Istri Simpanan Tuan Muda

Istri Simpanan Tuan Muda

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-07
Oleh:  Liliput  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
135Bab
29.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sejak kepergian sang ayah, Andini harus menikahi Baskara, Tuan Muda yang menabrak ayahnya dalam keadaan mabuk. Hanya saja, Baskara ternyata sudah memiliki tunangan. Pria itu pun menyembunyikan pernikahannya dengan Andini agar masyarakat tak ada yang tahu, termasuk tunangannya Laura dan Mama Baskara. Lantas bagaimana nasib Andini sebagai istri simpanan yang akhirnya hamil anak dari lelaki yang tak dicintainya? Akankah dia mempertahankannya? Atau dia memilih pergi meninggalkan semua bersama lelaki yang merajai hatinya, Prasetia?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

BAB 1 KECELAKAAN MAUT

"Kamu yang sabar ya, Andini…"Suara Paman membuatku semakin yakin akan firasatku tadi pagi ketika Ibuku menelpon dengan isak tangis yang histeris. Paman Adi dan Bibi nampak lesu."Ibu dimana?" tanyaku pada mereka. Nafasku masih belum bisa teratur. Aku berlari dari lobby hingga ke mari.Mataku melihat sekeliling, aku tak mendapati ibuku yang pagi tadi meneleponku. "Ibumu masih di ruang rawat inap. Tapi tenang saja, ibumu tidak kenapa-napa hanya kelelahan.." Paman mencoba menenangkan aku.Setelah duduk di ruang tunggu UGD, Paman dan Bibi menceritakan kronologis insiden kecelakaan yang membuat ayah belum sadarkan diri."Rencananya ayahmu akan dioperasi sore ini. Menunggu hasilnya keluar.." Jelas Paman sambil matanya berkaca-kaca. Beliau terlihat terpukul. Aku hanya bisa menutup bibirku dengan kedua tangan. Air mataku sudah jatuh membasahi pipi sejak tadi."Lalu bagaimana biaya operasinya...Apalagi, kondisi keuangan keluarga sedang memburuk!” Gumamku lirih. Aku sudah terbayang dengan b

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Alia Fei
tulis update nya
2023-10-26 22:41:47
1
user avatar
Alia Fei
suka sama ceritanya... keep posting terus y thor
2023-10-26 22:40:40
0
user avatar
Rumfeka Sahaka
keren alur cerita nya
2023-10-21 15:52:18
1
135 Bab

BAB 1 KECELAKAAN MAUT

"Kamu yang sabar ya, Andini…"Suara Paman membuatku semakin yakin akan firasatku tadi pagi ketika Ibuku menelpon dengan isak tangis yang histeris. Paman Adi dan Bibi nampak lesu."Ibu dimana?" tanyaku pada mereka. Nafasku masih belum bisa teratur. Aku berlari dari lobby hingga ke mari.Mataku melihat sekeliling, aku tak mendapati ibuku yang pagi tadi meneleponku. "Ibumu masih di ruang rawat inap. Tapi tenang saja, ibumu tidak kenapa-napa hanya kelelahan.." Paman mencoba menenangkan aku.Setelah duduk di ruang tunggu UGD, Paman dan Bibi menceritakan kronologis insiden kecelakaan yang membuat ayah belum sadarkan diri."Rencananya ayahmu akan dioperasi sore ini. Menunggu hasilnya keluar.." Jelas Paman sambil matanya berkaca-kaca. Beliau terlihat terpukul. Aku hanya bisa menutup bibirku dengan kedua tangan. Air mataku sudah jatuh membasahi pipi sejak tadi."Lalu bagaimana biaya operasinya...Apalagi, kondisi keuangan keluarga sedang memburuk!” Gumamku lirih. Aku sudah terbayang dengan b
Baca selengkapnya

BAB 2 PERNIKAHAN TANPA HATI

“Saya nikahkan dan kawinkan Engkau, Baskara Jayakusuma bin Haji Agus Jayakusuma dengan Andini Prameswari binti Kuntoaji dengan mas kawin dua ratus gram emas mulia dibayar tunai!"Ucap Paman Adi sambil menjabat tangan laki-laki yang sedang menjalani ijab qabul. Beliau menjadi wali nikahku, mewakili Ayah yang telah tiada.“Saya terima, nikah dan kawinnya Andini Prameswari binti Kuntoaji dengan mas kawin tersebut, tunai!” jawab lelaki yang duduk bersanding denganku, tanpa jeda sejenakpun.Hatiku semakin berdegup saat namaku disebut dalam acara yang menegangkan ini. Bisa-bisanya aku menyetujui pernikahan yang sama sekali tidak kuinginkan. Padahal kami baru sekali bertemu. Itupun aku tidak berani menatap wajahnya sama sekali."Bu.."aku memeluk Ibuku dengan erat.Nafasku seperti terhenti."Maafkan Ibumu, Andini, maafkan Ibu..." berkali-kali Ibu meminta maaf padaku. Tangsinya tak tertahan lagi.“Ibu tidak punya pilihan…” Bisiknya sambil mengelus-elus pundakku.Aku tahu jika pernikahan ini ha
Baca selengkapnya

BAB 3 MALAM MENCEKAM

Mataku terbuka perlahan. Melihat sosoknya dari dekat. Rupanya ini bukan mimpi. "Andini!" Sosok itu memanggilku. Siapa yang malam-malam begini mendatangiku? Apakah itu....Ya, sosok yang mendekat itu adalah Baskara."Ayo, bangunlah. Cepat!"Ia tertawa sinis dan menjelma menjadi monster yang menyeramkan saat malam.Ia meraih tanganku dan membangunkanku dengan paksa karena aku sama sekali tidak beraksi dengan upayanya membangunkanku tadi. Emosinya mulai naik."Andini, cepat bangun... Atau kamu mau aku melakukannya saat kamu tidur?""Tuan, apa yang Tuan lakukan malam-malam di kamar saya?" suaraku masih parau.Aku memberanikan diri untuk menepis tangannya yang sejak tadi mencengkeramku. Sementara mataku masih belum mampu terbuka sepenuhnya.Segera kutarik selimutku sekuatnya untuk melindungi tubuhku."Aku juga tahu ini sudah malam!" Ia tertawa sinis.Wajahnya seperti orang yang sedang kerasukan."Tuan jangan mendekat! Atau saya akan berteriak..." aku mulai menangis ketakutan. Tanganku be
Baca selengkapnya

BAB 4 MELARIKAN DIRI

BAB 4"Pak Gun, saya balik dulu, Jaga dan awasi Andini...” Komando Baskara pada Pak Gun, penjaga villa setelah selesai mengemas barang bawaannya.Aku berdiri mematung di dekat pintu. Melihat untuk yang terakhir kali sebelum lelaki itu pergi.“Jangan sampai dia kabur. Akhir pekan nanti saya ke sini. Kalau ada apa-apa jangan lupa hubungi saya. Sekalian cek juga perkembangan proyek rumah baru. Saya tidak mau mandor-mandornya curang seperti waktu membangun villa ini dulu.”Rumah baru? Oh, rupanya yang dimaksud proyek itu adalah rumah baru. Mungkin untuk tempat tinggal selir-selir Baskara.“Kenapa kamu sejak tadi terdiam? Kamu senang pastinya kalau aku tidak ada di sini.”Kali ini Baskara berjalan mendekatiku. Baiklah, aku harus menahan emosi karena hari ini juga hari terakhirku berada di sini.“Jangan mencoba untuk kabur. Di depan ada dua security yang selama dua puluh empat jam akan menjaga villa. Dan proyek rumah baru juga tidak jauh dari sini. Kamu dalam pengawasan banyak orang, Andini
Baca selengkapnya

BAB 5 VILLA BASKARA

Kepalaku terasa berat dan mataku tak sanggup untuk kubuka. Aku merasa remuk redam di sekujur tubuhku. Kakiku pun tak bisa kugerakkan dengan leluasa. Sendi-sendi ini terasa terhimpit satu sama lain. “Aahhh…” Erangku. “Kamu sudah bangun? Syukurlah…” suara seorang wanita mendekatiku. Di mana aku? Kulihat sekeliling. Apakah aku sudah di alam kubur? “Pak Gun, dia sudah siuman.” Seseorang yang tadi akhirnya mengabarkanku pada Pak Gun. Tunggu, Pak Gun? Berarti aku masih hidup dan aku masih di area dekat villa. Ya Tuhan, semalam aku berencana kabur dan gagal. Lalu… bagaimana bisa aku berakhir di tempat ini? Dan kepalaku terasa sangat berat. “Terima kasih Bu Bidan, sudah merawat Mbak Andini semalaman.” Jelas itu adalah suara Pak Gun. “Akan saya bawa Kembali ke villa.” “Tunggu, Pak. Saya tidak mau kembali ke villa.” Elakku. Aku tak mau jika harus berhadapan dengan Baskara lagi. Bagiku, lebih baik mati daripada harus kembali. Toh semalam aku sudah bertarung dengan maut untuk berupaya
Baca selengkapnya

BAB 6 TUMBUHNYA RASA

Aku pasrahkan sepenuhnya diriku pada Baskara. Energiku belum sepenuhnya pulih. Badan yang terasa dibanting berkali-kali dengan tulangku yang serasa patah satu persatu. Mau memberontak dengan kalimatpun aku tak sanggup lagi. “Bunuh aku saja!” Pintaku untuk terakhir kali. “Apa?” Baskara terkejut. “Aku ingin penderitaanku selesai.” Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibirku. “Ah, di mana seninya hidup, Andini, iika aku harus menghabisimu sekarang? Aku lebih menikmati dirimu sebagai mainanku yang bisa mengobati rasa bosan kapanpun aku mau.” Gumamnya tanpa merasa ada yang salah dari kalimatnya sedikitpun. Ingin sekali aku berteriak dan memakinya, namun diriku hanya sanggup menyaring kalimat itu sehingga tetap terjebak di dalam hati. “Andini…” Ibu jarinya meraba pipiku. Sungguh di luar dugaan. “Baskara, tolong… aku ingin semuanya selesai.” Bisikku. “Sssst… apa maksudmu? Kamu ingin segera menjadi Nyonya Baskara juga seperti Laura? Ck, ck, ck…” Aku menggeleng. “Lalu, apa maumu
Baca selengkapnya

BAB 7 PESTA BASKARA

Dugaanku tidak salah. Hal yang sesungguhnya tidak ingin aku saksikan akan terjadi. Sebuah nama terpampang di kertas undangan mewah berbalut warna emas dan merah. Kedua netraku masih terpaku pada tiap foto hasil jepretan fotografer handal ibukota. Baskara Jayakusuma bersanding dengan nama Laura Wright Danardi. Hatiku pecah berkeping. Baru semalam rasanya rasa cinta itu muncul dan berbunga. Tiba-tiba layu seketika. “Lho, Mbak Andini sudah baca undangannya?” Mak Ijah membangunkanku dari lamunan. Seketika aku letakkan kembali undangan mewah ke atas meja. Air mata sebisanya kutahan. “Eh, anu. Tadi Tuan Baskara berpesan, akhir pekan ini untuk mengajak Mbak Andini juga menghadiri pesta pernikahan Tuan Muda.” Pak Gun menyela. Setelah dia memindahkan beberapa pot bunga keluar ruangan, Pak Gun mendekati kami. “Apa sebaiknya Mbak Andini segera siap-siap saja, siapa tahu ada barang yang dibutuhkan untuk dibeli.” Hanya senyuman yang bisa aku berikan sebagai jawaban kali ini. Kepalaku seper
Baca selengkapnya

BAB 8 PESTA BASKARA (2)

“Tante, Apakah aku mengganggu?”Wanita berparas ayu itu menyambut kedatangannya dengan pelukan.“Bayu! Kapan kamu datang?”Keduanya berpelukan. Seketika dia melupakan keberadaanku.“Ijah, bawa dia pergi. Akan aku selesaikan urusan ini di lain waktu.” Pesannya.Mak Ijah secepatnya mengajakku keluar.“Kita selamat, Mbak. Untung ada Tuan Bayu.” Nafasnya lega.“Siapa Bayu?” tanyaku sambil berjalan mensejajari Mak Ijah. “Apa dia keponakan ibu Baskara?”Mak Ijah mengangguk. “Dia keponakan kesayangan Nyonya Besar. Anak dari kakak Tuan Haji Agus, ayah Tuan Baskara.“Sepertinya beliau orang baik. Begitu perhatian dengan keponakannya.” Gumamku.“Kita tunggu dulu Pak Gun di sini. Tadi Pak Gun sudah menyiapkan satu kamar untuk Mbak Andini istirahat.”Tak berselang lama, Pak Gun datang membawa sebuah kartu di tangannya.“Mbak Andini, istirahat dulu di sini. Tuan Baskara bilang sebaiknya menginap saja daripada kelelahan. Semua keluarga besar juga di sini menginap di lantai atas.”“Maksudnya?” aku k
Baca selengkapnya

BAB 09 PERJALANAN KE VILLA

ANDINI's Point of View (POV) Mak Ijah tergopoh-gopoh menyusulku ke kamar. Bisa kusaksikan sendiri kalau nafasnya seakan mau putus. Sebetulnya aku kasihan melihatnya. Tapi aku harus tetap bertahan dengan rencana utamaku. Sudah cukup aku diatur-atur oleh Baskara dan keluarganya. “Mak, semua barang sudah saya packing. Sekarang tinggal check out. Pak Gun suruh siapkan mobilnya.” Perintahku dengan nada yang sengaja kubuat agar terkesan marah. “Mbak… Mbak Andini jangan marah ya…” bisiknya sambil mengelus-elus rambutku yang terurai panjang. “Mak, saya sudah tidak tahan di sini. Melihat keluarga Tuan Baskara yang semena-mena…” Mak Ijah melanjutkan packingku memasukkan beberapa barang ke tasnya. “Mau tidak mau, suka atau tidak suka… kita yang sudah dibeli waktunya oleh mereka, tidak boleh banyak mengeluh. Mak Ijah tidak bisa menolong apa-apa. Mak Ijah juga tak punya kuasa.” Mendengar nasehat tulusnya, aku terdiam. Sejuta kalimat yang sudah kurangkai padam. “Ayo, kita segera pulang ke
Baca selengkapnya

BAB 10 PERNIKAHAN IMPIAN

BASKARA’S POV Jam tangan Rolez melingkar di lengan kiriku telah menunjukkan pukul sebelas malam. Sengaja aku tidak mengganti pakaian setelah acara selesai. Hanya jas yang aku tanggalkan dan telah kugantung di dekat pintu masuk kamar. Kuhela nafas panjang setelah akhirnya kulalui hari ini. Rangkaian acara pesta yang sebenarnya lebih ingin aku skip, namun demi kebahagiaan Laura, aku rela melakukannya. “Sayang…” suara manja istriku, Laura mulai terdengar dari kamar mandi. Pintu kamar mandi akhirnya terbuka. Sosok cantik seperti bidadari itu muncul. “Iya, Sayang?” sapaku dan bangkit dari sofa tempatku duduk sejak tadi. “Hmmm… bisakah kamu bantu aku melepas pakaianku? Sejak tadi aku kesulitan…” Entah itu maksudnya menggodaku atau benar-benar ingin meminta bantuanku. Ada sensasi lain saat Laura mengatakan ini sekarang. “Baiklah…” Bagaikan binatang buas yang mendatangi buruannya, aku dalam sepersekian detik sudah ada di belakangnya. Mencoba mencari di mana kait baju dan resleting yan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status