Share

Part 2

Penulis: Mama fia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nasihat temannya membuat hatinya nyeri tapi Firda sendiri bukan tipe orang yang suka menuduh tanpa bukti. Firda bukan tipe orang yang suka membuat keributan apalagi dengan suami sendiri.

Baginya suami adalah salah satu tiket utama menuju surga. Bahkan dari awal pernikahannya Firda sudah membolehkan suaminya menikah lagi asal dengan ijinnya.

Firda berkata demikian karena tak mau suaminya selingkuh. Karena perselingkuhan jika ketahuan akan lebih menyakitkan.

Dengan menggendong putrinya yang baru berusia tiga tahun, Firda pergi menuju Rumah Sakit Harapan dengan mobil bersama tetangganya. Bagi orang yang mengenalnya, Rayan adalah sosok yang baik, ramah dan ringan tangan. Jadi jangan heran, kalau tetangganya yang mendengar Rayan kecelakaan berlomba saling menawarkan bantuan.

Sampailah mereka di Rumah Sakit Harapan dan langsung menuju ruang UGD. Kaki Rayan harus dioperasi karena tulangnya patah. Namun, para tetangganya tidak ada yang setuju karena jika dioperasi penyembuhannya akan lebih lama.

Akhirnya setelah berunding dengan semua tetangga, Rayan dibawa ke pengobatan alternatif yang cukup terkenal di kota itu. Meskipun antriannya sangat panjang tapi para tetangga Rayan tetap setia menemani mereka. 

Firda pun hanya pasrah. Hanya melihat dan menuruti apa kata mereka. Bicara pun juga percuma karena selain tak punya pengetahuan dan pengalaman tentang hal-hal seperti itu, Firda juga takut salah bicara. Firda tak mau suaminya yang sedang menahan sakit itu tersulut emosi.

Tepat pukul enam sore, mereka sampai di rumah. Firda dibuat sibuk dengan banyaknya tamu yang datang melihat keadaan Rayan. Firda hanya menyediakan kopi dan teh hangat saja untuk mereka. Untuk camilan, para tamunya sudah membawa sendiri-sendiri sebagai buah tangan yang tak sedikit jumlahnya.

Mereka berkumpul di teras sambil mengobrol dan bercanda sampai lewat tengah malam. Bagi Firda hal seperti itu sudah biasa. Firda menunggu mereka di kamar sambil menidurkan putrinya. 

Setelah mereka pulang, Firda keluar dan langsung membereskan teras yang penuh dengan sampah bekas makanan, juga gelas bekas minum yang berantakan.

Rayan berjalan tertatih menggunakan tongkat ke kamar dan langsung merebahkan tubuhnya. Firda hanya memperhatikan. Entah do'a atau mantra apa yang diucapkan oleh orang yang disebut Kyai Guntur di tempat pengobatan alternatif tadi. 

Firda benar-benar masih tak percaya melihat keadaan Rayan. Setelah bagian kaki yang patah disentuh oleh Kyai Guntur, Rayan langsung bisa berdiri meskipun harus memakai tongkat. Padahal sebelumnya, jelas-jelas Rayan hanya bisa berbaring, kakinya pun sulit digerakkan. 

Bulu kuduk Firda sampai meremang mengingat hal itu. Harusnya Firda bersyukur tapi dia justru merasa ketakutan.

"Sudahlah, kenapa aku harus memikirkannya? Kalau Pak Kyai itu ngobatinnya pakai jin juga aku nggak bisa berbuat apa-apa," gumam Firda. Dia pun segera merebahkan tubuhnya yang sudah terasa lelah di samping putrinya.

***

Pagi harinya seperti biasa, Firda bangun subuh untuk menjalankan ibadah sholat, dzikir pagi lalu mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan rumah.

Setelah memandikan Syifa, Firda lalu ke kamar untuk mengantarkan sarapan untuk Rayan. Dilihatnya Rayan berbaring sambil senyum-senyum sendiri memandang ponselnya. 

Firda pun bertanya, "Kenapa senyum-senyum? Sedang baca pesan dari siapa, Pa?"

"Siapa sih, Ma, ini baca pesan di group. Kamu nggak usah mikir aneh-aneh!" jawab Rayan dengan nada ketus.

"Siapa yang mikir aneh-aneh? Mama nggak bilang apa-apa kok Papa tiba-tiba sewot," gerutu Firda dengan suara lirih tapi Rayan masih bisa mendengarnya.

"Sudah sana! Pagi-pagi kamu sudah membuat mood-ku berantakan," bentak Rayan sambil memandang tajam istrinya. 

Firda menarik napas dalam lalu beranjak berdiri, setelah meletakkan nampan yang dibawanya di atas kursi yang ada di dekat ranjang.

Firda berlalu dari kamar dan melanjutkan tugasnya sambil melihat putrinya yang sedang bermain di depan televisi. 

Hatinya terkadang lelah tapi selalu berusaha tegar. Suaminya yang tengah diberikan Allah musibah, ternyata masih saja sama, tak berubah sama sekali.

"Astaghfirullah ... sabar, niatkan semua karena Allah," ucap Firda dalam hati, menghibur diri sendiri.

Firda tak ingin orang-orang tahu tentang hatinya yang sesungguhnya. Rayan adalah pasangan hidup, belahan jiwa, yang tidak pantas jika aibnya diceritakan kepada orang lain terutama tetangga.

Apalagi Rayan adalah suami pilihannya sendiri. Bukan karena perjodohan. Mereka bertemu di tempat kerja berbeda divisi dan Firda memutuskan berhenti kerja setelah menikah dan fokus dengan rumah tangganya.

***

Dua minggu kemudian Firda menghitung amplop dari tetangga dan teman-teman yang menjenguk Rayan.

"Alhamdulillah, dapat uang tiga juta lebih, Pa. Semoga bisa menutupi kebutuhan kita bulan ini," kata Firda kepada Rayan dengan kedua mata berbinar.

Teman-teman Rayan memang rata-rata orang kaya, belum lagi buah tangannya, camilan dan bermacam-macam buah-buahan. Firda sampai membagi-bagikan kembali kepada tetangganya.

Rayan hanya diam saja karena dia tahu kebutuhan rumah tangganya sangat banyak jumlahnya. Membayar KPR, angsuran motor, angsuran kartu kredit, belum lagi sekarang harus menyediakan uang untuk pengobatan dirinya.

Gaji memang seutuhnya dipegang Firda. Namun, jika sudah untuk membayar semua angsuran pastinya uang gajinya tidaklah cukup untuk satu bulan. Rayan sadar akan hal itu, tetapi dia terkadang tak mau tahu.

"Assalamu'alaikum ...." 

Terdengar seseorang mengucap salam dari depan pagar rumah.

Wa'alaikumussalaam," jawab Firda sambil berjalan ke depan dan membukakan pintu dan pagar untuk tamunya. 

Tampaklah sepasang suami istri yang baru pertama kali dilihatnya. 

"Pak Rayan ada, Mbak?" tanya wanita yang ada di hadapannya sambil tersenyum lebar.

"Ada, silakan masuk dan duduk dulu biar saya panggilkan," jawab Firda.

Sebelum Firda beranjak menuju kamar, ternyata Rayan sudah terlebih dahulu datang, berjalan sendiri dengan tongkat menghadap tamunya. 

Dapat dilihat oleh Firda jika wajah suaminya sangat cerah dan bahagia. Dari cara bicaranya pun terlihat jelas jika Rayan sangat senang dengan kedatangan mereka. Baju Rayan juga sudah ganti dengan kaos terbagus yang ada di lemari.

"Sepertinya suamiku sudah tahu kalau akan ada tamu. Tumben dia sudah rapi sebelum aku panggil. Padahal biasanya meskipun teman-temannya yang datang dia nggak siap secepat ini. Siapa dia?" tanya Firda dalam hati. 

Firda benar-benar merasa heran dengan kelakuan Rayan, membuatnya mulai curiga.

Bab terkait

  • Istri dari Surga   Part 3

    Firda melanjutkan langkahnya ke belakang untuk membuatkan minuman dan juga menyiapkan beberapa camilan untuk mereka. Dari dapur Firda mendengar suara mereka yang berbincang-bincang sambil sesekali tertawa. Tamu suami istri itu sama-sama humoris. Rayan juga sebenarnya orang yang ramah dan suka bercanda. Hanya saja semua itu hanya dengan teman-temannya, bukan dengan istrinya.Itulah yang sering membuat Firda sedih, suaminya terlihat lebih bahagia dengan orang lain dibanding saat berdua dengan dirinya."Silakan diminum," kata Firda dengan sopan, sambil meletakkan hidangan di atas meja.Rayan mengenalkan tamu yang datang ke rumahnya saat ini pada Firda."Ini Mbak Maya dan suaminya Pak Yahya. Mbak Maya ini guru ngaji di salah satu mushola yang menerima bantuan dari perusahaan. Kebetulan aku yang mengurus bantuan itu dan ternyata tetangganya Mbak Maya juga temanku SMP. Jadi kita sering bertemu kalau ada waktu berkunjung ke mushola, sekalian mampir silaturahmi," jelas Rayan dengan senyum ya

  • Istri dari Surga   Part 4

    Suatu hari nanti kamu akan diuji dengan orang yang sangat kamu cintai.Karena tanpa kamu sadari kamu telah meletakkan dia sebagai cinta pertamamu.Sedang Allah tidak menyukai itu.***"Ma ... nanti malam teman-teman SMP-ku mau main ke sini. Ada yang baru datang dari Kalimantan. Tolong siapkan hidangan, belikan saja nasi bebek sama buah atau camilan. Minumnya sediakan kopi hitam," perintah Rayan pada Firda yang sedang menjemur pakaian."Iya, Pa, berapa orang kira-kira yang datang?" tanya Firda tanpa menoleh ke arah Rayan. Dia masih fokus dengan pekerjaannya."Mungkin empat atau lima orang saja kok, Ma," jawab Rayan."Baik, Pa, nanti sore Mama belikan," balas Firda."Uangnya aku letakkan di meja dapur." "Iya."Setelah meletakkan dua lembar uang berwarna merah, Rayan berjalan tertatih menuju kamarnya. Terlihat olehnya, Syifa bermain sendiri di depan televisi. Rayan duduk bersandar di atas ranjang lalu meraih ponsel yang ada di bawah bantal. Tersenyum dirinya saat melihat notifikasi pes

  • Istri dari Surga   Part 5

    "Ma, ponselku mana?" seru Rayan dari teras depan. Firda tersentak dan segera sadar karena panggilan Rayan. Sambil berjalan ke teras depan, Firda membersihkan sisa-sisa airmatanya. Firda berusaha menata hati seperti tak ada yang terjadi dan berpura-pura tak tahu apa-apa tentang suaminya yang sudah bermain hati.Saat ini Firda merasa tidak boleh emosi. Tak mungkin dia marah dan bertengkar di depan teman-temannya Rayan. Firda memikirkan cara yang tepat agar suaminya mau berterus terang apa yang sebenarnya terjadi. Rayan masih dalam keadaan sakit dan Firda yakin emosi Rayan akan lebih tak terkendali. Firda menahan semua rasa sakit hatinya. Hanya kepada Allah Firda mengadukan keluh kesahnya.Bukannya Firda tak ingin marah. Bukannya Firda membiarkan suaminya berbuat maksiat di depannya. Firda hanya ingin menyelesaikan urusan ini dengan kepala dan hati dingin serta bukti yang nyata. Meskipun itu membuat hati Firda semakin tertekan tapi Firda tak mau membahasnya sekarang.Pantas saja Rayan

  • Istri dari Surga   Part 6

    Hati ....Tetaplah berprasangka baik pada apupun yang terjadi, pada siapapun yang datang dan pergi.Jangan menyimpan dendam dan marah pada keadaan.Percayalah, bahwa setiap ujian yang datang, hadir untuk menguatkan.***"Pa, ada tagihan dari kartu kredit lima juta. Bulan kemarin tagihan sudah menipis lho, sudah mau lunas hutang kita. Setiap bulan aku berusaha rutin membayar. Aku ingin hutang kita cepat lunas. Belum kredit rumah ini, sudah dua bulan ini belum terbayar.""Dua bulan kemarin Papa hanya menerima gaji pokok saja karena kecelakaan. Jadi aku memang sengaja membayar lebih tagihan kartu kreditnya, bayar rumahnya masih belum bisa, Pa.Tapi ini, kenapa Papa ambil uang dari kartu kredit tanpa sepengetahuanku? Buat apa, Pa?" tanya Firda pada Rayan, setelah mereka selesai makan malam.Tadi siang Firda mendapatkan surat tagihan dari bank, satu tagihan kartu kredit dan yang satu lagi tagihan KPR rumah yang mereka tempati sekarang. Dari awal Firda kurang setuju dengan kartu kredit itu.

  • Istri dari Surga   Part 7

    Tiba-tiba Firda pingsan tak sadarkan diri. Rayan pun membawa tubuh Firda ke tempat tidur dan membaringkannya. Rayan menangis melihat istrinya. Apalagi Syifa semakin kencang tangisnya. Sambil berusaha menyadarkan Firda dan menenangkan buah hatinya, Rayan mengucapkan kata maaf tanpa henti. Rayan sadar, dia tak mau ditinggal sang istri.Firda pingsan, karena dia sudah tak kuat lagi berbulan-bulan menahan amarah dan sakit hati. Kepercayaan pada Rayan hilang sudah. Firda kecewa karena suami yang disangka setia ternyata akhirnya selingkuh juga.Setelah siuman, Firda melirik Rayan di sampingnya dengan Syifa yang sudah terlelap dalam gendongannya. Melihat Firda yang sudah sadar dari pingsannya, Rayan membaringkan Syifa dengan hati-hati di kamar sebelah. Jangan sampai Syifa bangun karena pertengkaran orangtuanya."Maafkan aku, maafkan aku, jangan pergi, Ma. Aku sayang Mama, aku nggak mau kamu pergi. Kalau kamu jijik sama aku, biar aku saja yang pergi," ucap Rayan sambil menciumi tangan istrin

  • Istri dari Surga   Part 8

    Pernikahan adalah perjuangan.Berhasil mempertahankan waktu demi waktu umur pernikahan merupakan sebuah karunia sekaligus prestasi bagi kedua mempelai.***Beberapa hari ini suasana rumah tangga Firda sudah kembali tenang dan terlihat bahagia. Firda pun berusaha legowo memaafkan suaminya. Rayan pun demikian, berusaha mengambil hati Firda kembali. Setelah pulang kerja, mandi dan makan malam, Rayan tak pernah lagi keluyuran atau pun begadang dengan teman-temannya. Berusaha bangun pagi sendiri dan tidak terlambat lagi ke tempat kerja. Meskipun Firda masih belum mau disentuhnya, Rayan tak berani memaksa. Rayan sangat mengerti jika istrinya masih butuh waktu. Bagi Rayan, dimaafkan kesalahannya kali ini saja sudah sangat bahagia.Firda pun merasa cukup senang karena Rayan kembali seperti dulu lagi, sebelum mengenal teman-temannya yang sekarang. Firda dan Rayan menempati rumah mereka di perumahan ini sudah hampir lima tahun. Dulu mereka menempati rumahnya saat perumahan masih baru saja se

  • Istri dari Surga   Part 9

    Firda hanya menarik napas panjang. Rasa sakit kembali memenuhi dada tapi dia hanya diam, mendengarkan sahabatnya yang ternyata curiga dengan suaminya."Seperti orang pacaran saja mereka. Rasanya tak pantas meskipun kelihatannya bercanda. Tapi aku menilainya kok beda ... menurut aku nggak pantas saja. Aku tahu Fir, kamu nggak pernah suudzon sama suamimu. Tapi apa salahnya kalau waspada. Hanya berniat berjaga-jaga saja Fir, biar rumah tangga kita selamat dari gangguan orang ketiga. Aku juga lihat Mas Rayan penampilannya berbeda, sekarang gaul banget sepertinya. Nggak seperti dulu, sederhana, cuek sama penampilan. Lihat sekarang, penampilan dan gayanya kayak anak remaja. Sementara kamu, aku yakin pasti dari dulu sampai sekarang sama saja." Rani menjelaskan secara panjang lebar alasan dia menelepon Firda saat ini. Menggoda Firda dengan sedikit bercanda mengenai Rayan dan juga dirinya. Tanpa Rani ketahui bahwa hal itu mengingatkan Firda pada masalah beberapa hari yang lalu, yang berusaha

  • Istri dari Surga   Part 10

    Seiring waktu ....Kedewasaan kita kian terbentuk dari reaksi kita terhadap kekecewaan-kekecewaan yang datangnya tidak bisa kita perkirakan.Luka itu mendewasakan.***"Apa? Kok sudah surat peringatan ke tiga. Kapan yang pertama dan yang keduanya? Kesalahan apa yang sudah Papa lakukan?" tanya Firda yang sangat terkejut mendengarnya.Bagaimana mungkin tiba-tiba suaminya mendapatkan surat peringatan ke tiga, sementara dia tak pernah mendengar suaminya mendapat surat peringatan yang pertama atau pun yang ke dua.Dengan perasaan takut, malu dan kepala yang masih menunduk, Rayan menjawab pertanyaan Firda dengan sedikit gelisah."Eemm ... anu ... emm ... maaf, Ma ... maafkan aku, surat peringatan yang pertama dan yang ke dua sudah beberapa bulan yang lalu. Hanya saja aku tak memberitahumu. Aku sering tidak masuk tanpa izin, aku juga sering terlambat masuk kerja. Hari ini aku disuruh memilih, jika tak ingin dikeluarkan dari perusahaan aku bisa tetap bekerja dengan syarat menjadi karyawan bia

Bab terbaru

  • Istri dari Surga   Part 31

    Firda melangkah keluar kamar dan berjalan ke luar dengan membawa dompet yang hanya berisi KTP dan juga ponselnya. Entah apa yang dipikirkan Firda saat ini, hatinya terasa sakit dan perih. Dia terus melangkah tanpa arah dan tujuan dengan berjalan kaki.Tak ada air yang menetes dari matanya, tak ada suara isak tangis dari bibirnya, tak ada kemarahan dalam hatinya, yang ada hanya keinginan untuk meninggalkan semuanya. Bahkan Firda tak ingin mengajak serta putrinya. Firda hanya ingin pergi sendiri karena tak ingin putrinya terlunta-lunta bersamanya yang bahkan tak tahu ke mana tujuannya dan hanya mengikuti kaki melangkah.Berjalan dan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang tanpa ada tetangga yang mengetahuinya karena saat itu suasana sekitar perumahan benar-benar sepi.Sementara Rayan masih menunggu balasan pesan dari istrinya yang tak kunjung ada. Sudah lebih dari lima belas menit Rayan pun tak sabar lagi. Sambil menahan emosi karena pesan yang tak berbalas, Rayan menemui Firda di ka

  • Istri dari Surga   Part 30

    Ketika ketulusanmu tidak dihargai,sebaiknya segera angkat kaki.Tebus kecewamu dengan keikhlasan.Dan pergilah tanpa menoleh ke belakang.***Entah pulang jam berapa Rayan tadi malam, Firda tak mau tahu lagi. Dibiarkan Rayan tidur sepanjang hari tanpa niat membangunkannya walaupun sampai malam nanti, begitu rencana Firda. Hatinya juga sudah mulai lelah. Lelah dengan masalah yang selalu sama.Setelah membersihkan rumah dan menjemur pakaian yang sudah dicucinya, Firda pun tidur kembali di kamar Syifa. Kepalanya pusing sekali akhir-akhir ini, perutnya mual dan Firda menyadari jika dirinya hamil lagi karena tamu bulanannya bulan ini tak kunjung tiba. Firda tak tahu harus bersyukur atau sedih dengan keadaannya, mengingat kondisi ekonominya saat ini yang masih tak membaik juga. Dia juga masih belum memberitahukan kepada Rayan tentang kehamilannya. Firda takut akan menambah beban pikiran Rayan dan semakin memancing emosi suaminya."Masih belum saatnya memberitahunya sekarang, mungkin aku a

  • Istri dari Surga   Part 29

    Malam harinya mereka semua bermusyawarah membicarakan harga rumah serta biaya-biaya notaris dan tak lupa kesepakatan mengenai pajak-pajak yang harus ditanggung oleh keduanya. Rayan menyampaikan juga bahwa semuanya akan diurus oleh Ali. Beny pun setuju karena dia juga mengenal Ali dengan baik karena mereka semua memang tinggal di perumahan yang sama. Rayan pun meminta uang muka pada Beny untuk melunasi hutangnya di bank agar bisa segera mengambil sertifikat rumahnya. Kesepakatan pun akhirnya tercapai sudah.Firda dan Rayan kemudian mencari info rumah yang dijual untuk persiapan tempat tinggal mereka. Setelah hampir tiga bulan lamanya mencari ke sana ke mari akhirnya mereka pun mendapatkannya. Rumah kecil di sebuah perumahan yang letaknya di pinggir kota. Bersyukur mereka masih mendapatkan sisa uang untuk membeli rumah dengan cara tunai. Firda sudah lelah dan tak mau berhutang lagi. Rayan pun menyetujui. Syifa terpaksa pindah sekolah karena tak mungkin bersekolah di tempat sebelumnya

  • Istri dari Surga   Part 28

    Berjuanglah meski terkadang raga lelah.Berdo'a dan pasrahlah pada Sang Pemilik Ijabah.Hingga tersingkirkan segala macam masalah.***"Ma, aku menyerah. Memang lebih baik kita jual saja rumah ini. Semoga masih ada sisa dan cukup untuk beli rumah lagi. Aku juga ingin tenang. Semoga aku juga bisa segera mendapatkan pekerjaan kembali. Malu aku sama teman-teman, aku sudah terlanjur cerita pada mereka akan bekerja di Australia. Pusing sekali aku, Ma," ucap Rayan pada Firda dengan wajah yang kusut karena banyak pikiran.Rayan akhirnya mau tak mau menyetujui keinginan Firda untuk menjual rumahnya agar bisa melunasi semua hutangnya yang ada di bank dan koperasi. Meskipun rasanya berat sekali, tapi mau bagaimana lagi karena ini adalah jalan satu-satunya."Alhamdulillah, akhirnya Papa mau menjual rumah ini. Ya, sudah, minta tolong saja sama teman Papa yang kerja di bagian pemasaran perumahan itu, biar sekalian dipasarkan rumah kita. Nanti aku juga akan bilang ke ibu-ibu barangkali ada yang min

  • Istri dari Surga   Part 27

    "Bagaimana ini, kok kita belum dapat kabar lagi, ya? Mana paspor kita dibawa. Aku telepon juga nggak pernah diangkat, malah sekarang nggak aktif," kata Harun pada Rayan."Iya nih, aku jadi khawatir. Aku takut yang dipikirkan Firda benar, kita berdua tertipu. Tapi kenapa paspor kita juga dibawa, kalau niatnya menipu buat apa coba dia repot-repot mengurus paspor kita dan juga visanya," ucap Rayan yang sebenarnya hanya meyakinkan dirinya sendiri.Rayan benar-benar takut jika dirinya kena tipu lagi. Uang darimana untuk membayar semua hutangnya. Bayar pinjaman di bank, di koperasi, apalagi sekarang dirinya sudah tak bekerja lagi."Begini, besok kita datangi saja pondok pesantrennya. Semoga orangnya lagi di sana dan kita bisa bertemu untuk memastikan kapan keberangkatan kita," saran Harun yang mau tak mau dia sedikit tidak enak dengan Rayan karena gara-gara dirinya, Rayan jadi ikut-ikutan mendaftarkan diri jadi TKI di Australia. Apalagi Rayan sudah keluar kerja, Harun semakin merasa bersala

  • Istri dari Surga   Part 26

    Karena takdir itu tak seindah rencana.Itulah mengapa di balik setiap do'a selalu ada kata "semoga".... ***Sekali lagi ... kenyataan yang dihadapi tak sesuai ekspetasi. Harapan berjualan skincare pun tak berjalan dengan lancar. Kembali Firda berpikir, kenapa tak seperti yang dia baca di novel yang selalu menceritakan kesuksesan seorang istri yang berjualan online. Sementara Firda, tiga bulan ini menjalaninya tak juga ada hasilnya. Jika laku pun hanya beberapa dan itu pun untungnya hanya bisa dibuat untuk membeli kuota mingguan saja.Apalagi kalau ada yang bertanya, yang jualan pakai nggak? Kalau pakai, kenapa wajahnya nggak berubah? Masih saja sama seperti sebelumnya. Terus terang saja Firda jawab apa adanya, dia memang belum memakai produk yang dijualnya karena uangnya belum ada. Tujuan menjual juga dia sampaikan kalau sudah punya uang baru akan membelinya. Miris sekali rasanya, dan Firda pun mulai putus asa.Ingin rasanya Firda membantu suaminya menambah penghasilan walaupun ha

  • Istri dari Surga   Part 25

    "Ma, papa pulang pagi lagi, ya, memangnya papa dari mana?" tanya Syifa pada ibunya."Biasa, Nak, papa habis main sama teman-temannya, sekalian nunggu yang pada langsung pulang naik pesawat katanya. Ya sudah kamu sarapan dulu sana, Mama ambilkan, ya?" Firda tak mau Syifa membahas masalah ayahnya lagi. Putrinya itu terkadang lebih cerewet dari dirinya jika menanyakan soal papanya."Iya, Ma, tapi Syifa ingin disuapin mama saja. Memangnya Mama sudah masak, ya?" tanya Syifa lagi."Kan kemarin Mama masaknya sore jadi sayur dan lauk kemarin masih ada, sayang kalau dibuang. Kalau sudah habis baru Mama nanti masak lagi," jawab Firda.Begitulah, Firda lebih suka memasak di sore hari biar pagi harinya tidak repot karena melayani suami yang akan berangkat kerja dan juga Syifa yang pergi ke sekolah. Apalagi jika hari Minggu, akan membuat Firda lebih santai dan bisa melanjutkan membaca novel di aplikasi kesayangannya setelah selesai membersihkan rumah. Seperti sekarang ini, menyuapi Syifa di depa

  • Istri dari Surga   Part 24

    Tidak semua yang kau cintai membahagiakanmu.Tidak semua yang kau benci menyedihkanmu.Seperti pisau yang bagus tapi dapat melukaimu.Dan obat yang pahit akan tetap dapat mengobatimu.***"Ma, besok Sabtu ada acara reuni sekolah, tapi ehmm ... maaf, Ma, aku nggak bisa mengajakmu karena semuanya nggak ada yang mengajak keluarganya," ucap Rayan setelah menghabiskan makan malamnya."Ya, sudahlah, Pa, nggak apa-apa, aku juga kurang suka kalau datang ke acara seperti itu. Aku takut Papa malu punya istri jelek kayak aku," balas Firda sembari tersenyum.Firda sendiri tidak suka ikut acara seperti itu. Dia selalu minder jika harus berkumpul dengan orang yang baru dikenalnya. Firda juga tahu teman sekolah Rayan sekarang banyak yang sukses dan banyak yang jadi pengusaha, baik yang laki-laki maupun yang wanita. Pastinya penampilan mereka akan terkesan mewah dan jauh berbeda jika dibandingkan dengan dirinya."Ah, siapa yang bilang kamu jelek, Mama cantik kok. Kamu jangan bicara begitu, Ma, coba

  • Istri dari Surga   Part 23

    Ucapan Yani tentu saja sangat mengejutkan Firda. Dia tak menyangka kalau suami Yani pernah selingkuh."Akhirnya Mas Alif minta maaf dan berjanji nggak akan mengulanginya lagi. Sakit hati itu pasti Mbak, kadang kalau ingat juga masih suka nangis, tapi dijalani saja. Kasihan juga anak-anakku kalau kita pisah. Sekarang alhamdulillah rumah tanggaku nggak ada masalah lagi. Dan Mas Alif pun juga sudah bertobat, rajin sholat, sama aku juga semakin sayang. Yang sabar Mbak, namanya rumah tangga pasti ada saja ujiannya. Salah satunya, ya pelakor. Di mana-mana banyak pelakor, makanya hati-hati. Orang laki kadang kan kayak kucing, dikasih ikan langsung saja dimakan, hahaha ...." Yani bercerita sambil tertawa. Alif adalah suami Yani, wajahnya memang tampan dan kulitnya juga putih bersih juga dari keluarga yang kaya raya. Yani juga sudah mempunyai anak dua."Ternyata Pak Alif pernah selingkuh juga. Kelihatannya baik-baik saja rumah tangganya Mbak. Semoga Pak Alif selalu setia dan istiqomah, ya, Mb

DMCA.com Protection Status