Share

Bab 7 Reni Ingin Kembali

"Untuk apa kamu kesini?" tanya Darma.

"Tiidakkah kau melihat Aditya ketakutan melihatmu?" tanya Darma ketika menghampiri Reni.

" Aku ibunya, Mas. Kau jangan lupa itu!" ucap Reni menatap tajam pada Darma.

"Tapi kau sudah pergi sejak dia masih bayi, Reni! kau tidak berhak atas dirinya lagi, dari pada kamu membuat masalah dan membuat anakku semakin parah, sebaiknya kau pergi dari sini dengan baik-baik, " ucap Darma seraya menunjuk kearah pintu.

"Sayang, ini mama, Nak! kamu pasti kangen mama kan, Sayang? " tanya Reni.

Aditya tidak menjawab pertanyaan itu, ia terlihat begitu ketakutan hingga ia memeluk sang nenek dengan begitu erat.

"Reni, lebih baik kau pergi, dia tidak mengenalmu," ucap neneknya Darma.

"Lihatlah! Aditya sakit dan kau malah membuatnya ketakutan," imbuhnya seraya mengelus kepala Aditya.

"Aku mamanya, kenapa dia harus takut denganku? " tanya Reni.

"Mamaku hanya mama Alisa, bukan kamu, " ucap Aditya dari balik tubuh neneknya.

Seketika Reni menatap Darma dan neneknya secara bersamaan, lalu ia tersenyum dengan tatapan meremehkan.

"Kalian hebat, wanita lain kalian jadikan ibu, sedangkan ibu yang melahirkannya tidak kalian kenalkan, saya bisa menuntut kalian atas semua yang sudah kalian lakukan ini, " ucap Reni

"Apakah kau tida waras?" tanya neneknya Darma seraya menahan emosinya.

"Seharusnya kami yang menuntutmu karena telah menelantarkan anak yang masih bayi, silahkan kamu buat laporan, tapi jangan salahkan kami jika kami harus melaporkan dirimu balik! " ancam neneknya Darma.

Reni menatap sinis pada neneknya Darma, dari dulu hanya dia yang merestui pernikahannya dengan Darma, tapi kenapa ia kini seolah memusuhinya?

"Mas, Apa yang kamu lakukan, Mas? " tanya Reni seraya berusaha melepas tangannya yang di tarik oleh Darma.

Darma tidak mengindahkan apa yang Reni katakan, Darma langsung menutup pintu ruangan Aditya dan menghempaskan tangan Reni yang ada dalam cekalannya.

"Aku sudah mengatakan padamu, Reni! jangan datangi kami lagi, kami sudah bahagia tanpa kamu, jadi plis pergilah sejauh mungkin seperti hari-hari yang lalu, jangan ganggu kami lagi, " ucap Darma.

"Tapi, Mas. Aku ini ibunya, aku ingin dekat dengan anakku juga, " ucap Reni

"Aku tahu aku salah, tapi tidakkah kalian beri aku kesempatan untuk menebus kesalahanku?" tanya Reni dengan air mata yang berderai.

"Aku juga tersiksa jauh dengan anakku, Mas. Aku tersiksa jauh darimu, karena itulah aku datang kembali dan ingin memperbaiki semuanya," ucapnya dengan mata yang melirik kearah Darma. Terlihat Darma yang seolah bimbang.

"Apakah kamu tidak ingat, Bagaimana perjuanganku hamil dia, Apakah kamu tidak ingat bagaiaman tersiksanya aku saat mengalami mual dan gak bisa makan, apakah kamu tidak ingat bagaimana aku berjuang untuk melahirkan dia, bahkan aku sampai secar demi melahirkan dia kedunia ini, tapi kalian.... hanya karena aku pergi sekali, kalian sudah menggantikan aku dengan orang lain, bukankah apa yang wanita itu lakukan sama dengan apa yang aku lakukan?" tanya Reni yang di benarkan oleh Damar.

"Mas, biarkan wanita itu pergi, izinkan aku kembali pada posisiku, aku ibu kandungnta, aku pasti bisa menjaga Aditya jauh lebih baik dari wanita itu, karena ikatan ibu kandung dan anak itu jauh lebih kuat, Mas, " ucap Reni seraya mendekati Darma dan memegang lengan Darma, menyandarkan kepalanya di lengan itu dengan lembut.

"Beri aku kesempatan, Mas. Beri aku kesempatan untuk menjaga Aditya-Putra kita, " ucapnya lagi.

Darma hanya diam, tidak bisakah Darma tegas?

******

"Jika Darma kembali dengan Reni, maka papa janji akan membuat Darma menyesal karena telah menyia-nyiakan Alisa, Papa akan bawa Alisa dalam rumah kita dan menjadikan dia sebagai pewaris kita, biarkan anak kurang ajar itu dengan wanita yang gak benar itu, Papa yakin... Aditya akan jauh lebih memilih Alisa dari pada wanita itu! '' ucap papanya Darma yang murka mendengar cerita dari istrinya.

"Papa tenanglah dulu, Mama juga belum yakin, apakah Darna masih menerima wanita itu apa tidak! tapi, wanita itu pintar, pa. Aku yakin dia menggunakan segala cara untuk mengikuti anak kita, " ucap mamanya Darma.

"Darma itu sudah dewasa, Ma. Dia juga sekarang menjadi pimpinan, jika pimpinan mereka tidak tegas, bagaiaman dia menjadi pemimpin, " ucap papanya Darma yang di benarkan oleh mamanya.

"Papa benar, hanya saja.... mama mendapatkan kabar, jika Alisa tidak ada di panti, kalau Alisa tidak ada di panti, lalu dimana Alisa sekarang, Pa? kasihan sekali anak itu, " ucap mamanya Darma.

"Mama jangan cemaskan itu, Papa akan mengutus anak buah papa untuk mencari Alisa, walau bagaimana pun Alisa telah banyak berjasa pada kita, anak itu mendonorkan darahnya pada papa disaat papa sudah ada di ujung maut, " ucap papanya Darma.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status