Share

Bab 103. Bayi Mungil

Aku membuang napas kasar dan meraup wajahku yang kini sudah penuh dengan keringat di pelipisku.

Teringat Vivi di dalam masih berjuang di ruang ICU, aku kembali melangkah ke masuk ke dalam rumah sakit.

"Bagaimana Ma, sudah ada perubahan?" Mama Ranti menggeleng.

"Yan, kamu bisa ke ruangan bayi, dan adzani anakmu." Aku mengangguk kemudian melenggang ke arah ruangan bayi.

Berjejer bayi di sana, aku dengan di temani perawat yang berjaga, menuju ke box bayi paling ujung, di dalam inkubator seorang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki itu tengah tertidur dengan selang menempel di tubuhnya.

Aku menatap hari bayi merah itu, tanpa sadar air mataku menetes. Aku telah menjadi seorang ayah, bisikku lirih.

"Silakan di adzani Pak," ucap perawat perempuan yang mendampingiku. Aku hanya mengadzani dari lubang berbentuk yang ada samping.

Tanpa sadar aku mengumandangkan adzan dengan berderai air mata.

Di saat aku kehilangan ibu, sosok malaikat yang teramat mulia, Allah kini hadirkan malaikat kecil in
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status