kita sudah kumpul begini, gue rindu dengan misi kita dulu."Danika mengangkat cangkir yang juga berisi kopi hitam panas dan menyeruputnya sedikit. Memang sekumpulan kawan ini sama-sama pecinta kopi. Tanpa Danika ketahui, sepasang manik sedang menatapnya dalam kesempatan. Ada seutas senyum muncul di bibir orang yang sedang menatap Danika itu."Gimana kalau kita mulai menjalankan lagi misi kita? Mana tahu dosa gue diampuni dengan melakukan hal yang baik seperti misi kita itu." Adul mulai tersenyum berangan-angan melakukan kebaikan seperti dulu

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 8

    Danika senyum-senyum sendiri. Ada perasaan rindu yang membuncah tatkala melihat wajah manis dan tampan itu lagi. Danika tak bisa menghilangkan rasa cinta dihatinya pada lelaki itu. Walau sampai sekarang, perasaan itu masih tersimpan di hatinya.Tetapi ketika melihatnya sudah sesukses sekarang, Danika jadi minder dan sedikit sedih dengan perbedaan yang ada pada mereka. Sepertinya sampai kapanpun, perasaan ini akan tetap tinggal di hatinya. Tak akan pernah terungkapkan dengan cara apapun. Mereka akan tetap berteman sampai kapanpun.‘Ya, dia adalah cinta pertamaku.’“Wah, kenapa dia jadi makin ganteng gitu? Aduh, kayaknya ada yang kesemsem, nih! Haha.” Reni mengedip-ngedipkan matanya pada Danika.“Apaan sih, Ren! Kan lo tahu dari dulu kita hanya berteman dengan dia. Gue juga biasa saja kali sama dia!”“Biasa, apa biasa? Hahaha.” Reni kembali menggoda sahabatnya itu. Dan yang digoda hanya memonyongkan bibirnya saja.“Apaan sih lo! Lihat deh, dia sekarang! Banyak berubah, ya? Mudah-mudahan

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 7

    Dari mereka di mobil, hingga masuk ke dalam rumah. Mamanya terus saja bungkam. Itu membuat Arsenio semakin sakit kepala.“Mama kenapa lagi, sih? Kan Arsen sudah bertemu dengan gadis itu sesuai keinginan Mama!” ucap Arsenio dengan gusar.“Namanya Danika, bukan gadis itu!” jawab Mama Lena ketus.Arsenio menghela nafas frustasi. “Iya-iya! Sekarang Mama masuk kamar dan tidur, ya?”Mama Lena tak menjawab. Dia pergi begitu saja meninggalkan Arsenio. Arsenio pun pergi ke kamarnya. Di dalam hati dia tidak tahu apa yang akan istrinya tanyakan nanti. Dan benar saja, saat pintu kamar terbuka, Zakia sudah duduk di ranjang dengan bersedekap dada. Wajahnya juga sudah seperti singa yang ingin menelan Arsenio hidup-hidup.“Sayang..,” suara Arsenio seperti tercekat.“Dari mana saja kamu? Kenapa jam segini kamu baru pulang? Memang ada pertemuan apa malam-malam pakai setelan jas?”Arsenio berjalan mendekat pada Zakia dan ingin membelai pipinya. “Aku tadi.. Ah bagaimana ini? Aku bohong apa jujur saja, ya

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 6

    Danika tengah bersiap-siap. Dia berdiri di depan cermin dan tersenyum. Dia memuji dirinya cantik, karena semenjak dia dewasa, tidak ada orang yang pernah memujinya.“Hah, aku jadi rindu lagi sama orang tuaku. Karena hanya mereka yang pernah memuji diriku yang cantik dan aduhai ini.”Tiba-tiba ada rasa canggung untuk bertemu dengan pria yang akan dijodohkan dengannya itu. Lagi-lagi dia tepis perasaan itu.“Ini aku lakukan semata-mata untuk Ibu dan Ayah. I love .. eh apa bahasa inggrisnya aku cinta kalian ya? Ah bodoh! Tapi aku berharap, semoga kita kelak berkumpul lagi di sana. Tunggu Nika!”Cairan bening meluncur dari mata indahnya begitu saja. Kadang dia merutuk dirinya sendiri yang terkadang cengeng.Kalau biasanya Danika selalu pergi dengan Reni, kali ini dia harus berani sendiri. Lagi pula Reni belum tahu kalau dia akan dijodohkan dadakan begini. Danika akhirnya sampai di restoran yang disampaikan oleh Bu Lena tadi di pesan ponselnya.Danika memandang takjub restoran itu. Orang-or

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 5

    “Tapi malam ini Mama harus istirahat dulu. Arsen tidak mengizinkan Mama untuk ke mana-mana malam ini.”Mama Lena mendengus sebal. “Hissh, tuh,kan! Kamu pintar sekali membohongi Mama!”Arsenio menghela nafas. “Bukan begitu, Mama. Mama kan baru saja pingsan. Lebih baik malam ini pulihkan dulu tenaga Mama, ya? lagi pula, Arsen harus bicara dulu dengan Zakia.”Semula Mama Lena kecewa, tapi kalau dipikir-pikir ada benarnya juga ucapan anaknya.“Baiklah. Mama akan istirahat malam ini.”Arsenio tersenyum. “Baiklah, Ma. Arsen pergi dulu ke kamar, ya?”Mama Lena hanya mengangguk. Arsenio segera bangkit dan melangkahkan kakinya keluar kamar Mamanya dan menuju kamarnya. Setelah Arsenio pergi, Mama Lena langsung mengirim pesan pada Danika.Setelah membersihkan tubuhnya yang lengket, Arsenio meneguk kopi hitam yang sudah disediakan oleh pelayan di rumahnya. Sambil mengecek ponselnya, dia menggerutu.“Sudah jam segini, kenapa

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 4

    Arsenio bernafas lega saat semua pekerjaannya selesai. Amar-ajudan pribadi dan sekretaris Arsenio dengan sigap membereskan berkas-berkas yang ada di meja bosnya itu.“Apakah ada yang Anda butuhkan, Tuan?”Arsenio menyandarkan tubuhnya pada kursi kekuasaannya itu dan menggelengkan kepalanya. “Kepalaku pusing.” Arsenio mulai memijit-mijit pelipisnya. Dia memejamkan sejenak matanya.“Kenapa Anda bisa pusing? Sebaiknya Anda pulang saja, Tuan.”Arsenio membuka matanya, dia lalu duduk tegak seperti semula. “Niatnya begitu. Tapi, aku malas bertemu dengan Mamaku.”Amar terperangah. Tidak biasanya Tuannya itu bicara seperti itu tentang Mamanya.‘Hem, apakah Tuan sedang bermasalah dengan Nyonya besar?’ Amar menduga-duga.“Kalau boleh tahu, apakah Tuan sedang ada masalah dengan Nyonya?”Arsenio mengangguk kecil pada Amar. “Sebenarnya ada. Aku juga tidak tahu apa penyebabnya Mama meminta itu dariku. Ah, apa jangan-jangan Ma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status