"Alisa, kau sudah datang? Loh, kamu mau kemana cah ayu? " Tanya Neneknya Darma.
"Nenek, Mama, Alisa mau pulang sebentar, " Ucap Alisa seraya terus berusaha untuk tersenyum.Alisa tidak menyangka jika kedua orang tua itu bisa melihat dirinya."Pulang? Malam-malam seperti ini kau mau pulang?tanya sang Mama." Iya ma, Alisa sudah membicarakan ini dengan mas Darma, beliau mengijinkan, Nek, Ma" ucap Alisa seraya terus menampilkan senyumannya.Dengan cepat, Alisa mencium punggung tangan Neneknya dan mamanya. Setelah itu Alisa segara berlalu ia tidak ingin neneknya bertanya yang lebih jauh lagi.Ketika Alisa sudah sampai di gerbang rumahnya, Tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang yang tak lain lagi adalah Darma.'Dia disini, Apakah dia mengejarku? ' bathin Alisa ketika tatapannya bertemu dengan tatapan Darma. Sosok laki-laki yang sudah berhasil membuat hatinya berbunga namun berhasil pula meluluh lantahkan hatinya.Ia bahagia karena melihat Darma pulang, tapi ia tidak boleh berharap lebih karena laki-laki dihadapannya ini tidak ada yang bisa mengertinya."Kau mau kemana? " Tanya Darma"Mau pergi, Mas. "Hanya itu kata yang keluar dari bibir Alisa seraya terus berusaha melepaskan tangannya dari Darma."Apakah aku terlalu menyakitimu, Alisa... Aku juga tidak tahu kenapa ada Reni disitu, aku juga terkejut sama dengannya denganmu, " Ucap Darma.'Apakah dia berusaha menjelaskan padaku? Apa dia takut atau cemas kalau aku pergi? ' bathin Alisa."Tidak, Mas. Mas tidak salah, aku hanya ingin pergi ke panti, aku merindukan ibu dan adik-adikku disana," ucap Alisa lirih namun terdengar jelas oleh Darma."Ini sudah malam, dan tidak baik untuk pergi malam-malam seperti ini, besok saja ya, besok aku antar, " Ucap Darma."Tidak usah mas, aku hanya ingin pulang sekarang, itu mbak Denok sudah datang, aku permisi dulu, mas, " Ucap Alisa yang sudah tidak tahan menahan air matanya, air matanya jatuh bersamaan dengan langkah kakinya yang semakin jauh dari jarak Darma."Alisa, lalu bagaimana dengan Aditya? Kapan kau akan kembali,? " Tanya Darma seraya mengejar langkah Alisa."Mbak Reni sudah datang, semua anak pasti akan sangat bahagia ketika ia sudah bersama ibu kandungnya, salam untuk Nenek dan Mama," Ucap Alisa yang memaksakan diri untuk tersenyum.Mbak Dennok adalah ojek wanita, ia yang selalu mengantarkan Alisa kemanapun ia mau. Namun Alisa bukanlah wanita yang sering keluar tanpa adanya kepentingan."Mbak tidak akan bertanya kenapa dan ada apa? Hanya saja pergi dengan amarah itu tidak baik, kau harus mendengarkan penjelasan Darma, Lis, " Ucap Mbak Dennok ketika motor terus melaju."Sudah beberapa bulan aku dan dia bersama, mbak. Aku sudah tidak tahan dengan sikapnya, aku hanya wanita biasa mbak, aku hanya wanita biasa yang memiliki perasaan, sakit, dan kecewa. Aku bisa memahami jika mas Darma belum bisa menerima pernikahan ini, mbak. Tapi jika mas Darma susah terang-terangan menampakkan kebersamaannya dengan wanita lain meskipun itu adalah mantan istrinya, aku juga tidak bisa bertahan, mbak, " ujar Alisa yang sudah tidak tahan menahan sakitnya."Aku tahu, kalau Darma sudah sangat keterlaluan, tapi mau kemana kau malam-malam seperti ini? Aku tahu panti bukanlah tujuanmu, kau bukan anak yang menampakkan kesedihanmu pada ibumu, aku faham kamu, Alisa, "Alisa terdiam, ia menutup matanya agar air tak selalu mengalir di pipinya.*******"Darma, apa yang terjadi? Kenapa Alisa tiba-tiba ingin pulang? Bagaimana jika Aditya menanyakannya besok, kau tahu, dari tadi Aditya sudah tidak bisa di bujuk karena ingin ikut kalian, " Ucap neneknya Darma."Dia hanya sebentar, Nek. Darma akan menyusulnya besok, tadi Darma ada teman bisnis, jadi Darma tidak bisa mengantarkannya, " Ucap Darma berbohong"Jadi kau lebih mementingkan bisnismu dari pada istrimu, Darma? Dulu kau mengecewakan mama karena menikahi wanita itu, dan sekarang kau lebih mengecewakan mama dengan memilih bisnis dari pada istrimu, mama sangat kecewa denganmu, Darma! " Ucap sang Mama."Sekarang, bolehkah Darma tahu, kenapa Papa dan Mama sangat tidak menyukai Reni? Bukankah Reni adalah wanita yang baik? Bukankah Reni-lah yang memberikan keturunan pertama pada keluarga kita, Bukankah Renilah yang aku cintai pertama kali, sekarang Mama katakan pada Darma, Kenapa mama dan papa tidak suka dengannya, apa kesalahannya sehingga mama dan Papa tidak bisa menerimanya, apa..... ""Karena dia wanita murahan yang menjajaklan tubuhnya hanya untuk popularitas! " Teriak mamanya Darma membuat Darma langsung terdiam seketika."Apakah kau sudah puas dengan jawaban Mama? Apakah kau tahu, kenapa selama ini Mama tidak mengatakan apa alasan kami tidak menyukainya, jika kami memang membencinya, kami pasti sudah menyebar luaskan vidio dirinya dengan semua rekan bisnis Papamu, Mama dan Papa malu, karena kau menikah dengan wanita yang sudah tidur dengan mereka, mama dan Papa malu dan sakit hati, karena kau lebih memilih wanita itu dari pada mama dan papa, Namun kedatangan Alisa, membuat kami berusaha memaafkanmu, Darma. Tapi apa yang kau lakukan? lagi dan lagi kau membuat kesalahan yang sama, hanya demi Reni, kau mengabaikan Alisa, benarkan tebakan Mama? Kalian pergi makan malam, tapi hanya beberapa menit Alisa kembali dan berpamitan untuk pulang, Apakah kau fikir Mama bodoh? " Tanya sang Mama dengan nada begitu marah."Sekarang susul Alisa, atau kau juga angkat kaki dari sini, tinggalah denga Reni, agar kau puas dengan pilihanmu, " Ucap sang Mama seraya memalingkan wajahnya dari Darma.Sesaat Darma hanya diam, ia tidak menyangka jika alasan orang tuanya tidak menyukai Reni sangatlah besar dan benar-benar memalukan keluarganya, sedangkan dirinya selalu membawa Reni keacara perusahaan, yang mungkin menjadi bahan tertawaan bagi semua orang."Apakah kau merasa bangga karena sudah bisa berdiri dengan kakimu sendiri, Mama bangga denganmu, begitu juga dengan Papa, tapi kami orang tuamu, kami ingin yang terbaik untukmu, tapi kau menilai kami salah, Darma! ucap sang mama, sedangkan sang nenek berusaha menenangkan anaknya."Ma, jangan hentikan aku malam ini, karena jika anak ini dibiarkan, maka ia akan menghancurkan banyak perasaan orang lain, Alisa telah banyak berkorban untukmu, merawat anakmu dengan kasih sayang yang melimpah ruah, dia menyiapkan semua kebutuhanmu tanpa mengeluh, bahkan dia rela begadang ketika anakmu sakit, lalu dimana wanita itu, hah? Dimana wanita yang kau cintai itu, sekarang dia datang untuk kembali denganmu, kembalilah jika kau sudah tidak punya perasaan, Darma! " Ucap sang mama dengan dada naik turun.Darma hanya bisa terdiam, ia tidak menyangka jika orang tuanya sudah mendengar lama akan permasalahan Reni.*******"Mbak, makasih ya, " ucap Alisa seraya memberikan uang pada mbak Dennok."Terimalah, Mbak. Mbak masih ada anak yang harus mbak besarkan, " paksa Alisa ketika Dennok menolak uangnya.Alisa tidak turun di panti Asuhan. Tempat itu hanyalah Alisa dan sahabatnya yang tahu.Alisa melihat kearah sekitar, malam yang gelap membuatnya sedikit merasa takut untuk melangkah. Namun ia ingat akan semua hal yang terjadi selama pernikahannya. ****** "Sial! Kau pergi meninggalkan aku karena ingin mengejar wanita itu, Mas. Tidak akan aku tidak akan membiarkan kau di miliki siapapun, kamu dan Aditya adakan milikku dan akan tetap menjadi milikku, " ucap kesal Reni yang kini sudah berada di apartemennya. "Kau kenapa? datang-datang sudah marah seperti ini, bukankah kau mengatakan kalau kau bertemu dengan Darma?" Tanya tantenya Reni yang kini bermalam di apartemen Reni. "Aku bertemu dengan Darma dan istrinya tante, Apakah tante tahu, Darma meninggalkan aku sendirian di restoran karena dia mengejar wanita itu, bukankah tante bilang kalau selama ini Darma tidak pernah terlihat bersamanya, tapi kenapa sekarang seperti ini tante, bukankah tante bilang kalau Darma masih tergila-gila denganku? " tanya Reni dengan nada kesal, terlihat jelas kemarahan dari sorot matanya. "It
Tidak dapat Darma pungkiri, semua kacau setelah kepergian Alisa. Bahkan ia tadi kebingungan harus menyiapkan segalanya, dari baju dan semuanya. Bahkan ia harus di pusingkan dengan pertanyaan Aditya tentang Alisa. (Aditya masuk rumah sakit, dia jatuh dari tangga ketika mencari Alisa) pesan itu semakin membuat Darma gelisah. Melihat kegelisahan Darma, sang Asisten langsung menunda pertemuan penting itu. "Apakah ada masalah tuan? " Bisik Roby sang asisten. "Anakku masuk rumah sakit kau handle semuanya, " ucap Darma seraya menepuk lengan Roby setelah itu ia langsung berlalu. Ia pergi dengan hati gelisah dan takut, namun... keributan yang terjadi di tempat resepsionis, membuat langkah Darma terhenti. "Maaf nyonya, anda tidak bisa keruangan tuan Darma sebelum melakukan janji dengan beliau, "ucap resepsionis itu. "Kalian tidak tahu siapa aku, Hah! Aku istri pemilik perusahaan ini, jika suamiku tahu, aku pastikan kalian akan di pecat!" Reni begitu emosi karena resepsionis itu mas
"Untuk apa kamu kesini?" tanya Darma. "Tiidakkah kau melihat Aditya ketakutan melihatmu?" tanya Darma ketika menghampiri Reni. " Aku ibunya, Mas. Kau jangan lupa itu!" ucap Reni menatap tajam pada Darma. "Tapi kau sudah pergi sejak dia masih bayi, Reni! kau tidak berhak atas dirinya lagi, dari pada kamu membuat masalah dan membuat anakku semakin parah, sebaiknya kau pergi dari sini dengan baik-baik, " ucap Darma seraya menunjuk kearah pintu. "Sayang, ini mama, Nak! kamu pasti kangen mama kan, Sayang? " tanya Reni. Aditya tidak menjawab pertanyaan itu, ia terlihat begitu ketakutan hingga ia memeluk sang nenek dengan begitu erat. "Reni, lebih baik kau pergi, dia tidak mengenalmu," ucap neneknya Darma. "Lihatlah! Aditya sakit dan kau malah membuatnya ketakutan," imbuhnya seraya mengelus kepala Aditya. "Aku mamanya, kenapa dia harus takut denganku? " tanya Reni. "Mamaku hanya mama Alisa, bukan kamu, " ucap Aditya dari balik tubuh neneknya. Seketika Reni menatap Darma da
Tidak ada yang tahu akan hati dan perasaan seseorang. Alisa yang mulai dari kemaren menon-aktifkan ponselnya, kini menghidupkannya lagi. Banyak pesan yang masuk bahkan da puluhan panggilan dari Darma. Ia heran, Apakah laki-laki itu merasa kehilangan ketika ia pergi? Alisa tersenyum ketika memikirkan itu, namun nyatanya ia salah, Darma menghubunginya bukan karena ia kehilangan dirinya, melainkan karena Aditya sakit dan terus saja menanyakannya. Jam 6 pagi. (Assalamu'alaikum, Alisa) Jam 8 (Dari tadi, Aditya selalu menanyakanmu, kamu ada dimana biar nanti aku jemput) Jam 9 (Kau masih belum aktif, kamu dimana? Aditya sampai jatuh karena mencarimu) Jam 10 (Alisa, ayolah... kamu ada dimana, anakku sedang membutuhkanmu, aku telepon tapi gak ada yang aktif, di panti kamu juga gak ada katanya, kamu ada dimana, Lis?) Jam 11 (Aku membutuhkanmu, Lis) (Lisa, anakku membutuhkanmu, kabari mas secepatnya) Jam 12 (Ya Allah, Lis. Kamu dimana?) Alisa meneteskan air mata ketika
"Bi, bawakan barang-barang saya ke kamar tuan Darma, dan singkirkan barang-barang wanita itu dari kamar mas Darma! " perintah Reni pada pembantu rumah Darma. Namun pembantu itu mengabaikan apa yang Reni katakan. "Bi, apa kamu tuli! " bentak tantenya Reni. "Maaf nyonya, tapi tuan Darma sudah menuju kemari dan beliau mengatakan jangan sentuh apapun sebelum beliau datang, " ucap pembantu itu yang berhasil membuat Reni dan tantenya terkejut, bahkan mereka terlihat begitu ketakutan. "Reni, bagaimana ini, bukankah kau bilang kalau Darma saat ini pulang malam? " tanya tantenya. "Itu yang aku dengar dari asistennya, Tante. Bisa gagal rencanaku, pikirkan tante, pikirkan cara agar Darma tidak mengusir kita, " bisik Reni pada tantenya. "Sial! ckkkk, " tantenya Reni berdecak dengan kesal. "Kamu kan yang melaporkan kedatangan kami kesini? " tanya Reni dengan mata melotot. "Maaf, nyonya. Tapi itu memanglah tugas saya," ucap pembantu itu. "Awas saja kamu, kalau aku kembali menjadi nyon
Alisa merasa menyesal karena sudah melakukan tindakan konyol ini, tapi Alisa sudah menjelaskan pada neneknya tentag keputusannya ini. Neneknya Darma memahami perasaan Alisa, apalagi neneknya kini tahu kehidupan nyata hubungan kedua pasangan itu. Neneknya tidak meyangka jika Darma bisa melakukan itu pada Alisa, bahkan Darma tidak pernah menyentuhnya. ''Ya Allah, Alisa. Maafkan nenek karena sudah tidak bisa mendidik Darma untuk menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab, maafkan nenek, Nak?'' ucap sang Nenek ''Ini bukan salah nenek, Ini bukanlah salah siapa-siapa,Nek. Bahkan mas Darma juga tidak salah, haram juga jika mas Darma menyentuhku namun ia membayangkan wajah wanita lain,'' ucap Alisa seraya tersenyum. Sesaat Alisa hanya diam, ia fokus mengelus Aditya. ''Pergilah, Darma akan segera kembali kemari, ada seseorang yang melaporkan kedatanganmu, pergilah, Nak. Nenek juga ingin tahu seberapa besar, Darma menginginkanmu, jika ia benar-benar tidak menginginkanmu, maka nenek yang
Darma sudah berusaha mencari Alisa, namun takdir belum mempertemukan mereka. Di tengah-tengah kebingungan yang Darma rasakan, Alisa malah berjalan santai. Entah kenapa ia masih kepikiran dengan kondisi Aditya. Walau bagaimanapun ... anak itu sudah sangat dekat dengannya. [Lis, kamu ada dimana, bukankah kau sudah berjanji akan bicara dengan,Mas? Kenapa kamu tidak menunggu, Mas] pesan itu Alisa baca ketika ia berada di tengah jalan. [Aku tidak pergi, Mas. Aku tadi masih keruangan dokter, ya ... awalnya aku ingin pergi, tapi ....Baiklah, aku ada di taman dekat rumah sakit, aku tunggu mas disini] balas Alisa, pesan itu langsung centang dua biru, menunjukkan jika Darma langsung membaca pesan itu, terlihat Darma mengetik hingga terpapang tulisan ('Tunggu mas, mas akan segera sampai' )pesan itu membuat Alisa gamang, ia gugup tentang hal yang akan ia katakan nanti pada Darma. Dengan perasaan tak menentu, Alisa duduk menatap seluruh taman, ia tersenyum melihat kaluarga yang begitu baha
"Aku menerima pernikahan ini karena Nenek sudah terlalu tua untuk menjaga anakku."Deg!Alisa terdiam kala mendengar ucapan suami yang baru dinikahinya itu. Belum lagi, kala wanita itu harus mendengar kalimat selanjutnya."Setelah kepergian mamanya Aditya, aku tidak lagi bisa percaya dengan wanita manapun, tapi nyatanya sekarang aku harus menikah atas dasar pilihan Nenek." Tanpa terasa, air mata berjatuhan di pipi wanita itu.Bagaimana bisa pernikahan pertamanya begitu menyedihkan?'Alisa, sabarlah!' batin Alisa menguatkan diri.Darma tidak menatap Alisa sama sekali. "Untuk saat ini, aku hanya ingin fokus pada perkembangan anakku dan perusahaan," ucapnya, "aku tahu, ini bukanlah salahmu, tapi salahku yang tidak bisa menolak. Hanya saja, aku tak bisa mencintaimu."Setiap ucapan yang Darma lontarkan membuat wanita itu semakin terisak. Namun, pria itu seolah menulikan telinganya dengan pergi ke kemar mandi.Rasanya, ia ingin kabur dari sini. Namun, bayangan anak berusia tiga tahun yan