Share

Part 6

Hati ....

Tetaplah berprasangka baik pada apupun yang terjadi, pada siapapun yang datang dan pergi.

Jangan menyimpan dendam dan marah pada keadaan.

Percayalah, bahwa setiap ujian yang datang, hadir untuk menguatkan.

***

"Pa, ada tagihan dari kartu kredit lima juta. Bulan kemarin tagihan sudah menipis lho, sudah mau lunas hutang kita. Setiap bulan aku berusaha rutin membayar. Aku ingin hutang kita cepat lunas. Belum kredit rumah ini, sudah dua bulan ini belum terbayar."

"Dua bulan kemarin Papa hanya menerima gaji pokok saja karena kecelakaan. Jadi aku memang sengaja membayar lebih tagihan kartu kreditnya, bayar rumahnya masih belum bisa, Pa.Tapi ini, kenapa Papa ambil uang dari kartu kredit tanpa sepengetahuanku? Buat apa, Pa?" tanya Firda pada Rayan, setelah mereka selesai makan malam.

Tadi siang Firda mendapatkan surat tagihan dari bank, satu tagihan kartu kredit dan yang satu lagi tagihan KPR rumah yang mereka tempati sekarang. Dari awal Firda kurang setuju dengan kartu kredit itu. 

Akan tetapi, Rayan tetap memaksa dan beralasan tidak akan memakainya jika tidak ada perlu. Kenyataannya kartu itu pun selalu terpakai dan Firda berusaha rutin membayar angsurannya.

Sudah satu tahun ini Rayan mulai berubah, dari penampilan dan juga tingkah lakunya. Dulu Rayan adalah orang yang sederhana dan tidak suka bergaya. Akhir-akhir ini, Rayan yang sekarang bukan lagi Rayan yang dulu.

Teringat saat baru pertama kali bertemu, Rayan adalah sosok yang sangat sayang kepada ibunya dan juga rajin ibadah. Firda pun berpikir, jika seorang anak laki-laki yang sayang pada ibunya, pasti dia akan menyayangi istrinya.

Ternyata kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi. Setelah menikah ternyata tak seperti yang diharapkan Firda. Apalagi akhir-akhir ini, Rayan mudah sekali terpancing emosinya, ibadah pun tak pernah lagi dijalankan. Firda sebagai istri sudah sering mengingatkan. Namun, ujung-ujungnya yang dia terima hanya amarah dan bentakan.

Dulu Rayan sangat pencemburu dengan Firda, sekarang dia pergi ke manapun di jam berapa pun, Rayan tak pernah bertanya dan tak pernah peduli lagi.

"Temanku ada yang pinjam uang, kasihan dia. Katanya untuk membayar sekolah anaknya. Karena aku tahu kamu juga nggak punya tabungan, aku langsung ambil saja tadi di ATM pakai kartu kredit," jawab Rayan tanpa merasa bersalah.

"Siapa yang pinjam? Bukannya kemarin teman Papa yang bernama Candra juga pinjam uang buat membayar sekolah anaknya? Kan sudah Papa kasih dari uang gajian. Lalu ini teman yang mana lagi?" tanya Firda penasaran.

"Ehmm ... anu ... itu yang pinjam Mbak Maya ... ehmm ... yang waktu itu pernah ke rumah, Ma. Kasihan katanya sudah pinjam ke saudara dan tetangganya tapi belum dapat juga." Akhirnya terpaksa Rayan berterus terang.

"Papa ada hubungan apa dengan Mbak Maya? Papa pacaran sama dia? Papa selingkuh, ya?" tanya Firda yang mulai tak sabar lagi.

"Jangan ngawur kamu!! Dia sudah punya suami, dia juga guru mengaji, kamu tahu, kan?" bentak Rayan.

"Aku nggak ngawur, aku bicara sesuai logika saja. Aku tahu Papa sudah sering bertemu dengannya. Aku tahu Papa sering telpon-telponan dengannya. Aku juga tahu Papa sering memberinya uang jika dia minta, bahkan aku juga tahu kalau Papa pernah tidur dengannya. Bicara yang jujur, Pa!! Sudah berapa kali tidur dengannya? Sudah berapa kali, Pa?" Firda menjeda ucapannya. Dadanya naik turun menahan emosi. 

"Aku sudah menahan hati ini selama dua bulan. Aku sudah acukup bersabar karena aku berharap kecelakaan itu membuat kamu sadar. Ternyata Papa semakin dibiarkan semakin tak karuan. Kalau kamu tidak mengaku, tolong buka password ponselmu, buka!!!" seru Firda dengan wajah yang sudah penuh air mata.

Karena Rayan diam saja, Firda akhirnya merebut ponsel yang ada di genggaman suaminya. Namun, Rayan kembali merebutnya. Akhirnya mereka pun saling memperebutkan ponsel dan benda itu pun terlempar ke tembok dengan kerasnya sebelum jatuh berserakan dan akhirnya tak terselamatkan.

Firda menangis dengan hati yang benar-benar tak karuan, bahkan kali ini Syifa putrinya pun ikut menangis dengan kencang. Rayan hanya diam menatap pemandangan di depannya. Kalau sudah seperti ini, Rayan tak berani lagi emosi. Rayan sangat mencintai istrinya namun setan sering kali mengalahkan imannya.

"Aku sudah tahu sejak lama, kenapa kamu tega? Kalau kamu ingin menikah lagi, silakan. Aku sudah pernah bilang, kan? Jika dia janda, saat ini juga aku akan menyuruhmu menikahinya. Tapi ini apa, Pa? Kamu bahkan berselingkuh dengan istri orang. Pesan kalian di ponselmu itu sangat menjijikkan. Kalau memang kamu sudah tak sayang aku lagi, aku rela dan ikhlas pergi dari rumah ini. Kalau dia janda, aku rela. Tapi ini ... astaghfirullah ...."

Bruuukk!!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status