Share

Bab 101. Melahirkan

Bu Helena mulai membisikkan sesuatu dekat telingaku. Aku tercengang, beberapa saat terdiam mencerna semua kalimat ya beliau utarakan. Kemudian sekali lagi aku menoleh ke arahnya. Beliau mengangguk tersenyum.

Akhirnya aku pun mengangguk menyetujui syarat yang beliau ajukan.

"Oke. Besok kau bisa datang ke rumah, untuk mengambil uang itu, dan segera lunasi hutangmu di Pak Wahyu."

"Terimakasih, Bu," ucapku. Aku sangat berterimakasih, karena berkat beliau rumah ini tak jadi diambil oleh Pak Wahyu.

Acara tahlil malam ini berjalan lancar, beberapa tetangga berkumpul di rumah ini, bersama-sama mengirim doa untuk ibu. Dania sudah tak lagi histeris, hanya sesekali air matanya mengalir saat mengaji Yasin.

Selesai acara tahlilan, rumah terasa begitu sunyi. Seperti ada yang hilang. Aku kehilangan sosok yang selalu menghangatkan suasana setiap saat. Aku kehilangan sosok yang selalu berusaha memberi apapun yang kubutuhkan. Pelan kumenoleh ke arah kamar ibu, ada Dania di dalam, ia duduk termenung mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status