Share

Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?
Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?
Author: Lia Dydzu

Bab ~ 1

Author: Lia Dydzu
last update Last Updated: 2024-01-17 16:54:58

"Akhirnya aku menemukanmu, Nak!”

Tangis seorang Ibu pecah. Dipeluknya Danika dengan erat, hingga gadis itu merasa sesak nafas karena tercekik.

“Bu, tolong, Bu! Saya tercekik, Bu!”

Tangan Danika menggapai-gapai pada Reni, sang sahabat yang berdiri tercengang menyaksikan kejadian didepannya.

Bagaimana tidak, dia pun syok dengan apa yang terjadi barusan.

Beberapa jam lalu..

“Pusing banget kepala gue, Ren!” Danika berujar sambil memijit keningnya.

Danika dan Reni adalah sahabat sejak mereka SMA, hubungan persahabatan itu kembali terjalin saat kuliah dan bekerja di perusahaan yang sama.

Mereka berdua baru saja keluar dari kantor untuk pulang ke rumah masing-masing. Danika dan Reni berjalan menuju halte terdekat untuk menunggu angkutan umum.

“Memangnya lo pusing kenapa, Ka?”

“Kerjaan kantor banyak banget belakangan ini. Terus tadi gue ditegur kepala staf karena sering terlambat. Padahal terlambat gue hanya 30 menit doang!”

Reni tiba-tiba saja tertawa. 

Melihat itu, Danika bersedekap dada. “Kenapa lo ketawa, hah? Memang ada yang lucu?”

“Ya, lucu aja. Masa iya lo terlambatnya parah banget begitu?”

Danika menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. “Gue juga gak tahu! Jangan sampai gue bermasalah deh di kantor, apa lagi kalau sampai kena tegur sama Bos! Wah, bisa tamat gue! Mana skincare gue belum pada lunas lagi!”

“Makanya lo tidurnya cepetan nanti malam!”

“Oke, Bos!” Mereka berdua kemudian tertawa.

“Ren, gue haus, nih! Gue beli minum dulu ya di depan.”

Reni mengangguk. Danika segera beranjak dari duduknya untuk ke minimarket yang ada di seberang jalan. Baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba rerdengar deritan rem yang begitu panjang dan jeritan Danika setelahnya.

Cit!

Brugh!

“Nikaaaa!” Reni menjerit histeris sejadinya. Dia langsung berlari menghampiri Danika yang sudah duduk terjatuh.

“Nika, Lo gak apa-apa?” Reni sibuk memeriksa semua bagian tubuh Danika. Dia bersyukur Danika selamat.

Sang pengemudi langsung keluar dari mobilnya yang ternyata seorang wanita paruh baya dengan penampilan cukup nyentrik. Rambut pendek dan berponi ala Dora, dengan berpakaian ala anak muda. Untung tidak sekalian membawa ransel dan bertanya di mana peta.

“Ya ampun, Nak! Kamu tidak apa-apa? Maafkan saya. Saya benar-benar tidak sengaja.”

“Duh, Ibu, sih? Apa sedari tadi Ibu menyetir tidak lihat jalan apa, Bu?” Reni sudah merepet hingga sepanjang jalan kenangan.

Ibu itu gelisah dan takut. Dia menangkupkan tangan di depan dadanya. “Maafkan saya! Ayo kita bawa teman kamu ke Rumah Sakit.”

“Tunggu, Bu! Saya akan coba menyadarkan dia lagi,” ucap Reni.

Ibu itu hanya mengangguk pasrah saat mendengar apa yang akan dilakukan oleh teman gadis yang dia tabrak ini.

Danika yang masih syok hampir saja basah celananya. Pandangannya kosong seperti dompetnya yang minta diisi. Reni semakin khawatir, dia mendekatkan bibirnya tepat ditelinga Danika.

“Danikaaaaaa..!!!”

Entah karena kekuatan suara Reni yang tinggi, atau bau mulut Reni yang begitu menggugah perut ingin muntah, membuat Danika kembali sadar dari rasa syoknya.

“Kurang ajar! Apa-apaan lo, Ren?” Danika mengusap-usap hidungnya. Sedang Reni mengucap syukur tiada henti karena usahanya berhasil. Tidak sia-sia dia makan rendang jengkol buatan emaknya tadi pagi.

Sedang wanita penabrak Danika tiba-tiba tidak bergeming. Tubuhnya seperti kaku ketika mendengar nama gadis cantik yang hampir dia tabrak itu. Pelan-pelan dia berlutut untuk melihat dengan jelas wajah gadis yang bernama Danika itu.

“Nak, apa benar kamu bernama Danika?”

Danika dan Reni saling pandang satu sama lain. Danika langsung saja mengangguk “Iya, benar nama saya Danika.”

Ibu itu tiba-tiba saja bergerak mendekat pada Danika, dekat sekali. Danika merasa ngeri, sebab mata Ibu itu mendelik seperti orang kesurupan padanya.

“Apa benar kamu anaknya Sawiyah dan Toyib yang tidak pernah pulang-pulang tiga kali puasa dan tiga kali lebaran itu?” Ibu itu bertanya tanpa jeda nafas.

Danika menjadi gugup “I-iya benar!”

Ibu itu  mendadak tampak terharu dan bernafas lega. Adegan selanjutnya terjadi. Danika tidak habis pikir apa yang sedang terjadi saat ini.

*_*

Danika menatap langit-langit kamar kos-nya yang tidak terlalu lebar ini. Kejadian tadi benar-benar aneh baginya. Dan dia jadi merasa rindu pada kedua orang tuanya yang sudah tidak ada lagi di hidupnya ataupun di dunia ini.

Danika bangkit dari rebahan-nya, dia membuka lemari dan mengambil sesuatu di sana. Ternyata Danika mengambil foto yang berbingkai 8 inci itu. Air mata menetes dari pelupuk mata indah Danika.

“Ibu, Ayah, Danika rindu sekali pada kalian.”

Lama Danika menangis. Kemudian dia sadar, dia tidak boleh bersedih dengan keadaan yang ada pada dirinya sekarang. Ini sudah takdir dari Allah untuknya.

“Maafkan Nika, Nika tidak boleh sedih. Nika harus kuat dan selalu semangat! Apalagi kisah horor The Tante sudah waktunya tayang, hehe. Astaghfirullah, maafkan hamba, Ya Allah.”

Danika dengan semangat membuat kopi susu favoritnya. Sudah tahu kan kenapa dia selalu saja terlambat masuk kantor? Jelas sekali sebabnya adalah tidur selalu lewat tengah malam. Ditambah lagi pengaruh kopi yang membuat matanya sulit untuk terpejam.

“Wah, benar-benar semakin seru saja, nih kisah horornya. Gila! Merinding aku jadinya, kan?” Danika menggerutu sendiri sambil menyeruput kopinya yang mulai agak dingin.

“Duh! Kenapa cepat banget dingin sih, kopi ini!” tanpa sengaja Danika melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Dia pun panik setengah ampun. Dan dengan segera menyudahi acara menonton kisah horor The Tante dengan perasaan tidak rela.

*_*

Di sinilah Danika sekarang. Menatap bosnya dengan rasa sebal yang luar biasa. Bagaimana tidak, dia sudah hampir setengah jam berdiri hanya untuk menunggui bosnya yang sedang membolak-balik kertas.

‘Kurang ajar! Apa lagi salah dan dosaku sehingga aku berhadapan dengan bos yang aneh ini! Dan sialnya, kakiku sudah lelah sekali berdiri dengan heels seperti ini! Huuufftt.'

Arsenio Roberto, lelaki tampan stok langka ini yang sudah berusia 33 tahun itu tengah serius memperhatikan kertas berisi biodata seseorang di sana. Sepertinya dia tak peduli pada makhluk hidup yang tengah bernafas sebal melalui hidungnya yang kembang kempis di hadapannya itu.

Sebenarnya, Danika dan beberapa karyawan wanita yang lain begitu terpesona pada Arsenio. Tapi sayangnya lelaki tampan dengan janggut tipisnya ini sudah memiliki istri. Istrinya juga cantik bagai model kelas atas.

Sedang mereka hanya apa coba? Mungkin kalau dibandingkan, istri Arsenio itu bagaikan hidung mancung, mereka hanya bagaikan ingusnya. Kalau istri bos mereka bagaikan kulit yang mulus, mereka hanya bagaikan kulit burik dan berjerawat-nya. Jelas sangat jauh berbeda bukan?

Tidak mengapa juga 'sih kalau mengagumi bos mereka yang tampan bagaikan pangeran dari kayangan itu. Tapi bagi Danika, dia sudah pensiun untuk terkagum-kagum pada Arsenio.

Eh, belum terlalu lama juga. Karena yang sesungguhnya Danika tahu, bosnya ini sangat, sangat apa ya? Sangat menyebalkan sekali. Dia selalu saja dapat hukuman yang aneh-aneh saat tanpa sengaja Danika terlambat masuk kantor. Memang sih tidak melalui Arsenio langsung, tapi melalui kepala staf. Tapi kan yang memberikan perintah 'kan tetap Arsenio.

“Kamu Danika?”

“Eh, iya, Tuan?”

Arsenio mendekatkan kembali kertas CV karyawan untuk dia baca “Nama panjang kamu Danika aroma melati?” tanyanya dengan tawa yang di tahan.

“Iya! Itu memang nama saya!” Danika terkejut setengah mati saat tiba-tiba Arsenio tertawa cekikikan. Bahkan dia sampai memegangi perutnya. Danika memasang wajah ilfil.

“Kenapa nama kamu tidak Danika aroma kantil saja?”

“Hmm, mungkin waktu itu Ibu saya ngidamnya menghirup bunga melati dan makan pecahan beling, Tuan! Ya suka hati Ibu saya lah, Tuan! Kenapa Tuan yang heboh!”

Braaak! Arsenio menggebrak meja. Danika antara panik dan bingung.

‘Kumat nih orang!’

“Kamu tahu apa kesalahan kamu?”

“Justru saya mau tanya sama Tuan apa kesalahan saya!” jawab Danika santai.

Arsenio sudah mulai memasang wajah masam. Danika cengengesan dan mengusap tengkuk belakangnya.

‘Duh! Kenapa wajah dia berubah begitu? Apa jangan-jangan dia marah? Waduh siaga 1 gue! Bisa gawat, nih! Mana skin care gue belum lunas lagi!’

Danika jantungan dan bersiap-siap kalau-kalau dragon di hadapannya ini akan menyemburkan api.

'Amboi! Habislah aku!’

Related chapters

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 2

    “Kamu ini sebagai karyawan seharusnya membiasakan diri untuk selalu disiplin waktu! Apa jadinya perusahaan saya mempunyai karyawan yang sering terlambat seperti kamu ini! Ini yang ketahuan, bagaimana kalau ada karyawan lain yang mengikuti jejak sesat kamu ini, hah?”‘Apa? Sesat katanya? Tak kuasa aku! Telat itu adalah hal berguna untuk memangkas waktu bekerja, Tuan!’Danika mengedikkan bahu. “Ya itu bukan urusan saya, Tuan! Toh, ini bukan perusahaan saya!”Arsenio melotot. “Apa? Berani sekali kamu, ya?”Nyali Danika menciut. “Maafkan saya, Tuan,” ucap Danika penuh penyesalan yang dibuat-buat. Arsenio menghela nafas. Baru ini ada karyawan yang kurang ajarnya melampaui batas padanya. Arsenio langsung ingin berubah jadi malaikat maut saat ini juga.“Sekarang kamu keluar! Ini peringatan terakhir dari saya. Kalau kamu terlambat barang sedetik saja, siap-siap kamu terhempas dari kantor saya. Dan asal kamu tahu, kamu bakalan ada di daftar hitam!”Danika garuk-garuk kepala tidak mengerti mak

    Last Updated : 2024-01-17
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 3

    Sebelum berangkat ke kantor, Arsenio menyempatkan datang ke kamar Mamanya. Dari wajah Mamanya yang sangat serius tadi pagi, pasti ada sesuatu yang sangat penting yang ingin disampaikan oleh wanita yang telah melahirkannya itu.“Kamu memang sendirian, kan?” Mama Lena berkeliling memutari tubuh Arsenio. Barangkali ada bayang-bayang Zakia yang ikut untuk menguping. Mama Lena harus waspada pada menantunya itu.Arsenio geleng-geleng kepala. “Dia sudah pergi bekerja, Ma!” Arsenio melangkahkan kakinya untuk duduk menyilangkan kaki pada sofa mahal yang ada di kamar Mamanya ini.“Apa yang ingin Mama bicarakan?”Mama Lena ikut duduk di samping putra semata wayangnya itu. “Arsen, Mama begitu sangat bahagia mengetahui hal ini.”Alis Arsenio terangkat sebelah. “Memang hal apa yang membuat Mama bahagia?”“Kamu ingat sama Ibu Sawiyah teman Mama?”Arsenio coba mengingat dan kemudian mengangguk. “Memangnya kenapa dengan Ibu itu? Bukannya

    Last Updated : 2024-01-17
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 4

    Arsenio bernafas lega saat semua pekerjaannya selesai. Amar-ajudan pribadi dan sekretaris Arsenio dengan sigap membereskan berkas-berkas yang ada di meja bosnya itu.“Apakah ada yang Anda butuhkan, Tuan?”Arsenio menyandarkan tubuhnya pada kursi kekuasaannya itu dan menggelengkan kepalanya. “Kepalaku pusing.” Arsenio mulai memijit-mijit pelipisnya. Dia memejamkan sejenak matanya.“Kenapa Anda bisa pusing? Sebaiknya Anda pulang saja, Tuan.”Arsenio membuka matanya, dia lalu duduk tegak seperti semula. “Niatnya begitu. Tapi, aku malas bertemu dengan Mamaku.”Amar terperangah. Tidak biasanya Tuannya itu bicara seperti itu tentang Mamanya.‘Hem, apakah Tuan sedang bermasalah dengan Nyonya besar?’ Amar menduga-duga.“Kalau boleh tahu, apakah Tuan sedang ada masalah dengan Nyonya?”Arsenio mengangguk kecil pada Amar. “Sebenarnya ada. Aku juga tidak tahu apa penyebabnya Mama meminta itu dariku. Ah, apa jangan-jangan Ma

    Last Updated : 2024-01-17
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 5

    “Tapi malam ini Mama harus istirahat dulu. Arsen tidak mengizinkan Mama untuk ke mana-mana malam ini.”Mama Lena mendengus sebal. “Hissh, tuh,kan! Kamu pintar sekali membohongi Mama!”Arsenio menghela nafas. “Bukan begitu, Mama. Mama kan baru saja pingsan. Lebih baik malam ini pulihkan dulu tenaga Mama, ya? lagi pula, Arsen harus bicara dulu dengan Zakia.”Semula Mama Lena kecewa, tapi kalau dipikir-pikir ada benarnya juga ucapan anaknya.“Baiklah. Mama akan istirahat malam ini.”Arsenio tersenyum. “Baiklah, Ma. Arsen pergi dulu ke kamar, ya?”Mama Lena hanya mengangguk. Arsenio segera bangkit dan melangkahkan kakinya keluar kamar Mamanya dan menuju kamarnya. Setelah Arsenio pergi, Mama Lena langsung mengirim pesan pada Danika.Setelah membersihkan tubuhnya yang lengket, Arsenio meneguk kopi hitam yang sudah disediakan oleh pelayan di rumahnya. Sambil mengecek ponselnya, dia menggerutu.“Sudah jam segini, kenapa

    Last Updated : 2024-01-17
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 6

    Danika tengah bersiap-siap. Dia berdiri di depan cermin dan tersenyum. Dia memuji dirinya cantik, karena semenjak dia dewasa, tidak ada orang yang pernah memujinya.“Hah, aku jadi rindu lagi sama orang tuaku. Karena hanya mereka yang pernah memuji diriku yang cantik dan aduhai ini.”Tiba-tiba ada rasa canggung untuk bertemu dengan pria yang akan dijodohkan dengannya itu. Lagi-lagi dia tepis perasaan itu.“Ini aku lakukan semata-mata untuk Ibu dan Ayah. I love .. eh apa bahasa inggrisnya aku cinta kalian ya? Ah bodoh! Tapi aku berharap, semoga kita kelak berkumpul lagi di sana. Tunggu Nika!”Cairan bening meluncur dari mata indahnya begitu saja. Kadang dia merutuk dirinya sendiri yang terkadang cengeng.Kalau biasanya Danika selalu pergi dengan Reni, kali ini dia harus berani sendiri. Lagi pula Reni belum tahu kalau dia akan dijodohkan dadakan begini. Danika akhirnya sampai di restoran yang disampaikan oleh Bu Lena tadi di pesan ponselnya.Danika memandang takjub restoran itu. Orang-or

    Last Updated : 2024-01-29
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 7

    Dari mereka di mobil, hingga masuk ke dalam rumah. Mamanya terus saja bungkam. Itu membuat Arsenio semakin sakit kepala.“Mama kenapa lagi, sih? Kan Arsen sudah bertemu dengan gadis itu sesuai keinginan Mama!” ucap Arsenio dengan gusar.“Namanya Danika, bukan gadis itu!” jawab Mama Lena ketus.Arsenio menghela nafas frustasi. “Iya-iya! Sekarang Mama masuk kamar dan tidur, ya?”Mama Lena tak menjawab. Dia pergi begitu saja meninggalkan Arsenio. Arsenio pun pergi ke kamarnya. Di dalam hati dia tidak tahu apa yang akan istrinya tanyakan nanti. Dan benar saja, saat pintu kamar terbuka, Zakia sudah duduk di ranjang dengan bersedekap dada. Wajahnya juga sudah seperti singa yang ingin menelan Arsenio hidup-hidup.“Sayang..,” suara Arsenio seperti tercekat.“Dari mana saja kamu? Kenapa jam segini kamu baru pulang? Memang ada pertemuan apa malam-malam pakai setelan jas?”Arsenio berjalan mendekat pada Zakia dan ingin membelai pipinya. “Aku tadi.. Ah bagaimana ini? Aku bohong apa jujur saja, ya

    Last Updated : 2024-01-29
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 8

    Danika senyum-senyum sendiri. Ada perasaan rindu yang membuncah tatkala melihat wajah manis dan tampan itu lagi. Danika tak bisa menghilangkan rasa cinta dihatinya pada lelaki itu. Walau sampai sekarang, perasaan itu masih tersimpan di hatinya.Tetapi ketika melihatnya sudah sesukses sekarang, Danika jadi minder dan sedikit sedih dengan perbedaan yang ada pada mereka. Sepertinya sampai kapanpun, perasaan ini akan tetap tinggal di hatinya. Tak akan pernah terungkapkan dengan cara apapun. Mereka akan tetap berteman sampai kapanpun.‘Ya, dia adalah cinta pertamaku.’“Wah, kenapa dia jadi makin ganteng gitu? Aduh, kayaknya ada yang kesemsem, nih! Haha.” Reni mengedip-ngedipkan matanya pada Danika.“Apaan sih, Ren! Kan lo tahu dari dulu kita hanya berteman dengan dia. Gue juga biasa saja kali sama dia!”“Biasa, apa biasa? Hahaha.” Reni kembali menggoda sahabatnya itu. Dan yang digoda hanya memonyongkan bibirnya saja.“Apaan sih lo! Lihat deh, dia sekarang! Banyak berubah, ya? Mudah-mudahan

    Last Updated : 2024-01-29
  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 9

    "Jadi selama ini lo kuliah di luar negeri? Dan setelah tamat lo gantiin bokap lo memimpin perusahaan?" tanya Reni dengan begitu penasaran.Azka mengangguk sambil menyeruput sedikit kopi hitam panas miliknya. Ya iyalah miliknya. Masa milik orang lain?"Iya, Ren! Makanya gue tidak ada waktu lagi sekarang. Tapi Alhamdulillah kita kembali di pertemukan di sini, ya?""Alhamdulillah-" Danika menyahut "Kalau kita sudah kumpul begini, gue rindu dengan misi kita dulu."Danika mengangkat cangkir yang juga berisi kopi hitam panas dan menyeruputnya sedikit. Memang sekumpulan kawan ini sama-sama pecinta kopi. Tanpa Danika ketahui, sepasang manik sedang menatapnya dalam kesempatan. Ada seutas senyum muncul di bibir orang yang sedang menatap Danika itu."Gimana kalau kita mulai menjalankan lagi misi kita? Mana tahu dosa gue diampuni dengan melakukan hal yang baik seperti misi kita itu." Adul mulai tersenyum berangan-angan melakukan kebaikan seperti dulu

    Last Updated : 2024-02-05

Latest chapter

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 12

    "Wah! Cara bicara lo memang mengagumkan, Ka!" puji Adul yang sukses membuat Danika tersipu. Sedang Reni tertawa, dan Azka menatap Danika dengan terkagum-kagum."Iya benar! Buktinya CEO disebelah gue langsung setuju bekerja sama dengan Tuan Arsenio karena cara bicara lo, Ka!" Reni melirik-lirik pada Azka yang duduk disebelahnya dengan tersenyum malu-malu itu."Haha, bisa saja lo, Ren!" Danika lebih merasa malu-malu lagi. Padahal tidak pernah dia begitu, tuh!"Kalau gitu, gue traktir!" ujar Azka yang disambut hore oleh sahabatnya,Acara minum kopi di cafe itu bikin sekelompok sahabat itu terlihat santai dan senang. Berbeda dengan Mama Lena yang sedari tadi sudah duduk dengan tegang. Kopi yang dia pesan dengan harga termahal di cafe ini tak lagi membuat Mama Lena berselera. Dia jadi semakin kebelet untuk segera menikahkan Arsenio dengan Danika."Minggu depan gimana kalau kita jalankan misi? Kan, minggu depan gajian!""Boleh juga itu

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 11

    Danika menatap langit-langit kamarnya yang tak seberapa ini. Ponselnya masih dengan setia menayangkan kisah horor Tante, tapi dia enggan untuk menontonnya kali ini. Danika masih terbayang-bayang dengan wajah Arsenio yang tampan itu."Haaah-" Selalu dia menghela nafas. Perasaannya jadi tidak enak semenjak dia curi-curi pandang tadi. "Bodoh! Kenapa aku harus menatap orang aneh seperti Arseniot itu. Lagi pula kenapa dia harus tampan, sih, Ya Allah? Kan mata suci dan polos ini jadi ternoda untuk melihat dia?"Danika mendadak jadi orang bodoh. Dia yang dengan sadar memandangi Arsenio tadi, malah sibuk menyalahkan pria yang memang sudah tampan dari masih jadi zigot di rahim Mama Lena itu."Ya Allah, kalau bisa, jatuh cintakanlah hamba dengan Tuan Arsenio ketika kami sudah menikah nanti. Amiin."Dari pada termenung tidak jelas, Danika memilih menonton kembali acara kesukaannya sambil menikmati kopi susu yang baru saja dia buat............*****.

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 10

    "Danika semakin cantik saja. Senyum tulus dan cerianya tidak pernah berubah dari dulu. Apakah dia tahu kalau sebenarnya aku sudah lama menyimpan rasa padanya? Ah! Kenapa aku jadi uring-uringan begini?"Azka mengambil ponselnya. Ingin sekali dia menanyakan berapa nomor ponsel Danika pada Adul. Kemarin saking terburu-burunya, dia hanya meminta nomor ponsel Adul saja."Apa iya aku minta nomor Danika sekarang? Tapi nanti apa yang akan dipikirkan Adul padaku? Hem-" Azka menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Dia menatap langit-langit kamarnya sambil berpikir bagaimana caranya menyampaikan sesuatu yang sudah lama bergejolak dihatinya ini.Dulu, mereka berempat punya kesepakatan kalau diantara mereka tidak ada yang boleh saling menyukai dan mencintai. Tapi itu dulu, ketika mereka masih remaja. Sekarang Azka sudah dewasa dan menjelma menjadi pria yang sukses. Mungkin tidak akan salah kalau dia menyatakan perasaan ini langsung pada Danika."Atau aku lamar saja Dan

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 9

    "Jadi selama ini lo kuliah di luar negeri? Dan setelah tamat lo gantiin bokap lo memimpin perusahaan?" tanya Reni dengan begitu penasaran.Azka mengangguk sambil menyeruput sedikit kopi hitam panas miliknya. Ya iyalah miliknya. Masa milik orang lain?"Iya, Ren! Makanya gue tidak ada waktu lagi sekarang. Tapi Alhamdulillah kita kembali di pertemukan di sini, ya?""Alhamdulillah-" Danika menyahut "Kalau kita sudah kumpul begini, gue rindu dengan misi kita dulu."Danika mengangkat cangkir yang juga berisi kopi hitam panas dan menyeruputnya sedikit. Memang sekumpulan kawan ini sama-sama pecinta kopi. Tanpa Danika ketahui, sepasang manik sedang menatapnya dalam kesempatan. Ada seutas senyum muncul di bibir orang yang sedang menatap Danika itu."Gimana kalau kita mulai menjalankan lagi misi kita? Mana tahu dosa gue diampuni dengan melakukan hal yang baik seperti misi kita itu." Adul mulai tersenyum berangan-angan melakukan kebaikan seperti dulu

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 8

    Danika senyum-senyum sendiri. Ada perasaan rindu yang membuncah tatkala melihat wajah manis dan tampan itu lagi. Danika tak bisa menghilangkan rasa cinta dihatinya pada lelaki itu. Walau sampai sekarang, perasaan itu masih tersimpan di hatinya.Tetapi ketika melihatnya sudah sesukses sekarang, Danika jadi minder dan sedikit sedih dengan perbedaan yang ada pada mereka. Sepertinya sampai kapanpun, perasaan ini akan tetap tinggal di hatinya. Tak akan pernah terungkapkan dengan cara apapun. Mereka akan tetap berteman sampai kapanpun.‘Ya, dia adalah cinta pertamaku.’“Wah, kenapa dia jadi makin ganteng gitu? Aduh, kayaknya ada yang kesemsem, nih! Haha.” Reni mengedip-ngedipkan matanya pada Danika.“Apaan sih, Ren! Kan lo tahu dari dulu kita hanya berteman dengan dia. Gue juga biasa saja kali sama dia!”“Biasa, apa biasa? Hahaha.” Reni kembali menggoda sahabatnya itu. Dan yang digoda hanya memonyongkan bibirnya saja.“Apaan sih lo! Lihat deh, dia sekarang! Banyak berubah, ya? Mudah-mudahan

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 7

    Dari mereka di mobil, hingga masuk ke dalam rumah. Mamanya terus saja bungkam. Itu membuat Arsenio semakin sakit kepala.“Mama kenapa lagi, sih? Kan Arsen sudah bertemu dengan gadis itu sesuai keinginan Mama!” ucap Arsenio dengan gusar.“Namanya Danika, bukan gadis itu!” jawab Mama Lena ketus.Arsenio menghela nafas frustasi. “Iya-iya! Sekarang Mama masuk kamar dan tidur, ya?”Mama Lena tak menjawab. Dia pergi begitu saja meninggalkan Arsenio. Arsenio pun pergi ke kamarnya. Di dalam hati dia tidak tahu apa yang akan istrinya tanyakan nanti. Dan benar saja, saat pintu kamar terbuka, Zakia sudah duduk di ranjang dengan bersedekap dada. Wajahnya juga sudah seperti singa yang ingin menelan Arsenio hidup-hidup.“Sayang..,” suara Arsenio seperti tercekat.“Dari mana saja kamu? Kenapa jam segini kamu baru pulang? Memang ada pertemuan apa malam-malam pakai setelan jas?”Arsenio berjalan mendekat pada Zakia dan ingin membelai pipinya. “Aku tadi.. Ah bagaimana ini? Aku bohong apa jujur saja, ya

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 6

    Danika tengah bersiap-siap. Dia berdiri di depan cermin dan tersenyum. Dia memuji dirinya cantik, karena semenjak dia dewasa, tidak ada orang yang pernah memujinya.“Hah, aku jadi rindu lagi sama orang tuaku. Karena hanya mereka yang pernah memuji diriku yang cantik dan aduhai ini.”Tiba-tiba ada rasa canggung untuk bertemu dengan pria yang akan dijodohkan dengannya itu. Lagi-lagi dia tepis perasaan itu.“Ini aku lakukan semata-mata untuk Ibu dan Ayah. I love .. eh apa bahasa inggrisnya aku cinta kalian ya? Ah bodoh! Tapi aku berharap, semoga kita kelak berkumpul lagi di sana. Tunggu Nika!”Cairan bening meluncur dari mata indahnya begitu saja. Kadang dia merutuk dirinya sendiri yang terkadang cengeng.Kalau biasanya Danika selalu pergi dengan Reni, kali ini dia harus berani sendiri. Lagi pula Reni belum tahu kalau dia akan dijodohkan dadakan begini. Danika akhirnya sampai di restoran yang disampaikan oleh Bu Lena tadi di pesan ponselnya.Danika memandang takjub restoran itu. Orang-or

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 5

    “Tapi malam ini Mama harus istirahat dulu. Arsen tidak mengizinkan Mama untuk ke mana-mana malam ini.”Mama Lena mendengus sebal. “Hissh, tuh,kan! Kamu pintar sekali membohongi Mama!”Arsenio menghela nafas. “Bukan begitu, Mama. Mama kan baru saja pingsan. Lebih baik malam ini pulihkan dulu tenaga Mama, ya? lagi pula, Arsen harus bicara dulu dengan Zakia.”Semula Mama Lena kecewa, tapi kalau dipikir-pikir ada benarnya juga ucapan anaknya.“Baiklah. Mama akan istirahat malam ini.”Arsenio tersenyum. “Baiklah, Ma. Arsen pergi dulu ke kamar, ya?”Mama Lena hanya mengangguk. Arsenio segera bangkit dan melangkahkan kakinya keluar kamar Mamanya dan menuju kamarnya. Setelah Arsenio pergi, Mama Lena langsung mengirim pesan pada Danika.Setelah membersihkan tubuhnya yang lengket, Arsenio meneguk kopi hitam yang sudah disediakan oleh pelayan di rumahnya. Sambil mengecek ponselnya, dia menggerutu.“Sudah jam segini, kenapa

  • Jadi Istri Kedua Bosku Sendiri?   Bab ~ 4

    Arsenio bernafas lega saat semua pekerjaannya selesai. Amar-ajudan pribadi dan sekretaris Arsenio dengan sigap membereskan berkas-berkas yang ada di meja bosnya itu.“Apakah ada yang Anda butuhkan, Tuan?”Arsenio menyandarkan tubuhnya pada kursi kekuasaannya itu dan menggelengkan kepalanya. “Kepalaku pusing.” Arsenio mulai memijit-mijit pelipisnya. Dia memejamkan sejenak matanya.“Kenapa Anda bisa pusing? Sebaiknya Anda pulang saja, Tuan.”Arsenio membuka matanya, dia lalu duduk tegak seperti semula. “Niatnya begitu. Tapi, aku malas bertemu dengan Mamaku.”Amar terperangah. Tidak biasanya Tuannya itu bicara seperti itu tentang Mamanya.‘Hem, apakah Tuan sedang bermasalah dengan Nyonya besar?’ Amar menduga-duga.“Kalau boleh tahu, apakah Tuan sedang ada masalah dengan Nyonya?”Arsenio mengangguk kecil pada Amar. “Sebenarnya ada. Aku juga tidak tahu apa penyebabnya Mama meminta itu dariku. Ah, apa jangan-jangan Ma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status