Saat Felisha sedang merencanakan pernikahan dengan pria bernama Clay Sanjaya, dia tidak tahu bahwa malapetaka datang menjemputnya. Kevin yang merupakan kakak dari tunangannya justru dengan kejam memaksa dan membuat Felisha mengandung anaknya. Ancaman demi ancaman Felisha dapatkan dari seorang Kevin Sanjaya, pria yang telah menodainya dengan paksa, hingga Felisha terpaksa menuruti segala keinginan pria itu termasuk menikah dan melahirkan anak untuknya. Sayangnya cinta Felisha terlalu dalam untuk Clay, sehingga dia rela bermain api di belakang Kevin. Kevin bukan pria bodoh yang mudah dikelabui oleh Felisha, peringatan pun dia layangkan pada sang istri saat rumah tangganya goyah. Demi mengembalikan keadaan, Kevin mulai menjauhi Felisha, bersikap dingin dan menjadi pria yang arogan, disitulah Felisha akhirnya mengerti satu hal bahwa cintanya hanya untuk Kevin, bukan Clay. Namun, mampukah Felisha merubah sikap Kevin atau justru dia benar-benar membuat pria itu menjauh darinya?
Lihat lebih banyakSesilia tampak tidak main-main untuk ancamannya kali ini. Dia masih sangat dendam dengan Clay, bagaimana cara Clay menghancurkan hubungannya dengan Damian adalah cara paling buruk sepanjang masa dan paling hina baginya.Kevin menyadari kepedulian sepupunya itu, ia tersenyum ramah. “Sesil, aku sangat bahagia mendengar rencana pernikahanmu dengan Damian.”“Alangkah baiknya, kau tetap fokus pada datangnya hari bahagiamu. Aku, kesana bukan untuk mengganggu kehidupannya Fely, Sesil. Aku ingin memastikan kalau ibu dari anakku saat ini baik-baik saja,” terangnya lalu mengelus rambut Sesil.“Tapi, Kev-““Beib! Come on, jangan menghalanginya. Bagaimana pun Mira masih butuh mommy-nya kan? Jika aku menjadi Kevin, aku juga akan melakukan hal yang sama. Kevin, bukannya mau mengemis cinta dan membuat Fely besar kepala, pikiranmu itu terlalu jauh.” Damian tersenyum singkat lalu mencium pipi Sesil untuk menenangkan wanitanya.Wajah Sesil tampak tidak bahagia, tapi isi hati dirinya sudah terbaca oleh
Ia usap wajahnya dengan kasar dan membanting pintu kamarnya. “Aku memang mencintaimu, Fely. Tapi, entah mengapa, pada saat aku mendapatkanmu. Rasanya, justru aku sangat membencimu.'' "Jika kau saja dengan mudahnya dapat meninggalkan Kevin dan anakmu. Maka suatu saat, kau tidak akan ragu meninggalkan aku ketika tau, bahwa aku adalah seorang masokis,” desis Clay lalu keluar meninggalkan apartemennya. Satu bulan sudah berlalu. Sejak Clay membanting ponselnya Felisha dan membuatnya hancur berkeping-keping, Feli sudah tidak diijinkan lagi olehnya memiliki ponsel. Jika Feli merindukan kedua orang tuanya, maka Clay akan mengijinkan Feli untuk menghubungi Hadi dan Betari melalui ponselnya. Dan, semua percakapan di bawah pengawasan Clay. "Clay, kenapa kau melakukan ini padaku? Aku hanya ingin sedikit privasi dengan menghubungi mamaku. Tidak bisakah, kau tinggalkan aku sebentar saat berbicara dengan mamaku?" tanya Feli dengan polosnya dan menahan getaran pada suaranya. Suara tawa sini
Felysha pun kembali menangis dengan bibir yang bergetar. Ia memaksakan diri untuk dapat mengucapkan kalimat yang hendak diucapkannya dengan hati yang sudah remuk berkeping-keping.“Bukankah, kau mengatakan kau mencintaiku?” tangis Felysha dengan manatap kedua manik gelapnya Clay.Spontan Clay segera melepaskan leher Fely. Ia menatap Fely dengan tatapan yang berbeda, seolah sadar akan sesuatu yang telah salah.Mata Clay pun mengembun, ia ingin meminta maaf. Tapi, bibirnya segera terkatup rapat dan Clay memilih untuk segera keluar, meninggalkan Felysha.Pada saat itu juga, pecah sudah tangis Felisha. Ingin mengejar cintanya tapi justru hatinya dihancur sedemikian rupa. Fely langsung memeluk kedua lutut yang dirapatkannya di dadanya.“A-apa yang sudah aku lakukan?! Selama ini, seharusnya aku sudah bersyukur. Oh Tuhan, aku telah salah jalan … maafkan aku, Tuhan,” lirih Felysha dalam hatinya.“Maafkan aku juga
“Itulah maksudku, Fely. Aku hanya merasa puas jika lawan main ku merasa kesakitan dan aku memang menginginkannya.” Clay menatap Fely dengan tajam dan terkesan berwajah bengis.“Apa kau sudah gila?” pekik Fely sembari membelalakkan kedua matanya, tidak percaya mendengar apa yang baru Clay ucapkan.Spontan saja sebuah tamparan mendarat di pipinya Felysha dengan keras, sangat keras hingga membuat Fely menangis. Ia ingin meminta Clay berhenti menyiksanya seperti ini. Tapi, Clay sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk Fely berkata-kata.“Apa kau bilang?” desis Clay kejam.“Kau katakan, aku gila? Hem? Itu yang baru kau katakan?!” tuntut Clay menatap lekat Felysha dan menatap tepat di wajahnya Fely.Namun, Fely sama sekali tidak berani menjawab apapun. Ia justru menangis dan gemetar ketakutan. Lalu Clay seketika berteriak histeris, hingga mmebuat tubuh Fely terjingkat dari tempatnya.“Kau
Ada perasaan yang sangat berat dan sakit, sehingga membawa sensasi ngilu pada dirinya saat itu. “Tuhan, ada apa denganku? Kenapa, aku justru menyesal telah meninggalkan Mira dan Kevin? Apakah, langkahku ini salah?” batinnya berteriak.Saat ternyata ketika ia sudah bersama dengan Clay, sekalipun di dalam sebuah apartemen yang sangat mewah. Hatinya masih terasa sangat hampa. Felisha mengira jika ia pergi ke London bersama dengan Clay, dirinya akan merasa sangat bahagia, bahkan kegirangan sampai melupakan kehidupannya bersama dengan Kevin.Namun, semua itu tidak benar. “Apakah kebahagiaan yang ia dapatkan selama di Indonesia bersama Clay adalah kebahagiaan yang semu? Lantas, mengapa dengan bodohnya ia sampai menyusul Clay ke Bandung hanya untuk menghabiskan malam panas di atas ranjang?” Fely memejamkan kedua matanya.Fely berusaha meyakinkan dirinya, bahwa pilihan saat ini adalah yang terbaik. Bukankah selama ini ia selalu h
“Ah … apa, yang kau lakukan Damian?” desah Sesil sambil menelan salivanya.“Round two,” jawab Damian dengan suara seraknya sambil menyeringai dan kembali mencium bibir Sesil.Keduanya pun menghabiskan hari itu di dalam kantor Damian dengan bercinta sepanjang hari dan tidak memperdulikan dunia luar yang saat ini juga sedang tidak baik-baik saja.Dunia di mana Kevin menghadapi kenyataan, ia akan menjadi seorang ayah tunggal untuk menjaga anaknya. Dunia yang membuat Felysha bertindak bodoh, ia melupakan bahwa ia saat ini tinggal di kehidupan nyata. Bukan di kehidupan dongeng, putri dan pangeran seperti cerita yang ia dengar sebelum tidur di masa kecilnya dulu.Dunia yang tidak pernah menjadi tempat memuaskan dalam diri Clay. Pada saat ia sudah mendapatkan Felysha, keduanya pun memilih tinggal di London.Pikir Clay, ia sudah merasa cukup menang dan merasa puas dengan apa yang ia dapatkan. Tapi, yang terjadi dan ia rasakan
“Aku pun merasakan hal yang sama, Damian. Tidak ada pria yang dapat menggantikanmu di hatiku,” lirih Sesil kembali meneteskan air mata.Melihat hal tersebut, Damian langsung mengecup air mata Sesil di pipi kanan, lalu berpindah ke pipi yang sebelah kiri. Damian kembali mencium bibir Sesil dengan lembut, keduanya larut dalam romansa panas mereka.Kali ini bukan hanya sebuah kecupan singkat belaka. Tapi Damian melumat lembut bibir Sesil, bagian bawah ciumannya terbalaskan. Keduanya saling menyesap, menjelajahi bibir satu sama lain dengan ciuman yang tampak sangat dalam.Perasaan mereka menyeruak hebat, apalagi bagi Sesil, yang terdengar sedikit merinti ketika tangan Damian meremas buah dadanya dengan lembut.Sesil pun lantas mengelus tubuh Damian dan membuka kancing Damian satu persatu. Ia ingin menyentuh dada bidang serta perut yang sudah lama tidak ia sentuh. Kerinduan menuntun keduanya melangkah menuju ke sebuah sofa y
“Damian, Please!”“Nope! Menjauh aku bilang!” Damian masih berkeras.Tubuh Sesil menegang dan menatap tidak percaya pada pria yang dicintainya itu. Padahal selama ini, Damian selalu ingin memeluk Sesil dan yang selalu mencintai Sesil berada di dekatnya.Sesil adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Damian dan Sesil tahu itu semua sudah berubah. Damian yang lama telah mati, ketika mengetahui fakta bahwa Damian tidak lagi ingin berhadapan dekat dengannya.Sesil semakin menyesal, ia merasa bahwa dirinya pasti sudah kehilangan pria yang selama ini menjadi sentral dalam hidupnya.“Tapi Damian, aku mohon. Aku berjanji, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, aku akan lebih percaya padamu. Aku akan menghabiskan hidupku untuk percaya padamu Damian, izinkan aku untuk kita membuka lembaran yang baru,” tangis Sesil tidak terbendung.Hampir saja Damian tidak tahan dan ingin segera memeluk Sesil. Tapi, langkahnya terasa berat,ia masih menunggu p
“Bisakah kau memaafkan aku, Damian?” lirihnya seraya menyeka air matanya dengan cepat.Sesil merasa situasi ini semakin menakutkan. Ia harus menunggu apa jawaban dari mantan tunangannya tersebut. Damian tampak masih tanpa ekspresi, ia bahkan belum memberikan tanggapan apapun untuk Sesil.Damian malah memilih untuk berdiri dari kursinya, berbalik memunggungi tubuh Sesil yang masih setia duduk di sofa sampai beberapa detik yang rasanya sangat lama bagi Sesil. Damian pun berbalik menatap tajam wajah Sesil dan mengganggukkan kepalanya.“Baiklah, aku memaafkanmu,” jawabnya dengan tegas dan datar.Mendengar jawaban Damian yang sangat kering tersebut membuat Sesil menautkan kedua alisnya. Ia menggeleng dengan lemah. “Hanya seperti itu saja?” tandas Sesil keheranan.Ia mengira, jika Damian akan mempersulitnya. Ia bahkan lebih berharap Damian akan marah padanya, mengutuki dirinya serta menunjukkan emosi yang masih menyiratkan bahwa Damian memiliki sebuah ra
“Felisha, Clay! Selamat yah. Kami tunggu undangan pernikahan kalian,” ucap salah seorang sahabat kantor mereka. “Eh, Makasi yah. Sana makan dulu, acaranya buat anak-anak muda sampai pagi, santai aja.” Clay terlihat sangat bahagia begitu juga dengan Felisha. Semakin malam acara mereka semakin ramai dihadiri oleh teman-temannya. Bukan hanya teman-teman Clay, tetapi juga ada juga banyak temannya Kevin yang saat ini sedang meneguk minuman alkohol termahal. “Clay! Selamat atas pertunangan kamu, adikku! Sini dong, kita minum bareng,” panggil Kevin sambil tersenyum miring. “Kev! Aku nggak bisa minum banyak, nanti nggak ada yang ngantarin Felisha pulang,” kekeh Clay lalu mengambil satu sloki yang sudah dituang penuh minuman berwarna coklat oleh kakaknya. “Santai aja. Ada, banyak orang di sini yang bisa ngantar tunangan kamu pulang, ada aku juga kan. Masa, kamu nggak percaya sama aku, kakak kandungmu sendiri. Ayolah, dua bulan lagi, kamu bakal ngelangkahi aku nih. Jadi malam ini, kamu har...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen